QURAN
“Tinjauan QS. An-Nisa (4): 119”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Tafsir Ahkam dan Isu Kontemporer
Dosen Pengampu:
Deddy Ilyas, M. Us
Disusun Oleh:
Gusti (20010005)
Ilmilia Karmmila (20010004)
1
Nurul Magfirah dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Pelastik Sebagai Ijgtihad dalam Hukum
Islam, Jurnal University Research Coloquium, II (2015), hlm. 121.
2
Sehingga jika mempercantik diri sampai mengubah ciptaan Allah, maka hal itu
sangatlah dilarang. Berdasarkan latar belakang tersebut kami bermaksud untuk
merinci perihal “Hukum Operasi Plastic Dalam Al-Quran penafsiran QS. An-Nisa:
119.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan sejarah singkat munculnya operasi plastic?
2. Bagaimana penafsiran mufassir terkait QS. An-Nisa: 119?
3. Bagaimana hukum operasi plastic?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dan sejarah singkat munculnya operasi plastic.
2. Untuk mengetahui penafsiran mufassir terkait QS. An-Nisa: 119.
3. Untuk mengetahui hukum operasi plastic.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Operasi plastik berasal dari dua kata, yaitu “Operasi” yang artinya
“pembedahan” dan “Plastik” yang berasal dari empat bahasa yaitu, plasein (Bahasa
Kunonya), plastiec (Bahasa Belanda), plasticos (Bahasa Latin), plastics (Bahasa
Inggris), yang kesemuanya itu berarti “berubah bentuk”, di dalam Ilmu Kedokteran
dikenal dengan “plastics of surgery” yang artinya “pembedahan plastik”2.
Operasi Plastik adalah operasi yang dilakukan untuk memperbaiki bagian
badan (terutama kulit) yang rusak atau cacat atau untuk mempercantik diri. Dalam
fiqh modern, operasi plastik disebut al-Jirahah (‘amaliyyah at-tajmiliyyah). Al-
Jirahah diartikan operasi bedah yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan
suatu anggota badan yang tampak atau untuk memperbaiki fungsi dari anggota
tersebut ketika anggota tubuh itu berkurang, lepas atau rusak.3
Operasi plastik jauh berbeda dari operasi kecantikan. Operasi kecantikan
dalam pengertian sederhana adalah melakukan perubahan pada bagian tubuh agar
terlihat cantik, terlihat menarik atau untuk memperbaiki fungsi tubuh sebagaimana
mestinya sehingga bisa menambah rasa percaya diri.4
Praktik operasi plastik berawal dari bentuk apresiasi terhadap tentara yang
telah berjuang di medan perang pada Perang Dunia Kedua. Mereka mendapatkan
pelayanan dalam penyembuhan luka-luka ketika pertempuran, sehingga tubuh
mereka dapat kembali normal, tanpa ada cacat yang mengganggu keseharian
mereka. Berlanjut pada periode pasca perang dunia kedua, praktek operasi plastik
dilakukan atas permintaan masyarakat Amerika Serikat terutama keturunan Yahudi
2
Nurul Magfirah dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Pelastik Sebagai Ijgtihad dalam Hukum
Islam..., hlm, 121.
3
Havis Aravik, dkk, Operasi Plastik Dalam Perspektif Hukum Islam. Mizan Journal of Islamic
Law, 2, (2018), hlm. 184.
4
Abdillah F. Hasan, Berbahagialah Para Wanita, Inilah 99 Keistimewaan Dirimu, (Jakarta:
Quanta, 2021), hlm. 153.
4
dan Italia untuk dioperasi pada bagian hidung (rhinoplasty) agar terlihat lebih alami
seperti masyarakat Amerika umumnya. Menurut Anthony Elliot bahwa beberapa
pasien operasi plastik di Asia juga mengalami hal yang sama agar lebih terlihat
ideal seperti suku Kaukasia. Beberapa klinik kecantikan di Indonesia misalnya
menyediakan layanan untuk implan hidung (rhinoplasty), peremajaan kulit
(facelifting), pembentukan rahang (jaw contour) dan masih banyak lainnya. Hal ini
dilakukan untuk menangani pasien yang bermasalah dengan bagian tubuhnya
tersebut, contohnya hidung pesek, rahang lebar, kelopak mata yang kecil, kantung
mata, sampai dengan lemak tubuh yang berlebih, dengan prosedur operasi yang
berbeda-beda. Bagi sebagian masyarakat bersikap kontra, cenderung
memandangnya sebagai sesuatu yang berlebihan, karena umumnya operasi plastik
hanya ditujukan bagi orang-orang yang cacat fisik.5
5
Azizah Kumala Sari, Signifikansi Larangan Operasi Plastik Dalam Penafsiran QS. An-Nisa (4):
119 Perspektif Makna Cum Maghza, Jurnal al-Irfan, 2, (2020), hlm. 206-207.
5
lesbian serta praktek-praktek yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Termasuk
juga dalam pengertian kata ini, memfungsikan makhluk Allah SWT tidak sesuai
dengan fungsi yang sesungguhnya, sepertimempertuhankan bintang, dan atau
menjadikannya sebagai tanda-tanda bagi perjalanan hidup manusia (astronomi)
atau memahami gerhana matahari dan bulan sebagai tanda-tanda peristiwa tertentu.
6
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta: Lentera
Hati 2002), hlm. 591.
6
tetapi semuanya direstui agama. Kemudian, Quraish Shihab juga berpendapat
bahwa beliau tidak melihat adanya larangan melalui ayat-ayat dan hadits tentang
mengubah ciptaan Allah SWT diatas, untuk melakukan operasi plastik.
Potongan kalimat terakhir dalam surah an-Nisa ayat 119 ini yaitu ومن يتخذ
الشيطان وليا من دون هلال فقد خسر خسرانا مبيناlafadz Barang siapa yang menjadikan setan
menjadi pelindung selain Allah SWT, maka sesungguhnya dia menderita kerugian
yang nyata. Maksud dari kalimat ini menurut pandangan Quraish Shihab yaitu
“Barang siapa yang mengubah ciptaan Allah SWT itu, maka ia telah menjadikan
setan menjadi pelindung selain Allah SWT, dan jika demikian itu halnya maka
sesungguhnya dia menderita kerugian yang nyata”. Dalam menafsirkan lafadz
kalimat ini, Quraish Shihab mengaitkan potongan ayat terakhir ini dengan lafadz
sebelumnya tentang mengubah ciptaan Allah SWT. Maka siapa saja yang
mengubah ciptaan Allah SWT, maka dengan kata lain ia telah mengikuti ajakan
setan dan menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah SWT. Dan jika hal itu
terjadi, maka orang tersebut akan mendapat kerugian yang nyata berupa dosa dan
laknat dari Allah SWT.7
7
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran…, hlm. 591.
7
makhluk Allah SWT tidak sesuai dengan fungsi yang sesungguhnya:
mempertuhankan binatang atau menjadikannya sebagai tanda-tanda bagi perjalanan
hidup manusia (astronomi), memahami gerhana matahari dan bulan sebagai tanda-
tanda peristiwa tertentu serta mengebiri. Ketiga, Homoseksual, dan lesbian serta
praktek-praktek yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Selanjutnya, berdasarkan
penafsiran Quraish Shihab, makna فليغيرنهلال خلقpada surah an-Nisa ayat 119 ini
tidak bisa dipahami sebagai larangan secara mutlak. Jika pengubahan yang
dilakukan adalah terlahir dari ajaran setan seperti perbuatan mengubah ciptaan
Allah SWT yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tidak boleh dilakukan. Tetapi,
jika pengubahan ciptaan Allah SWT yang dilakukan itu direstui agama, karena
bukan lahir dari ajaran setan, tidak juga memperburuk apalagi membatalkan
fungsinya, maka boleh dilakukan. Contoh perbuatan mengubah ciptaan Allah SWT
yang termasuk kedalam kriteria yang diperbolehkan adalah: memotong kuku,
mencukur rambut, khitan/sunat buat pria, melubangi telinga untuk memasang
anting dan lain-lain boleh dilakukan.
Kemudian dalam menafsirkan makna هلال خلق فليغيرنpada ayat ini, M.Quraish
Shihab juga menafsirkan mengenai operasi plastik. Dalam tafsir al-Misbah, beliau
menyatakan bahwa operasi plastik itu tidak dilarang dan boleh dilakukan. Pendapat
Quraish Shihab ini berdasarkan pada dua hal: 1) kandungan surah an-Nisa’ [4]: 119
tersebut memang merupakan larangan untuk melakukan pengubahan bentuk fisik,
akan tetapi konteksnya adalah berkaitan dengan binatang, pengubahan yang
memperburuk atau menghalangi berfungsinya salah satu anggota badan ciptaan
Allah SWT, dan atas dorongan ajaran setan. Maka, jika ketiga faktor tersebut tidak
terpenuhi, terbuka lah kemungkinan untuk membolehkan melakukan pengubahan
bentuk fisik, termasuk oprasi plastik.8 2) Merujuk kepada sebuah penafsiran dari
Ulama besar kontemporer dari Tunis, Syaikh Muhammad Fadhil bin ‘Asyur, dalam
tafsir ath-Tahrir wa at-Tanwir yang menyatakan bahwa: “Tidak termasuk dalam
pengertian mengubah ciptaan Allah SWT bila seseorang melakukan perubahan
8
Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 2007), hlm.
8
yang diizinkan-Nya. Tidak juga termasuk dalam larangan ini, pengubahan yang
bertujuan memperbaiki atau memperindah".9
9
Rizki Ramadhan, Mengubah Ciptaan Allah, Skripsi, (2021), hlm. 12.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Operasi Plastik adalah operasi yang dilakukan untuk memperbaiki bagian
badan (terutama kulit) yang rusak atau cacat atau untuk mempercantik diri. dalam
menafsirkan makna هلال خلق فليغيرنpada ayat ini, M.Quraish Shihab juga
menafsirkan mengenai operasi plastik. Dalam tafsir al-Misbah, beliau menyatakan
bahwa operasi plastik itu tidak dilarang dan boleh dilakukan. Pendapat Quraish
Shihab ini berdasarkan pada dua hal: 1) kandungan surah an-Nisa’ [4]: 119 tersebut
memang merupakan larangan untuk melakukan pengubahan bentuk fisik, akan
tetapi konteksnya adalah berkaitan dengan binatang, pengubahan yang
memperburuk atau menghalangi berfungsinya salah satu anggota badan ciptaan
Allah SWT, dan atas dorongan ajaran setan. Maka, jika ketiga faktor tersebut tidak
terpenuhi, terbuka lah kemungkinan untuk membolehkan melakukan pengubahan
bentuk fisik, termasuk oprasi plastik. 2) Merujuk kepada sebuah penafsiran dari
Ulama besar kontemporer dari Tunis, Syaikh Muhammad Fadhil bin ‘Asyur, dalam
tafsir ath-Tahrir wa at-Tanwir yang menyatakan bahwa: “Tidak termasuk dalam
pengertian mengubah ciptaan Allah SWT bila seseorang melakukan perubahan
yang diizinkan-Nya. Tidak juga termasuk dalam larangan ini, pengubahan yang
bertujuan memperbaiki atau memperindah".
10
DAFTAR PUSTAKA
11