Anda di halaman 1dari 11

OPERASI PLASTIK DENGAN TUJUAN KECANTIKAN DALAM AL-

QURAN
“Tinjauan QS. An-Nisa (4): 119”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Tafsir Ahkam dan Isu Kontemporer

Dosen Pengampu:
Deddy Ilyas, M. Us

Disusun Oleh:
Gusti (20010005)
Ilmilia Karmmila (20010004)

PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QURAN AL-LATHIFIYYAH
PALEMBANG
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern ini gaya hidup masyarakat akan semakin meningkat dengan
berbagai trend yang ada pada saat ini. Dan seiring berkembangnya jaman, dunia
kecan6ikan berkembang cukup pesat. Kesadaran mereka mengenai sebuah
penampilan dirasa penting, baik dikalangan perempuan ataupun laki-laki. Dalam
hal ini kecantikan memiliki banyak arti berupa perawatan kulit, perawatan tubuh
atau perawatan wajah. Terdapat berbagai macam cara individu dalam memperbaiki
penampilannya dari cara yang sederhana sampai dengan cara yang ekstrim mereka
lakukan demi mendapatkan sebuah penampilan atau kecantikan yang sempurna.
Salah satu cara yang berkembang diera modern ini dan cukup buming adalah
dengan cara operasi plastik.
Pengertian operasi plastik secara umum adalah berubah bentuk dengan
cara pembedahan, sedangkan pengertian operasi plastik menurut ilmu kedokteran
adalah pembedahan jaringan atau organ yang akan dioperasi dengan memindahkan
jaringan atau organ dari tempat yang satu ke tempat yang lain sebagai bahan untuk
menambah jaringan yang dioperasi1.
Pada saat ini, pandangan masyarakat tentang operasi plastik berorientasi
hanya pada masalah kecantikan (estetik), seperti sedot lemak, memancungkan
hidung, mengencangkan muka, meniruskan dagu atau pipi, dan lain sebagainya.
Sesungguhnya, ruang lingkup operasi plastik sangat pluas. Tidak hanya masalah
estetika, tetapi juga rekonstruksi, seperti pada kasus-kasus luka bakar, trauma wajah
pada kasus kecelakaan, cacat bawaan lahir (congenital), seperti bibir sumbing,
kelainan padak alat kelamin, serta kelainan conginental lainnya. Namun bukan
berarti nilai estetika dan agama tidak diperhatikan.
Memang pada dasarnya Allah menyukai keindahan, oleh karenanya islam
membolehkan Wanita untuk mempercantik diri dengan catatan tidak berlebihan.

1
Nurul Magfirah dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Pelastik Sebagai Ijgtihad dalam Hukum
Islam, Jurnal University Research Coloquium, II (2015), hlm. 121.

2
Sehingga jika mempercantik diri sampai mengubah ciptaan Allah, maka hal itu
sangatlah dilarang. Berdasarkan latar belakang tersebut kami bermaksud untuk
merinci perihal “Hukum Operasi Plastic Dalam Al-Quran penafsiran QS. An-Nisa:
119.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan sejarah singkat munculnya operasi plastic?
2. Bagaimana penafsiran mufassir terkait QS. An-Nisa: 119?
3. Bagaimana hukum operasi plastic?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dan sejarah singkat munculnya operasi plastic.
2. Untuk mengetahui penafsiran mufassir terkait QS. An-Nisa: 119.
3. Untuk mengetahui hukum operasi plastic.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Operasi Plastik atau Operasi Kecantikan

Operasi plastik berasal dari dua kata, yaitu “Operasi” yang artinya
“pembedahan” dan “Plastik” yang berasal dari empat bahasa yaitu, plasein (Bahasa
Kunonya), plastiec (Bahasa Belanda), plasticos (Bahasa Latin), plastics (Bahasa
Inggris), yang kesemuanya itu berarti “berubah bentuk”, di dalam Ilmu Kedokteran
dikenal dengan “plastics of surgery” yang artinya “pembedahan plastik”2.
Operasi Plastik adalah operasi yang dilakukan untuk memperbaiki bagian
badan (terutama kulit) yang rusak atau cacat atau untuk mempercantik diri. Dalam
fiqh modern, operasi plastik disebut al-Jirahah (‘amaliyyah at-tajmiliyyah). Al-
Jirahah diartikan operasi bedah yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan
suatu anggota badan yang tampak atau untuk memperbaiki fungsi dari anggota
tersebut ketika anggota tubuh itu berkurang, lepas atau rusak.3
Operasi plastik jauh berbeda dari operasi kecantikan. Operasi kecantikan
dalam pengertian sederhana adalah melakukan perubahan pada bagian tubuh agar
terlihat cantik, terlihat menarik atau untuk memperbaiki fungsi tubuh sebagaimana
mestinya sehingga bisa menambah rasa percaya diri.4
Praktik operasi plastik berawal dari bentuk apresiasi terhadap tentara yang
telah berjuang di medan perang pada Perang Dunia Kedua. Mereka mendapatkan
pelayanan dalam penyembuhan luka-luka ketika pertempuran, sehingga tubuh
mereka dapat kembali normal, tanpa ada cacat yang mengganggu keseharian
mereka. Berlanjut pada periode pasca perang dunia kedua, praktek operasi plastik
dilakukan atas permintaan masyarakat Amerika Serikat terutama keturunan Yahudi

2
Nurul Magfirah dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Pelastik Sebagai Ijgtihad dalam Hukum
Islam..., hlm, 121.
3
Havis Aravik, dkk, Operasi Plastik Dalam Perspektif Hukum Islam. Mizan Journal of Islamic
Law, 2, (2018), hlm. 184.
4
Abdillah F. Hasan, Berbahagialah Para Wanita, Inilah 99 Keistimewaan Dirimu, (Jakarta:
Quanta, 2021), hlm. 153.

4
dan Italia untuk dioperasi pada bagian hidung (rhinoplasty) agar terlihat lebih alami
seperti masyarakat Amerika umumnya. Menurut Anthony Elliot bahwa beberapa
pasien operasi plastik di Asia juga mengalami hal yang sama agar lebih terlihat
ideal seperti suku Kaukasia. Beberapa klinik kecantikan di Indonesia misalnya
menyediakan layanan untuk implan hidung (rhinoplasty), peremajaan kulit
(facelifting), pembentukan rahang (jaw contour) dan masih banyak lainnya. Hal ini
dilakukan untuk menangani pasien yang bermasalah dengan bagian tubuhnya
tersebut, contohnya hidung pesek, rahang lebar, kelopak mata yang kecil, kantung
mata, sampai dengan lemak tubuh yang berlebih, dengan prosedur operasi yang
berbeda-beda. Bagi sebagian masyarakat bersikap kontra, cenderung
memandangnya sebagai sesuatu yang berlebihan, karena umumnya operasi plastik
hanya ditujukan bagi orang-orang yang cacat fisik.5

B. Penafsiran QS. AN-Nisa (4): 119

‫َّخ ِْذ الشَّي ٰط اْن اولِيًّا ِم ْن‬


ِ ‫اللِْۗومنْ يَّت‬ ِ ِْ ‫َّهمْ اوا َٰل ُمارََّّنُْم فالايُبا تِ ُك َّْن اٰذاا اْن اَلان اع‬
‫ام اوا َٰل ُمارََّّنُْم فالايُغاّيُ َّْن اخل اْق ْٰ ا ا‬
ِ ِ
ُ ‫َّواَلُضلَّن‬
ُ ‫َّهمْ اواَلُامنيان‬
‫اللِ فا اقدْ اخ ِساْر ُخسارا ًْن ُّمبِي نًْا‬
ْٰ ‫ُدو ِْن‬

Artinya: “dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan


kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang
ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka
mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya).” Barangsiapa
menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita
kerugian yang nyata.”

Di dalam tafsir al-Misbah disebutkan bahwa term ‫ هلال خلق فليغيرن‬Mengubah


ciptaan Allah SWT, di samping yang disebut di atas, juga termasuk didalamnya
perbuatan-perbuatan berikut ini, seperti: menusuk mata unta yang telah berlarut-
larut dikendarai, atau memberi tato sebagai hiasan, dan hal-hal lain yang hakikatnya
adalah memperburuk wajah atau bentuk tubuh, mengebiri, homoseksual, dan

5
Azizah Kumala Sari, Signifikansi Larangan Operasi Plastik Dalam Penafsiran QS. An-Nisa (4):
119 Perspektif Makna Cum Maghza, Jurnal al-Irfan, 2, (2020), hlm. 206-207.

5
lesbian serta praktek-praktek yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Termasuk
juga dalam pengertian kata ini, memfungsikan makhluk Allah SWT tidak sesuai
dengan fungsi yang sesungguhnya, sepertimempertuhankan bintang, dan atau
menjadikannya sebagai tanda-tanda bagi perjalanan hidup manusia (astronomi)
atau memahami gerhana matahari dan bulan sebagai tanda-tanda peristiwa tertentu.

Kemudian, dalam tafsir al-Misbah disebutkan bahwa sebagian ulama


menjadikan surah an-Nisa ayat 119 ini sebagai dasar untuk melarang perubahan
bentuk fisik manusia dengan cara apa pun termasuk melalui operasi plastik. Hal ini
mereka kuatkan dengan merujuk kepada firman Allah SWT dalam QS. ar-Rum
(30): 30, serta merujuk kepada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim, yang menyatakan bahwa: “Allah SWT mengutuk pemakai tato
dan pembuatnya, dan yang mencabut rambut wajahnya, yang mengatur giginya
yang mengubah ciptaan Allah SWT.” Quraish Shihab selanjutnya mengungkapkan
bahwa memang hampir semua ulama tafsir yang terdahulu dan masa kini
memahami ayat ar-Rum di atas sebagai larangan mengubah atau tidak mungkinnya
terjadi perubahan atas fitrah keagamaan manusia. Akan tetapi menurut Quraish
Shihab, surah an-Nisa ayat 119 beserta hadits Nabi Muhammad SAW diatas tidak
bisa dipahami sebagai larangan secara mutlak. Menurut beliau, surah an-Nisa ayat
119 ini berbicara mengenai ajaran setan yang menyuruh manusia untuk melakukan
perubahan fisik terhadap binatang dengan cara menyakitinya, memperburuk dan
tidak mengfungsikannya secara baik.6

Dalam menafsirkan lafadz ‫ هلال خلق فليغيرن‬ini, Quraish Shihab juga


menegaskan bahwa hanya perbuatan (mengubah ciptaan Allah SWT) yang atas
dasar memenuhi ajaran setan lah yang tidak diperbolehkan. Karena itu, pengubahan
yang bukan lahir dari ajaran setan dan tidak juga memperburuk apalagi
membatalkan fungsinya seperti: memotong kuku, mencukur rambut, khitan/sunat
untuk pria, melubangi telinga untuk memasang anting dan lain-lain maka
diperbolehkan. Karena walaupun hal-hal tersebut juga merupakan pengubahan

6
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta: Lentera
Hati 2002), hlm. 591.

6
tetapi semuanya direstui agama. Kemudian, Quraish Shihab juga berpendapat
bahwa beliau tidak melihat adanya larangan melalui ayat-ayat dan hadits tentang
mengubah ciptaan Allah SWT diatas, untuk melakukan operasi plastik.

Potongan kalimat terakhir dalam surah an-Nisa ayat 119 ini yaitu ‫ومن يتخذ‬
‫ الشيطان وليا من دون هلال فقد خسر خسرانا مبينا‬lafadz Barang siapa yang menjadikan setan
menjadi pelindung selain Allah SWT, maka sesungguhnya dia menderita kerugian
yang nyata. Maksud dari kalimat ini menurut pandangan Quraish Shihab yaitu
“Barang siapa yang mengubah ciptaan Allah SWT itu, maka ia telah menjadikan
setan menjadi pelindung selain Allah SWT, dan jika demikian itu halnya maka
sesungguhnya dia menderita kerugian yang nyata”. Dalam menafsirkan lafadz
kalimat ini, Quraish Shihab mengaitkan potongan ayat terakhir ini dengan lafadz
sebelumnya tentang mengubah ciptaan Allah SWT. Maka siapa saja yang
mengubah ciptaan Allah SWT, maka dengan kata lain ia telah mengikuti ajakan
setan dan menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah SWT. Dan jika hal itu
terjadi, maka orang tersebut akan mendapat kerugian yang nyata berupa dosa dan
laknat dari Allah SWT.7

Adapun pandangan Quraish Shibab, dalam menafsirkan makna ‫هلال خلق‬


‫ )فليغيرن‬mengubah ciptaan Allah SWT) adalah mengubah ciptaan Allah SWT yang
melekat pada diri manusia, yang dalam hal ini khusus pada fitrah keagamaan dan
keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa. Maka, mengubah ciptaan Allah SWT yang
dimaksud disini dapat berarti mengubah agama Allah SWT atau mengubah fitrah
yang tertanam dalam jiwa manusia. Pendapat ini berdasarkan firman Allah SWT
dalam QS. Ar-Rum ayat 30.

Selain yang disebutkan diatas, Quraish Shihab juga menambahkan bahwa


makna ‫ هلال خلق فليغيرن‬ini termasuk juga didalamnya beberapa hal berikut ini, yaitu:
pertama, Pengubahan bentuk fisik pada binatang atau memperburuk wajah atau
bentuk tubuh; memberi tato sebagai hiasan dan menghalangi berfungsinya salah
satu anggota tubuh yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Kedua, Memfungsikan

7
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran…, hlm. 591.

7
makhluk Allah SWT tidak sesuai dengan fungsi yang sesungguhnya:
mempertuhankan binatang atau menjadikannya sebagai tanda-tanda bagi perjalanan
hidup manusia (astronomi), memahami gerhana matahari dan bulan sebagai tanda-
tanda peristiwa tertentu serta mengebiri. Ketiga, Homoseksual, dan lesbian serta
praktek-praktek yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Selanjutnya, berdasarkan
penafsiran Quraish Shihab, makna ‫ فليغيرنهلال خلق‬pada surah an-Nisa ayat 119 ini
tidak bisa dipahami sebagai larangan secara mutlak. Jika pengubahan yang
dilakukan adalah terlahir dari ajaran setan seperti perbuatan mengubah ciptaan
Allah SWT yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tidak boleh dilakukan. Tetapi,
jika pengubahan ciptaan Allah SWT yang dilakukan itu direstui agama, karena
bukan lahir dari ajaran setan, tidak juga memperburuk apalagi membatalkan
fungsinya, maka boleh dilakukan. Contoh perbuatan mengubah ciptaan Allah SWT
yang termasuk kedalam kriteria yang diperbolehkan adalah: memotong kuku,
mencukur rambut, khitan/sunat buat pria, melubangi telinga untuk memasang
anting dan lain-lain boleh dilakukan.

Kemudian dalam menafsirkan makna ‫ هلال خلق فليغيرن‬pada ayat ini, M.Quraish
Shihab juga menafsirkan mengenai operasi plastik. Dalam tafsir al-Misbah, beliau
menyatakan bahwa operasi plastik itu tidak dilarang dan boleh dilakukan. Pendapat
Quraish Shihab ini berdasarkan pada dua hal: 1) kandungan surah an-Nisa’ [4]: 119
tersebut memang merupakan larangan untuk melakukan pengubahan bentuk fisik,
akan tetapi konteksnya adalah berkaitan dengan binatang, pengubahan yang
memperburuk atau menghalangi berfungsinya salah satu anggota badan ciptaan
Allah SWT, dan atas dorongan ajaran setan. Maka, jika ketiga faktor tersebut tidak
terpenuhi, terbuka lah kemungkinan untuk membolehkan melakukan pengubahan
bentuk fisik, termasuk oprasi plastik.8 2) Merujuk kepada sebuah penafsiran dari
Ulama besar kontemporer dari Tunis, Syaikh Muhammad Fadhil bin ‘Asyur, dalam
tafsir ath-Tahrir wa at-Tanwir yang menyatakan bahwa: “Tidak termasuk dalam
pengertian mengubah ciptaan Allah SWT bila seseorang melakukan perubahan

8
Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 2007), hlm.

8
yang diizinkan-Nya. Tidak juga termasuk dalam larangan ini, pengubahan yang
bertujuan memperbaiki atau memperindah".9

C. Hukum Operasi Plastik


Hukum Islam memperbolehkan dilakukannya operasi plastik yang
bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan bentuk organ tubuh yang
(rusak) cacat agar dapat berfungsi secara normal kembali, karena jika tidak
dilakukan operasi dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius. Akan tetapi
Hukum Islam secara tegas melarang bahkan mengharamkan operasi plastik yang
bertujuan untuk memperindah bentuk organ tubuh yang sempurna (normal) agar
kelihatan lebih menarik, karena hal itu termasuk perbuatan merubah ciptaan Allah
SWT.

9
Rizki Ramadhan, Mengubah Ciptaan Allah, Skripsi, (2021), hlm. 12.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Operasi Plastik adalah operasi yang dilakukan untuk memperbaiki bagian
badan (terutama kulit) yang rusak atau cacat atau untuk mempercantik diri. dalam
menafsirkan makna ‫ هلال خلق فليغيرن‬pada ayat ini, M.Quraish Shihab juga
menafsirkan mengenai operasi plastik. Dalam tafsir al-Misbah, beliau menyatakan
bahwa operasi plastik itu tidak dilarang dan boleh dilakukan. Pendapat Quraish
Shihab ini berdasarkan pada dua hal: 1) kandungan surah an-Nisa’ [4]: 119 tersebut
memang merupakan larangan untuk melakukan pengubahan bentuk fisik, akan
tetapi konteksnya adalah berkaitan dengan binatang, pengubahan yang
memperburuk atau menghalangi berfungsinya salah satu anggota badan ciptaan
Allah SWT, dan atas dorongan ajaran setan. Maka, jika ketiga faktor tersebut tidak
terpenuhi, terbuka lah kemungkinan untuk membolehkan melakukan pengubahan
bentuk fisik, termasuk oprasi plastik. 2) Merujuk kepada sebuah penafsiran dari
Ulama besar kontemporer dari Tunis, Syaikh Muhammad Fadhil bin ‘Asyur, dalam
tafsir ath-Tahrir wa at-Tanwir yang menyatakan bahwa: “Tidak termasuk dalam
pengertian mengubah ciptaan Allah SWT bila seseorang melakukan perubahan
yang diizinkan-Nya. Tidak juga termasuk dalam larangan ini, pengubahan yang
bertujuan memperbaiki atau memperindah".

10
DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran.


Jakarta: Lentera Hat. 2002.
Shihab, Quraish Membumikan al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 2007.
Magfirah, Nurul dan Heniyatun. Kajian Yuridis Operasi Pelastik Sebagai Ijgtihad
dalam Hukum Islam, Jurnal University Research Coloquium, II. 2015.
Aravik, Havis. Dkk. Operasi Plastik Dalam Perspektif Hukum Islam. Mizan
Journal of Islamic Law. 2. 2018.
Hasan, Abdillah F. Berbahagialah Para Wanita, Inilah 99 Keistimewaan Dirimu.
Jakarta: Quanta, 2021.
Sari, Azizah. Kumala. Signifikansi Larangan Operasi Plastik Dalam Penafsiran QS.
An-Nisa (4): 119 Perspektif Makna Cum Maghza, Jurnal al-Irfan. 2. 2020.
Rizki Ramadhan, Mengubah Ciptaan Allah, Skripsi, (2021)

11

Anda mungkin juga menyukai