muda, lalu dia melakukan perasi plastik, apakah hal itu dibenarkan dalam syariat islam?
Menjawab pertanyaan seperti ini, Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, memberi jawaban
dengan merinci permasalahan ini sebagai berikut:
Para ahli medis mendefinisikan operasi plastik sebagai operasi yang dilakukan untuk
mempercantik bentuk dan rupa bagian-bagian tubuh lahiriyah seseorang. Terkadang
dilakukan atas dasar kemauan yang bersangkutan, terkadang juga dilakukan karena alasan
darurat (terpaksa).
Operasi plastik yang dilakukan karena darurat atau semi darurat adalah operasi yang terpaksa
dilakukan, seperti menghilangkan cacat, menambah atau mengurangi organ tubuh tertentu
yang rusak dan jelek. Melihat pengaruh dan hasilnya, operasi tersebut sekaligus
memperindah bentuk dan rupa tubuh.
Cacat ada dua jenis: pertama, Cacat yang merupakan pembawaan dari lahir. Misalnya, bibir
sumbing, bentuk jari-jemari yang bengkok dan lain-lain. Kedua, Cacat yang timbul akibat
sakit yang diderita. Contohnya cacat yang timbul akibat penyakit kusta (lepra), akibat
kecelakaan dan luka bakar serta lain sebagainya.
Sudah barang tentu cacat tersebut sangat mengganggu penderita secara fisik maupun psikis.
Dalam kondisi demikian syariat membolehkan si penderita menghilangkan cacat,
memperbaiki atau mengurangi gangguan akibat cacat tersebut melalui operasi. Sebab cacat
tersebut mengganggu si penderita secara fisik maupun psikis sehingga ia boleh mengambil
dispensasi melakukan operasi. Dan juga karena hal itu sangat dibutuhkan si penderita.
Kebutuhan mendesak kadangkala termasuk darurat sebagai salah satu alasan keluarnya
dispensasi hukum. Setiap operasi yang tergolong sebagai operasi plastik yang memang
dibutuhkan guna menghilangkan gangguan, hukumnya boleh dilakukan dan tidak termasuk
merubah ciptaan Allah.
Pendapat ini dikemukan oleh Syaikh berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi ketika
membedakan antara operasi plastik yang dibolehkan dan yang diharamkan. Penjelasa ini
terpaku pada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
َ ت خَ ْل
ِ ق هَّللا ِ ت لِ ْل ُحس ِْن ْال ُم َغي َِّرا
ِ ت َو ْال ُمتَفَلِّ َجا َ ت َو ْال ُمتَنَ ِّم
ِ صا ِ ت َو ْال ُم ْستَوْ ِش َما
َ ت َوالنَّا ِم
ِ صا ِ لَ َعنَ هَّللا ُ ْال َوا ِش َما
“Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang
mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan
cantik dan merubah ciptaan Allah.” (H.R Muslim)
Imam An-Nawawi menjelaskan, “Al–Wasyimah” adalah wanita yang mentato. Yaitu melukis
punggung telapak tangan, pergelangan tangan, bibir atau anggota tubuh lainnya dengan jarum
atau sejenisnya hingga mengeluarkan darah lalu dibubuhi dengan tinta untuk diwarnai.
Perbuatan tersebut haram hukumnya bagi yang mentato ataupun yang minta ditato.
Sementara ‘an-naamishah’ adalah wanita yang menghilangkan atau mencukur bulu wajah.
Perbuatan tersebut jelas haram hukumnya baik yang mengikir ataupun yang dikikirkan
giginya berdasarkan hadits tersebut di atas. Dan tindakan itu juga termasuk merubah ciptaan
Allah, pemalsuan dan penipuan. Adapun sabda Nabi, “Yang mengikir giginya supaya
kelihatan cantik” maknanya adalah yang melakukan hal itu untuk mempercantik diri. Sabda
nabi tersebut secara implisit menunjukkan bahwa yang diharamkan adalah yang meminta hal
itu dilakukan atas dirinya dengan tujuan untuk mempercantik diri. Adapun bila hal itu perlu
dilakukan untuk tujuan pengobatan atau karena cacat pada gigi atau sejenisnya maka hal itu
dibolehkan, wallahu a’lam! (Syarh Shahih Muslim karangan Imam An-Nawawi XIII/107).
Suatu permasalahan yang perlu diperhatikan di sini ialah para ahli medis operasi plastik
tersebut biasanya tidak membedakan antara kebutuhan yang menimbulkan bahaya dengan
kebutuhan yang tidak menimbulkan bahaya. Yang menjadi interest mereka hanyalah mencari
keuntungan materi, dan memberi kepuasan kepada pasien dan pengikut hawa nafsu,
materialis dan penyeru kebebasan.
Mereka beranggapan setiap orang bebas melakukan apa saja terhadap tubuhnya sendiri. Ini
jelas sebuah penyimpangan. Karena pada hakikatnya jasad ini adalah milik Allah, Dia-lah
yang menetapkan ketentuan-ketentuan berkenaan dengannya sekehendak-Nya. Allah telah
menjelaskan kepada kita metoda-metoda yang telah diikrarkan Iblis untuk menyesatkan bani
Adam, di antaranya adalah firman Allah:
“Dan aku akan suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar
merubahnya.” (QS. An-Nisa: 119)
Ada beberapa pelaksanaan operasi plastik yang diharamkan karena tidak memenuhi
ketentuan-ketentuan dispensasi syar’i yang disepakati dan karena termasuk mempermainkan
ciptaan Allah serta hanya bertujuan mencari keindahan dan kecantikan semata, misalnya
memperindah payudara dengan mengecilkan atau membesarkannya atau operasi untuk
menghilangkan kesan ketuaan, misalnya mengeritingkan rambut atau sejenisnya. Dalam hal
ini syariat tidak membolehkannya. Karena tidak ada kebutuhan yang darurat untuk
melakukan hal itu.
Hal itu dilakukan semata-mata untuk merubah dan mempermainkan ciptaan Allah sesuai
dengan hawa nafsu dan syahwat manusia. Hal itu jelas haram dan terlaknat pelakunya. Dan
juga karena termasuk dalam dua perkara yang disebutkan dalam hadits di atas, yaitu hanya
ingin mempercantik diri dan merubah ciptaan Allah. Ditambah lagi operasi plastik semacam
itu banyak mengandung unsur penipuan dan pemalsuan. Demikian pula injeksi dengan zat-zat
yang diambil secara haram dari janin yang gugur, yang mana perbuatan tersebut merupakan
kejahatan serius, dan efek samping serta mudharat lainnya yang timbul akibat operasi plastik
sebagaimana dijelaskan oleh pakar-pakar kedokteran. (Baca: Ahkamul Jirahah, Karya Dr.
Muhammad Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqiithi).
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa operasi palstik yang dilakukan karena
alasan darurat, seperti karena kecelakaan, diperbolehkan sedangkan operasi plastik yang
dilakukan untuk mempercantik diri atau biar terlihat lebih muda jelas tidak diperbolehkan.
Haram hukumnya bagi umat islam melakukannya. Wallahu a’lam bis shawab!
Operasi plastik dipahami oleh masyarakat umum sebagai istilah medis yang mengacu pada
praktik bedah yang dilakukan pada bagian tubuh tertentu untuk memperbaiki atau
mengembalikan anggota tubuh tertentu ke bentuk semula atau bentuk yang dikehendaki.
Adapun operasi plastik pada wajah atau face off dalam istilah medis adalah upaya
merekontruksi wajah yang rusak karena suatu musibah agar kembali seperti semula.
Face off tersebut merupakan penemuan teknologi kedokteran yang dilakukan dengan sistem
bedah dan bila perlu dengan mengganti bagian wajah yang rusak dengan bagian tubuh
lainnya.
Perihal ini pernah diputuskan oleh para kiai melalui putusan lanjutan bahtsul masail Komisi
Bahtsul Masail Ad-Diniyyah Al-Waqi’iyyah Munas Alim Ulama di Gedung PBNU Jakarta
pada 21-22 Rajab 1427 H/16-16 Agustus 2006 M.
Ketika itu, para kiai mengatakan bahwa praktik face off ini lebih sering dilakukan oleh kaum
perempuan. Dalam Fathul Bari Syarah Shahihil Bukhari, karya Ibnu Hajar Al-Asqalani
disebutkan qaul Imam Ath-Thabari bahwa perempuan tidak boleh mengubah sesuatu dari
bentuk asal yang telah diciptakan Allah SWT, baik menambah atau mengurangi agar
kelihatan bagus. Seperti, seorang perempuan yang alisnya berdempetan, kemudian ia
menghilangkan (bulu alis) yang ada di antara keduanya, agar kelihatan cantik atau sebaliknya
(kelihatan jelek dengan berdempetannya).
Atau seorang perempuan yang memiliki gigi lebih lalu ia mencabutnya; atau giginya panjang
lalu ia memotongnya; atau perempuan itu berjenggot atau berkumis atau berbulu di bawah
bibirnya lalu mencabutnya; dan seorang perempuan yang rambutnya pendek atau tipis lalu ia
memanjangkannya atau menebalkannya dengan rambut orang lain; Semua itu adalah
termasuk perbuatan yang dilarang, karena mengubah apa yang telah diciptakan oleh Allah
SWT.
At-Thabari berpendapat pula, terkecuali jika ada bagian tubuh yang menimbulkan madarat
dan rasa sakit. Seperti, seorang perempuan yang memiliki gigi lebih atau giginya panjang
yang mengganggunya ketika makan, atau memiliki jemari lebih yang mengganggunya atau
menjadikan sakit maka boleh mencabut atau memotongnya. Dalam masalah yang terakhir ini,
laki-laki sama dengan perempuan.
Lalu bagaimana hukum face off (merekontruksi wajah) agar kembali seperti semula. Mereka
dalam forum tersebut menyatakan bahwa merekontruksi wajah agar kembali seperti semula
hukumnya boleh mengutip sejumlah pandangan ulama, salah satunya Syekh Wahbah Az-
Zuhayli berikut ini.
ان آ َخ َر ِم ْن ِج ْس ِم ِه َم َع ُم َراعَا ِة التََّأ ُّك ِد ِم ْن َأ َّن النَّ ْف َع ْال ُمتَ َوقَّ ِع
ٍ ان ِإلَى َم َك ِ ان ِم ْن ِجس ِْم اِإْل ْن َس ٍ يَجُو ُز نَ ْق ُل ْالعُضْ ِو ِم ْن َم َك
ْك ِإِل ي َجا ِد عُضْ ٍو َم ْفقُو ٍد َأوْ ِإِل عَا َد ِة َش ْكلِ ِه َأو َ ِب َعلَ ْيهَا َوبِشَرْ ِط َأ ْن يَ ُكونَ ذل ِ َّض َر ِر ْال ُمتَ َرتَّ ِم ْن ه ِذ ِه ْال َع َملِيَّ ِة َأرْ َج ُح ِمنَ ال
ص َأ ًذى نَ ْف ِسيٍّا َأوْ عُضْ ِويًّا ِ ب َأوْ ِإزَالَ ِة َد َما َم ٍة تُ َسبِّبُ لِل َّش ْخٍ ح َع ْي ِ َو ِظ ْيفَتِ ِه ْال َم ْعهُو َد ِة لَهُ َأوْ ِإِل صْ اَل
Artinya, “Boleh memindah anggota badan dari satu tempat di tubuh seseorang ke tempat lain
di tubuhnya, disertai pertimbangan matang, manfaat yang diharapkan dari operasi semacam
ini lebih unggul dibanding bahayanya. Disyaratkan pula operasi itu dilakukan untuk
membentuk anggota badan yang hilang, untuk mengembalikannya ke bentuk semula,
mengembalikan fungsinya, menghilangkan cacat, atau menghilangkan bentuk jelek yang
membuat seseorang mengalami tekanan jiwa atau gangguan fisik,” (Lihat Syekh Wahbah al-
Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], jilid VIII,
halaman 5124).
Forum lanjutan Munas NU ini juga mengutip pandangan Syekh Abdul Karim Zaidan, salah
seorang guru besar fiqih dan ushul fiqih di Iraq, perihal operasi medis dalam rangka
merekonstruksi wajah atau anggota tubuh lainnya karena yang cacat karena kecelakaan
tertentu.
ٍ ح َأوْ َم َر
ض ٍ ْق َأوْ َجر
ٍ ْظا ِه َر ٍة ِم ْن بَ َدنِهَا نَتِي َجةَ َحرَ صابُ ْال َمرْ َأةُ بِ َش ْي ٍء ِمنَ التَّ ْش ِوي ِه فِي َوجْ ِههَا َأوْ بَِأجْ زَا ٍء َ ُقَ ْد ت
احيَّ ٍة ِإِل زَالَ ِة هَ َذا ٍ ق احْ تِ َمالُهُ لِ َما يُ َسبِّبُهُ ِم ْن َأدًى َم ْعن َِويٍّ لِ ْل َمرْ َأ ِة فَهَلْ يَجُو ُز ِإجْ َرا ُء َع َملِيَّا
ِ ت ِج َر ُ َوه َذا التَّ ْش ِويهُ اَل يُطَا
ص َل َّ َأْل ْ
َ يل َّن القَصْ َد ا َّو َل ِإزَالَةُ التَّ ْش ِوي ِه ال ِذي َح َأِل ِ ين َوالتَّجْ ِم ِ َّات ِإلَى َش ْي ٍء ِمنَ التَّحْ ِس ْ
ُ ت هَ ِذ ِه ال َع َملِي ْ التَّ ْش ِوي ِه َولَوْ َأ َّد
ين بِِإزَالَ ِة ه َذا التَّ ْش ِوي ِه فَتَ ْبقَى ه ِذ ِه ِ صي ُل َش ْي ٍء ِمنَ التَّحْ ِس ِ ْت تَح ِ ت ْال َمرْ َأةُ ِم ْن ِإجْ َرا ٍء ِم ْن ه ِذ ِه ْال َع َملِيَّا ِ ص َد َ ََو َحتَّى لَوْ ق
ِّق َوجْ ٍه َو َحف ِه ْ ْ ْ ٌ
ُ ين َوجْ ِههَا َجاِئ َزة َجا َء فِي فِق ِه ال َحنَابِلَ ِة َولَهَا َحل َأ ْ
ِ اح َّن َرغبَةَ ال َمرْ ِة فِي تَحْ ِسْ َأِل ْ
ِ ََّات فِي دَاِئ َر ِة ال ُمب ُ ْال َع َملِي
ِ َوتَحْ ِسينِ ِه َوتَحْ َم
ير ِه
Seorang perempuan terkadang mengalami suatu cacat di muka, atau anggota badannya yang
luar, akibat luka bakar, luka robek, atau penyakit lain. Cacat ini tidak bisa dibiarkan oleh
seorang perempuan karena menyebabkan tekanan batin baginya. Maka apakah ia boleh
menempuh operasi untuk menghilangkannya? Operasi tersebut boleh ditempuhnya, meskipun
akan mengarah pada mempercantik dan memperelok diri. Sebab, tujuan utamanya
menghilangkan cacat. Bahkan, andaikata dengan operasi itu ia berniat untuk mempercantik
diri dengan hilangnya cacat tersebut, maka operasi itu tetap dalam taraf diperbolehkan. Sebab
kecenderungan perempuan mempercantik wajahnya diperbolehkan. Dalam fiqh madzhab
Hanbali ada keterangan, ‘Bagi perempuan boleh mencukur (rambut) wajah, mengikisnya
sampai habis, mempercantik dan memerahkannya,’” (Lihat Syekh Abdul Karim Zaidan, Al-
Mufashshal fi Ahkamil Mar’ah wa Baitil Mal, [Beirut, Muassasatur Risalah: tanpa catatan
tahun] jilid III, halaman 410).
Keterangan dari Syekh Abdul Karim Zaidan ini juga membolehkan operasi plastik dalam
rangka mempercantik diri di klinik-klinik kecantikan. Syekh Abdul Karim Zaidan
memandang bahwa operasi plastik untuk pada wajah demi kecantikan masih dalam batas-
batas kewajaran yang dibenarkan oleh syariat sebagaimana dikutip dari pandangan Mazhab
Hanbali. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Hukum Operasi Plastik Dalam Islam dan Dalilnya
Operasi plastik (plastic surgery) ialah tindakan kedokteran yang dilakukan untuk
memperbaiki atau memperindah bagian tubuh manusia dengan cara merubah jaringan kulit.
Operasi plastik dalam bahasa arab dikenal dengan istilah jirahah at tajmil yang berarti operasi
bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang nampak atau untuk
memperbaiki fungsinya ketika anggota tubuh tersebut hilang, lepas, atau rusak (Al Mausu’ah
At Thbbiyh Al Haditsah 3/454).
ads
Yaitu operasi plastik untuk memperbaiki bagian tubuh tertentu yang memiliki kerusakan atau
kegagalan fungsi. Operasi ini bertujuan untuk menyembuhkan atau mengembalikan
penampilan atau fungsi menjadi lebih baik atau setidaknya mendekati kondisi normal seperti
manusia pada umumnya misalnya operasi karena bibir sumbing sehingga susah untuk makan,
membuka penyumbatan pada bagian anus karena sakit, melakukan implant payudara karena
terkena kanker, memperbaiki hidung karena cacat, menyambungkan jari tangan atau kaki
karena kecelakaan, memperbaiki kulit akibat luka bakar, memperbaiki tulang akibat patah
tulang, dan lain lain.
Yaitu operasi yang bertujuan untuk mempercantik atau memperindah bentuk rupa dan tubuh
agar terlihat lebih menarik dengan cara ditambah, dikurangi, atau dibuang, operasi ini
merupakan tindakan kesengajaan atau berasal dari keinginan pasien sendiri, contohnya
memperbesar payudara, melangsingkan pinggang atau memperbesar pinggul, mengubah
mulut menjadi lebih kecil atau lebih merah dengan sulam bibir, membuat hidung lebih
mancung, melentikkan bulu mata, menaikkan atau menyulam alis, facelift atau
mengencangkan kulit, dan lain lain.
Dalam islam, terdapat hukum yang mengatur halal atau haram nya operasi tersebut dilakukan
berikut penjelasannya
Mubah
Operasi yang mubah atau boleh dilakukan adalah operasi yang bertujuan untuk memperbaiki
anggota tubuh yang cacat atau rusak, ada dua jenis yaitu :
Operasi karena cacat sejak lahir (al uyub al khalqiyyah) misalnya operasi bibir sumbing
agar bentuk dan fungsi lebih mendekati normal, memperbaiki susunan gigi yang maju ke
depan dan tidak normal struktur nya hingga menyulitkan untuk makan dan berbicara.
Operasi karena cacat yang datang kemudian (al uyub al thari’ah) misalnya cacat tangan
atau kaki karena kecelakaan, memperbaiki jaringan kulit yang rusak akibat kebakaran,
operasi mata karena katarak atau luka hingga fungsi penglihatan terganggu, operasi suntik
payudara wanita karena penyakit atrofi (pengecilan atau penyusutan jaringan otot dan
jaringan syaraf sehingga bentuk menjadi tidak normal.
Operasi plastik yang demikian boleh dilakukan karena bertujuan untuk mengobati seperti
dalam dalil berikut : “wahai hamba hamba Allah berobatlah kalian, karena
sesungguhnyaAllah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya”.
(HR Tirmidzi no 1961).
Dari hadist tersebut dijelaskan hendaknya seseorang yang tertimpa sakit berusaha berobat
agar bisa sehat seperti sedia kala dan tidak terganggu dalam melakukan berbagai aktivitas.
Operasi yang dilakukan tentunya harus dijalankan oleh pihak yang berkompeten dan diiringi
dengan doa kepada Allah agar diberi jalan kesembuhan atas penyakit nya.
Haram
Adapun operasi yang haram hukumnya ialah yang hanya bertujuan untuk mempercantik atau
memperindah bentuk tubuh semata karena nafsu duniawi tanpa ada niat mengobati atau
memperbaiki suatu kecacatan. Allah berfirman :
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya.” (QS At
Tin : 4)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah sebaik baik mkhluk yang diciptakan
Allah, manusia memiliki kecantikan atau ketampanan yang relatif dan berbeda satu dengan
lainnya, meskipun begitu, manusia sering merasa kurang bersyukur dengan pemberian Allah
sehingga senantiasa berusaha untuk memperindah fisik nya hingga mengubah ciptaan Allah
dengan melakukan operasi plastik.
Operasi plastik dengan tujuan dasar kecantikan sering disebut dengan istilah bedah kosmetik,
sebagian besar dilakukan oleh wanita dimana hasrat dasar mereka adalah suka berhias dan
ingin senantiasa tampil cantik dan menarik, sesungguhnya kecantikan bukan hanya dari fisik
saja, wanita yang memiliki inner beauty, kecerdasan, kesederhanaan, dan kecantikan alami
lebih menarik di mata laki laki, wanita sholehah yang memiliki akhlak baik dan lemah lembut
juga lebih indah di mata Allah.
Operasi bedah kosmetik ini haram hukumnya sesuai firman Allah berikut : “dan akan aku
(syetan) suruh mereka mengubah ciptaan Allah lalu benar benar mereka mengubahnya”. (QS
An Nisa 119). Ayat tersebut menjelaskan kecaman atas perbuatan syetan yang senantiasa
mengajak manusia untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat diantaranya mengubah
ciptaan Allah (taghyir khalqillah).
Salah satu cara mensyukuri nikmat allah ialah dengan menerima kondisi yang sudah Allah
berikan dan tidak berupaya untuk mengubahnya dengan jalan operasi kecuali dalam keadaa
darurat.
Perbuatan ini haram dan dilaknat Allah, Rasulullah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan
oleh Ibn Umar “Allah melaknat orang yang melakukan penyambungan rambut dan membuat
tatto, baik pelaku atau orang yang disuruh membuat tatto”.
Mengubah Jenis Kelamin dengan Mengubah Jenis Kelamin Laki Laki Menjadi Perempuan
atau Sebaliknya
Hal ini jelas tidak sesuai syariat islam karena mengubah takdir yang telah ditentukan Allah
seperti sabda Rasulullah berikut “Allah melaknat orang orang yang berusaha menyerupai laki
laki menjadi perempuan atau dari perempuan menjadi laki laki”. (HR Ibn Abbas)
Termasuk perbuatan yang dilarang karena memiliki unsur penipuan dan menghias diri secara
berlebihan, umumnya dilakukan karena ingin tampil lebih menarik atau mengikuti trend
belaka. tanam gigi menurut islam juga tidak diperbolehkan jika bertujuan secara berlebihan.
Rasulullah bersabda “yang merenggangkan gigi untuk kecantikan, mereka itu yang
mengubah ubah ciptaan Allah”. (Imam Al Qurthubi Rahimahullah dalam tafsirnya)
Hal ini tidak dibenarkan dalam syariat islam karena termasuk merubah ciptaan Allah dan
menyakiti diri sendiri sebagaimana diketahui proses nya dilakukan dengan digambar
menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam kulit hingga lapisan kulit kedua yang tentu
akan menyaktkan diri sendiri. Perbuatan tersebut dilarang seperti pada hadist berikut
“larangan tersebut adalah untuk alis dan ujung ujung wajah” (Sharh Shahih Muslim 14/106)
Membesarkan Payudara dengan Implan
“dan hendaklah amu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang orang jahiliyah dahulu”.
Wanita barangkali memang merasa lebih percaya diri dengan bentuk tubuh yang indah,
apalagi jika berhubungan dengan suami, mereka akan merasa bangga jika tubuhnya disukai
oleh suami, boleh saja memperindah bentuk tubuh dengan cara alami yang tidak merusak
ciptaan Allah misalnya dengan olahraga rutin, makan makanan yang bergizi, dan memakai
masker kacang panjang yang dihaluskan untuk mengencangkan payudara. Tetapi jika sampai
memaksakan keadaan seperti operasi implan payudara maka hal itu tidak dibenarkan dalam
islam.
yang dilakukan untuk menutup aib dan penipuan karena pernah berbuat zina atau maksiat
dimana hal tersebut hanya mementingkan nafsu duniawi semata. Selain itu, aurat wanita
tersebut akan terlihat oleh orang lain sehingga hal ini tidak diperbolehkan dalam syariat islam
karena tidak dalam keadaan yang darurat. Hal ini haram karena lebih banyak mudharat
(bahaya) nya daripada manfaat nya, seperti firman Allah berikut “tidak boleh melakukan
perbuatan yang membuat mudharat baik permulaan ataupun balasan”. (HR Ibnu Majah)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa operasi plastik yang dilakukan karena
bertujuan untuk memperbaiki cacat atau kekurangan pada tubuh yang termasuk kategori
darurat sehingga menyulitkan diri untuk melakukan aktivitas sehari hari halal hukumnya atau
boleh dilakukan.
Sedangkan operasi yang bertujuan karena ingin mempermanis diri, mengubah penampilan,
memperkuat citra dan lain sebagainyahanyakarena kehendak nafsu duniawi dengan
mengubah ciptaan Allah maka hal tersebut haram, tidak boleh dilakukan.Salah satu cara
mensyukuri nikmat Allah adalah dengan menerima segala yang diberikan Nya. Islam
memiliki berbagai syariat yang terbaik, jika dilarang berarti mengarah pada keburukan, jika
diwajibkan atau dianjurkan berarti mengarah pada kebaikan. Semoga kita senantiasa
bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Sekian dan terima kasih.
FBTwitterWALinePinterestG+LinkedIn
agama, akhlak, al-quran, amalan shaleh, hukum islam, info islami, sunnah rasul
ads
Dalam bahasa Arab sendiri, operasi plastik disebut jiharah at-tajmil yang berarti
memperbaiki penampilan suatu anggota tubuh yang nampak atau untuk memperbaiki
fungsinya ketika anggota tubuh tersebut kehilangan fungsinya atau rusak.
Hukum operasi plastik menurut Islam adalah mubah apabila dengan alasan untuk kesehatan
atau medis namun diharamkan apabila tujuannya hanyalah untuk memperindah diri atau
untuk estetik. Operasi plastik yang diperbolehkan dalam Islam adalah apabila hal tersebut
dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki anggota tubuh yang rusak atau yang cacat sejak
lahir, seperti bibir sumbing, atau cacat karena kecelakaan akibat kebakaran, dan sebagainya.
Hal tersebut mubah berdasarkan dalil berikut :
Rasulullah SAW. bersabda : ”Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah
menurunkan pula obatnya.” (HR. Bukhari)
Dan Rasulullah SAW. bersabda : “Wahai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian! Karena
sesunggunya Allah tidak menurunkan satu penyakit kecuali menurunkan pula obatnya.” (HR.
Tirmidzi)
Operasi plastik diharamkan apabila tujuannya adalah untuk mempercantik diri, padahal tiada
suatu kekurangan ataupun penyakit pada dirinya tersebut yang perlu dilakukan operasi
plastik. Hal tersebut sama saja dengan mengubah ciptaan Allah, dan sesungguhnya orang
yang mengubah ciptaan Allah adalah pengikut syaithan.
Dalam ayat tersebut jelas dikatakan bahwa mengubah ciptaan Allah adalah perbuatan yang
dilaknat dan hal tersebut merupakan perintah setan. Sebagai muslim yang baik kita harus
menjaga pemberian Allah dan tidak mengubahnya sebagai wujud atau cara bersyukur
menurut Islam.
Padahal cara memepercantik diri menurut Islam adalah tidak perlu dengan mengubah bentuk
dan penampilan fisik, cukup dengan cara memperbaiki akhlak dan meningkatkan
keimanannya terhadap Allah SWT. Meski demikian, tetap saja banyak kaum muslimin yang
tetap melakukan operasi plastik. Dan berikut beberapa pandangan Islam mengenai perkara
operasi plastik :
Operasi plastik hukumnya mubah atau diperbolehkan apabila hal tersebut dilakukan demi
kepentingan medis atau kesehatan orang yang bersangkutan.
Hukum operasi plastik menjadi haram apabila hal tersebut dilakukan berdasarkan untuk
mempercantik diri dan menyempurnakan penampilan semata-mata untuk kepuasan batin. Hal
tersebut diharamkan karena sama saja sepert mengubah ciptaan Allahidak mensyukuri
pemberian Allah SWT.
Dalam Islam apabila operasi plastik bersifat rehabilitasi atau untuk penyembuhan seperti
bibir sumbing, atau cacat karena kecelakaan, maka hal tersebut justru dianjurkan. Mengapa
dianjurkan? Karena hal tersebut demi kebaikan psikologis penderitanya.
5. Berdampak negatif
Operasi plastik yang dilakukan berdasarkan untuk kecantikan dapat berdampak negative bagi
pelakunya, karena keberhasilan dari operasi tersebut belum bisa dipastikan berhasil seratus
persen sempurna. Bisa jadi hasilnya malah diluar dugaan.
Mempercantik diri dengan operasi plastik sama saja dengan merubah ciptaan Allah SWT. dan
hukumnya adalah dosa.
Orang yang melakukan operasi plastik demi mendapatkan penampilan dan rupa yang cantik,
hal tersebut membuktikan bahwa pelakunya tidak mensyukuri nikmat dan pemberian Allah.
8. Menimbulkan dosa
Operasi plastik menjadi menimbulkan dosa bagi pelakunya apabila tujuannya bukan
berdasarkan apa yang diperbolehkan dalam Islam dan melanggar aturan-aturan Islam.
Jadi, dalam Islam tidak diperbolehkan untuk melakukan operasi plastik apabila tidak
mengalami urgensi dan secara medis tidak membutuhkan hal tersebut. Dan untuk para kaum
hawa, dosa wanita yang paling dibenci oleh Allah salah satunya adalah merubah fisik. Allah
SWT. membenci hambanya yang merubah fisiknya, karena hal tersebut merupakan wujud
dari rasa tidak bersyukur atas pemberian-Nya. Wanita cantik menurut Islam bukanlah
berdasarkan rupa dan penampilannya, namun berdasarkan pada akhlak, ketakwaan dan
keimanannya kepada Allah SWT.
https://dalamislam.com/info-islami/pandangan-islam-tentang-operasi-plastik