Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mau tidak mau juga membawa dampak kemajuan bagi dunia kedokteran. Dan,seiring dengan perkembangan yang sangat pesat di bidang medis,penyakit manusia pun menjadi semakin kompleks dan variatif. Meskipun bisa jadi,penyakit-penyakit semacam lever ,kanker,tumor,jantungkoroner,ginjal,paru-paru

basah,stroke, dan lain-lain. Sudah ada sejak dulu, namun sedidaknya ,jenis penyakitnya baru dapat dideteksi dan ditemukan obatnya akhir-akhir ini. Mungkin hanya AIDS saja yang belum ditemukan obatnya sekiranya memang AIDS adalah suatu penyakit bukan laknat dari tuhan. Tidak semua yang berurusan dangan dokter adalah orang sakit. Orang sehat pun bisa pinya urusan dengan dokter. Karena,memang yang dibahas dan dipelajari dalam dunia kedokteran bukan hanya penyakit. Namun segala hal yang berkaitan dengan penyakit,termasuk orangh sehat yang lalu menjadi sakit karena dilakukan tindakan medis terhadap dirinya.misalnya,perempuanyang aborsi,orang yang mendonorkan sebagian anggota

badannya,atau orang yang ingin operasi plastik untuk mempercantik diri. Sebetulnya,pada dasarnya orang tersebut tidak sakit. Tetapi karena dilakukan tindakan medis terhadap dirinya ,maka urusannya pun menjadi berkaitan dengan kedokteran dan para dokter.

Fikih kedokteran dan urgensinya Fikih kedokteran adalah suatu tinjauan komprehensif dari sudut pandang fikih islam dalam masalah-masalah kedokteran,dengan disertai dalil-dalil yang bisa dipertanggungjawabkanyang bersumber dari AL-Quran dan sunnah,serta pendapat para ulama yang berkompeten. Kemudian,karena sudut pandangnya adalah fikih islam,maka yang palinh dominan dalam hal ini adalah dalil-dalil yang islami. Sehingga para ulama dan ahli fikih yang banyak berperan menentukan hukum boleh tidaknya suatu tindakan medis. Adapun para dokter dan praktisi kesehatan,adalah memberikan penjelasan serta petimbangan tentang masalah masalah yang dibahas.
[1]

Urgensitas fikih kedokteran ini,tentu saja untuk mengetahui hukum halal dah haram dalam berbagai tindakan medis yang berhubungan dengan dunia kedikteran. Dengan demikian,seorang dokter atau siapa pun,tidak akan terjebak untuk menghalalkan perbuatan yang haram atau pun Duhai ,alangkah idealnya jika seorang dokter memiliki wawasan keislaman yang memadai. Sehingga dia dapat menghindarkan dirinya dari suatu tindakan medis yang sebtulnya juga akan dapat menegakkan kebenaran yang diyakininya sebangai suatu kebenarandalam dunia kedokteran yang digelutinya. Sebaliknya , sungguh suatu hal yang membanggakan jika para ulama menguasai ilmu kedokteran.dan,ini bukan mungkin,karena sejarah telah mencatat dengan tinta emas,bahwa sabgian dari ulama kaum muslimin masa lalu adalah pakar di bidang kedokteran ,sebutlah misalnya: Ibnu sina,Ibnu rusyd,Al-faroby dan lain-lain.kepakaran dalam ilmu kedokteran tidak diragukan lagi.

Latar belakang Saat ini, pandangan masyarakat tenatang bedah plastik berorientasi hanya pada masalah kecantikan (estetik), seperti sedot lemak, mamncungkan hidung,mengencangkan muka,dan lain sebagainya, ruang lingkup bedah plastik sangatlah luas. Tidak hanya masalah estetika,tetapi juga rekontruksi,seperti pada kasus-kasus kecelakaan ,cacat bawaan lahir (congenital), seperti bibir sumbing,kelainanpada alat kelamin,serta kelainana congenital lainnya.namun bukan berarti nilai estetika tak diperhatikan. Dan tindakan lengkap untuk melakukan kedua hal ini tentunya hnaya bedah plastik.

[2]

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Operasi Medis Dalam Pandangan Islam
Terkadang seorang muslim diuji oleh Allah dengan suatu penyakit, dia ingin sembuh dari penyakit tersebut, dia mengetahui bahwa berobat dianjurkan, akan tetapi penyakit di mana dia diuji oleh Allah dengannya, jalan menuju kepada kesembuhannya menurut para dokter adalah operasi. Pertanyaannya bagaimana pandangan syariat terhadap operasi medis yang umumnya adalah tindakan pembedahan? Dalil-dalil dari al-Qur`an dan sunnah menetapkan dibolehkannya operasi medis dengan syarat-syaratnya, dan bahwa tidak ada dosa atas seorang muslim melakukannya untuk meraih kesembuhan dari penyakit yang Allah ujikan kepadanya dengan izin Allah. Adapun dalil-dalil tersebut maka ia sebagai berikut: Firman Allah, Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (Al-Maidah: 32). Dalam ayat ini Allah memuji orang yang berusaha menghidupkan dan menyelamatkan jiwa dari kematian dan sudah dimaklumi bahwa dalam banyak kasus operasi medis menjadi sebab terselamatkannya jiwa dari kematian yang hampir dipastikan. Tidak sedikit penyakit di mana kesembuhannya tergantung setelah Allah kepada operasi medis, tanpa operasi penyakit penderita akan memburuk dan membahayakannya, jika tim medis melakukannya dan penderita sembuh dengan izin Allah berarti mereka telah menyelamatkannya. Tanpa ragu ini termasuk perbuatan yang dipuji oleh ayat di atas. Adapun dari sunnah maka ada beberapa hadits yang bisa dijadikan pijakan dalam menetapkan dibolehkannya operasi medis, di antaranya:

1. Hadits hijamah (berbekam) Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw berbekam di kepalanya. (HR. Al-Bukhari).
[3]

Dari Jabir bahwa dia menjenguk orang sakit. Dia berkata, Aku tidak meninggalkan tempat ini sebelum kamu berbekam karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Padanya terdapat kesembuhan. (HR. Al-Bukhari). Hadits tersebut menetapkannya disyariatkannya hijamah dan sudah dimaklumi bahwa hijamah dilakukan dengan membedah atau menyayat tempat tertentu pada tubuh untuk menyedot darah kotor dan membuangnya. Jadi disyariatkannya hijamah merupakan dasar dibolehkannya membedah tubuh untuk membuang penyakit atau penyebab penyakit.

2.Hadits Jabir bin Abdullah Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah SAW mengirim seorang tabib kepada Ubay bin Kaab maka tabib tersebut memotong pembuluh darahnya dan menempelnya dengan besi panas. (HR. Muslim). Dalam hadits ini Nabi SAW menyetujui apa yang dilakukan oleh tabib tersebut terhadap Ubay bin Kaab, dan apa yang dilakukan oleh tabib tersebut adalah salah satu bentuk operasi medis yaitu pemotongan terhadap anggota tertentu. Kemudian dari sisi pertimbangan kebutuhan penderita kepada operasi yang tidak lepas dari dua kemungkinan yaitu menyelamatkan hidup dan menjaga kesehatan, pertimbangan yang dalam kondisi tertentu bisa mencapai tingkat dharurat maka tidak ada alasan yang rajih menolak operasi medis. Syariat Islam tidak melarang operasi medis secara mutlak dan tidak membolehkan secara mutlak, syariat meletakkan larangan pada tempatnya dan pembolehan pada tempatnya, masingmasing diberi hak dan kadarnya. Jika operasi medis memenuhi syarat-syarat yang diletakkan syariat maka dibolehkan karena dalam kondisi ini target yang diharapkan yaitu kesembuhan dengan izin Allah bisa diwujudkan, sebaliknya jika tim medis berpandangan bahwa operasi tidak bermanfaat, tidak mewujudkan sasarannya atau justru menambah penderitaan penderita maka dalam kondisi ini syariat melarangnya. Inilah syarat-syarat dibolehkannya operasi medis yang diletakkan oleh fuqaha Islam dalam buku-buku mereka, syarat-syarat ini diambil dari dasar-dasar kaidah syariat.

[4]

1)Hendaknya operasi medis disyariatkan. 2) Hendaknya penderita membutuhkannya. 3) Hendaknya penderita mengizinkan. 4) Hendaknya tim medis menguasai. 5) Hendaknya peluang keberhasilan lebih besar. 6) Hendaknya tidak ada cara lain yang lebih minim mudharatnya. 7) Hendaknya operasi medis berakibat baik. 8) Hendaknya operasi tidak berakibat lebih buruk daripada penyakit penderita.

2.2 Bedah Plastik Kosmetik

A. Pengertian Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujauan untuk merenkotruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran.bedah plastik berasal dari bahasa yunani,yaitu plastikus yang berarti membentuk atau memberi bentuk.ilmu ini sendiri merupakan cabang dariilmu bedah yang bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi yang normal dan menyempurnakanbentuk dengan proporsi yang lebih yang lebih baik.jenis bedah plastik secara umum di bagi dua jenis : pembedahan untuk rekontruksi dan pembedahan kosmetik (estetik).yang membedakan operasi rekontruksi dan estetik adalah dari tujuan prosedur pempedahan itu sendiri. Pada operasi reontruksi diusahakan mengembalikan bentuk/penampilan serta fungsi menjadi lebih baik atau lebih manusiawi setidaknya mendekati fungsi normal. Pada operasi estetika,pembedahan dilakukan pada pasien pasien yang normal(sehat),namun menurut norma bentuk tubuh kurang harmonik (misalnya hidung pesek)maka diharapkan melalui operasi bedah plastik estetik didapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna. Yang perlu dipahami mengenai bedah plastik adalh bukan permainan sulap. Tindakan pembedahan sendiri didasari ilmu pengetahuan kedokteran khususnya mengenai luka dan proses penyembuhan yang berjalan alami. Penyembuhan luka dapat berlangsung samoai 12 bulan,denga

[5]

akan meninggalkan bekas luka,disinilah peran bedah plastik,dalam upaya menyembunyikan bekas luka sayatan atau meninggalkan bekas luka yang samar. Bedah plastik biasanya memang bertujuan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota badan,baik yang nampak atau tidak,dengan cara ditambah,dikurangi atau dibuang,sehingga anggota tubuh tampak lebih indah,dan ini disebutoperasi yang disengaja. Namum selain untuk kecantikan,bedah plastik juga dilakukan untuk tujuan kesehatan. Misalnya pada kasus tertentu,ada orang yang ,mengalami luka bakar atau kena air keras, sehingga ada bagian anggota tubuhnya yang rusak. Maka untuk memprbaiki kerusakan ini,dianjurkan melakuka bedah plastik,yang dikenal dengan operasi tanpa ada unsur kesengajaan. Bedah plastik di Indonesia dirintis oleh prof.Moenadjat Wiratmadja.setelah lulus sebagai spesialis bedah dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pda tahun 1958,beliau melanjutkan pendidikan bedah plastik di Washington University/Barnes Hospital di Amerika serikat sehingga tahun 1959. Sepulang dari luar negeri,beliau mulai mengkhususkan diri dalam memberi pelayanan pada umum dan pendidikan bedah plastik pada mahasiswa dan asisten bedah FKUI/RSCM. Pada tahun 1979 beliau dikukuhkan sebagai profesor dalam ilmu kedokteran di FKUI. Profesor moenadjat wiratmadja pada tahun 1980.

Operasi plastik atau dikenal dengan Plastic Surgery (ing) atau dalam bahasa arab Jirahah Tajmil adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan cara ditambah, dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika (seni) tubuh. Cosmetic Surgery / Bedah KosmetikBedah kosmetik adalah bagian dari bedah plastik yang lebih ditujukan untuk nilai estetika daripada fungsinya. Bedah kosmetik biasanya dilakukan untuk menunjang penampilan para wanita agar terlihat semakin menarik.

[6]

B. Jenis-jenis operasi plastik Operasi plastik ada dua : 1.Operasi tanpa ada unsur kesengajaan Maksudnya adalah operasi yang dilakukan hanya untuk pengobatan dari aib (cacat) yang ada dibadan, baik karena cacat dari lahir (bawaan) seperti bibir sumbing, jari tangan atau kaki yang berlebih, dan yang kedua bisa disebabkan oleh penyakit yang akhirnya merubah sebagian anggota badan, seperti akibat dari penyakit lepra/kusta, TBC, atau karena luka bakar pada wajah akibat siraman air panas. Imam Abu hanifah dalam kitabnya berpendapat, Bahwa tidak mengapa jika kita berobat menggunakan jarum suntik (yang berhubungan dengan operasi), dengan alasan untuk berobat, karena berobat itu dibolehkan hukumnya, Sesuai dengan ijma ulama, dan tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi disebutkan (pendapat lemah) bahwa tidak diperbolehkan berobat menggunakan bahan yang diharamkan, seperti khamar, bir dan sejenis. tapi jika ia tidak mengetahui kandungan obat itu, maka tidak mengapa menggunakannya, namun jika tidak memungkinkan lagi (yakin bahwa tidak ada obat) untuk mencari obat selain yang diharamkan itu, maka bolehlah menggunakan sekedarnya. Operasi semacam ini terkadang bisa menjadi wajib hukumnya, jika menyebabkan kematian, maka wajib baginya untuk berobat. 2. Operasi yang dilakukan dengan sengaja Maksudnya adalah operasi yang tidak dikarenakan penyakit bawaan (turunan) atau karena kecelakaan, akan tetapi atas keinginannya sendiri untuk menambah keindahan dan mempercantik diri. Operasi ini ada bermacam-macam, akan tetapi secara garis besarnya terbagi dua dan setiap bagian mempunyai hukum masing-masing: a. Operasi anggota badan Diantaranya adalah operasi telinga, dagu, hidung, perut, payudara, pantat dengan ditambah, dikurang atau dibuang, dengan keinginan agar terlihat cantik. b. Adapun operasi bagian kedua ini diperuntukkan bagi mereka yang sudah berumur tua, dengan menarik kerutan diwajah, lengan, pantat, tangan, atau alis. Mungkin ini bagian-bagian yang sering kita temui dan yang paling umum para ulama berbeda pendapat mengenai hukum operasi plastik ini : Kebanyakan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh melakukan operasi ini dengan dalil diantaranya sebagai berikut:
[7]

Allah berfirman (Allah telah melaknatnya. setan berkata, sungguh akan kutarik bagian yang ditentukan dari hamba-hambaMu. dan sungguh akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitlan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku akan suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merobahnya. dan barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah merugi dengan kerugian yang nyata. Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan haramnya melakukan pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah dengan sebaik-baik penciptaan, karena mengikuti akan hawa nafsu dan keinginan syaitan yang dilaknat Allah. Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn Masud Ra.beliau pernah berkata. Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah. (H.R Bukhari) dari hadits ini, dapat diambil sebu ah dalil bahwa Allah Swt. melaknat mereka yang melakukan perkara ini dan mengubah ciptaan-Nya Setelah kita perhatikan dalil-dalil diatas dengan seksama, maka jelaslah bahwa operasi plastik itu diharamkan menurut syara dengan keinginan untuk mempercantik dan memperindah diri, dengan kesimpulan sebagai berikut: 1. Operasi plastik merubah ciptaan Allah Swt 2. Adanya unsur pemalsuan dan penipuan 3. Dari sisi lain, bahwa negatifnya lebih banyak dari manfaatnya, karena bahaya yang akan terjadi sangat besar apabila operasi itu gagal, bisa menyebabkan kerusakan anggota badan bahkan kematian. 4. Syarat pembedahan yang dibenarkan Islam; memiliki keperluan untuk tujuan kesehatan semata-mata dan tiada niat lain, diakui doktor profesional yang ahli dalam bidang itu bahwa pembedahan akan berhasil dilakukan tanpa risiko, bahaya dan mudarat. 5. Untuk pemakaian kosmetik, disyaratkan kandungannya halal, tidak dari najis (kolagen / plasenta) dan tidak berlebihan (tabarruj) akan tetapi behias ini sangat di tekankan bagi mereka yang ingin menyenangkan suaminya. Sesungguhnya Allah Swt. Menciptakan kalian dalam keadaan sempurna dan seimbang satu sama lainnya dengan sebaik-baik penciptaan. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam

[8]

bentuk yang sebaik-baiknya . Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk Allah mensyukuri apaapa yang telah diberikan kepada kita. (http://azharku.wordpress.com/2007/03/21/operasi-plastik-bolehkah/) C. Jenis - Jenis Bedah Plastik lainnya Facelift Dilihat dari namanya saja, Anda mungkin sudah tahu kalau facelift adalah operasi untuk mengencangkan kulit. Rhinoplasty Ingin hidung pesek menjadi lebih bangir, merubah ukuran hidung, atau ingin hidung yang bengok menjadi lurus. Rhinoplasty adalah operasi untuk memperbaiki hidung sesuai dengan keinginan Anda. Eyelid Surgery Mata adalah salah satu daya tarik dari penampilan seorang wanita. Kita melihat dunia dengan mata, begitupun juga dunia melihat kita melalui mata. Eyelid surgery dibuat untuk mengangkat lemak serta mengencangkan kulit dan otot di sekitar mata. Prosedur ini akan membuat Anda terlihat lebih fresh. Perubahan kecil pada mata juga membuat penampilan Anda terlihat lebih muda dan vibrant! Cheek Implant Operasi ini berguna untuk menambah tinggi tulang pipi. Untuk sebagian orang, tulang pipi tinggi seperti supermodel akan menambah nilai kecantikan pada dirinya. Operasi ini dilakukan dengan memasukkan silikon lewat rongga mulut. Pipi tembem atau chubby juga bisa dihilangkan dengan menyedot lemak di bagian pipi dan mengencangkan ototnya. Liposuction Suatu cara menghilangkan lemak tubuh dengan cara membuat lubang kecil pada kulit dan mengeluarkan lemak tersebut dengan tenaga vakum. Hasil yang ditimbulkan memang sepadan, perut akan terlihat lebih ramping dan langsing.

[9]

Breast Augmentation Breast Augmentation adalah operasi untuk merubah ukuran payudara dengan menggunakan silikon. Hal ini bisa mengembalikan kembali bentuk payudara setelah melahirkan, atau merubah ukuran payudara sesuai keinginan. Lip Augmentation Lip augmentation bisa membantu mengembalikan bentuk bibir serta membuatnya penuh. Botox Botulinum Toxin atau biasanya disebut Botox adalah injeksi tanpa operasi yang bersifat sementara untuk mengurangi kerutan pada dahi, seputar mata dan kerutan pada bagian leher.

Praktek bedah plastik Akhir-akhir ini sering sekali dijumpai maraknya praktik-prakitik bedah plastik ilegal.baik yang dilakukan secar tersembunyi ataupin secara terang-terangan. Kasus ini sering dilakukan oleh pihak yang tidak profesional. Sering kali praktik-praktik ilegal seperti ini menimbulkan masalah pada pasien,karena prosedur yang dijalankan tentunya tidak sesuai denag prinsip-prinsip bedah plastik. Sebagai contoh penggunaan bahan sintetis yang tidak tepat sehingga mengakibatkan efek samping yang parah,baru datang berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah plastik,walaupun dalam kebanyakan kasus halinitu sudah terlambat untuk ditangani. Sudah menjadi tugas bersama ,terutama para dokter spesialis bedah plastik untuk mensosialisasika serta memberikan pendidikan kepada masyarakat awam tentang apa itu bedah plastik,ruang lingkup, serta perannya dalam bedah berbagai masalah kesehatan di Indonesia.sumber-sumber informasi dan pengetahuan mengenai bedah plastik seperti buku dan majalah yang secara khusus membahas mengenai bedah plastik,juga di perlukan agar masyarakat dapat mengatahui dan memahami hal-hal yang berkaitan denga bedah plastik. Pandangan masyarakat awam yang kurang tentang bedah plastik tentunya harus disikapi. Tidak untuk membuat suatu regulasi yang jelas dan terarah,agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan,terutama bedah plastik secara baik dan benar. Tidak hanya pemerintah dan para dokter spesialis bedah plastik saja yang harus bekerja keras mewujudkan pemahaman yang baik,peran masyarakat pun sangatlah besar. Sebagai
[10]

contoh, kesadaran masyarakat agar lebih teliti dalam memilih tempat yang menawarkan jasa-jasa palayanan bedah plastik,sebaiknya masyarakat yang akan menggunakan jasa bedah plastik,datang ke klinik atau rumah sakit yang memiliki dokter spesialis bedah plastik,sehingga masyarakat tidak lagi dirugikan dan segala sesuatunya dapat dipertanggungjawabkan.

D. Hukum Agama Bedah Plastik BEDAH PLASTIK diharamkan adalah bila tujuannya semata-mata bedah kosmetik. Atau yang popler dengan bedah plastik. Misalnya, hidungnya yang pesek dibikin mancung, matanya yang sipit dibikin luas, bibirnya yang tebal dibikin tipis. Seperti yang banyak dilakukan oleh para selebriti hedonis tak bermoral itu. Padahal apa yang Allah SWT berikan itu bukan sebuah cacat atau kekurangan seperti pada kasus sumbing atau wajah rusak karena musibah. Tapi semata-mata karena ''gatel'' dan kurang kerjaan. Operasi seperti ini selain berbahaya, karena sangat beresiko komplikasi, juga sangat kuat aroma mengubah ciptaan Allah SWT. Seolah mereka tidak bisa terima diberi wajah sejak lahir seperti itu. Dalam pandangan kami, kalau semangatnya semata-mata hanya itu, yaitu tidak puas dengan anugerah Allah SWT, maka operasi kecantikan semacam ini termasuk yang dilarang. Sebab pada dasarnya Allah SWT sudah menciptakan manusia dalam keadaan yang paling sempurna.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tiin: 4) Kalau bedah plastik yang sifatnya bedah rehabilitasi, maka itu justru dianjurkan dalam Islam, sebab hal itu mutlak dibutuhkan. Misalnya bibir sumbing atau kasus Lisa, yang cukup menyedot perhatian khalayak. Wajahnya tak lagi berbentuk selayak orang yang normal. Bayangkan kalau Lisa tidak di operasi, hal itu akan menjadi beban fisik dan psikologis tersendiri baginya. Sedangkan jika kasusnya merubah-rubah ciptaan Allah, hal itu jelas telah melampaui batas kewajaran. Allah telah mengingatkan kita agar jangan sampai melebihi batas. Seperti dalam firman berikut : Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan

[11]

(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguhsungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi (Al-Maidah : 32)

Operasi yang dilakukan dengan sengaja Maksudnya adalah operasi yang tidak dikarenakan penyakit bawaan (turunan) atau karena kecelakaan, akan tetapi atas keinginannya sendiri untuk menambah keindahan dan mempercantik diri. Operasi ini ada bermacam-macam, akan tetapi kami hanya menuliskan garis besarnya saja, yaitu terbagi dua, dan setiap bagian mempunyai hukum masing-masing: a. Operasi anggota badan b. Operasi mempermuda

a. Operasi anggota badan Diantaranya adalah operasi telinga, dagu, hidung, perut, payudara, pantat (maaf) dengan ditambah, dikurang atau dibuang, dengan keinginan agar terlihat cantik. b. Operasi mempermuda Adapun operasi bagian kedua ini diperuntukkan bagi mereka yang sudah berumur tua, dengan menarik kerutan diwajah, lengan, pantat, tangan, atau alis. mungkin ini menurut penulis bagian-bagian yang sering kita temui dan yang paling umum; para ulama berbeda pendapat mengenai hukum operasi plastik ini : 1. Kebanyakan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh melakukan operasi ini dengan dalil diantaranya sebagai berikut: a. Allah berfirman (Allah telah melaknatnya. setan berkata, sungguh akan kutarik bagian yang ditentukan dari hamba-hamabaMu. dan sungguh akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitlan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku akan suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merobahnya. dan barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah merugi dengan kerugian yang nyata Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan haramnya melakukan pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah dengan sebaik-baik penciptaan, karena mengikuti akan hawa nafsu dan keinginan syaitan yang dilaknat Allah.
[12]

2. Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn Masud Ra.beliau pernah berkata Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah. (H.R Bukhari) dari hadits ini, dapat diambil sebuah dalil bahwa Allah Swt. melaknat mereka yang melakukan perkara ini dan mengubah ciptaan-Nya

3. Riwayat dari Ashabis Sunan Dari Asmaa, bahwa ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah Saw. dan berkata, Wahai Rasululllah, dua orang anak perempuan ku akan menjadi pengantin, akan tetapi ia mengadu kepadaku bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa jika aku sambung rambutnya?, maka Rasulullah pun menjawab, Sesungguhnya Allah melaknat perempuan yang menyambung atau minta disambungkan (rambutnya) Hadits ini dengan jelas mengatakan bahwa haram hukumnya bagi orang yang menyambung rambutnya atau istilah sekrang dikenal dengan konde atau wig dan jauh dari rahmat Allah Swt. 4. Qias Untuk melengkapi pendapat ini,maka akan saya coba menggunakan qias dan akal. Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qias larangan Nabi Saw. terhadap orang yang menyambung rambutnya, tattoo, mengikir (menjarangkan) gigi atau apa saja yang berhubungan dengan perubahan terhadap apa yang telah diciptakan Allah Swt. 5. Segi Akal Secara akal kita akan menyangka bahwa orang itu kelihatannya indah dan cantik akan tetapi, ia telah melakukan operasi plastik pada dirinya, perbuatan ini sama dengan pemalsuan atau penipuan terhadap dirinya sendiri bahkan orang lain, adapun hukumnya orang yang menipu adalah haram menurut syara. Begitu juga dengan bahaya yang akan terjadi jika operasi itu gagal, bisa menambah kerusakan didalam tubuhnya dan sedikit sekali berhasilnya, apapun caranya tetap membahayakan dirinya dan ini tidak sesuai dengan hukum syara, sesuai dengan firman Allah yang berbunyi (wallahu alam)Jangan bawa diri kalian dalam kerusakan Setelah kita perhatikan dalil-dalil diatas dengan seksama, maka jelaslah bahwa operasi plastik itu diharamkan menurut syara dengan keinginan untuk mempercantik dan memperindah diri, dengan kesimpulan sebagai berikut:
[13]

1. Operasi plastik merubah ciptaan Allah Swt 2. Adanya unsur pemalsuan dan penipuan 3. Dari sisi lain, bahwa negatifnya lebih banyak dari manfaatnya, karena bahaya yang akan terjadi sangat besar apabila operasi itu gagal, bisa menyebabkan kerusakan anggota badan bahkan kematian. 4. Syarat pembedahan yang dibenarkan Islam; memiliki keperluan untuk tujuan kesehatan semata-mata dan tiada niat lain, diakui doktor profesional yang ahli dalam bidang itu bahwa pembedahan akan berhasil dilakukan tanpa risiko, bahaya dan mudarat.

5. Untuk pemakaian kosmetik, disyaratkan kandungannya halal, tidak dari najis (kolagen / plasenta) dan tidak berlebihan (tabarruj) akan tetapi behias ini sangat di tekankan bagi mereka yang ingin menyenangkan suaminya. kami ingin menekankan bahwa Allah Swt. Tidak lah menciptakan makhluknya dengan sia-sia, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. Sesungguhnya Allah Swt. Menciptakan kalian dalam keadaan sempurna dan seimbang satu sama lainnya dengan sebaik-baik penciptaan. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk Allah mensyukuri apa-apa yang telah diberikan kepada kita. Hukum operasi wajah untuk memperbaiki bagian tubuh yang rusak karena sebuah musibah dibenarkan. Dalilnya ada beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa ada seorang shahabat Rasulullah SAW yang mengganti hidungnya dengan emas lantaran patah saat perang. Logikanya, kalau mengganti hidung yang patah dengan emas dibolehkan, apalagi dengan kulit sendiri, tentu lebih utama. Wajah manusia adalah bagian dari keindahan yang dianugerahi Allah SWT. Sebaiknya dijaga dan dipelihara. Memang tidak boleh diubah dengan cara mencukur alis, karena adanya larangan dari Rasulullah SAW tentang hal itu. Rasulullah s.a.w. melaknat perempuan-perempuan yang mencukur alisnya atau minta dicukurkan alisnya.` .

[14]

Namun bila wajah rusak total sehingga membuat yang bersangkutan kehilangan muka, tentang babnya bukan urusan mengubah ciptaan Allah SWT. Sebaliknya, justru mengembalikan anugerah Allah SWT yang sempat rusak. Sehingga operasi wajah dengan tujuan seperti itu, memang dibolehkan. Sebab akan mengembalikan harga diri seseorang. Yang termasuk dibolehkan juga adalah operasi untuk memperbaiki cacat bawaan. Misalnya, operasi menambal mulut yang sumbing. Sekarang dengan teknologi implantasi modern, masalah ini sudah bisa diatasi. Dan akan mengembalikan rasa percaya diri seseorang karena bisa hidup normal tanpa cacat. Sedangkan yang diharamkan adalah bila tujuannya semata-mata bedah kosmetik. Atau yang popler dengan bedah plastik. Misalnya, hidungnya yang pesek dibikin mancung, matanya yang sipit dibikin luas, bibirnya yang tebal dibikin tipis. Seperti yang banyak dilakukan oleh para selebriti hedonis tak bermoral itu. Padahal apa yang Allah SWT berikan itu bukan sebuah cacat atau kekurangan seperti pada kasus sumbing atau wajah rusak karena musibah. Tapi semata-mata karena gatel dan kurang kerjaan. Operasi seperti ini selain berbahaya, karena sangat beresiko komplikasi, juga sangat kuat aroma mengubah ciptaan Allah SWT. Seolah mereka tidak bisa terima diberi wajah sejak lahir seperti itu. Dalam pandangan kami, kalau semangatnya semata-mata hanya itu, yaitu tidak puas dengan anugerah Allah SWT, maka operasi kecantikan semacam ini termasuk yang dilarang. Sebab pada dasarnya Allah SWT sudah menciptakan manusia dalam keadaan yang paling sempurna. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

2.3 Operasi Transeksual Tanpa Sebab


Transeksual adalah operasi pergantian alat kelamin. Hal ini disebabkan karena menurut perasaanya dirinya cocok menjadi laki-laki atau wanita. Mereka yang secara fisik laki-laki tapi perilakunya menyerupai wanita atau sebaliknya lantas melakukan operasi pergantian alat kelamin ini. Operasi pergantian kelamin pada laki-laki dilakukan dengan cara membuang penis dan testis diganti dengan vulva palsu, tanpa perangkat lain, tanpa rahim, ovarium dan tuba fallopi. Sedangkan operasi pergantian alat kelamin pada perempuan dilakukan dengan cara mengganti vulva bersama perangkat lainnya dengan penis palsu yang tidak dapat memproduksi spermatozoa.
[15]

Hasil operasi pergantian kelamin ini ada yang puas dan ada yang tidak puas atau ingin kembali pada keadaan semula. Hal ini tentu mustahil dapat dikembalikan dan banyak yang kemudian bunuh diri, naudzubllaahi mindzalik. Pergantian jenis kelamin tanpa ada sebab tertentu sangatlah tercela. Banyak yang melakukannya hanya karena nafsu bukan karena keterpaksaan. Allah SWT melaknat orang yang melakukan operasi kelamin ini. Firman Allah SWT dalam Al Quran :

119. dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[352]". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.(QS An-Nisa : 119)

[351] Menurut kepercayaan Arab jahiliyah, binatang-binatang yang akan dipersembahkan kepada patung-patung berhala, haruslah dipotong telinganya lebih dahulu, dan binatang yang seperti ini tidak boleh dikendarai dan tidak dipergunakan lagi, serta harus dilepaskan saja.

[352] Merubah ciptaan Allah dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri binatang. ada yang mengartikannya dengan merubah agama Allah. Dari Ibnu Masud, bahwasanya ia berkata : Allah melaknat orang-orang yang dicacah dan yang minta dicacah dan orang yang mencabut rambut alis dan yang minta dicabut, dan memotong atau merenggangkan gigi supaya baik dan cantik, dan yang merubah ciptaan Allah Aza Wajalla.

[16]

Dlam tafsir Al-Munar disebutkan : Dan sungguh aku akan menyuruh mereka (mengubah ciptaan Allah) lalu mereka benar benar merubahnya. Mereka ciptaan Allah dan penggunaan yang jelek padanya itu umum, mencakup perubahan secara hissi seperti mengebiri, dari mereka riwayatkan tafsirnya itu dengan mengebiri, dari Ibnu Abbas, Anas bin Malik dan lainnya. Dan apabila memotong telinga binatang itu diharamkan, maka bagaimana tidak diharamkan mencukil mata orang dan memotong telinga dan sebagaimana diantara yang biasa dilakukan para raja pada pemerintah yang dhalim, tanpa alasan yang benar dan hujjah. Dan mencakup pula kepada perubahan secara maknawi.

Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan lainnya bahwa yang dimaksud disini dengan kalimah khalaqal-lahi ialah dienullah, karena dienul fitrah itu ialah khalqa. Allah berfirman : Tegakkan atau hadapkanlah mukamu kepada agama dengan ikhlas, yaitu fitrah Allah SWT. Yang dengan itu Allah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu. Tidak ada pergantian untuk agama Allah SWT, itulah agama-agama yang benar.

Dari Ibnu Umar berkata : Rasulullah melarang mengebiri kuda dan binatang-binatang. (HR. Ahmad)

Dari Abdullah berkata : Kami berperang bersama Rasulullah, ketika itu kami tidak bersama perempuan. Lalu kami berkata : Bolehkah kami berkebiri?. Maka Rasulullah melarang kami berbuat begitu. (HR. Ahmad)

Dari keterangan diatas sudah sangat jelas bahwa Allah SWT melarang pergantian kelamin. Selain karena banyak madharatnya juga konsekuensi hukum Islam akan bermasalah, seperti :

[17]

1. Batas aurat 2. Soal pakaian 3. Perhiasan 4. Pernikahan dengan segala poermasalahannya 5. Shalat dan shalat berjamaah, adzan, dan iqomah 6. Faraid dan warits 7. Persaksian dan perwalian 8. Pergaulan antara pria dan wanita 9. Tempat shalat 10. Shaff 11. Kewajiban shalat jumat 12. Kewajiban berperang 13. Posisi menyolatkan jenazahnya 14. Waktu ber-ihram 15. Pakaian ketika ber-ihram 16. Ramal ketika thawaf dan sai 17. Akikah 18. Berjabat tangan 19. Dan sebagainya

2.4 Operasi Transeksual Terhadap Khunsta


Pada dasarnya Allah menciptakan manusia ini dalam dua jenis saja, yaitu laki-laki dan perempuan, sebagaimana firman Allah swt:

Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari dua jenis laki-laki dan perempuan. (Qs An Najm : 45)

Wahai manusia Kami menciptakan kamu yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. (Qs Al Hujurat : 13)

[18]

Kedua ayat di atas, dan ayat-ayat lainnya menunjukkan bahwa manusia di dunia ini hanya terdiri dari dua jenis saja, laki-laki dan perempuan, dan tidak ada jenis lainnya. Tetapi di dalam kenyataannya, kita dapatkan seseorang tidak mempunyai status yang jelas, bukan laki-laki dan bukan perempuan. Bagaimana Islam memandang orang tersebut? Bagaimana cara memperlakukannya? Apakah dia mendapatkan jatah warisan? Dan bagaimana pernikahannya? dan seabrek pertanyaan-pertanyaan lain yang timbul akibat status yang tidak jelas tersebut. Antara Khuntsa dan Waria Al Khuntsa, dari kata khanitsa yang secara bahasa berarti: lemah dan lembut. Maka dikatakan: Khannatsa Ar Rajulu Kalamahu, yaitu: laki-laki yang cara bicaranya seperti perempuan, yaitu lembut dan halus. (al Fayumi, al-Misbah al Munir - Kairo, Daar al Hadist, 2003,- hlm : 112) Al-Khuntsa secara istilah adalah: seseorang yang mempunyai dua kelamin; kelamin laki-laki dan kelamin perempuan, atau orang yang tidak mempunyai salah satu dari dua alat vital tersebut, tetapi ada lubang untuk keluar air kencing. (al Mawardi, al Hawi al Kabir : 8/ 168 , Wahbah azZuhaili, al-Fiqh al Islami wa Adilatuhu: 8 / 426). Adapun waria atau dalam bahasa Arabnya disebut al Mukhannats adalah laki-laki yang menyerupai perempuan dalam kelembutan, cara bicara, melihat, dan gerakannya. Dalam kamus Wikipedia disebutkan bahwa waria (portmanteau dari wanita-pria) atau wadam (dari hawa-adam) adalah laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupannya sehari-hari. Waria ini terbagi menjadi dua: Pertama: orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut sejak dilahirkan, maka tidak ada dosa baginya, karena sifat-sifat tersebut bukan atas kehendaknya, tetapi dia harus berusaha untuk menyesuaikan diri. Kedua: orang yang sebenarnya laki-laki, tetapi sengaja menyerupai sifat-sifat wanita. Orang seperti ini termasuk dalam katagori yang dilaknat oleh Allah swt dan Rasulullah saw di dalam beberapa hadistnya. Dari keterangan di atas, bisa dinyatakan bahwa waria bukanlah khuntsa. Karena waria statusnya sudah jelas, yaitu laki-laki, sedang khuntsa statusnya masih belum jelas.

[19]

Perbedaan antara istilah khuntsa dan waria seperti yang diterangkan di atas sangat membantu bagi kita untuk membahas hukum-hukum yang menyangkut keduanya. Cara menetapkan Status Khuntsa Sudah dijelaskan di atas, bahwa waria itu statusnya adalah laki-laki, maka di sini hanya diterangkan tata cara menetapkan status khuntsa. Namun sebelumnya, perlu disebutkan bahwa khuntsa ada dua macam: 1. Khuntsa Ghoiru Musykil (khuntsa yang mudah ditentukan statusnya) 2. Khuntsa Musykil (khuntsa yang sulit ditentukan statusnya) Khuntsa Ghoiru Musykil Untuk menetapkan Khuntsa Ghoru Musykil, para ulama telah menjelaskan cara-caranya, walaupun hal itu belum menjadi kesepakatan ulama. Paling tidak bisa menjadi pedoman awal di dalam menentukan status seorang khuntsa, di antara cara-cara tersebut adalah: 1. Melihat cara keluar air kencingnya. Bila air kencingnya keluar lewat penis, berarti waria tersebut dihukumi sebagi laki-laki. Sebaliknya jika air kencingnya keluar dari vagina, maka dia dihukumi sebagai perempuan. Bagaimana jika air kencingnya keluar dari keduanya? Bila air kencing tersebut keluar dari kedua alatnya, maka ditentukan dengan yang terlebih dahulu keluar. Jika yang keluar terlebih dahulu dari penis, maka dihukumi laki-laki, begitu juga sebaliknya. Jika keluar air kencingnya bersamaan, maka dilihat mana yang lebih lama keluarnya. Jika keluar dari kedua alat kelamin secara bersamaan dan selesainya juga secara bersamaan, maka khuntsa tersebut dihukumi khuntsa musykil. 2. Melihat cara keluarnya sperma atau air mani. Bila sperma khuntsa keluar dari alat kelamin lelaki, berarti status hukumnya lelaki dan bila keluar dari vagina berarti statusnya perempuan. Jika keluarnya berubah-ubah, kadang dari alat kelamin laki-laki dan kadang-kadang dari alat kelamin perempuan, maka dikatagorikan sebagai khuntsa musykil. 3. Keluarnya darah haidh. Bila seorang khuntsa mengeluarkan darah haidh dari kemaluannya, maka dikatagorikan perempuan, karena laki-laki tidak akan keluar darah haidh dari kemaluanya. Jika ia
[20]

mengeluarkan darah haidh dari vagina, tetapi dia mengeluarkan kencing dari alat kelamin lakilaki, maka dalam hal ini dikatagorikan sebagai khuntsa musykil. 4. Kehamilan dan melahirkan. Bila seorang khuntsa hamil dan melahirkan, maka dihukumi sebagai perempuan. 5. Pertumbuhan organ tubuh. Bila waria tersebut ia berkumis atau berjenggot, serta mempunyai kecenderungan untuk mendekati perempuan dan mempunyai raca cinta kepada mereka, maka waria tersebut dihukumi sebagai laki-laki. Sebaliknya jika payudaranya tumbuh dan montok, dan mempunyai kecenderungan dan rasa cinta kepada laki-laki, maka dia ditetapkan sebagai perempuan. (Ibnu al Hammam, Fathu al Qadir : 10/515-516, al Mawardi, al Hawi al Kabir : 8/ 168) Dari keterangan di atas, kita mengetahui bahwa Islam pada dasarnya tidak membiarkan seorang khuntsa begitu saja tanpa status, sehingga diambil langkah-langkah untuk menentukan jenis kelaminnya melalui cara-cara di atas. Jika para ulama dan ahli sudah menentukan seorang khuntsa, baik sebagai laki-laki maupun sebagai perempaun, maka status tersebut berlaku baginya untuk mendapatkan hak-haknya, sekaligus dia mempunyai kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana orang laki-laki atau perempuan yang lainnya. Khuntsa Musykil Khuntsa Musykil (khuntsa yang sulit ditentukan statusnya), yaitu seseorang yang ditakdirkan Allah mempunyai fisik yang mendua atau memiliki dua jenis alat kelamin; laki-laki dan perempuan, dan kedua-duanya sama-sama dominan, tidak bisa dibedakan lagi mana yang lebih berpengaruh terhadap kepribadiannya. Untuk Khuntsa Musykil seperti ini, para ulama pun masih berbeda pendapat akan statusnya, terutama di dalam menentukan jatah warisan, cara menikah, dan lain sebagainya. Hukum Operasi Kelamin Dalam dunia kedokteran dikenal tiga bentuk operasi kelamin, masing-masing mempunyai hukum tersendiri dalam fikih: Pertama, operasi penggantian jenis kelamin yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir memiliki kelamin normal. Operasi ganti kelamin dalam keadaan seperti ini, belum pernah dikenal oleh orang-orang terdahulu. Tetapi para dokter mengatakan bahwa hal itu merupakan
[21]

bentuk dari penyakit transeksual/transgender, yaitu individu dengan gangguan psikologis laki laki yang seperti wanita atau wanita seperti laki-laki dengan tanpa disertai kelainan fisik/ alat kelamin (genital). Atau dengan istilah lain, bahwa sang penderita atau pasien merasakan bahwa dirinya adalah jenis lain yang bukan pada dirinya. Seakan ia merasakan bahwa jiwanya adalah perempuan, padahal fisiknya adalah laki-laki, atau ia merasakan bahwa jiwanya adalah laki-laki, padahal bentuk fisiknya adalah perempuan. Antara jiwa dan fisik tidak dapat saling menyatu. Orang yang mempunyai penyakit transeksual ini mempunyai dua keadaan:

Keadaan pertama: Penyakit ini muncul akibat faktor psikologis dan kejiwaan. Hal ini terjadi karena salah dalam pola asuh sejak kecil, atau karena pergaulan yang salah. Untuk jenis yang pertama ini, penanganannya bukan dengan cara operasi kelamin, tetapi kejiwaannyalah yang harus diobati dan disembuhkan. Penyimpangan psikologis ini kadang muncul sejak kecil, hanya saja sering dianggap remeh, sehingga lama kelamaan menjadi semakin besar dan akhirnya susah untuk diubah, dan ujung-ujungnya menganggap ini sebagai takdir, padahal itu hanya karena kebiasaan yang sudah mendarah daging sejak kecil dan lama, serta tidak terkait dengan fisiknya. Islam sejak dini telah mengajarkan kepada kita untuk memisahkan tempat tidur laki-laki dan perempuan ketika sudah berumur 10 tahun, salah satu tujuannya agar mereka tidak berkepribadian ganda di kemudian hari. Kesimpulannya, bahwa operasi mengubah kelamin dari orang yang mempunyai kelamin normal dalam bentuk yang pertama seperti ini hukumnya haram, karena tidak ditemukan hubungan antara ketidaknormalan fisik atau organ tubuh seseorang. (Dr. Muh. Mukhtar as-Syenkiti, Ahkam al-Jirahiyah at-Tibbiyah, Jeddah, Maktabah as-Shohabah,hlm. 200-202) Dalil-dalilnya adalah sebagai berikut: Pertama: Pada dasarnya, Allah swt telah menciptakan manusia ini dalam bentuk yang sebaikbaiknya, sebagaimana firman Allah swt:

Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Qs At Tin : 4) Penciptaan manusia dalam bentuk yang baik tersebut merupakan penghormatan kepada manusia, sebagaimana firman Allah swt:

[22]

Sesungguhnya telah Kami muliakan keturunan Adam dan Kami bawa mereka di daratan dan di lautan. (Qs Al Isra : 70) Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah dilarang untuk mengubah ciptaan-Nya yang sudah sempurna. Larangan ini tersebut di dalam firman Allah swt ketika menceritakan perkataan syetan:

(Syetan berkata): Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong-motong telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata (Qs An Nisa : 119) Dari ayat di atas, kita mengetahui bahwa awal tindakan mengubah ciptaan Allah swt berasal dari bisikan syetan. Rasulullah saw sendiri bersabda:

Rasulullah telah melaknat orang-orang laki-laki yang meniru-niru (menyerupai) perempuan dan perempuan yang meniru-niru (menyerupai) laki-laki. (HR Bukhari) Berkata Imam Qurtubi: Tidak ada perbedaan pendapat di antara para ahli fikih dari Hijaz dan ahli fikih dari Kufah bahwa mengebiri keturunan Adam hukumnya haram dan tidak boleh, karena termasuk dalam katagori menyiksa. (Tafsir Qurtubi : 5 / 391) Kalau mengebiri saja tidak boleh, yaitu perbuatan untuk memandulkan alat kelamin, apalagi mengubah dan menggantikannya, tentunya sangat diharamkan. Keadaan kedua: waria yang disebabkan adanya perbedaan keadaan psikis dan fisik seseorang, seperti ketidaknormalan sistem tubuh atau terjadi percampuran hormon laki-laki dan perempuan, yang berakibat munculnya perasaan dalam dirinya yang berbeda dengan fisik tubuhnya. Maka dalam hal ini para ulama berbeda pendapat: Pendapat pertama: bahwa operasi ganti kelamin untuk orang yang keadaannya seperti ini tetap
[23]

tidak boleh. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Dasarnya adalah ayat-ayat al Quran dan hadist-hadits yang telah disebutkan di atas. Pendapat kedua: bahwa operasi ganti kelamin untuk orang yang keadaanya seperti ini, dibolehkan. Ini adalah pendapat sebagian kecil ulama kontemporer. Di antara dalil dari pendapat ini adalah sebagai berikut: 1) Menurut kesaksian mayoritas dokter bahwa memang benar adanya orang yang mempunyai penyakit seperti ini, mereka menyebutnya dengan transeksual, yaitu terpisahnya antara bentuk fisik dengan psikis, yaitu bentuk fisiknya adalah laki-laki umpamanya, tetapi perasaannya bahwa dia bukanlah laki-laki. Penyakit ini menyebabkan orang tersiksa dalam hidupnya, sehingga kadang-kadang diakhiri dengan bunuh diri. Pengobatan secara kejiwaan sudah dilakukan berkali-kali oleh para dokter, tetapi tetap saja gagal. Maka tidak ada jalan lain kecuali operasi ganti kelamin. 2) Keadaan seperti ini bisa dikatagorikan darurat. Karena tanpa operasi tersebut seseorang tidak akan bisa hidup tenang dan wajar sebagaimana yang lain, hidupnya akan dirundung kegelisahan demi kegelisahan, dan tidak sedikit yang diakhiri dengan tindakan bunuh diri. 3) Kalau kita perhatikan bahwa yang menyebabkan diharamkannya operasi ganti kelamin secara umum atau dalam keadaan normal adalah karena dua alasan : Alasan pertama: bahwa hal tersebut termasuk mengubah ciptaan Allah swt, sebagaimana yang tersebut dalam Qs An Nisa : 119 di atas. Ketika menafsirkan ayat di atas, Ibnu Abbas, Anas, Ikrimah, dan Abu Sholeh bahwa yang dimaksud mengubah ciptaan Allah adalah mengebiri, mencongkel mata, serta memotong telinga. Sedangkan Imam Qurtubi di dalam tafsirnya dengan menukil perkataan Qhadhi Iyadh bahwa seseorang yang mempunyai jari-jari tangan lebih dari lima atau daging tambahan di dalam tubuhnya, maka tidak boleh dipotongnya, karena termasuk dalam katagori mengubah ciptaan Allah, kecuali kalau jari-jari tangan atau daging tambahan tersebut terasa sakit, nyeri dan menyebabkannya menjadi menderita, maka dalam keadaan seperti ini, diperbolehkan untuk memotongnya. (Tafsir Qurtubi : 5/252) Perkataan Qadhi Iyadh yang dinukil oleh Imam Qurtubi di atas menjelaskan dengan gamblang bahwa sesuatu tambahan dalam tubuh yang berupa daging atau yang lain dan menyebabkan sakit si penderita, maka diperbolehkan untuk menghilangkannya, dan hal ini dimasukkan dalam
[24]

katagori berobat, yang kadang harus mengubah ciptaan Allah swt. Karena sebenarnya yang dilarang dalam masalah ini adalah mengubah ciptaan Allah tanpa ada alasan syari atau hanya karena ingin memperindah anggota tubuh saja. Tetapi jika bertujuan untuk mengobati, maka dibolehkan. Atas dasar keterangan di atas, maka operasi ganti kelamin yang dilakukan oleh orang yang mengidap penyakit transeksual pada jenis kedua ini, bisa dikatakan bahwa organ tubuhnya secara fisik yang ada sekarang adalah organ tambahan, karena tidak sesuai dengan kejiwaan dan perasaannya, sehingga jika diubah menjadi organ yang sama dengan kejiwaan dan perasaannya, maka termasuk dalam proses pengobatan dari rasa sakit yang dialaminya, dan memang tidak ditemukan obat selain operasi ganti kelamin. Alasan kedua: bahwa operasi ganti kelamin termasuk dalam katagori menyerupai jenis lain yang dilarang oleh Rasulullah saw. Tetapi para ulama telah menjelaskan bahwa yang dilarang dalam masalah ini adalah menyerupai jenis di dalam berpakaian, berhias, bertutur kata dan cara berjalan. Hal ini disimpulkan dari dalildalil lain. Oleh karenanya, Imam Nawawi menyatakan bahwa waria yang ada semenjak lahir, tidak termasuk dalam katagori yang dilarang oleh Rasulullah saw, karena mereka tidak bisa meninggalkan gaya-gaya tersebut yang dibawanya dari lahir, walaupun sudah diobati berkali-kali, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Hajar di dalam Fathul Bari. Demikianlah beberapa dalil yang diungkapkan oleh kelompok kedua yang membolehkan bagi seseorang yang terkena penyakit transeksual jenis kedua dan tidak bisa diobati lagi secara psikis, maka dibolehkan untuk melakukan operasi ganti kelamin, dan ini termasuk keadaan darurat. Catatan : Yang perlu diperhatikan dalam hal ini, supaya tidak terjadi salah paham, bahwa yang dibolehkan adalah orang-orang yang benar-benar punya penyakit seperti ini, tentunya harus direkomendasikan oleh dokter-dokter yang ahli, jujur, dan amanah. Begitu juga setelah melalui rekomendasi para ulama yang diakui amanah dan otorits keilmuaannya. Hukum tersebut tidak berlaku bagi orang yang melakukan operasi ganti kelamin, hanya karena sekedar iseng, atau hanya sekedar merasa dirinya lebih cocok menjadi orang berjenis kelamin yang berbeda dengan keadaannya sekarang, padahal penyakitnya tersebut belum diteliti dan belum ada usaha-usaha yang sungguh-sungguh untuk menyembuhkannya. Kedua: Operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin yang dilakukan terhadap orang yang
[25]

sejak lahir memiliki cacat kelamin, seperti penis atau vagina yang tidak berlubang. Operasi seperti ini dibolehkan, karena termasuk dalam katagori pengobatan. Karena pada dasarnya manusia itu ciptaannya sempurna, maka jika didapati beberapa bagian anggota tubuhnya tidak normal atau tidak berfungsi, seperti vagina yang tidak berlubang, atau penis yang tidak berlubang sehingga tidak bisa buang air kecil, maka dibolehkan baginya untuk melakukan operasi perbaikan kelamin, dengan tujuan agar salah satu organ tubuhnya tersebut berfungsi sebagaimana yang lain. Rasulullah saw bersabda :

Wahai hamba-hamba Allah berobatlah, karena Allah menjadikan setiap penyakit itu ada obatnya. Jadi operasi kelamin yang cacat sejak kecil atau karena suatu kecelakaan termasuk dalam katagori berobat dan bukan dalam katagori mengubah ciptaan Allah swt. Ketiga: Operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir memiliki 2 (dua) jenis kelamin yaitu penis dan vagina. Orang yang mempunyai kelamin ganda dalam dunia medis disebut ambiguous genitalia yang artinya alat kelamin meragukan. Orang tersebut tidak menderita penyakit transeksual, tetapi lebih cenderung kepada interseksual, yaitu suatu kelainan, di mana penderita memiliki ciri-ciri genetik, anatomik atau fisiologik meragukan antara pria dan wanita. Gejalanya sangat bervariasi, mungkin saja tampilan luarnya adalah laki-laki normal atau wanita normal, tetapi alat kelaminnya yang masih meragukan apakah dia laki-laki atau perempuan. Penderita seperti ini memang benar-benar sakit secara fisik, yang kemudian mempengaruhi kondisi psikologisnya.

Maka, operasi pada orang yang mempunyai kelamin ganda seperti ini dibolehkan, tentunya setelah ada kejelasaan statusnya, baik laki-laki maupun perempuan dengan cara-cara yang telah diterangkan di atas dan dikuatkan dengan pernyataan para dokter ahli dan amanah. Biasanya operasi dilakukan ketika anak tersebut masih bayi dan belum beranjak dewasa, jika sudah dewasa tentunya akan lebih susah lagi, karena mungkin itu akibat salah pola asuh dan pola interaksi dari lingkungan sekitar. Karena kalau seseorang dibiarkan dalam status yang tidak jelas, maka sungguh kasihan hidupnya, dan masyarakat pun kesulitan untuk berinteraksi dengannya karena statusnya yang
[26]

belum jelas, apakah dia itu laki-laki atau perempuan. Oleh karenanya operasi untuk membuang salah satu dari dua jenis kelamin dibolehkan, karena akan membawa kemaslahatan bagi yang bersangkutan dan kemaslahatan bagi masyarakat yang ia hidup di dalamnya. Di Indonesia, sebagaimana yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Sultana Mh Faradz telah diterbitkan Surat Keputusan Men Kes RI No. 191/MENKES/SK/III/1989 tentang penunjukan rumah sakit dan tim ahli sebagai tempat dan pelaksanaan operasi penyesuaian kelamin. Pada tanggal 12 juni 1989 telah dibentuk Tim Pelaksana Operasi Penggantian Kelamin yang terdiri dari ahli bedah urologi, bedah plastik, ahli penyakit kandungan dan ginekologi, anestesiologi, ahli endokrinologi anak dan dewasa (internist), ahli genetika, andrologi, psikiater, ahli patologi, ahli hukum, pemuka agama, dan petugas sosial medik. Tetapi sejak tahun 2003 ada perubahan kebijakan bahwa Tim Penyesuaian Kelamin hanya boleh melakukan operasi penyesuaian kelamin untuk penderita interseksual --dan tidak pada penderita transeksual-- yang membutuhkan penentuan jenis kelamin, perbaikan alat genital, dan pengobatan. Semua kasus yang datang akan didata, diperiksa laboratorium rutin, analisis kromosom dan DNA, pemeriksaan hormonal, dan test-test lain yang dianggap perlu seperti USG, foto ronsen, dan lain-lain. Kegiatan tim ini adalah melaksanakan pertemuan rutin secara multidisipliner antara seluruh anggota tim dengan penderita (yang telah selesai dengan pemeriksaan penunjang untuk penegakkan diagnosis) untuk mendiskusikan penatalaksanaan, tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan termasuk pemberian konseling

2.5 Jenis Kelaminnya Berbeda dengan Yang Dimiliki


Operasi ganti kelamin operasi ganit kelamin adalah operasi pembedahan untuk mengubah jenis kelamin dari laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya.pengubahan jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan dilakukan dengan pemotongan penis dan testis,kemudian membentuk kelamin perempuan (vagina) dan membesarkan payudara,menutup saluran perempuan,dan menanamkan organ genital laki-laki(penis). Dalil Al-Quran firman Allah SWT

[27]

Artinya: dan aku (syaitan)akan menyuruh mereka (mengubah ciptaan Allah),lalu mereka benarbenar mengubahnya.(QS An-nisaa [4] :119) Ayat ini menunjukkan upaya syaitan mengajak manusia melakukan berbagai perbuatan maksiat. Di antaranya menguabah ciptaan Allah . operasi ganti kelamin termasuk mengubah ciptaan Allah,karena dalam operasi ini terdapat tindakan memotong penis,testis,dan payudara. Maka operasi ganti kelamin hukumnya haram. Yang berdosa bukan hanya yang dioperasi,tapi juga semua pihak yang terlibat di dalam operasi itu,baik langsung maupun tidak,seperti dokter. Para medis.psikiater atau ahli hukum yang mengaesahkan operasi tersebut.semuanya turut berdosa dan akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allahpada hari kiamat kelak, karena mereka telah bertolong menolong dalam berbuat dosa padahal Allah telah berfirman artinya : dan jangan lah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.(QS Al-maidah (5) :2) Adapun penyempurnanna jenis kelamin hukumnya boleh.hal ini berlaku bagi orang yang memiliki alat kelamin ganda,yaitu mempunyai penis dan vagina sekaligus. Operasi ini hukumnya mubah,berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan berobat. Nabi SAW bersabda,, tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit,kecuali Allah menurunkan juga obatnya. (HR Bukhori )

[28]

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
1. Syariat Islam tidak melarang operasi medis secara mutlak dan tidak membolehkan secara mutlak, syariat meletakkan larangan pada tempatnya dan pembolehan pada tempatnya, masingmasing diberi hak dan kadarnya. 2. Operasi bedah plastik yang bertujuan untuk terapi dan memperbaiki bagian tubuh yang rusak karena sebuah musibah dibenarkan. Sedangkan yang diharamkan adalah bila tujuannya sematamata bedah kosmetik. 3. Hukum operasi transeksual adalah haram. Tetapi harus dilakukan pada orang yang lahir dengan ketidakjelasan jenis kelamin atau memiliki dua kelamin.

3.2 Saran-saran
Demikian juga hendaknya pemerintah dengan tegas melarang aktivitas-aktivitas masyarakat dimana seorang laki-laki bertingkah laku menyerupai perempuan atau sebaliknya. Jangan malah dibiarkan, sehingga seolah-olah perbuatan tersebut menjadi benar.

[29]

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/19140557/Hukum-Operasi-Dan-BedahMayat-Menurut-Hukum-Islam

http://tugasbidan2008.blogspot.com/2008/12/makalah-bedah-plastik-beserta-hukum.html

[30]

Anda mungkin juga menyukai