Anda di halaman 1dari 15

MODUL AJAR

Satuan Pendidikan : SMA Babussalam


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Fase :E
Semester :1
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran kasus (Prohblem Based Learning) Peserta didik
mampu:
1. Menumbuhkembangkan kesadaran sejarah
2. Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan lingkungan
hidup
3. Menjelaskan konsep sinkronik, diakronik, kausalitas, dan keberlanjutan
melalui peristiwa- peristiwa sejarah yang ada di daerahnya
4. Melatih kecakapan berfikir diakronis, sinkrorik, kausalitas, imajinatif,
kreatif, kritis, reflektif, kontekstual dan multiperspektif
5. Melatih keterampilan mencari sumber

B. Elemen Capaian Pembelajaran


1. Elemen Pemahanan Konsep Sejarah
Pada fase ini peserta didik mampu memahami konsep dasar ilmu sejarah
yang dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa serjarah; memahami
konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan analisis untuk mengkaji
peristiwa sejara; menganalisis serta mengevaluasi peristiwa sejarah
dalam ruang lingkup sejarah lokal, nasional, dan global; menganalisis
serta mengevaluasi sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan
masa depan; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dari aspek
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; memahami
peristiwa seajarah diakronis (kronologis) maupun sinkronis.
2. Elemen Keterampilan Proses Sejarah
Pada fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya,
menyimpulkan informasi, mengorganisasikan informasi, menarik
kesimpulan, mengkomunikasikan, merefleksikan dan merencanakan
proyek lanjutan secara kolaboratif tentang pengantar ilmu sejarah yang
meliputi:
a. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronik (kronologis) yang
menititkberatkan pada proses dan/atau sinkronis yang
menitikberatkan pada struktur; penjelasan peristiwa sejarah
berdasarkan hubungan kausalitas; mengaitkan peristiwa sejarah
dengan kehidupan sehari-hari dan menempatkan peristiwa sejarah
pada konteks zamannya.
b. Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspketif masa lalu, masa kini,
dan masa depan; penjelasan peristiwa sejarah dari pola
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan.

C. Profil Pelajar Pancasila


Melalui pembelajaran kasus peserta didik dapat:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dilakukan melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran,
meyakini bahwa alam semesta dan segala apa yang ada di dalamnya
adalah ciptaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, mensyukuri segala
nikmat yang telah dianugerahkanNya atas kemampuan fikir
menganalisis konsep sinkronik, diakronik, kausalitas, dan keberlanjutan
melalui peristiwa- peristiwa sejarah yang ada di daerahnya
2. Berkebhinekaan Global
Dilakukan melalui sikap menghargai berbagai teori berkaitan dengan
konsep sinkronik, diakronik, kausalitas, dan keberlanjutan. Menghargai
pemikiran peserta didik dengan seluruh latar belakang prbadinya.
Saling memberikan komentar positif, terhadap contoh kasus sinkronik
dan diakrnik yang digali dari berbagai kekhasan daerah
3. Mandiri
Peserta didik memiliki prakarsa/inisiatif atas pengembangan dan prestasi
dirinya, mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya, bertanggung jawab
atas setiap proses dan hasil, mampu mengelola pikiran, perasaan dan
tindakannya untuk mencapai tujuan pribadinya maupun kelompok.
4. Bernalar Kritis
Peserta didik mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk
memproses, mengevaluasi setiap informasi sehingga menghasilkan
keputusan yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan/pertanyaan
yang dihadapinya. Peserta didik terbuka terhadap segala perspektif
objek.
5. Kreatif
Peserta didik mampu menghasilkan gagasan yang orosinil, karya dan
tindakan yang orisinil, serta memiliki keluesan berfikir dalam mencari
alternatif solusi permasalahan
6. Gotong Royong
Peserta didik mampu berkolaboarasi dengan baik dengan teman-
temannya, memiliki kemampuan komunikasi, memiliki ketergantungan
positif terkait peranan masing-masing, memiliki koordinasi sosial,
keperdulian terhadap lingkungan, memiliki persepsi sosial yang baik,
dan memiliki kemampuan berbagi.

D. Saranan dan Prasarana


1. Letop
2. Jaringan internet
3. Berbagai contoh kasus yang terkait persepsi tentang berfikir sinkrinik
dan diakronik dalam sejarah
4. Modul ajar
5. Bahan Ajar
E. Target Peserta Dididk
Keseluruhan peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan dan
pembelajaran
1. Peserta didik dengan kesulitan belajar
2. Peserta didik berkecapaian tinggi
3. Peserta didik yang memiliki kreatifitas/potensi diri

F. Metode / Model Pembelajaran


1. Metode : Diskusi, tanya jawab
2. Model : problem based learning

G. Materi
1. Materi prasyarat : Pengertian sejarah
2. Materi Pokok : konsep berfikir sinkronik, diakronik, kausalitas, dan
Berkelanjuutan
3. Materi Remedial dan Pengayaan : didasarkan atas capaian
pembelajaran, materi mana yang perlu dipelajari kembali, materi mana
yang perlu mendapatkan pengembangan.

H. Referensi / sumber:
1. Ratna Hapsari.2017. Sejarah Indonesia. Erlangga. Jakarta.
2. Kuntowijoyo.2008.Penjelasan Sejarah (Historical Explantion).Tiara
Wacana. Yogyakarta

I. Pertanyaan Pemantik
Anak-anak cobalah kalian bandingkan bacaan di bawah ini.

1 2
Adikku bersekolah di SD Inpres di Kota A. Dia Adikku bersekolah di SD Inpres di
sudah kelas V, semester 2. Adikku memiliki hobi kota A. Dia sudah kelas V saat ini, dua
melukis dan bernyanyi. Bemacam-macam tahun lagi adikku akan melanjutkan
kejuaraan pernah dia dapatkan. Kata Ibuku, ke SMP. Dia terlihat sudah tidak
bakat bernyanyi dan melukis itu menurun dari sabar lagi. Adikku sangat pintar,
kakekku. Pada pembagian raport semester 1 sejak kelas I dia selalu juara umum 1
kemarin, Adikku kembali mendapatkan juara di kelasnya. Kata Ayahku, setelah
umum 1 di sekolahnya. Adiku juga sangat tamat SMP nanti aku dan adikku
pandai mengaji. Hanya satu yang sering akan di sekolahkan di tempat nenek
membuatku kesal, yaitu adikku suka karena di sana ada SMA yang sangat
membantah kalau aku mintai tolong. Tapi lama- bagus.
lama dia bersedia juga. Aku sayang dengan
adikku.
Setelah kalian membaca teks di atas , apa yang dapat kalian bandingkan dari
keduanya? Manakah yang disebut sinkronik dan diakronik? Dan mengapa?
Anak-anak, ketika kita membaca suatu cerita sejarah yang sama, seringkali kita
menemukan adanya perbedaan di keduanya. Cerita yang satu sangat fokus dalam
satu topik, namun dalam waktu yang berkelanjutan. Seperti cerita si Adik versi
ke dua. Namun pada cerita yang satunya akan kita temukan peristiwa sejarah
yang menceritakan banyak sekali bidang, namun hanya pada satu waktu. .
J. Pemahaman Bermakna
Peserta didik akan mampu menganalisis Diakronik merupakan cara berfikir
sejarah yang menceritakan suatu peristiwa memanjang dalam waktu, namun
terbatas dalam ruang lingkup. Sedangkan cara berfikri sinkronik adalah
menceritakan suatu peristiwa sejarah meluas dalam ruang lingkup, namun
terbatas dalam waktu.

K. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara individu,
berpasangan, dan berkelompok : Pertemuan 1

Kegiatan Rincian Kegiatan


Pendahuluan  Orinetasi Tujuan (mengkondisikan siap belajar)
 Memberikan salam
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar (Kebersihan, kerapian,
absensi, media dan alat serta buku yang
diperlukan)
 Mempersilahkan salah satu peserta memimpin doa
 Guru mengadakan sesi perkenalan
 Apersepsi
Guru menyebutkan beberapa peristiwa sejarah, yaitu
yang diceritakan secara urutan waktu dan peristiwa
sejarah berdasarkan tempat kejadian dan selalu terjadi
perubahan dari waktu ke waktu. Peserta didik
mengamati perbedaan diantara keduanya. Jawaban
peserta didik ditulis di papan tulis

 Motivasi
Guru meminta perwakilan peserta didik untuk
menceritakan kisah hidup mereka, baik itu kisah
tetang sekolah, cerita yang berkesan, dan lain
sebagainya. Gusu dan peserta diidk kemudian
mengaitkannya dengan appersepsi

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


 Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
Kegiatan Inti  Mengorientasi Peserta didik pada masalah. Guru
menayangkan beberapa contoh kasus melalui LCD.
Peserta didik menganalisis contoh kasus yang
diberikan oleh guru terkait dengan konsep diakronik,
sinkronik, perubahan, dan kebelanjutan (Literasi,
bernalar)
 Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Guru
membentuk kelompok diskusi, peserta didik secara
berkelompok merumuskan kasusu yang dikaitkan
dengan konsep. Peserta didik dapat menentukan
peranannya masing-masing sesuai dengan
potensi atau kehendak dirinya (menentukan
topik, cara menyampaikan/mempresentasikan,
dll)
 Guru melalukan bimbingan penyelidikan
mandiri dan kelompok. Peserta didik mencari
contoh kasus dari berbagai sumber,
mengasosiasi data, mendiksusikannya dengan
teman sekelompoknya, menentukan
kesepakatan, merumuskan masalah, mencari
solusi/jawab, dan menyusun kesimpulan. Guru
memberikan bimbingan
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Peserta didik secara berkelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
 Guru memberikan apresiasi dalam bentuk
penekanan terhadap beberapa materi yang
penting, memperbaiki materi yang kurang
tepat, menambahkan materi yang
belum terjawab dalam diskusi, memberikan
semacam pujian terhadap kelancaran diskusi
hari itu.
Penutup  Tiap-tiap kelompok mengumpulkan hasil
kerjanya
 Guru memberikan latihan/evaluasi secara
lisan/kuisioer
 Guru meminta peserta didik untuk
memperbanyak membaca, memperkuat literasi,
mempertajam analisis pada lingkungan sekitar
 Peserta didik merumuskan kesimpulan materi
hari itu (hasil diskusi)
 Peserta didik melakukan refleksi tentang
keseluruhan jalannya kegiatan pembelajaran
(kesan belajar, manfaat, saran/usulan/gagasan)
 Salah satu peserta didik memimpin doa
 Mengucapkan salam

L. Penilaian Pembelajaran
Formatif
NO BENTUK TEKNIK PENILAIAN
PENILAIAN
1 Penilaian Sikap observasi yang dicatat dalam jurnal
2 Penilaian Pengetahuan 1. Post tes / kuisioner
3 Penilaian Keterampilan 1. Praktik/ kinerja yang diambil saat presentasi
kelompok,
2. Portofolio lembar kerja hasil diskusi
1. Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (Jurnal)

Nama Satuan Pendidikan :


Tahun Pelajaran :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :

NO TANGGAL NAMA CATATAN BUTIR TINDAK


KEJADIAN/ SIKAP LANJUT
PRILAKU

b. Penilaian sikap diskusi (observasi)


PERNYATAAN/INDIKATOR
GAGASAN KEBENARAN RELEVAN PENGGUNAAN
YANG KONSEP/ (60-100) SUMBER
NAMA
ORISINIL PENGUASAAN YANG,MULTIDIM
MATERI ENSI
(60 – 100) (60-100) (60-100)

2. Penilaian Pengetahuan
NO SOAL jawab
1 Perhatikan gambar di bawah ini : A

( kendaraan zaman Hindia Belanda di Palembang)


(mobil angkot tahun 1970 an)

( mobil angkot tahun 2000 an)

(mobil angkutan tahun 2015 an)

Yang dapat diamati dari gambar di atas berkaitan dengan


konsep sejarah adalah …..
a. Suatu objek sejarah mengalami perubahan dan
keberlanjutan, memanjang dalam waktu menyempit
dalam ruang
b. Bahwa cerita sejarah disesuaikan dengan kurun
waktu, meluas dalam ruang menyempit dalam waktu
c. Bahwa manusia dan benda-benda hasil
karyanya merupakan bagian dari sejarah itu
sendiri
d. Peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahapan atau
pembabakan waktu
e. Masyarakat Palembang merawat hasil
budayanya dengan sangat baik
2 .Perhatikan wacana di bawah ini : C
“dalam mempelajari dan menyusun peristiwa sejarah akan
selalu terkait dengan waktu. Waktu adalah sesuatu yang
selalu bergerak dari masa ke masa bahkan untuk masa yang
akan datang. Para ahli sejarah sering kali melakukan
penulisan sejarah secara kronologis atau berdasarkan urutan
waktu. “

Penulisan sejarah disusun berdasarkan urutan waktu dengan


tujuan ... .
a. Untuk memberikan kesan istimewa pada suatu cerita
sejarah
b. Memberikan unsur seni agar pembaca tertarik pada alur
cerita
c. Untuk memudahkan memahami suatu cerita sejarah
d. Agar pembaca dapat mengambil pelajaran dari
setiap cerita sejarah
e. Membiasakan pembaca untuk memiliki
karakteristik bijaksana

3. Penilaian Keterampilan
a. Praktik/Kinerja (Penilaian presentasi)
KRITERIA PENILAIAN
BAHASA KOMUNIKASI PENGGUNAAN
NO NAMA SKORE
DENGAN MEDIA
AUDIENCE
b. Protofolio (Lembar Kerta Kerja)

LEMBAR KERTAS KERJA

KELAS
TANGGAL
MATERI
ANGGOTA KELOMPOK
URAIAN MATERI:
Permasalahan
Isi
Kesimpulan

Daftar Pertanyaan 1.
2.
3.

Mengetahui
Wali Kelas/Orang tua Siswa

Guru Mata Pelajaran,

Rubrik Penilaian Protofolio

No Nama Indikator Penilaian Nilai


Kelompok Kelengkapan Kerapian Desain Isi
Relevansi Logis Sistemtis

Mengetahui Pekanbaru, Juli 2022


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

Drs,H.Imran Effendi Hasibuan.,MA Andi Sumiati,S.pd


BAHAN AJAR

Secara etimologi, diakronik berasal dari bahasa Yunani dia yang berarti melintas
atau melewati dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Ilmu sejarah itu
diakronis, artinya topik yang dibahas di dalamnya adalah peristiwa-peristiwa
yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu, sekarang, dan masa
depan. Hal ini karena peristiwa-peristiwa yang dialami manusia itu tidak statis,
melainkan dinamis; terus berkembang, berubah, berkesinambungan, dan bahkan
mengalami pengulangan. Sifat dinamis peristiwa itu berakar pada kenyataan
bahwa manusia sebagai pelaku dan penggerak sejarah juga pada hakikatnya
dinamis. Sifat dinamis manusia menentukan sifat dinamis peristiwa-peristiwa
sejarah.

Karena sifatnya yang dinamis itu, kita dapat mengatakan peristiwa masa dulu
disebabkan oleh peristiwa yang mendahuluinya, peristiwa masa sekarang
disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada masa lalu, dan peristiwa masa depan
disebabkan oleh peristiwa yang terjadi sekarang. Ada kesatuan yang integral
antara masa yang terjadi di masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan
datang, yaitu melalui hubungan sebab-akibat (kausalitas) dan saling
mempengaruhi. Jadi, model diakronik merupakan model dinamis, artinya
memandang peristiwa dalam sebuah trasnformasi atau gerak sepanjang waktu.

Sejarah sebagai ilmu mempunyai metode sendiri yang harus digunakan oleh
sejarawan dalam menulis peristiwa sejarah. Dengan menggunakan metode
tersebut, seorang sejarawan mampu merekonstruksi peristiwa sejarah dengan
objektif. Keobjektifan dalam menulis sejarah adalah sesuatu yang mutlak.
Seorang sejarawan harus menulis apa yang sesungguhnya terjadi.

Ilmu sejarah memiliki sifat yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu
dalam ruang lingkup yang terbatas. Sifat ini berbeda dengan ilmu-ilmu sosial
yang lebih bersifat sinkronik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah mengenal
proses kontinuitas atau berkelanjutan.

Awan cendawan akibat ledakan bom atom di kota Hiroshima (kiri) pada tanggal
6 Agustua dan Nagasaki (kanan), Jepang, tahun 1945. Kedua peristiwa itu
menyebabkan Jepang menyerah kepada Sekutu, dan Indonesia memanfaatkan
situasi ini untuk memproklamasikan kemeredekaannya.
Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas,
maka di dalam diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan
peristiwa) dan kronologis (berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam diakroni
terdapat peristiwa dan waktu yang terususun secara berurutan.

Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat melintas, melalui, atau
melampaui waktu tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah kita
ketahui bahwa sejarah merupakan kumpulan peristiwa. Setiap peristiwa yang
terjadi tersebut dibatasi.
Oleh karena karena itu, para sejarawan dalam menyusun setiap periode sejarah
dilakukan secara berurutan berdasarkan peristiwa dan waktu di dalamnya.
Contohnya.
 Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk berlangsung antara tahun 1350-1389
 Perang Diponegoro (Perang Jawa) berlangsung antara tahun 1825 - 1945
 Penjajahan Jepang di Indonesia antara tahun 1942-1945
 Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret
1942.

Periode-periode tersebut sengaja diberi penanda waktu untuk menunjukkan


sifatnya yang diakronik, yaitu lebih mengutamakan dimensi waktu.

Masih berhubungan dengan pembatasan waktu, sejarah mengenal istilah


periodisasi, yakni mengklarifikasi peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahap-tahap
dan pembabakan tertentu. Pembabakan waktu ini berguna untuk memudahkan
memahami suatu peristiwa sejarah.
Sebelum menyusun periodisasi, para sejarawan akan membuat klarifikasi
peristiwa yang akan menjadi kajiannya, dan membuat kesimpulan-kesimpulan
pada setiap periode. Periode dalam sejarah diperlukan karena penting bagi kita
agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa
yang telah terjadi dan saling berhubungan dalam berbagai aspek.

Sebagai contoh, periodisasi yang akan dibuat berkaitan dengan perkembangan


sejarah kebudayaan secara umum, maka dibuat periode perkembangan kebudayaan
sebagai berikut:
1. Zaman praaksara yang juga disebut dengan zaman prasejarah praaksara
adalah zaman yang dimulai sejak manusia belum mengenal tulisan hingga
ditemukannya tulisan
2. Zaman aksara atau disebut juga dengan zaman sejarah, yaitu zaman
ketika manusia sudah menenal tulisan hingga sekarang.

Dari kedua zaman yang telah diklasifikasikan ini, dapat dilakukan rekonstruksi
terhadap tahap-tahap perkembangan kebudayaan yang berlangsung dalam
masyarakat tertentu. Periodisasi dalam penulisan sejarah dapat dilakukan dengan
banyak klasifikasi berdasarkan sejumlah aspek dalam kehidupan manusia, seperti
perkembangan sistem politik, pemerintahan, agama dan kepercayaan, ekonomi,
dan sosial budaya.

Contoh berikut adalah periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata


pencarian hidup dalam sejarah Indonesia.
1. Masa berburu dan meramu
2. Masa bercocok tanam
3. Masa bercocok tanam tingkat lanjut
4. Masa perundagian

Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang


keadaan masyarakat, sistem politik, ekonomi, agama, dan kepercayaan adalah
pembabakan berdasarkan urutan dinasti suatu kerajaan, seperti yang terdapat
pada sejarah bangsa-bangsa di Asia. Di Asia, umumnya kedudukan raja dianggap
penting dalam masyarakat, seperti :

Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu- Budha higga Islam.
1. Dynasty (wangsa) Sanjaya (732-850 M)
2. Dynasty Syailendra (750-900 M)
3. Dynasty Girindra (122-1478 M)
4. Dinasty Demak (1521-1568 M)
5. Dinasty Pajang (1568-1600 M)
6. Dinasty Mataram (1600- 1775M)

Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan


memudahkan kita memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis.
Melalui periodisasi, kita menjadi mudah untuk memahami hal-hal yang terkait
dengan:
 Perkembangan manusia dari waktu ke waktu
 Kesinambungan antarperiode
 Kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang
 Perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periode berikutnya

Contoh lainnya adalah periodisasi sejarah Indonesia:


1. Masa praaksara
2. Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha
3. Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam
4. Masa kekuasaan colonial Barat
5. Masa pendudukan Jepang
6. Masa Revolusi
7. Masa Orde Lama
8. Masa Orde Baru
9. Masa Reformasi

Cara berfikir diakronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam
mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada
waktu yang tertentu.
Rangkuman
1. Ilmu sejarah memiliki sifat yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu
dalam ruang yang terbatas. Sifat ini berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang
lebih bersifat sinkronik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah mengenal
proses kontinuitas atau berkelanjutan.
2. Ilmu sejarah itu diakronis, artinya topik yang dibahas di dalamnya adalah
peristiwa-peristiwa yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu,
sekarang, dan masa depan.
3. Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang
terbatas, maka di dalam diakronik mengandung konsep periodisasi
(berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis (berdasarkan urutan waktu).
Jadi di dalam diakroni terdapat peristiwa dan waktu yang terususun secara
berurutan.
4. Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang
terbatas, maka di dalam diakronik mengandung konsep periodisasi
(berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis (berdasarkan urutan waktu).
Jadi di dalam diakroni terdapat peristiwa dan waktu yang terususun secara
berurutan
5. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat melintas, melalui, atau
melampaui waktu tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah
kita ketahui bahwa sejarah merupakan kumpulan peristiwa. Setiap peristiwa
yang terjadi tersebut dibatasi. Oleh karena karena itu, para sejarawan dalam
menyusun setiap periode sejarah dilakukan secara berurutan berdasarkan
peristiwa dan waktu di dalamnya.
6. Kesimpulannya diakronik sangat mementingkan perjalanan waktu

Anda mungkin juga menyukai