Anda di halaman 1dari 31

Kelompok 3:

1. Hana Fadhilah
2. Harianti Ayu Wulandari
3. Haya Harareed
4. Herwidyandari Permata Putri
5. Heva Normalita Putri
6. Hirari Fattah Yasfi
BEDAH PLASTIK
Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk dan rupa
terbaik, desain dan perawakan yang professional dan
sempurna.

Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran

Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan


kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang.
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu. (Qs. Al-infitaar 7-8)
DEFINISI

Bedah yang dilakukan untuk memperbaiki organ badan,


terutama kulit yang rusak atau cacat, atau untuk mempercantik
diri, dalam bahasa Arab al-Jirahah (amaliyyah) al-tajmiliyyah.
Secara umum, operasi plastik dibagi dalam 2 bentuk, yaitu:

Operasi Plastik Konstruksi


Operasi terhadap bagian tubuh (biasanya yang tampak) karena
mengalami gangguan fungsional.
Hukum : Boleh disamakan dengan berobat untuk mengembalikan fungsi.
Contoh : Bawaan dari lahir, bibir sumbing, kecelakaan, lubang hidung
sangat kecil.

Operasi Plastik Estetika


Operasi terhadap bagian tubuh yang tidak mengalami gangguan
fungsional hanya bentuknya yang kurang sempurna atau ingin diperindah.
Hukum : Haram, termasuk merubah ciptaan Allah.
Bedah plastik untuk memperbaiki kecacatan atau
kerusakan yang bersifat dibutuhkan (tidak sampai ketingkat
darurat) secara hukum diperbolehkan berdasarkan
pertimbangan kecacatan pada seseorang itu dapat
menghalanginya untuk menjalani kehidupan sosialnya.
Contoh : Bibir sumbing
Praktik Bedah Plastik
Operasi plastic (plastic surgery) adalah bedah atau operasi yang dilakukan untuk
mempercantik atau memperbaiki satu bagian anggota badan, baik yang nampak atau yang
tidak, dengan cara ditambah, dikurang atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki
struktur atau jaringan atau estetika tubuh.
Alasan dilakukannya, kadang-kadang atas kemauan yang bersangkutan atau karena
darurat (terpaksa).
Dilihat dari jenis anggota tubuh dan tujuan dilakukannya, dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Memperindah gigi dengan cara mengikir
2. Mempercantik anggota tubuh dengan cara mengubah bentuknya
3. Mempercantik anggota tubuh dengan cara merapikan, mengkonstruksi, atau
menandurnya
4. Mempercantik hidung dengan menindiknya atau menggantungkan sesuatu di
daun telinga
Ada 4 batasan umum kebolehan melakukan bedah plastik, yaitu:

Tidak termasuk tindakan yang dilarang secara khusus.


Seperti bertato, menyambung rambut, mencukur rambut anak-anak separo-paro,
dsb.
Tidak termasuk jenis tindakan yang dilarang secara umum.
Seperti menyerupakan diri dengan lain jenis, tidak ada pengelabuhan atau
penipuan, menyerupai orang non muslim, dsb.
Urgensinya jelas dan dibenarkan dalam islam.
Peranan dan penilaian dokter sangat menentukan untuk memastikan bedah
plastik tersebut dibenarkan atau dilarang dalam islam
Tetap sejalan dengan batasan-batasan umum dalam medis.
Tidak mengakibatkan efek samping yang lebih besar dan menjaga kehormatan
auratnya.
Keberadaan Dokter Ahli Bedah
Berobat kepada seorang dokter yang professional sangat dianjurkan
dalam islam, seperti disebutkan dalam hadist Nabi.

Riwayat dari Usamah bin Syuraik radhiallahu anhu, ia berkata,


Ada beberapa orang Arab bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai
Rasulullah, apakah kami harus mengobati (penyakit kami)? Rasulullah
menjawab, Obatilah. Wahai hamba-hamba Allah lekaslah kalian berobat,
karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit, kecuali ada
obatnya.

Maka bagi yang tidak memiliki kompetensi melakukan pengobatan, jika


terjadi resiko dari praktiknya, seperti bertambah parah sakitnya atau
mati, maka ia harus bertanggung jawab. Ancaman menangung resiko
disini menunjukan ancaman.
Hukum Operasi Rekonstruksi
Ulama sepakat memperbolehkan operasi medis rekonstruksi anggota tubuh yang
mengalami masalah tertentu.
Menurut para ulama, memperbaiki dan memulihkan kembali fungsi organ yang
rusak, baik bawaan sejak lahir maupun karena adanya kecelakaan, dan hal-hal
sejenis itu dibenarkan, karena niat dan motivasi utamanya adalah pengobatan.
Bolehnya bedah medis menurut hukum islam dapat dianalogikan dengan
berbekam (al-hijamah).

Kebolehan melakukan bedah rekonstruksi ini ulama mempersyaratkan dua hal:


1. Bahan yang dipergunakan menambal atau menutupi cacat, seperti kulit, tulang,
atau organ lainnya, harus berasal dari tubuhnya sendiri atau dari seseorang
yang telah meninggal dunia dengan batasan tertentu.
Batasan kebolehan mengambil organ atau jaringan orang yang baru wafat ini
merupakan hasil qiyas dari pendapat jumhur ulama.
2. Dokter yang mengoperasi harus yakin tindakannya berhasil, bukan baru pada
prediksi atau dugaan.
Siti Nur Jazilah Korban KDRT yang menjalani Face Off
Hukum Operasi Plastik Kosmetik
Para ulama mengharamkan operasi plastik kosmetik yang tidak ada tujuan
medis
hanya menurutkan rasa tidak puas, dengan alasan termasuk tindakan
mengubah fitrah atau mengubah ciptaan Allah.
Sebagaimana disebut dalam Al-Quran an-Nisa ayat 119

dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak),
lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan
Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan
menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
Ada beberapa pelaksanaan operasi kecantikan yang diharamkan,
Contohnya:
1. Operasi untuk menghilangkan kesan tua
2. Melangsingkan pinggang
3. Memperbesar pinggul,
4. Memperbesar payudara
5. Memancungkan hidung
6. Mengubah bentuk mata yang sipit dan lain-lain.

Keharamannya karena tidak ada urgensinya atau darurat dan termasuk


tindakan mengubah ciptaan Allah yang didorong nafsu, mengandung
unsur penipuan, dan pemalsuan, tidak bersyukur, apalagi jika
menggunakan bahan yang haram, sering pula menimbulkan efek samping
yang membahayakan.
Upaya Preventif dan Keharusan Bersyukur
Manusia diciptakan sebagaimana makhluk terbaik, memiliki bentuk
sempurna, makhluk yang telah dimuliakan Allah SWT, tidak ada ciptaan itu
sia-sia, susuanan tubuh serasi dan seimbang.

Seharusnya manusia bersyukur dengan keadaan fisiknya, jika ada sesuatu


yang dianggapnya kurang makan hendaknya membandingkannya dengan
yang lebih dibawahnya.
Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur, Allah telah memberikan kesehatan yang tak
ternilai, hidup di negeri yang aman, udara dan air yang bersih, diberi anggota tubuh yang
lengkap, otak yang sehat, lahir dan batin, firman Allah dalam QS Lukman ayat 20

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu


apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir
dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
Karena itu, dalam konteks tugas para dokter muslim yang salah satu fungsinya sebagai
dai, mereka mempunyai kewajiban amar maruf nahi munkar, jika menghadapai pasien
yang berniat melakukan tindakan tersebut, maka hendaknya diberikan pemahaman yang
baik dan benar.
Kesimpulan
Bedah yang merupakan tindakan penyayatan terhadap orang hidup hanya
dibenarkan karena adanya hajat atau darurat, untuk pengobatan atau
menghindarkan bahaya yang lebih besar, dan untuk itu tidak ada cara atau
metode lain.
Kebolehan dilakukan bedah plastik harus didasarkan pada keyakinan dokter
sesuai dengan textbook serta pengalaman empirisnya bahwa operasi yang
dilakukan akan berhasil, tidak ada unsur mengubah ciptaan Allah yang asli dan
normal.
Secara umum, kebolehan bedah plastik tergantung pada beberapa kondisi dan
alasan, seperti tidak memanipulasi, menipu, dan mengada-ada. Tidak mudarat
yang lebih besar seperti rusaknya anggota tubuh lainnya. Tidak dimaksudkan
menyerupai lain jenis. Tujuan dilakukannya hanya untuk mengobati cacat atau
ketidaknormalan yang dikarenakan bawaan sejak lahir atau akibat kejadian
tertentu yang menimpanya, meskipun dengan operasi tersebut dapat
menjadikannya lebih indah dari sebelumnya tetap yang termasuk mandapatkan
rukhshah.
TRANSEKSUAL, WARIA, GAY,
DAN OPERASI GANTI KELAMIN
PENDAHULUAN

Allah SWT telah menakdirkan dan menciptakan dengan berbagai ragam


bentuk, fisik, psikis dan karakter (laki-laki, perempuan dan berkelamin
ganda).
Disisi lain, ternyata diantaranya yang ingin menjadi lain jenis
biologisnya. Keinginan tersebut tumbuh, antara lain, sifat bawaan yang
ada pada dirinya, pengaruh, atau bentukan lingkungannya.
A. PENGERTIAN TRANSEKSUAL

Transeksual adalah kondisi seseorang yang secara biologis adalah


normal, namun ia merasa dirinya benar-benar sebagai anggota dari
lawan jenis kelaminnya kendati secara anatomisnya berlawanan.
Kondisi ini berbeda dengan kaum homo atau lesbi, mereka puas
dengan anatominya dan menganggap diri mereka benar-benar laki-laki
atau perempuan, hanya saja mereka menyukai sesama jenis kelamin.
B. LARANGAN MENJADI WADAM DAN
MENYERUPAI LAIN JENIS


:

: :



Dari Ibnu Abbas , ia berkata : Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang kebanci-bancian dan perempuan
kelaki-lakian. Dan Beliau bersabda : Keluarkan mereka dari rumahmu, dan Nabi pernah mengusir
seseorang yang, demikian juga Umar pernah mengusir seseorang. (HR.Al-Bukhori, Abu Dawud, Ahmad,
dan Al Darimi)
C. Khuntsa atau Hermaprodit
Khuntsa ghairu musykil adalah orang yang ditakdirkan memiliki fisik
yang mendua sejak lahir, memiliki kelamin laki-laki dan wanita
sekaligus, salah satu alat kelaminnya lebih dominan.
Dalam hukum islam kedudukan khuntsa ghairu musykil ini ditempatkan
sesuai dengan ciri yang paling dominan apakah laki-laki ataukah
wanita.
Khuntsa musykil adalah orang yang memiliki fisik mendua, memiliki
kelamin laki-laki dan perempuan sejak lahir dan kedua alat kelamin
ini sama dominannya atau tidak ada yang lebih dominan.
Dalam hukum islam menimbulkan kerancuan karena itu para ulama
menimbulkan perbedaan pendapat dalam menentukan kedudukan
hukumnya.
D. OPERASI TRANSEKSUAL

Para ulama menetapkan operasi untuk menghidupkan alat kelamin luar


yang berlawanan dengan alat kelamin dalam hukumnya haram, karena
hal tersebut membawa bencana dari sisi hukum islam dan tidak ada
alasan kuat yang dibenarkan syarak terhadap tindakan tersebut.
Operasi perbaikan atau menyempurnakan kelamin (taksin atau takmil)
terhadap khuntsa atau hermaprodit jika dilakukan sesuai dengan arah
perkembangan jenis kelaminnya secara alamiah karena pasti salah
satunya ada yang dominan hukumnya dibolehkan menurut islam karena
sebagai pengobatan.
E. UPAYA PREVENTIF
Upaya preventif yang dilakukan agar setiap muslim ridho dan menerima
takdir jenis kelamin yang telah dianugerahkan oleh Allah. Sesuai surat
Al-Syura ayat 49-50
F. Fatwa Ulama Indonesia

Fatwa tentang hukum pergantian kelamin telah dikeluarkan oleh


ulama Indonesia.
Diputuskan pada Muktamar XXVI tahun 1979, bahwa Penggantian
kelamin hukumnya haram. Penggantian kelamin yang dimaksud adalah
mengganti jenis kelamin yang berbeda dari sebelum diioperasi, dari
laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya.
Berdasar Seminar Ilmiah pada tanggal 26-28 Agustus 1989,
bertitel Tinjauan Syarat Islam tentang Operasi Ganti Kelamin

Ada empat permasalahan yang ditentukan hukumnya, yaitu


1. Seorang laki-laki atau perempuan yang normal, karena suatu hal minta dioperasi agar kelamin
luarnya diubah menjadi jenis kelamin yang berbeda atau berlawanan ditetapkan hukumnya
haram. Alasannya karena mengubah ciptaan Allah dan mengecoh orang lain.
2. Hukum operasi bagi seseorang laki-laki atau perempuan yang kelamin dalamnya normal, kelamin
luarnya berlawanan dengan kelamin dalam, untuk disamakan dengan kelamin dalam hukumnya
mubah atau boleh apabila ada hajat yang sangat penting.
3. Operasi bagi seseorang yang kelamin dalamnya normal tetapi kelamin luarnya tidak normal
bentuknya tidak sempurna untuk disempurnakan hukumnya boleh atau bahkan lebih utama.
4. Operasi kepada seseorang yang mempunyai kelamin luar dua jenis (hermaprodit) untuk
mematikan salah satunya, maka ditetapkan bahwa setelah tim ahli melakukan penelitian dan
menentukan jenis kelaminnya maka
Operasi mengganti alat kelamin luar yang berlawanan dengan alat kelamin dalamnya, hukumnya
boleh.
Operasi untuk menghidupkan alat kelamin luar yang berlawanan dengan alat kelamin luar yang
berlawanan kelamin dalam maka hukumnya haram.
MUI telah mengeluarkan fatwa mengenai hukum operasi ganti kelamin difatwakan
pada tahun 1980. Isi fatwa MUI tersebut adalah
1. Mengubah jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya
hukumnya haram.
2. Orang yang kelaminnya diganti, kedudukan hukum jenis kelaminnya sama
dengan jenis kelamin semula sebelum diubah.
3. Seorang khuntsa yang kelaki-lakiannya lebih jelas boleh disempurnakan
kelaki-lakiannya. Demikian pula sebaliknya dan hukumnya positif.
4. Terhadap operasi yang diharamkan, maka semua orang yang terlibat langsung
atau tidak langsung dalam operasi penggantian kelamin ikut menanggung
dosa.
KESIMPULAN
Mengubah jenis kelamin hukumnya haram
Seorang khuntsa boleh dilakukan operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin
sesuai yang dominan hukumnya sangat dianjurkan untuk memastikan jenis kelamin.
Orang yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam operasi ganti kelamin ikut
menanggung dosa.

Anda mungkin juga menyukai