ABSTRACT
This article discusses about philosophy of science according to Karl R. Popper and Thomas S.
Kuhn. There are similarities and differences between their views about how progress and what
function of science.Apparently both Popper and Kuhn agree that science does not proceed by
induction. However Kuhn disagrees with the view that science progresses by falsifiability
through conjectures and refutations, but occurance by paradigm shift. Popper and Kuhn’s
disagreement amounted to a distinction between two functions within the practice of science,
one of criticism (Popper) and one of puzzle solving (Kuhn).Science education implies the
teaching and learning of science interesting and fruitful in one hand, and teachers should be
role models to students in the other hand.
I. PENGERTIAN
Pengertian ilmu merupakan padanan Pembahasan makalah ini diawali
kata“scientia” berasal dari bahasa dengan uraian tentang garis besar filsafat
Latin,yang berarti “pengetahuan” dan ilmu Karl R. Popper dan Thomas S. Kuhn,
selanjutnya mengacu pada usaha sistematis dilanjutkan dengan perbandingan pemikiran
yang membangundan mengorganisir kedua tokoh tersebut khususnya tentang
pengetahuan dalam bentuk eksplanasi yang kemajuan ilmu, dan diakhiri dengan
dapat diuji dan prediksi tentang alam implikasi pemikiran mereka dalam
semesta. Filsafat ilmu berkaitan dengan pengajaran ilmu di lingkungan pendidikan di
semua asumsi, landasan, metode, implikasi negara kita.
dari ilmu, dan dengan penggunaan
ilmu(http://web.stanford.educlasssymsys13 II. FILSAFAT ILMU KARL
0 Philosophy%of%20science.pdf). R.POPPER
Karl Popperdan Thomas Kuhn adalah Sir Karl Raimund Popper (1902-1994)
dua tokoh terkemuka filsafat ilmu abad ke- adalah seorang filsuf Austro-British dan
20. Ide-ide beliau bahkan menjadi arus- profesor pada London School of Economics
utama kebudayaan, karena konsep-konsep (LSE). Beliau lazim dipandang sebagai salah
filsafat ilmuyang praktis dijadikan panduan seorang filsuf ilmu terbesar pada abad ke-20.
parailmuwan (https://www.academia.edu/
7491614/KARL_POPPER_VERSUS_THO
MAS_KUHN).
1
Makalah dipresentasikan dalam kelas Filsafat Ilmu pada Magister Ilmu Sejarah FIB Universitas Diponegoro
Bagan 1.Riwayat singkat Karl R. Popper
pada 31Oktober 2015 ini telah diperluas. Ucapan terima kasih kepada Dr. Sindung Tjahyadi (Fakultas Filsafat
UGM) atas kesempatan diskusi di kelas Biologi UGM pada 4 November 2015.
39
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti
40
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti
41
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti
42
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti
demikian. Oleh karena itu merupakan hanya menjadi masuk akal (dapat
prestasi besar ketika mempostulatkan gaya dikonseptualisasikan) ketika entitas
mengambil derivasidari Hukum Kepler.) tersebut diperkenalkan. (misal Oksigen
"Gaya" sebagian besar diterima tidak "ditemukan" sampai teori oksigen
sebagai ganjil, semacam entitas "magis". tentang pembakaran combustion
Newton berusaha mengembangkan teori dikembang-kan).
corpuscular tentang gravitasi, tetapi tidak • Unsur-unsur yang dipertahankan
berhasil, sebagaimana banyak ilmuwan mungkin mempunyai status yang sama
Newtonian yang mengikuti jejak beliau. sekali berbeda. (Konstanta kecepatan
Akhirnya, ketika menyadari upayanya itu cahaya merupakan postulat dalam teori
sia-sia, maka standar bahwa penjelasan relativitas khusus, sebagai
corpuscular-mekanistik itu lalu diabaikan, konsekuensidariteori Maxwell.) Tesis-
dan atraksi gravitasional diterima sebagai tesis konseptual substantif mungkin
intrinsik, sifat materi yang tidak dapat diperlakukan sebagai "tautologis" (misal
dijelaskan. Hukum Newton II).
Misal lagi: Kimia sebelum Dalton
bertujuan menjelaskan kualitas-kualitas Fakta menunjukkan bahwa berbagai
sensoridari persenyawaan (warna, aroma, standar, konsep, dan gambaran metafisika
suara, dsb.). Paradigma atomis Dalton hanya baru diperkenalkan menjadi-kan paradigma-
cocok untuk menjelaskan mengapa paradig mabukan hanya tidak cocok, tetapi
persenyawaan ada bersama dalam proporsi juga tidak dapat diperbandingkan
tertentu; sehingga ketika itu diterima secara (incommensurable). Paradigm shift adalah
umum maka kebutuhan teoriyang pergeseran pandangan
menjelaskan kualitas-kualitas sensori dunia.(http://www.soc.ia state.
diabaikan. edu/sapp/phil_sci_lecture11.html).
Misal lagi: (a) Phlogiston. Problem
tantang menjelaskan bagaimana phlogiston IV. PERBANDINGAN PANDANGAN
dikombinasikan dengan calxes menjadi POPPER DAN KUHN
bentuk metal khusus ditinggalkan ketika
phlogiston itu sendiri ditinggalkan. Ether Pada dasarnya posisi Popper
(media untuk radiasi elektromagnetis); memainkan peranan utama dari seorang
menjelaskan mengapa gerakan melalui ether ilmuwan yang baik dengan mengkritik atas
tidak terdeteksi lenyap bersama dengan kemapanan maupun bekerjanya hipotesis.
ether. Dalam hal ini tidal ada problem yang Sifat yang paling khas dari metode ilmiah
perlu dipecahkan. bahwa para ilmuwan akan melakukan segala
(b) Percobaan Michelson-Morley. cara untuk mengkritik dan menguji teori.
Percobaan ini pertama-tama "dijelaskan" Mengkritik dan menguji itu berjalan
oleh Lorenz berdasarkan teorinya tentang beriringan, teori ini dikritik dari berbagai
elektron, yang mengandaikan bahwa karena sudut pandang yang berbeda dalam rangka
gaya bersama materi merupakan untuk membawa keluar titik-titik yang
elektromagnetis dan oleh karenanya mungkin rentan (https://www.academia.
dipengaruhi oleh gerak melalui ether, maka edu/7491614/KARL_POPPER_VERSUS_
bagian-bagian benda kontraksi dalam arah THOMAS_KUHN).
gerak ketika bergerak melalui ether.
Relativitas menjelaskan kontraksi, tetapi Bagan 5. Kerja ilmuwan dan fungsi ilmu
dalam kerangka konseptual baru yang tidak ala Popper
meliputiether.
• Beberapa entitas baru diperkenalkan
bersama dengan paradigma; sebenarnya
43
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti
44
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti
45
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7491614/KARL
_POPPER_VERSUS_THOMAS_KU
HN
46