Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah satu-satunya agama datang laksana undang-undang

dasar, atau protokolprotokol yang mengatur kedokteran, pengobatan dan

kesehatan masyarakat.1 Dalam hukum Islam mempercantik diri diperbolehkan

tetapi tidak untuk mengubah bentuk tubuh yang sudah diberikan oleh Allah,

seorang ulama pada zamannya mengatakan bahwa pada dasarnya tidak boleh

mengubah ciptaan Allah karena dilarang dalam syariat Islam baik menambah

atau mengurangi. Kecantikan sangat diinginkan oleh kaum hawa dan tentu saja

semua wanita ingin cantik karena wanita identik dengan keindahan sehingga

kebanyakan iklan yang menggunakan daya tarik keindahan tubuh dan

kecantikan wanita meskipun prodak mereka sama sekali tidak ada kaitannya

dengan wanita. Hal ini menyebabkan banyak wanita yang ingin lebih tampil

dengan sesempurna mungkin meskipun harus mengambil langkah yang tidak

sewajarnya.

Dizaman yang modern dan serba canggih ini tentulah setiap manusia

ingin memliki penampilan yang sempurna. Mereka menghalalkan segala cara

demi memenuhi semua kebutuhan yang menunjang penampilannya. Baik itu

cara alami maupun non alami. Dengan menggunakan cara non alami, tentu saja

hasilnya akan instan. Salah satunya yaitu dengan mengubah salah satu bagian

anggota tubuh yang menurut dia kurang sempurna. Dengan cara seperti itu

akan membuat mereka merasa puas dan percaya diri.

1
Ahmad Syauqi Al Fanjari, Nilai Kesehatan dalam syari’at Islam, Cet.I, (......: Bumi
Aksara,1996), h. 4.
Operasi plastik berasal dari dua kata, yaitu “Operasi” yang artinya

“pembedahan” dan “Plastik” yang berasal dari empat bahasa yaitu, plasein

(Bahasa Kunonya), plastiec (Bahasa Belanda), plasticos (Bahasa Latin),

plastics (Bahasa Inggris), yang kesemuanya itu berarti “berubah bentuk”, di

dalam Ilmu Kedokteran dikenal dengan “plastics of surgery” yang artinya

“pembedahan plastik”. Pengertian operasi plastik secara umum adalah berubah

bentuk dengan cara pembedahan, sedangkan pengertian operasi plastik

menurut ilmu kedokteran adalah pembedahan jaringan atau organ yang akan

dioperasi dengan memindahkan jaringan atau organ dari tempat yang satu ke

tempat lain sebagai bahan untuk menambah jaringan yang dioperasi.2

Operasi plastik atau yang dalam bahasa Inggris disebut Plastic

Surgeryadalah bedah atau operasi yang dilakukan untuk memperbaiki bagian

anggota tubuh baik yang tampak ataupun tidak, dengan cara ditambah,

dikurangi atau dibuang, yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika

tubuh.3 Dalam bahasa Arab disebut Jirahah al-Tajmil yaitu operasi bedah yang

dilakukan utuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang tampak

ataUuuntuk memperbaiki fungsi dari anggota tersebut ketika anggota tubuh itu

berkurang, lepas atau rusak.4

Bedah plastik merupakan suatu cabang khusus dari pembedahan yang

ada kaitannya dengan kelainan bentuk dan kerusakan atau cacat kulit serta

2
Nurul Maghfiroh dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Plastik Sebagai Ijtihad dalam
Hukum Islam, (Magelang: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah, 2015), 121.
3
Hafidzi, “Operasi Plastik dan Ganti Kelamin”, dalam https:// mapendakuningan.
files.wordpress.com /2012/11/ operasi-plastik-dan-kelamin-menurut-islam.pdf //, (diakses pada
Tanggal 18 Mei 2019, Pukul 20.15) WIB.
4
Abdul Syukur al-Azizi, Buku Lengkap Fiqh Wanita; Manual Ibadah dan Muamalah
Harian Muslimah Shalihah, (Yogyakarta: Diva Press, 2015),h 372.
jaringan otot tukang di bawahnya. Pada tahun 1798 istilah “plastique” di

gunakan oleh Desavid, sedangkan pada tahun 1938 dalam bukunya Zeis istilah

“plastic surgery” adalah bagian dari buku yang berjudul “Handbuch der

Plastichen Chirurgie”. Orang yang pertama kali menggunakan istilah “plastic”

adalah Von grafe dalam monografinya yang berjudul “Rhinoplastic” pada

tahun 1818 di Berlin.5

Gilles mendefinisikan bahwa bedah estetik adalah upaya untuk

melampaui batas normalnya. Dalam buku Principles and Art of Plastic

Surgery tahun 1957, dikatakan bahwa seni memang terdiri dari konsepsi

menegnai hasil yang akan diperoleh sebelum terealisir secara material. Kulitas

merupakan persyaratan yang paling penting bagi seorang ahli bedah plastik.

Menurut konsep Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Tindakan

Medis disebutkan pengertian bedah plastik adalah tindakan medis yang

berkaitan dengan bedah plastik rekonstruksi dan bedah kosmetik adalah

tindakan medis yang dilakukan dengan tujuan memperoleh atau

mengembalikan bentuk atau konstruksi tubuh manusia agar yang bersangkutan

dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Bedah plastik adalah rangkaian

tindakan medis yang dilakukan untuk memulihkan atau meningkatkan keadaan

fisik pasien dengan menekankan pada penampakan dan fungsi.

Fenomena yang terjadi yakni di Kabupaten sambas Khusus nya

Kecamatan Sambas bahwa banyak wanita ataupun laki yang memakai silikon

dengan seni bedah plastik, kata Zulkarnaen jika orang berpenampilan yang
5
Lukito Yuwono,”TanggungJawab Dokter terhadap Tindakan Medis pada Pasien Bedah
Plastik Berdasar pada Inform Concert”, (Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro,
2004),h 38-39.
kurang maka mereka akan memakai silikon ataupun bedah plastk untuk

mempercantik diri dan sekaliian untuk memperantik tubuh supaya dipandang

oleh orang-orang biar lebih menarik salah satunya bedah Hidung, pipi, buah

dada, Pantat dan lain-laiin, tapi sangat berbeda jika orang yang sudah terkena

musibah malah itu di anjurkan untuk bedah plastik karna yang mengenai

kehancuran wajah ataupun yang terkena kanker atau tumor pasti ada

pengurangan dan lebih dari tubuh yang terkena musibah tersebut, maka dari itu

peneliti sangat tertarik dengan judul yakni SENI BEDAH PLASTIK DUNIA

KECANTIKAN MENURUT PERSPEKTIF PARA TOKOH MUI

KECAMATAN SAMBAS KABUPATEN SAMBAS

B. Fokus Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai pokok masalah dari penelitian

ini adalah Bagaimana Pandangan Hukum Islam tentang Penggunaan Seni

Bedah Plastik dalam Dunia Kecantikan. Dengan sub masalah:

1. Bagaimana dampak pengguna silikon dengan bedah plastik di Kabupaten

Sambas ?

2. Bagaimana Pandangan Para Toko MUI Terhadap Pengguna Silikon dengan

Bedah Plastik di Kabupaten Sambas ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Peneltian
Tujuan pokok tiap penelitian adalah mencari suatu jawaban atas

pertanyaan terhadap suatu masalah yang diajukan. Adapun tujuan yang

ingin dicapai Peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana pandangan serta argumen Para Tokoh MUI Sambas terhadap

Pengguna Silikon dengan Bedah Plastik di Kabupaten Sambas.

2. Kegunaan Peneltian

Manfaat yang diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian ini antara

lain:

a. Kegunaan Teoritis:

1) Untuk memperkaya khasanah keilmuan, terutama dalam hal Kegunaan

Silikon terhadap seni Bedah Plastik dalam pandangan Para Tokoh

MUI Sambas.

2) Sebagai bahan pertimbangan dan penelitian lebih lanjut dalam bidang

fiqh muamalah, terutama dalam hal Pengguna Silikon dengan bedah

plastik dalam pandangan Para Tokoh MUI Sambas.

b. Kegunaan Praktis

1) Memberikan pemahaman dan penjelasan kepada masyarakat tentang

pengguna Silikon dengan bedah plastik dalam pandangan Para Tokoh

MUI Sambas.

2) Untuk memberikan masukan atau solusi alternatif kepada pelaku

pengguna Silikon dengan Seni Bedah Plastik.

D. Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung penyusunan karya tulis ini, sebagai bagian dari

langkah awal, penyusun berusaha untuk melakukan telaah pustaka terhadap

karya tulis-karya tulis yang berkaitan dengan obyek yang akan penyusun teliti,

yang terangkum dalam bentuk laporan penelitian, buku-buku, kitab-kitab fiqh,

jurnal, serta tulisan-tulisan yang terdapat dalam media elektronik (internet).

Sepanjang pengetahuan penyusun, belum ada satu karya ilmiah yang

membahas secara khusus tentang Pengguna Silikon dengan Seni Bedah Plastik

dalam pandangan Para Tokoh MUI Sambas. Walau demikian, ada beberapa

karya tulis yang dapat dijadikan rujukan sebagai bahan perbandingan dan

rujukan. Ari Pristiawan D. Dalam Penelitian “Karya Tulis Ilmiah Silikon”,

membahas tentang “Silikon”. Silikon (Si) merupakan unsur ke-2 paling

berlimpah di bumi setelah oksigen yaitu mencakup 25,7% dari kandugan kera

bumi, dan merupakan unsur terbanyak kedua, setelah oksigen.

Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi muncul sebagaian

besar di kulit bumi dalam bentuk silikat dan silikon dioksida (silika). Bentuk

silikon dioksida dapat ditemukan pada pasir, kuarsa dan serbuk batuan. Bentuk

silikat dapat ditemukan diantaranya pada granit, lempeng dan mika, dan serbuk

silikon murni terdapat seperti kepungan dalam emas dan terdapat pada letusan

gunungan berapi, Silikon juga merupakan bagian utama dalam erolit (satu

kelas dengan meteorit) dan tertid (bentuk kaca alami).

Silikon digunakan dan terdapat di matahari dan bintang–bintang

merupakan komponen utama dan satu kelas dengan bahan meteor yang dikenal

sebagai aerolites. Silikon juga merupakan komponen tektites, silikon alami


yang tidak diketahui asalnya.6 Dalam buku yang berjudul “Kimia Anorganik I”

oleh Kristian H. Sugiyarto membahas tentang “ silikat sintetis, banyak mineral

silikat yang bersifat jika sekali meleleh tidak membentuk kristal kembali bila

didinginkan, melainkan mengeras-nonkristalin dan trasparan-tembus cahaya

yang demikian ini disebut gelas atau kaca.7

BAB II

6
Ari Pristiawan D, “ Karya Tulis Ilmiah Silikon”, blog Ari Pristiawan
D.https://www.scribd.com/doc/299227435/Karya-Tulis-Ilmiah-Silikon.html ( Dirilis 13 Junii 2019)
7
Kristian H. Sugiyarto, Kimia Anorganik I, Cet. Edisi Revisi, (Malang : Jica, 2004), h.
183
KAJIAN PUSTAKA

1. Sejarah Silikon

Menurut Davy pada tahun 1800 menganggap silika sebagai senyawa

ketimbang suatu unsur. Sebelas tahun kemudian pada tahun 1811, Menurut

Gay Lussac dan Thenard mungkin mempersiapkam amorphous silikon tidak

murni dengan cara memanaskan kalium dengan silikon tetrafluorida.

Pada tahun 1824 Menurut Berzelius, yang dianggap sebagai penemu

pertama silikon, mempersiapkan amorphous silikon dengan metode yang sama

dan kemudian memurnikannya dengan membuang fluosilika dengan

membersilkannya berulang kali. Menurut Deville pada tahun 1854 pertama kali

mempersiapkam Silikon kristal, bentuk alotropik kedua unsur ini8

2. Jenis Silikon

1) Jenis- jenis Silikon secara medis yang aman

a. Silikon Padat

Bentuknya menyerupai karet penghapus. Digunakan untuk katup jantung

buatan, pengganti testis, kateter, secara persendian buatan. Dalam dunia

bedah plastik, Silikon padat biasanya digunakan untuk implan hidung,

dagu, dan pipi.Beberapa tahun belakngan ini, Silikon padat juga

digunakan untuk membantu penderita gangguan ereksi, dengan

menggunakan materi Silikon padat yang ditiup dengan menggunakan

materi Silikon padat yang ditiup.

b. Silikon berbentuk gel

8
Teguh Oktaprima “Silikon” https://www.scribd.com/presentation/87772092/silikon (12 Juni
2019)
Silikon ini dalam wadah silikon padat Menyerupai dodol, dengan tingkat

perlekatan molekul sangat baik. Digunakan untuk implan payudara/betis.

Jika dibelah, tidak akan meleleh atau menyebar, tapi tetap mengikuti

bentuk wadah penyimpangannya.

c. Silikon cair

Silikon bentuk cair dalam dunia medis, menurut Dr. Donny V.Istiantoro

dari Jakarta Eye Center, digunakan dalam operasi retina. Retina dapat

lepas dari posisinya karena berbagai faktor, sehingga perlu dibantu

perlekatannya dengan Silikon cair.

Implan Silikon payudara yang biasanya digunakan dalam operasi

memperindah payudarah. Ditinjau dari materi pengisinya. Ada 3 jenis

Implan payudara, yaitu:

 Implan berisi garam fisiologis (Saline/Nacl)

Implan jenis ini biasanya dibungkus dalam kantong Silikon, dan

cenderung mudah bocor atau berkerut. Karena hanya berisi air, implan

ini relatif kurang dapat dibentuk sesuai keinginan.

 Implan berisi Silikon padat

Implan ini juga dibungkus dalam kantong Silikon, namun didesain

khusus hingga terasa lembut dan fleksibel sehingga mudah dibentuk

sesuai keinginan.

 Implan berisi gel silikon yang kohensif

Menurut Dr. Rod J. Rohrich, ketua American Society of plastic surgeons,

implan jenis ini merupakan tipe terbaru. Di Amerika Serikat, Populer


dengan nama gummy bear breast Implant. Gel kohesif seperti ini tak

menyebar, bahkan jika kantong pembungkusnya bocor/dibelah.9

3. Hakikat Pengguna Silkon

1) Pengertian Silikon

Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan,

gel, karet, hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus

silikon: tak berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan

kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat

menghantarkan listrik.10

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Si dan nomor atom 14.

Senyawa yang di bentuk bersifat paramagnetik, unsur kimia ini

ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius. Silikon merupakan unsur tealoid

tetravalensi, bersifat lebih tidak reaktif dari pada karbon (Unsur nonlogam

yang tepat berada diatasnya pada tabel periodik, tetapi lebih reaktif dari

pada germanium, metaloid yang berada persis dibawahnya pada tabel

periodik. Kontroversi mengenai sifat-sifat Silikon bermula sejak

penemuannya: Silikon petama kali dibuat dalam bentuk murninya pada

tahun 1824 dengan nama Silisium begitu, pada tahun 1831, namanya

diganti menjadi Silikon karena sifat-sifat fisiknya lebih mirip dengan karbon

9
Dunia kimia, “Silikon”, blog http://duniakimiaku.blogspot.co.id/2009/06/silikon.html. (12 April
2017)

10
Aam Amiruddin. Fiqih Kecantikan Panduan Cantik Sesuai Syari’at (Bandung: Khazanah
Intelektual. 2010) h.18 & 20.
dan boron. Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan dialam semesta

dari segi massanya, tetapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di

alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid dan

planet dalam berbagai bentuk seperti Silikon dioksida atau Silikat,

menjadikan Silikon sebagai unsur kedua paling melimpah dikerak bumi

(sekitar 28% massa) setelah oksigen.

Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam

operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk

Silikone. Silikon dalam bentuk mineral dikenal pula sebagai zat kersik.

Sebagian besar Silikon digunakan secara komersial tanpa dipisahkan,

terkadang dengan sedikit pemprosesan dari senyawanya di alam. Contohnya

adalah pemakaian langsung batuan, pasir silika, dan tanah liat dalam

pembangunan gedung. Silika juga terdapt pada keramik. Banyak senyawa

silikon modern seperti silikon karbida yang dipakai dalam pembuatan

keramik berdaya tahan tinggi. Silikon juga dipakai sebagai monomer dalam

pembuatan polimer sintetik Silikone.

4. Bedah Plastik

Pada beberapa negara istilah bedah plstik menunjukan spesialisasinya.

Sampai akhir abad XIX, bedah plastik yang utama adalah bersifat

rekonstruktif. Dengan adanya penyempurnaan teknik, maka mulai dipraktekan

koreksi kelainan-kelainan kecil yang bersifat bawaan atau yang bersifat

sekunder karena faktor ketuaan. Bedah estetik dibedakan dari bedah

rekontruksi, ini merupakan tantangan bagi ahli bedah plastik. Walaupun tidak
diperlukan adanya perbedaan yang jelas antara kedua jenis bedah plstik

tersebut, namun adanya aspek rekonstruksi pada bedah estetik dan adanya

aspek estestik pada bedah rekonstruksi, maka istilah rekonstuksi dan ektetik

hanya sesuai untuk membedakan antara pembedahan pada kelaianan besar dan

kecil.

Gilles mendefenisikan bahwa bedah rekonstruksi adalah suatu upaya

untuk mengembalikan individu pada kondisi normal, sedangkan bedah estetik

merupakan upaya untuk melampaui batas normalnya. Dalam buku principles

and arts of plastic surgery tahun 1957, dikatakan bahwa seni memang terdiri

atas konsepsi mengenai hasil yang akan diperoleh sebelum terealisir secara

material. Kualitas merupakan persyaratan yang paling penting bagi seorang

ahli bedah plastik.

Menurut Affandi, bedah kosmetik dibedakan menjadi 13 yakni

1) Bedah Kosmetik Pada Hidung

2) Bedah Kosmetik pada Dagu

3) Bedah Kosmetik pada tulang Pipi

4) Bedah Kosmetik pada telinga

5) Bedah kosmetik kelopak mata

6) Bedah Kosmetik pada alis mata

7) Bedah kosmetik pada muka

8) Operasii kosmetik perbaikan leher

9) Operas tarik dahi

10) Operasi Penanaman Rambut


11) Bedah kosmetik pada payuudara

12) Operasi perapian vagina

5. Manfaat Penggunaan silikon dalam dunia kecantikan

Silikon menjanjikan manfaat untuk menguatkan dan menyetabilkan

jaringan. Bagian yang mendapat keuntungan ini adalah arteri, tendon, kulit,

jaringan ikat, dan mata. Bahkan dalam protein kolagen terdapat unsur Silikon.

Keduanya membuat jaringan tubuh lebih terawat, termasuk membuat kuliat

tampak kencang dan awet muda. Dalam tulang rawan, Silikon bekerja dengan

chondroitin dalam merawat bagian tersebut. Sementara untuk tulang, Silikon

bersama dengan kalsium akan membuatnya makin kuat termasuk

menyembuhkannya makin kuat termasuk menyembuhkannya saat terjadi

masalah kesehatan.11

Ada dugaan, Silikon mampu mengeluarkan energi dalam strukturnya

seperti saat berada dalam kristal kuarsa. Energi ini menembus jaringan dan

mengenyahkan racun yang berada di sana. Bisa diibaratkan, Silikon memiliki

keunggulan seperti “Ahli bedah mikroskopis” yang membantu mengobati

permasalahan di dalam jaringan. Secara umum Silikon memiliki manfaat

meningkatan kekuatan rambut, kulit, dann kuku. Zat ini membatu mencegah

penuaan dini, mengurangi risiko aterosklerosis, penyakit jantung, arthritis, dan

masalah sendi atau tulang rawan lainnya. Diduga Silikon turut membatu

penyembuhan patah tulang dan osteoporosis.

BAB III

11
Lukito Yuwono. “Tanggung jawab dokter terhadap tindakan medis pada pasien bedah
Plastik berdasar pada inform consent”, h.39-46
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian merupakan satu upaya yang teratur untuk mencari jawaban

atas masalah khusus yang hakikatnya sudah dikenal pasti. Masalah-masalah

khusus tersebut bisa saja muncul yang pertama dari gejala-gejala yang ada

pada alam dan masyarakat dan yang kedua juga bisa muncul hasil pemikiran

seorang tokoh, sejarah, dan juga dari sumber ajaran suatu agama. Sumber data

pada masalah pertama diperoleh dari lapangan, inilah yang kemudian disebut

dengan penelitian lapangan, sedangkan sumber data masalah kedua diperoleh

dari perpustakaan, inilah yang kemudian disebut dengan penelitian

kepustakaan.

Perpustakaan merupakan pusat tempat berbagai literatur agama

maupun literature umum, baik dalam bentuk buku, jurnal, majalah, dokumen

maupun dalam bentuk lain seperti kitab tafsir dan hadits. Dari berbagai

literatur-literatur tersebut senantiasa ditemukan konsepkonsep, teori, pemikiran

seorang tokoh dan lain sebagainya, sehingga untuk menemukan,

mengungkapkan, mengembangkan dan menguji kebenaran konsep, teori dan

pemikiran tersebut perlu dilakukan penelitian terhadap buku-buku atau literatur

yang menjadi objek penelitian tersebut.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

penelitian pustaka (library research). Yakni suatu bentuk penelitian yang


sumber datanya diperoleh dari kepustakaan, yang berkaitan dengan

pokok bahasan penelitian ini dan juga literatur lainnya.12 Untuk memudahkan

dalam penelitian kepustakaan tentunya seorang peneliti dituntut untuk mengenal

dan memahami organisasi dan tata kerja perpustakaan. Hal ini adalah penting agar

lebih mudah memperoleh dan mengakses bahan-bahan atau sumber-sumber yang

dibutuhkan.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan

lingkungan, tempat atau wilayah yang akan dijadikan lokasi atau obyek

penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu menelaah norma-

norma yang ada dalam hukum Islam dan aturan-aturan dalam UU

Keperawatan sekaligus pendapat Para Tokoh MUI Sambas. Selanjutnya data-

data tersebut dianalisis berdasarkan normatif yuridis.

Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek adalah Para Tokoh MUI yang

berada di wilayah Kabupaten Sambas sesuai SK penerbitan sebanyak 5 tokoh

MUI dan 2 Pelaku Seni Bedah Plastik Kecantikan yang berada di wilayah

Kabupaten Sambas khususnya lagi Kecamatan Sambas. Hal ini dilakukan demi

mendapatkan data yang akurat,yang nantinya akan menjadi salah satu

pertimbangan bagi pengguna Seni Bedah Plastik kedepannya baik dari sudut

pandang agama maupun perorangan sesuai ajaran dan kaidah agama islam.

C. Sumber Data
12
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm.
11
1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung pada subyek sebagai informasi yang dicari. 13

Adapun sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendapat-pendapat para Tokoh MUI yang ada di Kabupaten Sambas dan

Pelaku Seni Bedah Plastik Dunia Kecantikan .

2. Sumber data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain atau

sumber yang mengutip dari sumber lain, tidak langsung diperoleh oleh

peneliti dari subjek penelitian Seni Bedah Plastik Dunia Kecantikan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.14 Dalam

mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengungkapkan masalah

yang terdapat pada bagian awal penelitian ini digunakan ada beberapa

teknik yaitu:

1. Observasi

13
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 91
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2007),hlm. 308
Observasi atau pengamatan merupakan suatu cara mengumpulkan

data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. Jadi, observasi merupakan penelitian yang dilakukan secara

sistematis dan sengaja dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan

untuk melihat kejadian yang berlangsung serta langsung menganalisis

kejadian tersebut langsung pada waktu kejadian itu berlangsung. Jadi

dalam

penelitian ini observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang

informasi yang hendak di ambil berupa fakta alami, tingkah laku

dan hasil kerja responden dalam situasi alami.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatau proses tanya jawab lisan, dimana 2

orang atau lebih saling berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat

muka lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya Wawancara

dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keadaan seseorang,

wawancara sendiri dapat dilakukan secara individu atau kelompok guna

mendapatkan informasi yang tepat dan otentik.

Wawancara ini dilakukan kepada Tokoh MUI dan Pelaku Seni

Bedah Plastik Dunia Kecantikan untuk mendapatkan data primer

dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan yang

bersangkutan dengan apa yang hendak di teliti guna mendapatkan

informasi yang tepat.


3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar

maupun elekronik. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian buku-

buku tentang teori dan data lainnya yang berhubungan dengan Seni

Bedah Plastik Dunia Kecantikan Menurut Perspektif Para Tokoh MUI

Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas teknik dokumentasi di gunakan

untuk melengkapi data yang telah ada.

E. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting serta mana yang perlu

dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami. Metode

analisis data yang Peneliti gunakan dalam menganalisis data dan materi adalah

metode content analysis.

Metode content analysis ini diartikan sebagai analisa atau kajian isi

yaitu tekhnik penelitian dengan menjabarkan dan menafsirkan data berdasarkan

konteksnya. Metode ini peneliti gunakan untuk menggali dan mengungkapkan

pandangan serta argumen Para Tokoh MUI Sambas, khususnya tentang

masalah Pengguna Silikon dalam Seni Bedah Plastik.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji

validitas dan reliabilitas merupakan derajat ketepatan antara data yang berada
pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Sedangkan reliabilitas, berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data

atau temuan.15 Reliabilitas yang dipakai adalah keakuratan, yakni penyesuaian

antara hasil penelitian dengan kajian pustaka yang telah dirumuskan. Di

samping itu juga digunakan reliabilitas interrater (antar peneliti) jika penelitian

dilakukan secara kelompok. Jika dilakukan sendiri, misalnya berupa skripsi,

tesis dan disertasi, reliabilitas selalu berdasarkan ketekunan pengamatan dan

pencatatan. Pengkajian yang cermat, akan berpengaruh pada keajegan

pencarian makna.16

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk pengecekan

keabsahan data, akan tetapi peneliti hanya menggunakan beberapa

teknik saja, yaitu :

1. Memperpanjang masa observasi.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen itu

sendiri. Oleh sebab itu keterlibatan keikutsertaan peneliti sangat

menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak

hanya dilakukan dalam waktu singkat, akan tetapi memerlukan

perpanjangan waktu penelitian. Perpanjangan masa observasi

menuntut peneliti agar dalam mengumpulkan data dapat mendeteksi

dan memperhitungkan keraguan yang memungkinkan mengotori data.

15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2007),hlm. 363-364
16
Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: tim redaksi CAPS,
2011), hlm. 164
2. Triangulasi

Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data yang telah ada. Dengan kata lain Triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu, tekniknya dengan pemeriksaan sumber lainnya


BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN UMUM TENTANG MAJELIS ULAMA INDONESIA

( MUI )

1. Sejarah Majelis Ulama Indonesia ( MUI )

Dalam kegiatan kenegaraan, khususnya sesudah kemerdekaan,

pemerintah melihat bahwa umat Islam sebagai kelompok mayoritas di

negara ini, memiliki potensi yang tidak bisa diabaikan. Pemerintah menilai

bahwa suatu program, apalagi yang berkaitan dengan agama, hanya bisa

sukses disokong oleh agama, atau sekurang-kurang ulama tidak

menghalanginya. Ini berarti bahwa kerja sama dengan ulama sangat perlu

dijalin oleh pemerintah. Untuk maksud tersebut,

Zaman Soekarno telah didirikan Majelis Ulama yang kemudian

disusul dengan lahirnya berbagai Majelis Ulama Daerah Namun, wujud

dari Majelis Ulama yang ada di berbagai daerah itu belum mempunyai

pegangan dan cara kerja yang seragam, sampai akhirnya atas prakarsa

pemerintah Orde Baru diadakanlah suatu Musyawarah Nasional Ulama

yang terdiri atas utusan wakil-wakil ulama propinsi se-Indonesia di Jakarta

dari tanggal 21 sampai 28 Juli 1975. Musyawarah inilah yang berhasil

secara bulan menyepakati berdirinya Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sejak Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri pada tahun 1975

sampai pada tahun 1990, lembaga ini telah menghasilkan fatwa sebanyak
49 buah yang mencakup berbagai bidang. Seperti masalah ibadah, ahwal

al-syakhshiyah keluarga berencana, masalah makanan dan minuman,

kebudayaan, hubungan antar agama, dan lain-lain. Fatwa-fatwa yang

dihasilkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu adakalanya menimbulkan

kontroversi di tengah-tengah masyarakat, ada pula yang memandangnya

sebagai corong penguasa, dan ada pula masyarakat yang menilainya

sebagai tidak konsisten. Munculnya respon seperti itu dari masyarakat

sangat erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap

konsep ijtihad Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta ciri-ciri hukum Islam

yang dijadikan acuan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam

menghasilkan suatu fatwa. Oleh sebab itu, studi dalam bidang ini dirasa

amat perlu dilakukan.

Sejak berdirinya Majelis Ulama Indonesia (MUI) sampai akhir

tahun 1990 lembaga ini telah banyak membahas soal-soal keagamaan dan

kemasyarakatan yang dalam bentuk fatwa mencapai jumlah 49 buah.

Kalau

diadakan pengelompokan, fatwa yang dihasilkan itu dapat diklasifikasikan

kepada ibadat, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji serta yang berkaitan

dengan itu dan bidang makanan dan minuman, serta bidang-bidang

lainnya.

Menurut ajaran Islam, ulama memegang posisi yang kuat,

seperti ulama sebagai pewaris Nabi Muhammad SAW. Dalam

perkembangan sejarah Islam, kaum ulama memegang peranan yang amat


besar. Sejak masa Nabi Muhammad SAW masih hidup, para ulama sudah

mulai mengembangkan daya nalarnya dalam berijtihad. Peranan ulama

pada masyarakat Indonesia baik pada masa penjajahan, masa perjuangan

merebut kemerdekaan atau masa-masa sesudah kemerdekaan sampai

sekarang tidak kurang pentingnya bila dibandingkan dengan peranan para

pemimpin lainnya bahkan kadang-kadang sangat menentukan.

Para ulama sangat besar pengaruhnya di masyarakat dan nasehat

mereka dicari oleh banyak orang.5 Di sisi lain, perlunya Majelis Ulama,

merupakan keinginan yang terkandung di hati umat Islam dan bangsa

Indonesia. Mereka merasa perlu memiliki suatu wadah yang dapat

menampung, menghimpun, dan mempersatukan pendapat serta pemikiran

para ulama. Urgensinya adalah guna memperkokoh kesatuan dan

persatuan umat dalam rangka meningkatkan partisipasinya secara nyata

dalam menyukseskan pembangunan serta ketahanan nasional negara

Republik Indonesia.

Menteri Dalam Negeri menginstruksikan supaya di daerah-

daerah yang belum terbentuk Majelis Ulama supaya membentuknya

secepat mungkin. Pada bulan Mei 1975, di seluruh Daerah tingkat I dan

sebagian Daerah Tingkat II Majelis Ulama sudah terbentuk, sedangkan di

pusat dibentuk pula suatu Panitia Persiapan Musyawarah Nasional yang

diketuai oleh H. Kafrawi, MA yang bertujuan menyiapkan materi kegiatan

serta tema musyawarah.

2. Visi dan Misi MUI


Adapun visi yang diemban oleh Majelis Ulama Indonesia adalah

“Terciptanya kondisi kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan

kenegaraan yang baik sebagai hasil penggalangan potensi dan partisipasi

umat Islam melalui aktualisasi potensi ulama, zu’ama, aghniya dan

cendikiawan muslim untuk kejayaan Islam dan umat Islam (izzu al-Islam

Wa al-Muslimin) guna perwujudannya. Dengan demikian posisi Majelis

Ulama Indonesia adalah berfungsi sebagai Dewan Pertimbangan Syari’at

Nasional, guna mewujudkan Islam yang penuh rahmat (rahmat li

al-‘alamin) di tengah kehidupan umat manusia dan masyarakat Indonesia.

Sementara misi yang diemban oleh Majelis Ulama Indonesia

adalah “Menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan Islam secara

efektif, sehingga mampu mengarahkan dan membina umat Islam dalam

menanamkan dan memupuk aqidah Islamiyah, dan menjadikan ulama

sebagai panutan dalam mengembangkan akhlak karimah agar terwujud

masyarakat yang khair alummah.”

3. Tugas dan Program Kerja Majelis Ulama Indonesia

Suatu hal yang cukup penting dipertanyakan ialah peranan apa

yang bisa dilakukan MUI ? Jawaban atas pertanyaan itu perlu

dikemukakan, setidaktidaknya untuk menjawab kecurigaan masyarakat

atas keberadaan MUI yang hanya akan menjadi corong penguasa belaka

nantinya, karena ia dibentuk atas campur tangan pemerintah.

Kekhawatiran seperti itu hampir menjadi hilang setelah Presiden Soeharto

memberikan garis-garis panduan pada amanat pembukaan Munas I. Antara


lain disebutkan bahwa tugas pokok Majelis Ulama adalah amal ma’ruf

nahi munkar, Majelis Ulama hendaknya menjadi penerjemah yang

menyampaikan pikiranpikiran dan kegiatan-kegiatan pembangunan

nasional dan daerah, Majelis Ulama agar mendorong, memberi arah dan

menggerakkan masyarakat dalam membangun dirinya dan masa depannya,

Majelis Ulama agar memberikan bahan-bahan pertimbangan mengenai

kehidupan beragama kepada pemerintah, Majelis Ulama agar menjadi

penghubung antara pemerintah dan ulama, Majelis Ulama sebaiknya

menggambarkan diwakilinya unsur unsur dari segenap golongan,

sedangkan pejabat pemerintah bertindak sebagai pelindung dan penasehat,

Majelis Ulama cukuplah mempunyai pengurus saja dan tidak perlu

bergerak dalam lapangan politik serta tidak pula bersifat operasional.

Sehubungan dengan berbagai amanat baik dari kepala negara

ataupun sejumlah menteri serta pemikiran dan saran dari peserta

musyawarah maka Munas I MUI telah telah merumuskan dalam pasal 4

pedoman pokoknya yang menyebutkan bahwa MUI berfungsi

a. Memberi fatwa dan nasehat mengenai masalah keagamaan dan

kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam umumnya sebagai

amal ma’ruf nahi munka, dalam usaha meningkatkan ketahanan

nasional.

b. Memperkuat ukhuwah Islamiyah dan melaksanakan kerukunan antar

umat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional

c. Mewakili umat Islam dalam konsultasi antar umat beragama.


d. Penghubung ulama dan umara (pemerintah) serta jadi penerjemah

timbal balik antara pemerintah dan umat guna menyukseskan

pembangunan nasional.

e. Majelis Ulama tidak berpolitik dan tidak operasional.

Tampaknya MUI telah berusaha menurut fungsi yang telah

digariskan oleh pedoman dasarnya. Untuk lebih konkrit di dalam

berkiprah, pada Munas III tepatnya tanggal 23 Juli 1985 diadakan

penyempurnaan Pedoman Dasar tersebut dengan menghilangkan istilah

“fungsi” dan diganti dengan istilah “usaha”. Pada pasal 3 Pedoman Dasar

tahun 1985 itu memuat tentang ”tujuan”, sedangkan dalam pasal 4 berisi

tentang “usaha”. Selengkapnya bunyi pasal itu adalah Untuk mencapai

tujuannya, Majelis Ulama Indonesia melaksanakan usaha-usaha :

a. Memberikan bimbingan dan tuntutan kepada umat Islam dalam

mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi

oleh Allah Swt.

b. Memberikan nasehat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan

kemasyarakat kepada pemerintah dan masyarakat.

c. Meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan

kerukunan antar umat beragama dalam memantapkan kesatuan dan

persatuan bangsa.
d. Menjadi penghubung antara ulama dan umara (pemerintah) dan

penterjemah timbal balik antara pemerintah dan umat guna

mensukseskan pembangunan nasional.

e. Meningkatkan hubungan serta kerjasama antara berbagai organisasi,

lembaga Islam, dan cendikiawan muslim.

f. Mewakili umat Islam dalam hubungan dan konsultasi antar umat

beragama

4. Susunan Kepengurusan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Kabupaten

Sambas

Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia

Kabupaten Sambas masa khidmat 2017-1022 :

I. Dewan Pertimbangan

Ketua : H. Atbah Romin Suhaili, LC

Wakil Ketua : H. Ahmadi Muhammad

Anggota : H. Tarmizi Ahmad

Anggota : H. Syafawi Zainuddin

Anggota : H. Romsidi, S.Pd.I.,M.Si

Sekretaris : Dr. Sumar’in Asmawi, M.S.I

II. Dewan Pimpinan Harian

Ketua Umum : H. Syamsuri Syafiuddin, S.Ag

Ketua I : H. Madrasah , Lc

Ketua II : Dr. Adnan Mahdi,M.S.I

Sekretaris Umum : Dr. Sumar’in Asmawi, M.S.I


W. Sekretaris I : Deni Irawan. S.Sos.I.,M.S.I

W. Sekretaris II : H. Nashirun, Lc,M.E

Bendahara Umum : Nur’ain,S.Pd.I.,M.S.I

Wakil Bendahara : Budiman, S.E.,M.E

III. Komisi – Komisi

1. Komisi Dakwan dan Pengembangan Masyarakat :

Ketua : Drs. H. Karlan

Anggota :

a. Supriandi Sahran

b. H. Mahmudi,Lc

c. Suaedoni,S.Pd.I

d. Luqman Hakim

e. Sutrisno,S.Sos.I

f. H. Mubdi Ramli

g. Hesi Kurniadi, Lc

2. Komisi Fatwa, Hukum, dan Perundang-undangan :

Ketua : Anhari Murtaba, ST

Anggota :

a. Arwi Fauzi Asri

b. Mediansyah, S.Pd.I

c. Fahrizi

d. H. Juanda,SH.I

3. Komisi Pendidikan dan Pembinaan Seni Budaya Islam :


Ketua : H. Chifni Burhanuddin Anung, S.Sos

Anggota :

a. Hamka Kamil, S.Pd

b. Asumni Abdul Syakur

c. H. Daryanto,ST.,MT

d. Asary.M. Amien

4. Komisi Pengkajian dan Penelitian :

Ketua : Dr. Kaspullah, M.Si

Anggota :

a. Mursyidin,M.Ag

b. Ahkam Muawis, S.Pd.I

c. Munadi, SE.I.,M.Si

d. Dr. Eni Dwi Kurniati

5. Komisi Pemberdayaan Ekonomi

Ketua : Drs. H. Bahri

Anggota :

a. Nazarudin, S.Sos.I.,M.Sos

b. drg. Gusmadi, M.Ph

c. Nasrudin, S.Pd.I

6. Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja, dan Keluarga

Ketua : Hj. Wahidah,SE.,M.Si

Anggota :

a. Hj. Juniarti, M.Si


b. Hj. Aklima , S.Pd

c. Hj. Sri Ponti Iryani, S.Pd.SD

d. Hj. Wafizah Marali, S.Pd

e. Rissa Nispurianti, ME

f. Hj. Ratna Juwita

B. Paparan Data

Berdasarkan fokus penelitian yang terdapat pada BAB I Bagaimana

Pandangan Hukum Islam tentang Penggunaan Seni Bedah Plastik dalam Dunia

Kecantikan. Dengan sub masalah bagaimana dampak pengguna silikon dengan

bedah plastik di Kabupaten Sambas dan bagaimana pandangan Para Toko MUI

terhadap pengguna silikon dengan Bedah Plastik di Kabupaten Sambas Untuk

mengetahui paparan data sesuai fokus penelitian tersebut maka akan peneliti

uraikan dibawah ini :

1. Data Wawancara

a) Informan I

Wawancara yang pertama kali peneliti wawancarai adalah Dr.

Sumar’in Asmawi, M.S.I Seni Bedah Plastik Dunia Kecantikan Menurut

Perspektif Para Tokoh MUI Sambas Kecamatan Sambas Kabupaten

Sambas tepatnya pada hari senin tanggal 15 juli 2019 jam 16.00-17.30

WIB dengan membawa pedoman wawancara serta alat bantu berupa HP,

dalam hal ini bapak Dr. Sumar’in Asmawi, M.S.I sebagai Sekretaris
Dewan Pertimbangan dan Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Harian

MUI Kabupaten Sambas.

Adapun menurut bapak Dr. Sumar’in Asmawi, M.S.I seni

bedah plastik dengan memakai silikon Memandang bahwa setiap bedah

yang sifatnya untuk mengubah ciptaan ALLAH yang tanpa darurat maka

hukumnya haram, apalagi untuk mempercantik diri terkecuali darurat

misal tersiram air panas maka diperbolehkan, selain itu membahas

tentang seni bedah plastik, MUI mengeluarkan surat keputusan

mengeluarkan surat edaran tentang Seni bedah Plastik di kabupaten

sambas belum pernah selama kepengurusan 2017-2019. Mengenai

bedah plastik diperbolehkan dalam Islam Pada prinsipnya bedah plastik

untuk kecantikan tidak diperbolehkan namun jika untuk hal yang

bersifat darurat maka diperbolehkan.

Menurut Bapak Dr. Sumar’in Asmawi, M.S.I tidak menyetujui

adanya bedah plastik untuk kecantikan namun jika untuk hal yang

darurat maka boleh saja namun jangan sampai dengan adanya operasi

plastik manusia melupakan karunia ALLAH sesungguhnya.

Menanggulangi ketidakjelasan seni bedah plastik dalam dunia

kecantikan Pada dasarnya MUI hanya bisa menghimbau namun yang

menyikapinya adalah masyarakat, MUI terus mengedukasi masyarakat

sedangkan hukum seni bedah plastik ini Hukum asalnya Haram namun

apabila yang bersifat darurat maka Mubah.


Berkaitan tentang seni bedah plastik dalam menanggulanginya

secara keorganisasian MUI kabupaten Sambas pula Belum pernah.

Menurut bapak Dr. Sumar’in Asmawi, M.S.I Dalam perspektif hukum

agama maka tidak pantas dan yang diharamkan oleh agama maka pasti

akan berdampak negatif yang mungkin dalam hal ini bagi pengguna

operasi plastik demi kecantikan akan merubah wajah yang dalam jangka

panjang akan berdampak buruk dan yang pasti hal tesebut telah merubah

kodrat ALLAH

b) Informan II

Informasi selanjutnya didapatkan dari Bapak Nashirun,

Lc,MH. Tepatnya pada hari Rabu tanggal 17 Juli 2019 jam 14.00-15.00

WIB dengan membawa pedoman wawancara serta alat bantu rekam

berupa HP. Adapun dalam hal ini bapak Nashirun, Lc,MH selaku Wakil

Sekretaris II Dewan Pimpinan Harian MUI Kabupaten Sambas.

Menurut bapak pendapat bapak Nashirun, Lc,MH tentang seni

bedah plastik dengan memakai silikon Tidak boleh apalagi untuk

menambah kecantikan karena ALLAH menciptakan manusia dengan

sempurna, ketika seseorang untuk menambah kecantikan dengan

berbagai operasi maka haram, mengenai MUI kabupaten sambas apakah

pernah membahas dan mengeluarkan surat keputusan tentang bedah

plastik di kabupaten sambas belum pernah dilakukan

Mengenai Bedah plastik apakah diperbolehkan dalam Islam

Secara umum tidak boleh / haram kecuali bersifat darurat. Tidak boleh
merusak tubuh kita sendiri kecuali darurat Jika mengubah sesuatu dari

yang tidak layak menjadi layak misal bibir sumbing maka tidak masalah.

Yang tidak boleh yang sudah layak ingin lebih layak lagi demi

kecantikan, dan bapak Nashirun, Lc,MH tidak menyetujui adanya seni

bedah plastik jika untuk kecantikan.

Menanggulangi ketidakjelasan seni bedah plastik dalam dunia

kecantikan MUI perlu memberi tindakan yang berupa himbauan agar

masyarakat khususnya islam untuk tidak ikut – ikutan untuk melakukan

operasi plastik demi kecantikan, Bedah plastik apabila untuk kecantikan

semata maka tidak boleh dan di haramkan, karena operasi plastik tersebut

memasukan zat – zat luar yang kita tidak tau kejelasannya secara agama

apakah boleh atau tidak sehingga menimbulkan keraguan.

membincangkan tentang seni bedah plastik kepada atasan untuk

menanggulanginya secara keorganisasian MUI kabupaten Sambas bapak

Nashirun, Lc,MH mengatakan belum pernah.

Mengenai Seni bedah plastik pantas dalam dunia kecantikan

Jika untuk dunia kecantikan pantas – pantas saja , namun secara agama

hal tersebut dilarang karena kita hidup beragama yang ada peraturan

dampak negatif untuk kaum hawa dalam melaksanakan. Seni bedah

plastik khusunya di kabupaten sambas Ada bagi orang yang

melakukannya, karena manusia akan berubah – ubah yang pastinya akan

menua dikhawatirkan akan berdampak negatif di harapkan untuk

menghindari operasi tersebut.


c) Informan III

Informasi selanjut nya didapatkan dari bapak Nazarudin,

S.Sos.I.,M.Sos yang dilakukan tepatnya pada hari Rabu tanggal 17 Juli

2019 jam 15.30-16.45 WIB. Dalam hal ini bapak Nazarudin,

S.Sos.I.,M.Sos sebagai Anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi.

Menurut pendapat bapak Nazarudin, S.Sos.I.,M.Sos seni bedah plastik

dengan memakai silikon Berbicara mengenai bedah plastik ada dua

pendapat ada yang membolehkan dan ada yang tidak. Yang

membolehkan karena cacat atau memperbaiki untuk menghindari

kemudharatan namun jika untuk kecantikan maka tidak boleh sesuai

surah Al Baqaroh ayat 26 dan Annisa ayat 119.

Secara spesifik seni bedah palstik dunia kecantikan masih belum

ada karena hal tersebut belum pernah diangkat ,surat keputusan dan surat

edaran di MUI kabupaten Sambas, namun jika memang diperlukan maka

tidak menutup kemungkinan akan dibahas dan dikeluarkan. Seni bedah

palstik dunia kecantikan Tidak setuju, namun yang diperbolehkan apabila

untuk menambah fungsi misal operasi , pemasangan alat bagi yang sakit.

Apabila mengandung manfaat maka di perbolehkan namun apabila lebih

banyak mudharat nya maka dilarang.

Untuk penanggulangan bisa secara kolektif misal ada lembaga

yang bisa memberikan informasi, dan apabila ada pribadi yang memang

mengetahui tentang asal hukum tersebut boleh disampaikan asal saja

masyarakat mau untuk menerima dan memanfaatkan informasi yang


didapat. Bedah plastik apabila untuk kecantikan semata maka tidak boleh

dan di haramkan namun jika untuk hal kebaikan misal untuk

memperbaiki kembali fungsi tubuh misal operasi bibir sumbing atau bayi

yang tidak ada anus maka di perbolehkan.

Seni bedah plastik kepada atasan untuk menanggulanginya

secara keorganisasian MUI kabupaten Sambas Belum pernah, namun jika

memang diperlukan tidak menutup kemungkinan akan dibicarakan

bersama-sama. Menurut bapak Nazarudin, S.Sos.I.,M.Sos Secara umum

tidak pantas, karena ALLAH telah memberikan yang sempurna dan apa

yang diberikan adalah yang terbaik, terkecuali cacat.

Maka untuk mengurangi kemudharatan, Jelas setiap apapun

yang dilakukan baik itu menambah atau mengurangi dalam operasi

tersebut akan ada konsekuensi nya yang pasti pertanggungjawaban

kehadapan ALLAH SWT, dan untuk perspektif kesehatan bisa

mengganggu untuk kedepannya.

d) Informan IV

Informasi selanjutnya adalah wawancara kepada bapak Drs. H.

Karlan yang dilakukan tepatnya pada hari Kamis tanggal 18 Juli 2018

jam 20.00-21.30 WIB dengan membawa pedoman wawancara serta alat

bantu rekam berupa HP. Dalam hal ini bapak Drs. H. Karlan selaku

Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat. Tentang seni bedah

plastik dengan memakai silikon Bedah plastik menurut bapak Drs. H.

Karlan yang apabila untuk mempercantik diri maka tidak boleh dan
pelaku nya merupaka salah satu ciri orang yang tidak beriman yang tidak

mensyukuri nikmat ALLAH, karena dimata ALLAH lebih baik wajah

jelek tapi hati atau akhlaknya baik dari pada wajah cantik tapi akhlaknya

jelek.

Drs. H. Karlan mengatakan Tentang seni bedah plastik dengan

memakai silikon ini belum pernah dibicarakan di forum MUI Kabupaten

Sambas dan belum pernah juga ada edaran terkait hal tersebut. Menurut

bapak Drs. H. Karlan seni bedah plastik tidak boleh apabila untuk

menambahkan kecantikan yang akan mengubah kodrat, namun

diperbolehkan apabila untuk hal kebaikan dan keharusan, beliau berkata

tidak menyetujui adanya seni bedah plastik untuk kecantikan.

Dalam hal ini menanggulangi ketidakjelasan seni bedah plastik

dalam dunia kecantikan Mengajak bersama –sama membahas hal

tersebut menjelaskan mana yang boleh dan tidak dari segi agama, namun

tidak menutup kemungkinan kebaikan pula untuk kesehatan misal cacat

fisik. Jika untuk kecantikan maka haram namun jika untuk hal yang

terpaksa atau darurat yang mengharuskan dilakukan operasi plastik maka

boleh, seni bedah plastik dunia kecantikan dibahas khusus Kabupaten

Sambas.

Seni bedah plastik dalam dunia kecantikan Tidak pantas karena

itu mengubah takdir dari ALLAH yang sudah pasti itu terbik untuk

Hamba Nya dan dampak negatif untuk kaum hawa dalam melaksanakan

Seni bedah plastik khusunya di kabupaten sambas Akan ada dampak


yang ditimbulkan akibat seni bedah plastik tersebut, terutama masa tua si

pelaku dan juga seni bedah plastik memerlukan dana yg cukup besar

yang takutnya nanti akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan

apa yang di inginkan.

e) Informan V

Informasi terakhir yang didapatkan dari tokoh MUI Kabupaten

Sambas adalah wawancara kepada Bapak Deni Irawan. S.Sos.I.,M.S.I

yang dilakukan tepatnya pada hari Senin 22 Juli 2019 jam 14.30-15.00

WIB dalam hal ini bapak Deni Irawan. S.Sos.I.,M.S.I selaku Wakil

Sekretaris I Dewan Pimpinan Harian MUI Kabupaten Sambas.

Tentang seni bedah plastik dengan memakai silikon Pada

dasarnya merubah ciptaan ALLAH SWT itu dilarang. Tapi jika untuk

sifatnya perbaikan cacat / luka dengan alasan – alasan yang kuat maka

diperbolehkan. Namun jika untuk kecantikan yang hanya untuk

dipandang dari sisi manusiawi dan mengubah secara islam tidak boleh /

dilarang, karena hal tersebut merupakan tanda ketidak syukuran terhadap

ciptaan ALLAH SWT. Contoh di perbolehkan cacat bawaan sejak lahir

seperti bibir sumbing.

Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sambas belum baik

membahas, mengeluarkan surat edaran maupun surat keputusan

mengenai seni bedah plastik dunia kecantikan. Adapun dalam hal ini

Tidak boleh dalam kategori merubah dari sesuatu yang asli yang tidak

ada sebab yang diperbolehkannya hal tersebut untuk dirubah, Jika


tujuannya membantu atau menolong seseorang karena kesulitan maka

secara tidak langsung diperbolehkan, namun apabila tidak ada cacat fisik

dan ingin merubah demi kepuasan maka tidak diperbolehkan. Kita harus

menjaga jangan sampai menurut kaca mata kita bagus tapi tidak menurut

agama kita anut.

Menanggulangi ketidakjelasan seni bedah plastik dalam dunia

kecantikan dalam hal ini berpendapat mengadakan semacam kajian –

kajian keilmuan yang mengajak instansi – instansi terkait untuk duduk

bersama membahas hal tersebut seperti Kemenag, Kesehatan dan para

tokoh masyarakat, karena semua perbuatan akan diminta

pertanggungjawaban diakhirat nanti.

Seni bedah plastik dunia kecantikan Tidak diperbolehkan karena

untuk mengatakan haram harus dilandasi oleh hukum fiqih nya. Secara

pribadi jika bedah plastik bagian – bagian tertentu yang diinginkan

merubah sesuatu yang memang sudah hak nya maka jangan. Syukuri

segala sesuatu yang diberikan oleh ALLAH SWT Akan ada dampak bagi

si pelaku dan bagi yang melihat maka akan mendorong orang lain untuk

mengikuti hal tersebut, jangan sampai masyarakat kabupaten sambas

terkontaminasi oleh hal tersebut.

C. Pembahasan

Pembahasan disini berdasarkan fokus masalah yang diangkat

berdasarkan permasalahan yang muncul. Fokus penelitian yang dirumuskan

tentunya berdasarkan teori yang mendukung sehingga dapat diuraikan


Pandangan Hukum Islam tentang Penggunaan Seni Bedah Plastik dalam Dunia

Kecantikan. Dengan sub masalah Bagaimana dampak pengguna silikon dengan

bedah plastik di Kabupaten Sambas serta Pandangan Para Toko MUI terhadap

pengguna Silikon dengan Bedah Plastik di Kabupaten Sambas

I. Pandangan Hukum Islam Tentang Penggunaan Seni Bedah Plastik Dunia

Kecantikan

Operasi bedah plastik merupakan suatu cabang ilmu kedokteran

yang bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh

manusia melalui operasi kedokteran. Ilmu ini sendiri merupakan cabang

dari ilmu bedah yang bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi

yang normal dan menyempurnakan bentuk dengan proporsi yang lebih

baik. Jenis bedah plastik secara umum dibagi dua jenis pembedahan untuk

rekonstruksi dan pembedahan untuk kosmetik. Yang membedakan operasi

rekonstruksi dan estetik adalah dari tujuan prosedur pembedahan itu

sendiri.

Pada operasi estetik, pembedahan dilakukan pada pasien-pasien

normal (sehat), namun menurut norma bentuk tubuh kurang harmonik

(misalnya, hidung pesek), maka diharapkan melalui operasi bedah plastik

estetik didapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna. Bedah plastik

biasanya memang bertujuan untuk mempercantik atau memperbaiki satu

bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan cara

ditambah, dikurangi atau dibuang, sehingga anggota tubuh tampak lebih

indah, dan ini disebut operasi yang disengaja.


1. Dampak pengguna silikon dengan bedah plastik di Kabupaten Sambas

Kita ketahui dunia kecantikan semakin modern banyak sekali

ditemukan masyarakat yang ingin merubah menjadi lebih cantik namun

dengan cara instan, tidak memikirkan dampak yang akan dialami

setelah itu. Seni Bedah Plastik Dalam Dunia Kecantikan selain untuk

kecantikan, bedah plastik juga dilakukan untuk tujuan kesehatan.

Misalnya pada kasus tertentu, ada orang yang mengalami luka bakar

atau kena air keras, sehingga ada bagian tubuhnya yang rusak. Maka

untuk memperbaiki kerusakan ini, dianjurkan melakukan Operasi

plastik melibatkan beberapa risiko bedah seperti, infeksi dan reaksi

alergi, yang umumnya terkait dengan jenis operasi.

Selain ini, reaksi obat, perdarahan yang berlebihan, pigmentasi,

pembekuan darah, nekrosis kulit, dan kerusakan saraf pada daerah

tertentu, adalah beberapa efek samping lain dari operasi ini. Proses ini

dapat menghasilkan risiko tambahan untuk perokok, karena mereka

lebih mungkin untuk menghadapi masalah penyembuhan tertunda,

peningkatan risiko infeksi, memar, dan masalah paru-paru. Orang yang

memiliki kondisi pembuluh darah tertentu juga dapat mengalami

keterlambatan dalam proses penyembuhan. Kasus yang jarang terjadi,

operasi plastik dapat menyebabkan kehilangan darah yang berat dan

kegagalan organ. Selain ini, ada risiko tertentu yang terkait dengan

penggunaan anestesi, seperti reaksi alergi, gagal napas, dan dalam kasus

yang jarang, shock dan serangan jantung.


Hal yang fatal terjadi pada pelaku operasi plastik yakni bisa

menimbulkan dampak kematian. Tapi ada juga dalam kehidupan

manusia yang sebanarnya tidak kurang dalam artian tidak mengalami

kecacatan dalam anggota tubuhnya yang ingin merubah anggota

tubuhnya seperti operasi kecantikan disitu sebenarnya bukan karena

cacat melainkan keinginannya yang ingin tampil beda dan mempercayai

berubahnya nasib seseorang melalui garis tangan yang tertentu.

2. Pandangan Para Toko MUI terhadap pengguna Silikon dengan Bedah

Plastik di Kabupaten Sambas.

Pandangan hukum Islam mengenai operasi plastik sama saja

dengan merubah ciptaan Allah dan Alquran telah secara jelas

menyatakan orang yang merubah ciptaan-Nya adalah orang yang

mengikuti jalan dan ajakan syaithan. Menurut M. Quraish Shihab,

dalam Tafsir al-Mishbah terdapat penjelasan mengenai menurut beliau

adalah mengubah ciptaan Allah yang melekat dalam diri setiap

manusia, khususnya fitrah keagamaan dan keyakinan akan keesaan

Tuhan. Dan memfungsikan makhluk Allah tidak sesuai dengan fungsi

yang sesungguhnya serta mengubah ciptaan Allah yang dimaksud

adalah mengebiri, homoseksual dan lesbian, serta praktik-praktik yang

tidak sesuai dengan fitrah manusia.17

Orang yang melakukan operasi plastik dengan tidak

memperhatikan akibatnya, karena kurangnya pemahaman terhadap


17
Amirotun Ni’mah, Operasi Plastik Dengan Tujuan Kecantikan Dalam Al-Qur`An (Analisis
Penafsiran Surah al-Nisa’ Ayat 119 Menurut M.Quraish Shihab), Skripsi, (Surabaya: Fakultas
Ushuluddin Dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel 2016), hal. 4
pengetahuan Hukum Islam. Hal tersebut dilakukannya operasi plastik

karena dipengaruhi oleh faktor psikologi, misalnya orang yang tadinya

merasa rendah diri dengan keadaan organ yang kurang sempurna (jelek)

dalam bentuk jasmani, sehingga orang tersebut merasa minder.

Cacat tubuh atau berubahnya bentuk tubuh karena kecelakaan

dalam ilmu ushul fiqh dikategorikan sebagai mudharat. Sedangkan

mudharat bisa mengakibatkan ketidakbaikan, yang akhirnya dapat

membuat orang yang mengalaminya merasa tidak nyaman dalam

beragama. Oleh karena itu, kemudharatan tersebut boleh dihilangkan,

misalnya dengan melakukan operasi plastik.

Agama Islam selalu memberikan kemudahan dan tidak

mempersulit bagi penganutnya ketika mengalami suatu masalah,

apalagi yang dapat membawa kemudharatan. Maka dari itu, berarti

operasi plastik diperbolehkan apabila tujuannya untuk menghilangkan

kemudharatan Adapun dalil yang dijadikan sandaran adalah keumuman

hadis bahwa Rasulullah bersabda “Tidaklah Allah menurunkan suatu

penyakit, kecuali Allah menurunkan obatnya juga” 18

Apabila terdapat keburukan dalam suatu hal, maka sebenarnya

bias mendatangkan keindahan dalam suatu hal yang lain. Akan tetapi

banyak sekali yang memandang keburukan dari satu sisi dan tidak

berusaha memperhatikan keindahan dari sudut pandang yang lain.

Kecantikan adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah berdasarkan

18
Abu ‘Abdillah Muhammad b. Ismail b. Ibrahim b. Mughirah al-Bukhari, Shahih
Bukhari, Juz 4, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971), 17
kombinasi dari semua unsur-unsur keindahan pada wajah, mereka

seharusnya terpenjara oleh standar-standar kecantikan yang dibuat oleh

manusia.19

Persoalan inilah yang perlu disadari bahwa tidak semua yang

menurut manusia baik, baik pula dalam pandangan Allah. Mengubah

bentuk salah satu anggota tubuh yang berbeda dari apa yang diberikan

Allah, dalam logika manusia dipandang baik, karena akan lebih cantik,

tampan dan menarik. Asalnya kulit yang diberikan Allah hitam

kemudian diubah menjadi putih atau warna lainnya. Asalnya hidung

yang diberikan Allah pesek kemudian diubah menjadi mancung dan

sebagainya.

Namun demikian, apa yang dilakukan sebenarnya merupakan

tindakan yang tidak percaya dengan pemberian Allah dan dapat

dikatakan sebagai bentuk penghinaan terhadap Allah. Di tambah lagi

mengubah ciptaan allah hanya karena tidak percaya akan ketentuan

dengan takdir yang di berikan oleh Allah. Hal ini menjadikan manusia

tanpa kesadaran mereka telah melakukan perbuatan berdosa besar dan

di laknat oleh Allah SWT.

19
Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi, Fiqhul Mar’ah al-Muslimah, terj. Ghozi. M,
(Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007), 247-250.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan Bab sebelumnya mengenai Seni Bedah

Plastik dalam Dunia Kecantikan, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Operasi bedah plastik merupakan suatu cabang ilmu kedokteran yang

bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia

melalui operasi kedokteran.

2. Secara umum Bedah Plastik dibagi dua jenis pembedahan yakni untuk

rekonstruksi dan pembedahan untuk estetika. Yang membedakan operasi

rekonstruksi dan estetik adalah dari tujuan prosedur pembedahan itu

sendiri.
3. Menurut pandangan tokoh MUI Kabupaten Sambas Operasi bedah plastik

diperbolehkan apabila tujuannya untuk menghilangkan kemudharatan.

4. Seni Bedah Plastik dalam Dunia Kecantikan merupakan tindakan yang

tidak percaya dengan pemberian Allah dan dapat dikatakan sebagai bentuk

penghinaan terhadap Allah. Di tambah lagi mengubah ciptaan allah hanya

karena tidak percaya akan ketentuan dengan takdir yang di berikan oleh

Allah.

5. Seni Bedah Plastik dalam Dunia Kecantikan tidak hanya berdampak buruk

bagi pelaku saja, namun juga memberikan dampak bagi lingkungan sekitar

yang mengakibatkan keingintahuan yang lain sehingga melakukan tanpa

memikirkan nilai hukum agama.

6. Dampak dari Seni Bedah Plastik reaksi obat, perdarahan yang berlebihan,

pigmentasi, pembekuan darah, nekrosis kulit, dan kerusakan saraf pada

daerah tertentu, adalah beberapa efek samping lain dari operasi

B. Kritik dan Saran

Berdasarkan dari pembahasan Seni Bedah Plastik Dunia Kecantikan

Menurut Perspektif Para Tokoh Mui Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas

maka peneliti akan memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Para Tokoh MUI Kabupaten Sambas akan lebih baik jika diadakan

kajian bersama terkait Seni Bedah Plastik Dunia Kecantikan bersama

pihak-pihak terkait misalnya Kementrian Agama, Dinas Kesehatan, Dinas

Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Tokoh Masyarakat untuk


bersama menghadapi zaman yang semakin modern demi Generasi Penerus

yang berakhlakul karimah

2. Bagi masyarakat diharapkan untuk menambah pengetahuan terkait dunia

kesehatan, sehingga bisa membedakan hal yang baik menurut kesehatan

dan tidak mengesampingkan ajaran agama yang dianut.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan didalam pemaparan

materi dalam skripsi, peneliti berharap kritik serta saran pembaca guna

mendapatkan karya yang lebih baik lagi dan berharap skripsi ini bisa

bermanfaat bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai