Febrile Neutropenia
Febrile Neutropenia
Check suhu badan, tekanan darah, pulse, pernafasan dan saturation oksigen
( sebaiknya di lakukan secara manual)
lakukan Blood Culture baik secara peripheral atau dari CVDA sebelum
memberikan anti-pyretic)
CXR
Jika masih panas sebaiknya di lakukan blood culture setidaknya sekali dalam 24
jam
Untuk memastikan ETT pada posisi yang benar dapat di gunakan beberapa cara
diantaranya melalui direct laryngoscopic visualisation ketika tube masuk melewati
vocal cords, dengan capnography, mendengarkan bilateral breath sound dan yang
terakhir adalah melalui CXR.
Ref :
labels: ett, intubation
Arterial line pada umumnya di pakai pada perawatan pasien critical di intensive
care unit yang di gunakan untuk memantau tekanan darah secara komprehensive.
Ini di gunakan terhadap pasien yang terutama hypotensive ataupun hypertensive
sehingga memerlukan obat2 secara intravenous untuk mengontrol tekanan darah
hingga dalam batas normal atau sesuai dgn yang di inginkan. Disamping itu
arterial line juga di gunakan untuk pengambilan darah sampling terutama blood
gas analisa. Dan hal yang paling penting untuk di perhatikan bahwa line ini bukan
untuk medication karena ada pengalaman bahwa ada yang memberikan obat
melalui art. line.
Memasang arterial line menjadi tugas medical officers tetapi tidak menutup
kemungkinan juga seorang clinical nurse support dapat melakukannya setelah
mengikuti bebagai course terlebih dahulu. Dan seharusnya dalam pemasangan
arterial line dibutuhkan minimal 2 orang dalam melakukannya. Seorang medical
officer yang melakukan insertion sedangkan 1 Registered nurse yang
bepengalaman ICU menyiapkan hal2 yang diantaranya tranducer, pressure bag,
fluid, arterial board, tape, dressing dan keperluan2 lain.
Arterial dressing harus di ganti minimal 2 hari sekali oleh 2 RN kalau posisi atau
kondisi dressing berubah sehingga mempengaruhi hasil bacaan di monitor.
Harus di lakukan zeroing setiap minimal satu shif sekali atau kalau di perlukan
Pressure bag harus memberikan tekanan 300 mmHg untuk tetap memberikan 3
mls/hour flushing melalui artetial line.
labels: arterial line
Ventilator Setting
Hal yang paling penting dalam pengaturan ventilator adalah
memahami jenis ventilator yang di pakai terlebih dahulu karena ada beberapa
product yg memakai setting yg berbeda.
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau
seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
Macam-macam Ventilator.
Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu:
Volume Cycled Ventilator.
Prinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti
bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan.
Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru
pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.
Pressure Cycled Ventilator
Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin
berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah
ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi
dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka
volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus
parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.
Time Cycled Ventilator
Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan wamtu
ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan
oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit)
Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2
Mode-Mode Ventilator.
Mode Control.
Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini
diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau
bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan
ke pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa
menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode
ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien
berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan
ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan
terjadi pneumothorax. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled
Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive
Pressure Ventilation)
Sistem Alarm
Ventilator digunakan untuk mendukung hidup. Sistem alarm perlu untuk
mewaspadakan perawat tentang adanya masalah. Alarm tekanan rendah
menandakan adanya pemutusan dari pasien (ventilator terlepas dari pasien),
sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan,
misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi fighting, dll. Alarm volume rendah
menandakan kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan tidak dianggap dan
harus dipasang dalam kondisi siap.
Gangguan psikologi
Untuk ED :
Ventilation : Volume Cycled
Mode : SIMV+PPS
Tidal Volume : 700ml
Machine Rate : 12bpm
Peak Flow : 60 lpm
Fio2 : 100%
PEEP/CPAP : 5cm H2O
Sensitivity : 1cmH2O
Insp.Pause : 0.5sec
Wave form
Pos.Pres.Sup : 15 cmH2O
Sigh Vol : 700 ml
Sigh Rate : 0SPH
Multiple Sighs : 1
Apnea Rate : 12 bpm
High Insp.Pres : 70 cmH2O
Low Insp.Pres : 20cmH2O
Low Mech.Vol : 600ml
Low Spont.Vol : oml
Low minute Vol : 4ml
Low PEEP/CPAP : 3cmH2O
High Resp.Rate : 30bpm
Apnea :30 sec
labels: ventilator
friday, december 19, 2008
Emergency Button
labels: emergency button
Standart Minimal yang harus di persiapkan atau di bawa ketika transport pasien:
White pack; pack ini berisi mask size kecil, sedang dan besar, juga berisi
Oropharyngeal Airway size small, medium and large.
Oxygen transport; Ini di lengkapi dengan suction dan tabungnya. sedangkan untuk
tabung oxygennya bisa di gunakan tabung yang kecil karena ini sifatnya hanya
sementara atau emergency.
Jika anda bekerja di sebuah instansi kesehatan tentu anda akan menemukan
standart procedure/ protokol tentang tindakan2 tertentu sehingga anda akan lebih
terjamin dalam melakukannya. Protap dan protokol seharusnya di galakkan dan
dikembangkan diinstansi tempat anda bekerja sehingga anda akan lebih
memahami dan terjamin secara hukum. Di samping itu anda juga akan mampu
melakukan procedure tanpa ada suatu keraguan. Sehingga pelatihan2 secara
periodik dan berkelanjutan perlu di adakan untuk menjamin bahwa staff
memahami semua protokol yang ada. Kalau ini di kembangkan dengan baik tentu
akan lebih menjamin daripada harus mendapatkan sebuah certificate pengakuan
dari tempat lain. Mungkin sebuah training/ certificate akan sangat diperlukan bagi
mereka yang bekerja di agency2, perusahaan2, pertambangan ataupun
masyarakat umum yang memang mereka belum pernah mendapatkan pendidikan
dan pengalaman. Tetapi bagi mereka yang bekerja di sebuah Rumah Sakit apalagi
di emergency dan ICU cukup membenahi dan melengkapi standart protapnya
sehingga dapat diikuti oleh semua karyawan2nya.
labels: certificate training
Older Posts