Model Konseptual Dan Teori Keperawatan
Model Konseptual Dan Teori Keperawatan
Dosen Pengampu :
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 3
B. Rumusan........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu pohon ilmu (body of knowledge) dan penerapan dari ilmu
pengetahuan melalui praktik keperawatan. Pohon ilmu adalah landasan ilmiah bagi
perawat dalam melakukan segala tindakan dalam praktik keperawatan. Sehingga perawat
memahami secara mendalam makna asuhan keperawatan (George, 2005). Empiris
merupakan ilmu yang di peroleh berdasarkan pengalaman (terutama yg diperoleh dr
penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan (Aligood. M.R dan Tomey.
A.N., 2006). Teori Keperawatan diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya,
dimulai dari meta theory / Philosophy Theories sebagai yang paling abstrak, hingga
practice theory sebagai yang lebih konkrit. Pelayanan keperawatan merupakan bagian
penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi
biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses
keperawatan (Wijaya et al., 2022).
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan
model konseptual keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional
akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan
riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek keperawatan (Asmadi, 2016).
Filosofi keperawatan (Phylosophy Theory) adalah pernyataan yang menguraikan nilai,
etika, dan keyakinan perawat, serta motivasi mereka untuk bekerja di lapangan. Ini
membahas pendidikan perawat, praktik, dan etika perawatan pasien dari perspektif
seorang perawat. Teori Keperawatan Teori Gagasan besar bersifat abstrak, cakupannya
luas, dan rumit, memerlukan penelitian tambahan untuk memperjelasnya (Kitson, 2018).
Teori keperawatan besar (grand theories) memberikan kerangka dasar dan cita-cita
keperawatan daripada membimbing intervensi keperawatan yang spesifik (Elon, Yunus,
Malinti, 2021). Teori rentang menengah (middle range theory), didefinisikan sebagai
"kumpulan ide terkait yang dipusatkan pada dimensi terbatas realitas keperawatan, dapat
3
digunakan untuk memandu praktik sehari-hari, menyediakan kerangka acuan yang
diperlukan untuk memandu intervensi seleksi dalam berbagai keadaan perawatan pasien
(Chinn, Peggy L, Kramer, Maeona K & Sitzman, 2021). "Sebuah keyakinan, kebijakan,
atau prosedur yang ditawarkan atau diikuti sebagai dasar tindakan" adalah bagaimana
teori didefinisikan. "Suatu susunan ide yang kreatif dan ketat yang memproyeksikan
gambaran fenomena yang tentatif, disengaja, dan sistematis," menurut teori keperawatan
(Kitson, 2018).
Teori keperawatan memberikan perawat pengetahuan dasar yang mereka
butuhkan untuk merawat pasien mereka dan memandu aktivitas mereka. Terlepas dari
spesialisasi keperawatan, ada teori untuk menciptakan aturan untuk praktik keperawatan
(Nursing theories) umum dan khusus (Smith, M. C., & Parker, 2015). Ide keperawatan
awalnya diidentifikasi dan ditanamkan dalam pendidikan keperawatan oleh Florence
Nightingale, pencipta keperawatan modern. Perawatan "harus menunjukkan penggunaan
yang benar dari udara segar, cahaya, kehangatan, kebersihan, ketenangan, dan pemilihan
dan pemberian diet yang tepat – semuanya setidaknya menghabiskan energi vital bagi
pasien," menurut Teori Lingkungannya (Elon, Yunus, Malinti et al., 2021)
Empat konsep berbeda yang dikembangkan oleh Fawcett membantu mendefinisikan
keperawatan dan membedakannya dari bidang dan profesi lain. Konteks dan isi dari
profesi keperawatan telah didefinisikan dengan menggunakan empat konsep ini. Dalam
teori keperawatan, orang adalah konsep yang paling signifikan, tetapi interpretasi
masing-masing ahli teori tentang konsep lain menentukan bagaimana membedakannya,
diantaranya: 1) Orang - seseorang (juga dikenal sebagai klien atau manusia) adalah
orang yang menerima asuhan keperawatan. Mereka mungkin individu, pasien,
kelompok, keluarga, atau komunitas; 2) Lingkungan Alam, keadaan internal dan
eksternal yang mempengaruhi pasien disebut sebagai lingkungan atau situasi pasien. Ini
mencakup semua aspek positif dan negatif dari lingkungan fisik pasien, seperti keluarga,
teman, dan orang penting lainnya, serta pengaturan di mana mereka mendapatkan
perawatan kesehatan; 3) Kesehatan Tingkat kesehatan atau kesejahteraan klien
dicirikan sebagai kesehatan mereka. Ini mungkin menandakan hal yang berbeda untuk
orang yang berbeda tergantung pada pasien, situasi klinis, dan praktisi perawatan
4
kesehatan; 4) Keperawatan adalah nomor empat. Kualitas, karakteristik, dan perilaku
perawat merawat klien atas nama mereka atau bekerja dengan mereka (Aini, 2018)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penting bagi seorang perawat untuk dapat
menyelesaiakn masalah keperawatan yang terencana dengan baik yaitu dengan
melakukan research keperawatan sehingga dibutuhkan pemahaman tentang model
konseptual teori keperawatan Philosophical Theory, Conceptual Models & Grand
Theory, Nursing Theory, Middle Range Theory Dan Practice Theory
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
5
BAB II
A. Philosophical Theories
Pengertian menurut Bothamley (2016) : “In the general sense, a philosophical
position is a set of beliefs that explains or accounts for a general philosophy or specific
branch of philosophy. The use of the term theory here is a statement of colloquial English
and not reflective of the term theory. While any sort of thesis or opinion may be termed a
position, in analytic philosophy it is thought best to reserve the word "theory" for
systematic, comprehensive attempts to solve problems”
Yang diterjemahkan berarti : “Dalam pengertian umum, posisi filosofis adalah
seperangkat keyakinan yang menjelaskan atau menjelaskan filosofi umum atau cabang
filsafat tertentu. Penggunaan istilah teori di sini adalah sebuah pernyataan bahasa Inggris
sehari-hari dan tidak mencerminkan teori istilah. Sementara tesis atau pendapat apa pun
dapat disebut sebagai posisi, dalam filsafat analitik, paling baik kita mempertimbangkan
kata "teori" untuk usaha sistematis dan komprehensif untuk memecahkan masalah”.
Unsur-unsur yang terdiri dari posisi filosofis terdiri dari pernyataan yang diyakini benar
oleh pemikir yang menerimanya, dan yang mungkin atau mungkin tidak bersifat empiris.
Ilmu pengetahuan memiliki gagasan yang sangat jelas tentang teori apa; Namun
dalam seni seperti filsafat, definisi lebih kabur. Posisi filosofis belum tentu teori ilmiah,
meski bisa terdiri dari pernyataan empiris dan non-empiris. Intinya, pernyataan kolektif
semua gerakan filosofis, aliran pemikiran, dan sistem kepercayaan terdiri dari posisi
filosofis. Juga termasuk di antara posisi filosofis adalah banyak prinsip, hipotesis,
peraturan, paradoks, hukum, dan juga 'ologi', isme, 'sis, dan efek (Aini, 2018).
Filosofi merupakan cabang dari pohon ilmu, sedangkan filosofi itu sendiri adalah
pandangan hidup untuk menjalani dan menghadapi massalah kehidupan sehari-hari.
Filosofi sebagai ilmu mengajarkan tentang kebijakan, pengetahuan mendasar
(fundamental) dan berbagai macam proses yang kita perlukan membangun dan persepsi
mengenai kehidupan. Filosofi akan menumbuhkan pandangan hidup dan mencerminkan
tatanan dari nilai keyakinan (Elon, Yunus, Malinti et al., 2021). Filosofi bersifat abstrak
6
yang menunjukan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang manusia
sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan sehat dan sakit, serta
berfokus pada respon mereka terhadap suatu situasi. Filosofi
belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga
perlu di jabarkan dan di buat dalam bentuk yang lebih konkrit (less abstrak) yang di
jabarkan dalam bentuk paradigma keperawatan. Contohnya: Nightingale dalam
mendefinisikan “Modern Nursing” (Aligood. M.R dan Tomey. A.N., 2006)
7
seperti teori kritis, strukturalisme, Marxisme struktural, dan Teori Struktural semuanya
mempengaruhi geografi manusia. Barnes dan Gregory mengkonfirmasi hal ini, dan
memperhatikannya, "Tidak masalah fenomena yang diteliti, ia selalu dapat
dimasukkan ke dalam skema teoritis yang lebih luas. Tidak ada yang tertinggal; semuanya
akan dijelaskan”. Gregory mengemukakan dua tanggapan kritis terhadap teori besar
(reformulasi) ini. Pertama, terus ada perdebatan tentang ruang lingkup teori
dalam geografi manusia, dengan fokus pada hubungan antara teori dan
empirisme. Beberapa penulis menganggap 'empirisisme teori-kurang dunia', berbeda
dengan yang lain yang meramalkan fiksasi pada teori – yang berarti ancaman 'teori teori',
abstraksi orde kedua dua kali dihapus dari dunia empiris. Kedua, tidak ada satu pun sistem
teoretis yang bisa mengajukan semua pertanyaan menarik atau memberikan semua
jawaban yang memuaskan (Barnes, Bradley R et al., 2015)
Tanggapan ketiga, seperti dalam teori Terlibat dan studi global, telah
meneruskan aspirasi untuk memahami 'keseluruhan sosial', namun tanpa klaim total 'teori
besar'. Menurut Grusec and Hastings (2014), satu teori social berbicara tentang pencarian
sebagai : "to find a pathway between and beyond the modern confidence in grand theory
and the postmodern rejection of other than piece-meal explanations for this and that
discursive practice. It does so, not by setting up a grand theory, but by setting up a
sensitizing and generalizing ‘grand method’ to explore the structures and subjectivities of
social formations that traverse history as we know it."
Yang diterjemahkan : "untuk menemukan jalur antara dan melampaui kepercayaan
modern terhadap teori agung dan penolakan postmodern terhadap penjelasan dari
makanan untuk praktik diskursif ini dan ini, bukan dengan menyiapkan sebuah teori besar,
namun dengan membuat sebuah kepekaan dan generalisasi 'metode agung' untuk
mengeksplorasi struktur dan subjektivitas formasi sosial yang melintasi sejarah seperti
yang kita kenal".
C. Nursing Theory
Nursing Theories dibagai menjadi 4 tipe, yaitu tipe 1: Philosophies Theories, Tipe 2:
Nursing Conceptual Models, Tipe 3: Nursing Theories, Tipe 4: Middle Range Theories.
Grand theory disebut juga konseptual model, dalam hal ini termasuk Nursing Conceptual
8
Models dan Nursing Theories. Nursing Conceptual Models adalah konsep-konsep dan
hubungan yang melihat secara spesifik dari fenomena dari keperawatan. Nursing Theories
mendeskripsikan, menjelaskan atau memprediksikan hubungan antara konsep-konsep
dalam fenomena keperawatan. Nursing teori dikembangkan dari berbagai level abstraksi.
Nursing Theories yang berada dalam level yang sama dengan Grand theory memiliki
tingkat keabstrakan yang mendekati Nursing Conceptual Models yang menjadi acuan
pengembangan nursing teori ini. Oleh karena itu ada beberapa literatur yang menyamakan
Nursing Theories dan Nursing Conceptual Models
9
abstrak. Merton ( 1968 ), menjelaskan middle range theory dalam perbandingannya
dengan grand theory adalah :
1. Paling sempit dalam bidangnya
2. Perhatian dengan sedikit abstrak, fenomena lebih spesifik
3. Terdiri dari sedikit konsep dan dalil
4. Mewakili batas atau sebagian pandangan realitas keperawatan
5. Lebih cocok untuk uji empiris
6. Lebih dapat digunakan secara langsung untuk penjelasan dan pelaksanaan
E. Practice Theory
Practice theory adalah teori yang sudah dapat diaplikasikan langsung atau
dipraktekkan dengan pasien atau dapat diuji secara empiris. Mikro range theory sedikit
lebih formal dan lebih bersifat sementara dalam tingkat teori. Ini juga lebih bersifat
membatasi dalam waktu dan lingkup atau penerapannya. Bagaimanapun, pendekatan
micro range theory tidak dapat dinilai untuk peneliti dan praktisioner sebagaiman mereka
bekerja menggambarkan, mengorganisasi, dan menguji ide – ide mereka. Dickkhoff &
James (1968) menyatakan praktis teori diperlukan dalam keperawatan karena keperawatan
adalah suatu profesi dimana selalu beorientasi kepada tindakan untuk mencapai tujuan.
Menurut mereka teori ini berorientasi pada tujuan dan mempunyai elemen penting :
1. Isi tujuan dispesifikkan sebagai arahan untuk aktivitas
2. Menjelaskan bahwa aktivitas dilakukan untuk merealisasikan isi tujuan.
10
Im & Mellis (1999) menyatakan ada beberapa hal yang membedakan antara teori
praktis dengan grand theory atau middle range theory :
1. Abstraksi level yang paling bawah
2. Refleksi fenomena keperawatan secara spesifik
3. Konteks
4. Kesiapan dalam praktek dan penelitian keperawatan
5. Refleksi perbedaan dalam fenomena keperawatan
6. Batasan umum
11
BAB III
KESIMPULAN
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory,
grand theory, middle range theory, dan practice theory. Dalam aplikasi teori keperawatan
empat tingkatan teori tersebut tercermin dalam filosofi dan paradisgma keperawatan sebagai
contoh teori keperawatan yang dikemukakan oleh Orem dapat disimpulkan bahwa filosofi
teori tersebut bertujuan membantu klien melakukan perawatan diri sendiri.
Teori Keperawatan diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari
meta theory / Philosophy Theories sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory
sebagai yang lebih konkrit. Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam
pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan
12
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. (2018). Teori Model Keperawatan (Keperawatan & (Vol. 1): UMMPress (eds.)).
Aligood. M.R dan Tomey. A.N. (2006). Nursing Theory : Utilization & Application, 3th
editon.
Asmadi. (2016). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. In Salemba Medika.
Barnes, Bradley R, L., Leonidas C, Siu, Noel YM, &, & Leonidou, C. N. (2015).
Interpersonal factors as drivers of quality and performance in Western–Hong Kong
interorganizational business relationships. Journal of International Marketing, 23(1),
23-49.
Chinn, Peggy L, Kramer, Maeona K, &, & Sitzman, K. (2021). Knowledge Development in
Nursing E-Book: Theory and Process (E. Health & Sciences (eds.)).
Elon, Yunus, Malinti, E. (2021). Teori dan Model Keperawatan (Yayasan Kita Menulis
(ed.)).
Elon, Yunus, Malinti, E., Sihombing, R. M., Rukmi, D. K., Tandilangi, A. A., Rahmi, Upik, .
. . Winahyu, & Megasari, K. (2021). Teori dan Model Keperawatan (Y. K. Menulis
(ed.)).
George. (2005). Nursing Theories(The Base for Profesional Nursing Practice).
Kitson, A. L. (2018). The fundamentals of care framework as a point-of-care nursing theory.
Nursing Research, 67(2), 99-107.
Smith, M. C., & Parker, M. E. (2015). Nursing theories and nursing practice. (P. F. A. D.
Company (ed.)).
Wijaya, Y. A., Yudhawati, N. L. P. S., & Ilmy, S. K. (2022). Development of Nursing
Concept and Theory Model : Differences and Identification of Nursing Theory Group
Between Theory, Grand Theories, Middle Range Theory and Nursing Practice Theory.
Sain Keperawatan, 14, 1–22. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.16470.11844
13