Anda di halaman 1dari 14

BEDAH PLASTIK

DISUSUN OLEH :
KHAIRUNNISA YUMNA RAZAK MALACCA
NADIA ABO ANNASERNAZA RAHMA
SALSABILA
APA ITU BEDAH PLASTIK ?
PENGERTIAN BEDAH PLASTIK SECARA
UMUM
Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk
merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi
kedokteran. Operasi plastik atau dikenal dengan “plastik surgery” (dalam inggris)
atau dalam bahasa arab biasa disebut dengan “Jirahah Tajmil” adalah bedah yang
dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota
badan, baik yang nampak ataupun tidak nampak dengan cara ditambah, dikurangi
bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika tubuh (Al mausu’ah At-
Thibbiyal al-haditsah Li Majmu’ah minal at-thibba, Juz 3, halaman 454, cet.
Lajnah An Nasyr Al-‘ilmi).
SEJARAH BEDAH PLASTIK
Bedah Plastik di Indonesia dirintis oleh Prof. Moenadjat Wiratmadja.
Setelah lulus sebagai spesialis bedah dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia pada tahun 1958, beliau melanjutkan
pendidikan bedah plastik di Washington University / Barnes Hospital
di Amerika Serikat hingga tahun 1959. Sepulang dari luar negeri,
beliau mulai mengkhususkan diri dalam memberikan pelayanan pada
umum dan pendidikan bedah plastik pada mahasiswa dan asisten
bedah di FKUI/RSCM. Pada tahun 1979 beliau dikukuhkan sebagai
profesor dalam ilmu kedokteran di FKUI. Profesor Moenadjat
Wiratmadja wafat pada tahun 1980.
TUJUAN BEDAH PLASTIK
• Pada dasarnya bedah plastik bertujuan untuk mempercantik atau
memperbaiki satu bagian di dalam anggota badan baik yang nampak
ataupun tidak nampak dengan cara menambah ataupun mengurangi
bagian tubuh tersebut sehingga tubuh tampak lebih indah. Akan
tetapi kebanyakan orang menggunakan bedah plastik secara sengaja
untuk merubah bentuk tubuhnya atau agar lebih menarik. Padahal
disisi lain tujuan bedah plastik juga digunakan untuk memperbaiki
kecacatan fisik dan fungsi organ tubuh, untuk menyempurnakan
bentuk anggota tubuh yang secara fisik normal dan sehat menjadi
indah.
BEDAH PLASTIK MENURUT HINDU
Mengenai bedah plastik atau mengubah tubuh, dalam ajaran agama Hindu
disebutkan dalam beberapa wahyunya yang dituliskan di daun lontar yang
berjumlah empat helai yaitu: Yama Purwa Tattwam, Yama Purana
Tattwam, Yama Purwana Tattwam, dan Yama Tattwam. Dikatakan bahwa
Inti yang diuraikan di keempat lontar itu berkenaan tentang pengertian
tentang asal tubuh manusia, setelah kematian dan kewajiban menjaga
tubuh yang merupakan pinjaman. Disebutkan secara jelas bahwa
roh/atman diberikan pinjam berupa bandan atau tubuh manusia secara
lengkap oleh Sang Hyang Widhi sejak dari embrio (masih dalam
kandungan) sampai tua dan mati nanti.
• hal-hal yang menjadi dasar bahwa di dalam ajaran agama Hindu
melarang secara keras para pemeluknya untuk melakukan
perubahan secara fisik. Di dalam kitabnya telah disebutkan bahwa
hukum merubah bentuk tubuh sudah sangat jelas, karena para
pemeluk agama Hindu percaya bahwa tubuh atau badan merupakan
sesuatu yang dipinjam dan harus dikembalikan seperti keadaan
awalnya tanpa ada rubahan maupun cacat. Sama seperti ketika kita
berhutang atau meminjam barang dari teman atau orang lain. Kita
harus bertanggung jawab memelihara dan menjaga barang tersebut
agar tetap utuh dalam keadaan yang sama seperti saat pertama kali
lepas dari tangan si peminjam sebelum kita akan mengembalikan ke
pemiliknya
BEDAH PLASTIK MENURUT ISLAM
Hukum operasi plastic menurut islam ada yang mubah ada yang haram,
• Mubah : adalah yang bertujuan untuk memperbaiki cacat sejak lahir (al-uyub
al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing atau cacat yang datang kemudian (al-uyub
al-thari’ah) akibat kecelakaan, kebakaran, dsb.
• Haram : adalah yang bertujuan untuk mempercantik aau memperindah bentuk
hidug, dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan kerutan-kerutan tua
di wajah, dan sebagainya.
Rasulullah SAW bersabda, "Allah mengutuk orang yang memakai rambut palsu
dan yang menyediakan rambut palsu.” (HR. Bukhari).
Dalam hadis lain Rasulullah SAW juga bersabda, "Penyakit yang tidak bisa
diobati adalah penyakit ketuaan." (HR. Abu Dawud).
BEDAH PLASTIK MENURUT BUDDHA
Pandangan agama Buddha setuju apabila bedah plastik untuk pengobatan,
misalnya: bibir sumbing, luka bakar, atau penyakit kulit yang akibat dari
kecelakaan maupun bawaan sejak lahir melainkan bukan agar kelihatan awet
muda terus.
Buddhisme tidak melarang bedah plastik, tetapi apabila kita melakukan bedah
untuk tujuan mempercantik diri berarti itu kurang sesuai dengan ajaran Buddha,
karena hal tersebut telah muncul Lobha (keserakahan/ melekat pada objek). Jika
bedah plastik itu berjalan dengan lancar dan hasilnya bagus, kita akan semakin
melekat padanya. Tetapi apabila bedah plastik itu tidak berjalan dengan lancar
atau hasilnya menjadi buruk dari yang sebelumnya, maka akan menimbulkan
Dosa (kebencian/menolak objek). Apabila hal tersebut sudah terjadi maka akan
timbul Moha (kebodohan batin) yang selalu mengikutinya.
BEDAH PLASTIK MENURUT KRISTEN
Secara teologis, Firman Tuhan berkata tegas bahwa tubuh ini bukan milik kita
sendiri, sebab nyatanya telah dibeli dengan lunas melalui pengorbanan Kristus.
Artinya, siapapun tidak berhak untuk memperlakukan tubuh ini seenaknya.
Bukankah orang Kristen dipanggil untuk memuliakan Allah melalui tubuhnya?
Memuliakan Allah yang dimaksud adalah menjaga, memelihara dan menerima
apa adanya seperti yang diberikan oleh Tuhan.

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di
dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan
milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:
karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (I Korintus 6:19-20)”.
BEDAH PLASTIK MENURUT KATOLIK

• Bedasarkan beberapa kitab dapat disimpulkan bahwa bedah plastik


diperbolehkan dalam agama katolik, jika untuk langkah
penyembuhan entah secara fisik untuk merekonstruksi bagian tubuh
akibat cacat bawaan atau kecelakaan. Tentu asalkan prosedurnya
tidak menimbulkan reskiko kerusakan pada tubuh setelah
pembedahan.Namun bedah plastik tidak dapat diizinkan jika itu
merusak kebaikan lebih besar daripada apa yang dapat dicapai, dan
apabila tujuan dan prosedurnya secara mendasar tidak dapat
diterima secara moral, seperti transgender/ ganti jenis kelamin.
PROSES BEDAH PLASTIK
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai