Anda di halaman 1dari 8

Judul : Application of analytical hierarchy process and integrated fuzzy-analytical hierarchy

process for mapping potential groundwater recharge zone using GIS in the arid areas of Ewaso
Ng'iro – Lagh Dera Basin, Kenya
Link : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2589757822000026
Review : Pada penelitian ini lokasi penelitian ada propinsi Lagh Dera Basin Kenya, penelitian ini
bertujuan memetakan daerah potensial recharge area, metode yang digunakan memanfaatkan
citra satelit landsat 8. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode AHP ( Analytic
Hierarchy Process ) dimana dalam metode ini setiap unsur komponen yang dijadikan sebagai
acuan dalam pemetaan daerah recharge area diberi bobot nilai
Dari pembobotan tersebut diolah menggunakan metode overlay

Hasil dari Overlay


2. Judul : Identification of groundwater potential recharge zones using GIS-based multi-criteria
decision analysis: A case study of semi-arid midlands Manyara fractured aquifer, North-Eastern
Tanzania
Link : https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S235293852100080X
Review :
Dalam penelitian ini bertujuan mencari zona recharger area dengan menggunakan GIS dengan
metode skoring dan overlay dalam pengambilan keputusan, komponen yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi faktor yang mempengaruhi spasial termasuk LULC, elevasi, kemiringan,
iklim, kerapatan kelurusan, litologi, dataset tanah. Lokasi penelitian ini terletak di lahan tengah
semi-kering Manyara, Tanzania Timur Laut. Metode yang digunakan yaitu AHP .
3. Judul : The application of SWAT-GIS tool to improve the recharge factor in the DRASTIC
framework: Case study
Link : https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S002216942031074X
Penelitian ini menyelidiki kerentanan bagian barat akuifer pesisir Jalur Gaza, bagian dari
akuifer pesisir selatan-barat Palestina. Studi ini bermaksud untuk memperkenalkan kembali
faktor resapan (R) dalam kerangka DRASTIC melalui penerapan model SWAT (Subjective
Workload Assessment Technique) dan menyelidiki dampaknya terhadap kualitas penilaian
kerentanan dibandingkan dengan kerangka DRASTIC konvensional (No SWAT).
Tidak hanya peta resolusi pengisian ulang yang lebih tinggi yang dihasilkan ketika
menerapkan model SWAT, tetapi juga indeks kerentanan yang ditingkatkan sebesar 52% karena
penggabungan konsep kerentanan operasi zona lokal tercapai. Sementara kerangka DRASTIC
konvensional (Tanpa SWAT) menghasilkan 74% wilayah studi memiliki kelas kerentanan
ekstrim tinggi atau sangat rendah, model SWAT mampu memperlancar identifikasi kerentanan
dengan menangkap sedikit variasi kerentanan bertahap di wilayah studi dengan lebih tepat.
penilaian kerentanan.
Hasil penilaian kerentanan divalidasi dengan menggunakan nitratedata () lapangan nyata
dari sampel air yang dikumpulkan dari seluruh wilayah studi. Penilaian kerentanan menggunakan
model SWAT sesuai dengan kadar nitrat di daerah tersebut dibandingkan dengan DRASTIC
konvensional dimana kesalahan residual yang ditemui dalam kasus aplikasi SWAT (20%) lebih
kecil daripada di DRASTIC konvensional; (77%) . Hasilnya juga divalidasi menggunakan
klasifikasi operator penerima (ROC) dan area di bawah kurva (AUC) yang mengkonfirmasi
penilaian yang ditingkatkan karena penerapan model SWAT. Pendekatan baru saat ini
diupayakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan pengelola air untuk mengelola
dengan lebih baik skema pengisian akuifer yang diusulkan di wilayah studi serta mengelola
sumber daya air yang terbatas dengan lebih baik.

4. Judul : Karst recharge-discharge semi distributed model to assess spatial variability of flows
Link : https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0048969719343591
Review :
Penentuan daerah resapan akuifer merupakan faktor kunci untuk pengelolaan sumber daya air
tanah yang berkelanjutan. Meskipun faktor utama dari variabilitas spasial dan temporal pengisian
ulang diketahui, memperhitungkannya dalam model terdistribusi atau semi-terdistribusi masih
merupakan penelitian yang terus berkembang Kesulitan ini meningkat di lingkungan karst.
Recharge area daerah karts tergantung pada pola jaringan karst, yang sangat heterogen dan sulit
untuk dikarakterisasi.

Dalam penelitian ini mengembangkan model reservoir untuk mensimulasikan variabilitas spasial
dan temporal pengisian ulang di DAS karst. Perhatian khusus diberikan pada hubungan antara
parameter model dan faktor lingkungan imbuhan yang terukur atau kualitatif. Variabilitas spasial
kapasitas reservoir tanah diperkirakan dengan pemodelan multifaktorial (jaringan saraf). Indeks
kerentanan intrinsik digunakan untuk membatasi partisi antara aliran lambat dan cepat dalam
akuifer karst. Perbandingan debit simulasi dan terukur di outlet digunakan untuk
mengkalibrasi dan menilai model pengisian ulang.

Hidrosistem karst Fontaine de Vaucluse terkenal dengan heterogenitas dan anisotropi yang
signifikan, yang sejauh ini membatasi penerapan pemodelan 2D atau 3D. Model yang
dikembangkan berhasil diterapkan pada sistem ini. Hasil dari peneltiian ini menunjukkan bahwa
pengisian ulang tahunan sangat heterogen di lokasi pengujian. Spasialisasi imbuhan
meningkatkan pemodelan debit yang dibuktikan dengan peningkatan KGE (dari 0,8 menjadi 0,9)
dan aliran yang lebih realistis selama periode kekeringan. Oleh karena itu, penting untuk
mengatur spasial resapan dalam pemodelan hidrogeologi karst untuk meningkatkan kapasitas
prediksi dan lebih memahami fungsi keseluruhan sistem hidro.

5. Judul : Investigating karst aquifers in tectonically complex alpine areas coupling geological
and hydrogeological methods
Link : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2589915519300318

Review : Dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tentang pola penyimpanan dan
dinamika aliran dari sistem karst yang kompleks secara tektonik dicapai melalui analisis
gabungan dari hasil yang diperoleh dari geologi dan spesifik karst -yaitu. pendekatan
hidrogeologi (hidrodinamik, hidrokimia, hidrotermal dan isotop)
Metode yang digunakan secara garis besar bisa dilihat dalam gambar dibawah ini
Dalam penelitian ini area yang khusus diteliti pada sektor-sektor dengan kompleksitas geologi
yang lebih besar seperti kontak tektonik utama antara zona Eksternal dan Internal, karena
implikasi hidrogeologinya. Informasi yang diperbarui (kontak stratigrafi, pemogokan dan
kemiringan lapisan, patahan, dll.) didigitalkan dan digeoreferensi menggunakan perangkat lunak
GIS. Validasi dari data tersebut dengan mempertimbangkan data dari empat lubang bor yang
dibor di area tersebut.

6. Groundwater quality index based on PCA: Wadi El-Natrun, Egypt


Link : https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1464343X20302156
Review :
Dalam penelitian ini menggunakan metode teknik statistic multivariant, hal ini karena metode
ini dapat menganalisis kumpulan data kualitas air yang sangat besar tanpa kehilangan informasi
penting. Analisa yang digunakan yitu analisis klaster (CA), analisis faktor (FA) dan analisis
komponen utama (PCA). ). Metode-metode ini dapat membantu mengidentifikasi hubungan
antara variabel kualitas air, menemukan parameter yang identik dan mengelompokkan parameter
kualitas air . Dengan metode PCA dari Dua puluh tiga parameter hidrokimia yang mencerminkan
kompleksitas kualitas air dipertimbangkan dan dievaluasi. Merubah parameter yang dipilih
menjadi tujuh komponen utama, yang menjelaskan 80,5% dari total varians. Tiga komponen
utama pertama (PC1 hingga PC3), menjelaskan 56,88% dari total varians, digunakan untuk
mengklasifikasikan parameter dan dibandingkan dengan klasifikasi dendrogram HCA.

7. Groundwater quality forecasting modelling using artificial intelligence: A review


Link https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352801X21001004
Dalam peneltiain ini berfokus pada implementasi AI untuk pemodelan kualitas air tanah dengan
membandingkan metode ANN dan JST dalam peneltian ini menghasilkan beberapa kesimpulan
berikut:
Dengan aplikasi AI menunjukkan bahwa metode ANN adalah metode yang paling menghasilakn
data yang sesui untuk pelatihan data yang kompleks dan besar terutama di bidang hidrologi.
Sedangkan Pemodelan JST lebih bagus dalam dalam menentukan stndart dalam ketidakpastian
prediktif dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan meniru perilaku sistem hidrogeologi
menggunakan ansambel dalam .
ANN banyak digunakan dalam prediksi dan peramalan kualitas air tanah dengan tingkat akurasi
yang tinggi karena kemampuannya untuk mengidentifikasi tren dan pola dalam data non-linier
Pendekatan trial-and-error sering diterapkan untuk menentukan arsitektur yang tepat dari JST. Di
antara jenis model JST, MLP dianggap sebagai struktur JST terbaik karena kemampuannya
untuk menangani ruang input yang besar untuk klasifikasi dan regresi, serta arsitekturnya yang
stabil dengan keterampilan representasi yang sangat baik, meskipun jumlah aplikasi dalam
kualitas air tanah rendah

Anda mungkin juga menyukai