Anda di halaman 1dari 13

Metode Operasi

Prostatis
Dr. Noor Rachmat, M.Ag
Aprilia Putri (2130042)
Fadhila Elvian Pratamy (2130074)
Fitria Wulan (2130068) Kelompok
Muhammad akbar (2130075)
Nurmala Sari (2130023) 4
Nur Aulia Majidah (2130077)
Siti Nurpaidiah Hisyami (2130051)
Syifa Nursyarifah (2130002)
Tyas Syaluna Afwah (2130020)
Prostatis

Menentukan definisi prostatitis secara global sulit karena


masing-masing sindroma prostatis mempuyai gejala-gejala
sendiri. Salah satu definisinya adalah diagnosis yang
diberikan bagi sekelompok pria yang mengalami berbagai
keluhan pada saluran urogenital bagian bawah dan
perineum.
Patologi
prostatitis baik secara histologik maupun
bakteriologik bisa dijumpai meski tidak ditemukan
tanda peradangan pada pemeriksaan endoskopik.
Blacklock mengatakan bahwa temuan ini dapat
disebabkan oleh adanya perbedaan pola drainase dari
duktus prostat. Duktus prostat perifer cenderung
mengalir melengkung ke arah kanan menunju duktus
ejakulatorius, sehingga Sindroma Prostatitis rentan
terkena infeksi oleh organisme yang berjalan
ascenden melalui uretra. Sebaliknya, duktus prostat di
zona periuretra cenderung berjalan sejajar dengan
duktus ejakulatorius dan lebih tahan terhadap infeksi
oleh organisme di dalam uretra.
Persiapan Operasi Prostat
Pra Interaksi

1. Sebelum menjalani operasi prostat, terlebih dahulu pasien akan menjalani prosedur sistoskopi. Sistoskopi dilakukan
untuk mengecek kondisi kelenjar prostat dan saluran kencing secara visual.
2. Untuk mencegah infeksi luka operasi, pasien akan diberikan antibiotik oleh dokter beberapa hari sebelum menjalani
operasi.
3. Dokter akan menanyakan pada pasien mengenai obat-obatan yang sedang dikonsumsi, terutama obat pengencer darah
dan pereda nyeri. Jika sedang mengonsumsi dokter akan meminta pasien untuk menghentikannya sebelum menjalani
operasi prostat.
4. Pasien akan diberikan obat pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan, dan akan diminta untuk berpuasa
beberapa jam sebelum menjalani operasi.
5. Pasien yang memiliki alergi terhadap obat tertentu, harus memberi tahu dokter.
6. Pasien diminta meninggalkan perhiasan, gigi palsu, kontak lensa, dan kacamata di rumah sebelum menjalani prosedur
operasi.
7. Pasien sebaiknya ditemani oleh keluarga sebelum dan sesudah menjalani operasi. Umumnya, pasien dapat langsung
pulang beberapa jam setelah operasi selesai dan tidak membutuhkan rawat inap.
Persiapan Operasi Prostat
Interaksi

1. Pasien diberikan anastesti umum (bius total) atau setengah badan sehingga tetap sadar selama operasi berlangsung,
namun tidak merasakan apa-apa.
2. Pasien juga akan dipasang kateter urine untuk mengalirkan urine dari kandung kemih tanpa melalui saluran kencing,
selama operasi.
3. Prostatektomi terbuka :
o Diawali dengan membuat irisan kulit, baik di bagian depan prostat (retropubik) ataupun di
bagian belakang prostat (perineal).
o Irisan kulit retropubik dibuat dari bawah pusar hingga mendekati tulang kemaluan. Sedangkan
irisan kulit perineal dibuat dari dekat anus hingga mencapai daerah dekat skrotum.
o Setelah irisan kulit dibuka, dokter urologi akan mengangkat kelenjar prostat pasien. Jika
diperlukan, beserta jaringan di sekitarnya, seperti kelenjar getah bening.
o Setelah pengangkatan kelenjar prostat selesai, irisan kulit ditutup kembali menggunakan
jahitan.
4. Prostatektomi laparoskopik :
● Dilakukan dengan menggunakan irisan sebesar lubang kunci, namun
berjumlah lebih dari satu.
● Irisan kulit pada prostatektomi laparoskopik dibuat di daerah perut
untuk memasukkan alat bedah khusus (laparoskop) ke bagian dekat
prostat dengan bantuan kamera di ujung laparoskop.
● Pada saat laparoskop mencapai kelenjar prostat, dokter kemudian
memotong dan mengangkat kelenjar prostat menggunakan laparoskop
tersebut.
5. Pasien yang menjalani operasi prostat dengan sayatan di kulit, akan
dijahit kembali untuk menutup luka sayatan.
6. Daerah jahitan kemudian ditutupi perban steril untuk menghindari infeksi,
dan kateter akan tetap terpasang untuk mengalirkan urine selama masa
pemulihan.
Operasi Medis Dalam Tinjauan Hukum Islam
1. Dalil Kebolehan Operasi Medis
Operasi dalam bahasa arabnya adalah Jirâhah, diambil dari kata jarh yang
berarti membekasi dengan senjata tajam. Bentuk jama'nya adalah jarâ'ah, Makna
kebahasaan Jirâhah Ath-Thibbiyah (operasi medis) ini jelas, karena ia mencakup
pembedahan kulit, mencari sumber penyakit, memotong anggota tubuh dengan alat
operasi dan pisau operasi yang hukumnya seperti senjata dan bekasnya seperti bekas
senjata. Karena syari‟at Islam berpijak pada prinsip jalb al mashâlih (mengusahakan
kemaslahatan), dar‟ al mafâsid wal madhar (menjauhkan kerusakan dan mudharat),
dan dar‟ al haraj wal masyaqqah (menolak kesulitan dan beban berat), maka syari‟at
Islam memperhatikan kebutuhan manusia terhadap pengobatan dan terapi medis.
Karena itu syari‟at Islam membolehkan mempelajari ilmu pengobatan dan
penggunaannya untuk mewujudkan pemeliharaan jiwa manusia, yang mana
pemeliharaan jiwa menjadi salah satu tujuan syari‟at Islam.
Operasi medis merupakan salah satu cabang dari pengobatan dan terapi medis
karenanya operasi medis juga disyari'atkan. Adapun dalil yang menunjukkan
kebolehan operasi medis adalah :
a. Firman Allah SWT dalam QS An-Nisa/4: 29.



 (٩٢)   3‫ ْنفُ َس ُك ْم‬3َ‫ ْقتُلُ ْٓوا ا‬333‫َواَل َت‬


Terjemahan:
Dan janganlah kamu membunuh dirimu17
HUKUM BEDAH DAN OPERASI DALAM ISLAM
Bedah medis termasuk bagian dari pengobatan. Secara umum,
pengobatan termasuk disyariatkan dalam Islam namun ulama berbeda
tentang hukumnya. Beberapa pendapat yang terkenal, masing-masing
didukung oleh dalil yang menguatkannya, diantaranya adalah sebagai
berikut :

1. Mubah, menurut pendapat pendapat mayoritas ilmuwan dari kalangan


Ulama Hanafiyah, Malikiyyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah, namun mereka
berbeda pendapat tentang lebih utamanya, berobat atau tidak.

2. Wajib, merupakan pendapat sebagian ulama Hanabilah. Menurut


sebagian ulama yang lain, hal tersebut jika diyakini akan kesembuhannya
Menurut fatwa yang dikeluarkan oleh
 Majma’ al -Fiqh al-Islami, hukum berobat tergantung pada
keadaan dan kondisi pasien:
1. Berobat menjadi Wajib jika tidak dilakukan akan
mengancam jiwa, atau kehilangananggota tubuhnya, atau
akan menjadi lemah, atau penyakitnya akan dapat
menulariorang lain.
2.  Berobat hukumnya sunnah jika tidak dilakukan akan
menjadikan tubuhnya lemahnamun tudak separah kondisi
yang diatas.
3. Berobat hukumnya mubah jika tidak sampai pada kedua
kondisi diatas.
4. Berobat hukumnya makruh jika dengan berobat ditakutkan
akan mengalami keadaan yang lebih buruk daripada
dibiarkan saja.
Dengan demikian, hukum bedah medis, secara umum angat tergantung dengan
keadaandan kondisi pasien. Secara khusus Ulama sepakat membolehkan
operasi medis rekonstruksi anggota tubuh yang mengalami masalah tertentu.
Menurut pala ulama,memperbaiki dan memulihkan kembali fungsi organ
yang rusak, baik bawaan sejak lahir maupun adanya kecelakaan, dan hal-hal
sejenis itu dibenarkan, karena niat dan motivasi utamanya adalah pengobatan.
Diantara ayat yang dijadikan sebagai pembolehan terhadap operasi medis,
dianggap sebagai upaya menjaga kehidupan dan menghindari kebinasaan atau
mafsadah antara lain tercakup dalam Q.S. al-Maidah 5:32. Allah menghargai
setiap bentuk upaya mempertahankan kehidupan manusia, menjauhkan diri
dari hal yang membinasakan. Operasi medis dilakukan dalam rangka tujuan
tersebut. Banyak jenis penyakit yang pengobatannya hanya dengan operasi,
bahkan kadang-kadang jika itu tidak dilakukan atau terlambat dilakukan
akan mengancam kehidupannya,
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai