Tujuan dari penelitian ini penentuan daerah recharge area dari tujuh poin yang terdiri dari elevasi,
2 kemiringan lereng, penggunaan/penutupan lahan, kerapatan drainase, litologi, kerapatan kelurusan
magnetik, dan head hidrolik. Data tersebut didapat dari landsat 7, SRTM, DEM dan Peta Geologi, dalam
pengolahan menggunakan metode AHP dimana setriap elemen diberi skor atau nilai
5 Studi ini bermaksud untuk memperkenalkan kembali faktor resapan (R) dalam kerangka DRASTIC
melalui penerapan model SWAT dan menyelidiki dampaknya terhadap kualitas penilaian kerentanan
dibandingkan dengan kerangka DRASTIC konvensional (No SWAT).
Makalah ini menyajikan dua tugas utama: (1) pengembangan model prediksi spasial probabilistik
kerentanan sinkhole dan (2) peta kerentanan sinkhole skala regional berbasis sistem informasi geografis
7 (GIS) Metodologi penelitian menggunakan dua metode statistik untuk model prediksi spasial, rasio
frekuensi (FR) dan regresi logistik (LR), yang mencakup enam kriteria yaitu erosi tanah, stabilitas
mekanik, jarak, geologi, aktivitas manusia, dan kondisi iklim. Bagian terakhir dari faktor-faktor tersebut
meliputi beda tinggi, permeabilitas tanah, ketebalan sistem akuifer (overburden, akuifer
permukaan/perantara), jarak ke fitur karst, geologi permukaan, litologi, penggunaan lahan/tutupan lahan,
dan curah hujan.
Dalam studi ini, kesesuaian lokasi MAR di akuifer pesisir karst diperiksa dengan menggunakan
9 pendekatan geospasial baru yang memperhitungkan sifat-sifat daya isi ulang akuifer, ketersediaan air,
dan daya tarik ekonomi-lingkungan. Untuk tujuan ini, analisis keputusan multi-kriteria (MCDA),
didukung oleh perbandingan berpasangan, dengan indeks resapan akuifer intrinsik karst digabungkan
dengan model hidrologi berbasis raster yang dipaksakan oleh curah hujan, suhu, dan data penggunaan
lahan yang dapat dideteksi dari jarak jauh.
Peneltian ini ada beberapa metode yang berbeda yaitu menggunakananalisis gabungan dari hasil yang
10 diperoleh dari geologi dan spesifik karst -yaitu. pendekatan hidrogeologi (hidrodinamik, hidrokimia,
hidrotermal dan isotop) Analisis isotop kimia menggunakan Alkalinitas (Alk sebagai HCO3−) Analisis
kimia komponen utama (Ca2+, Mg2+, Na+, K+, F−, Cl−, SO42−, NO3−) dilakukan melalui
kromatografi ionik tekanan tinggi
Penelitian ini mengintegrasikan berbagai metode pengambilan keputusan yaitu. Fuzzy Logic (FL),
Frequency Ratio (FR), Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menggambarkan zona pengisian air
tanah buatan (AGRZs) di wilayah semi-kering di selatan India. Delapan kriteria yang digunakan dalam
proses ini, meliputi litologi, jenis tanah, kerapatan kelurusan (LD), kerapatan drainase (DD), zona vadose
14 (VZ), curah hujan, penggunaan lahan/tutupan lahan (LULC), dan kemiringan. Semua kriteria ini dan
subkriterianya digunakan untuk menurunkan bobot untuk lapisan tematik yang berbeda dan digabungkan
menggunakan metode geospasial untuk mengklasifikasikan AGRZ. Peta yang dihasilkan dikategorikan
menjadi lima kelas: sangat buruk, buruk, sedang, baik dan sangat baik. Pendekatan FL, AHP, FR, dan
terintegrasi divalidasi terhadap data fluktuasi airtanah menggunakan pendekatan receiver operating
character (ROC) dan AUC [Area Under the Curve]
Studi ini menggunakan QGIS untuk menilai potensi air tanah di distrik Sawla-Tuna-Kalba Ghana dengan
beberapa faktor permukaan yang dipilih sambil memperkirakan pengisian air tanah dari 1981 hingga
2021. algoritma klasifikasi yang diuji, Random Forest (RF) menghasilkan akurasi keseluruhan tertinggi
dengan 93,63% sementara Support Vector Machine (SVM) dan Gaussian Mixture Model (GMM)
masing-masing memiliki 90,22% dan 84,73%.