Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH PERTUMBUHAN PSIKOLOGI DI EROPA DAN


DIINDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Psikologi Umum
Dosen Pengajar: Atika Asna M.psi

Oleh:
Sahbi Sutan Agung (0103222028)
Diki Pratama (0103222025)

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWA DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan 6 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................1
Kata Pengantar ........................................................................................2
Daftar Isi ..................................................................................................3

BAB I Pendahuluan .................................................................................4


A. Latar Belakang ............................................................................4
B. Rumusan Masalah .......................................................................6
C. Tujuan Penulisan .........................................................................6

BAB II Pembahasan
A. Sejarah Pertumbuhan Psikologi di Eropa ....................................7
B. Sejarah Pertumbuhan Psikologi diindonesia ...............................12
C. Ruang Lingkup Kajian Psikologi ................................................16

BAB III Penutup


A. Kesimpulan..................................................................................18
B. Saran ............................................................................................19

Daftar Pustaka .........................................................................................20


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ditinjau dari derivasi asal katanya, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti
jiwa dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah psikologi dapat didefiniskan
sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang gejala gejala kejiwaan.
Tetapi dalam perjalanan sejarah selanjutnya ada pergeseran pengertian psikologi
sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku atau perilaku manusia. Hal ini
didasarkan atas pandangan bahwa jiwa yang mengandung arti abstrak itu sukar
dipelajari secara obyektif. Selain itu keadaan jiwa seseorang melatar belakangi
timbulnya hampir seluruh tingkah laku manusia. Psikologi adalah termasuk ilmu
baru dalah khazanah kelimuan modern dibanding dengan ilmu ilmu lain. Sejarah
dan perkembangannya sehingga disebut sebagai ilmu modern yang berdiri sendiri
memisahkan diri dari ilmu filsafat melalui dinamika, perdebatan panjang dari
para sarjana dan tokoh psikologi dari masa kemasa. Sampai saat ini keilmuan
psikologi terus berkembang baik dari sisi teori dan materi kajian sesuai dengan
keadaan manusia dan lingkungannya yang juga senantiasa berproses.

Mempelajari psikologi adalah salah satu usaha untuk mengenal dan memahami
manusia. Hal ini berarti kita dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku
dan kepribadian manusia beserta aspek aspek yang menyusun tingkah laku dan
kepribadian tersebut. Dengan mempelajari psikologi berarti kita berusaha untuk
mengetahui aspek aspek kepribadian (personality traits). Sebagai contoh aspek
kepribadian itu misalnya sikap keterbukaan, yaitu sikap terbuka kepada dunia
luar, sikap mau memahami perasaan-perasaan orang lain, sikap mudah menerima
pendapat orang lain, dan sikap ini bersikap menetap dan menjadi ciri orang yang
bersangkutan, merupakan sifat yang unik dan eksklusif yang sangat individuil dari
orang tersebut. Berbeda halnya dengan hewan, manusia sebagai individu terdapat
aspek-aspek kepribadian yang khas, unik, berbeda dengan yang lain, sehingga
membedakan manusia dari individu individu yang lain. Dengan demikian
sekalipun ada faktor-faktor tertentu yang sama pada setiap manusia, manusia itu
berbeda satu dengan yang lainnya. Sir Francis Galton, seorang ilmuwan Inggris
menamai hal ini dengan Individual Differences (Perbedaan-perbedaan
perorangan). Bahkan pada orang yang kembar identik (identical twin) sekalipun,
meskipun orang dengan kembar identik dapat memiliki taraf kecerdasan yang
sama atau pola dasar yang sama, tetapi kalau mereka dipisahkan dan berkembang
pada lingkungan yang berbeda maka selanjutnya akan terjadi perbedaan-
perbedaan sifat yang diakibatkan dari pengalaman lingkungan yang berbeda. Oleh
karenanya manusia dapat disebut sebagai makhluk dengan totalitas kepribadian.
Dengan sendirinya persoalan persoalan menyangkut perilaku manusia dan
kepribadian berserta aspek aspeknya termasuk didalamnya keterkaitan antara
individu dengan lingkungannya menjadi “wilayah kerja” dari kelimuan psikologi .

Meskipun pada saat ini ilmuwan dan sarjana psikologi telah sepakat bahwa obyek
materiil dari psikologi adalah tingkah laku, akan tetapi berkaitan dengan arti
tingkah laku sendiri dan tingkah laku yang sebagaimana dipelajari dalam ilmu
psikologi, masih menjadi bahan perdebatan dikalangan sarjana dan ilmuwan
psikologi. Seperti misalnya para ahli psikologi aliran psikoanalisa mengkaitkan
tingkah laku dengan aspek aspek ketidaksadaran. Sedangkan pada perspektif
behaviorisme lebih memfokuskan perhatian pada aspek aspek obyektif dan kasat
mata yang dapat diamati dari tingkah laku. Pandangan-pandangan yang berbeda
ini menyebabkan munculnya berbagai macam usaha merumuskan psikologi dari
latar belakang keilmiahannya masing masing. Dari perdebatan dan pergulatan
keilmuan dari sarjana sarjana psikologi dan ditambah dengan pengaruh dari induk
dari segala ilmu yaitu filsafat, kelimuan psikologi terus berkembang dari masa
kemasa. Ilmu pengetahuan mengenal dengan apa yang disebut kaidah ilmiah
universal yaitu dalil-dalil, pengertian-pengertian, aksioma-aksioma yang berlaku
umum. Psikologi sebagai sistem keilmuan harus memiliki kaidah ini dan hal ini
berarti bahwa psikologi harus mempelajari manusia dalam pengertian-pengertian
yang berlaku umum di samping mempelajarinya sebagai totalitas kepribadianyang
unik.

Makalah ini mencoba membahas kembali sejarah perkembangan keilmuan


psikologi sejak dari kemunculannya hingga bisa dikategorikan sebagai keilmuan
yang ilmiah sehingga dapat berdiri sendiri memisahkan diri dari filsafat. Secara
garis besar sejarah perkembangan psikologi dibagi menjadi tiga periodesasi,
yaitu psikologi pada periode filsafat dimana psikologi masih menjadi bagian dari
ilmu filsafat, periode psikologi sebagai bagian dari ilmu Faal, dan psikologi
sebagai ilmu yang berdiri sendiri (akhir abad ke-19). Makalah ini juga membahas
sejarah masuk dan berkembangnya psikologi di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

 Jelaskan sejarah pertumbuhan psikologi di eropa dan diindonesia

C. Tujuan Penulisan
 Ingin mengetahui sejarah pertumbuhan psikologi di eropa dan di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pertumbuhan Psikologi di Eropa


Psikologi bermula dari konsep sederhana yang kemudian terus dikembangkan
dengan pemikiran kritis oleh para ahli psikolog, hingga dikenal sampai sekarang
ini. Psikologi kemudian berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang kejiwaan dan respon tingkah laku manusia dengan lingkungannya.
Berbagai macam pendapat ahli bermunculan di jamannya, sebagai suatu proses
penyempurnaan konsep psikologi itu sendiri, hingga disepakati dan memiliki
makna yang relevan. Sejarah perkembangan psikologi dibagi menjadi beberapa
periode jaman dari mulai pra berdirinnya psikologi hingga psikologi seperti yang
dikenal saat ini. Berikut ini adalah ulasan sejarah perkembangan psikologi.1

1. Periode Pra berdirinya Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno yang memiliku arti jiwa dan kata
sehingga diartikan keilmuan yang mempelajari tentang jiwa atau
mental. Psikologi bersifat abstrak. Akan tetapi, sifat ini memiliki batasan pada
manifestasi dan ekspresi dari jiwa. Sifat itu berupa tingkah laku atau proses
melakukan suatu kegiatan. Sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses kejiwaan manusia.

sikologi memiliki kisah perjalanan yang panjang, bahkan sebelum Wundt


mendeklarasikan tentang laboratoriumnya pada tahun 1879 yang dipandang
sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. Psikologi dapat dikatakan sejalan
dengan perkembangan intelektual di Eropa. Berdasarkan pandangan tersebut,
sejarah psikologi dibagi menjadi beberapa periode dengan para tokoh ahli
didalamnya.

Pra psikologi juga merupakan periode dimana psikologi belum dijadikan sebagai
keilmuan, atau juga masih menjadi dasar pemikirann- pemikiran yang menjadi

1
https://dosenpsikologi.com/sejarah-perkembangan-psikologi
dasar terbentuknya psikologi. Hasil pemikiran- pemikiran kritis terhadap
hubungan manusia dengan lingkungannya yang memunculkan suatu pola tingkah
laku khusus inilah yang menjadi daya tarik Wundt untuk mendalami lebih lanjut
hubungan ketiganya sehingga muncul istilah psikologi. Psikologi sendiri
merupakan ilmu yan gmempelajari tentang kejiwaan manusia dan tingkah lakunya
sebagai respon kaitan dengan lingkungan tempat tinggalnya.

2. Psikologi sebagai Ilmu yang otonom

Pada akhir abad ke 19, merupakan babak baru dalam sejarah psikologi. Tahun
1879 Wilhem Wundt mendirikan sebuah laboratorium psikologi pertama sebagai
titik awal perkembangan sejarah psikologi. Laboratorium Wundt didirikan di
Leipzig. Wundt juga memperkenalkan metode instropeksi yang digunakan dalam
penelitian- penelitiannya. Dia juga dikenal sebagai tokoh penganut strukturalisme
karena mengungkapkan teori yang menguraikan struktur dari jiwa. Wundt percaya
bahwa jiwa terbentuk dari elemen- elemen. Kemudian, memiliki mekanisme
penting yang menghubungkan antar elemen kejiwaan sehingga membentuk
struktur jiwa yang utuh dan disebut asosiasi. Oleh karena itu Wundt juga disebut
sebagai tokoh asosianisme.
Kemudian, Edward bradford Titchener mencoba menyebarluaskan ajaran dari
Wundt ke Amerika. Namun orang Amerika kurang menyukai teori Wundt dan
menganggapnya terlalu abstrak dan sulit diterapkan secara langsung. Mereka
akhirnya membentuk aliran sendiri yang disebut fungsionalisme dengan tokoh
tokoh seperti William james, dan James Mc Keen Cattel. Aliran ini lebih berfokus
pada fungsi jiwa dari pada strukturnya. Cattel menemukan teknik evaluasi
psikologi berupa psikotest yang merupakan bukti bahwa orang Amerika cukup
pragmatis. Meskipun sudah pragmatis, namun aliran fungsionalisme masih
dianggap terlalu abstrak. Sarjana Amerika mengehendaki agar psikologi
mempelajari hal hal yang objektif dan dapat dilihat. John Broades Watson
merupakan pelopor dalam hal ini yang kemudian dikembangkan oleh Edward
Chase Tolman dan B.F Skinner.2

2
https://www.psychologymania.com/2011/09/defenisi-dan-sejarah-perkembangan-ilmu.html
Selain di Amerika, di Jerman sendiri Wundt mulai mendapatkan kritikan dan
koreksi. Oswald Kulpe merupakan salah satu murid Wundt yang kurang puas
terhadap ajarannya dan kemudian menciptakan aliran sendiri. Dia menolak
anggapan Wundt bahwa berpikir itu selalu dalam piikiran atau bayangan. Kulpe
berpendapat bahwa bila tingkat berfikir yang semakin tinggi, tidak akan
menyerupai bayangan, melainkan pemikiran yang tidak terbayangkan.

Di Eropa muncul aliran gestalt. Aliran Gestalt menolak ajaran Wundt yang
berfokus pada elemen elemen dan berpendapat bahwa gejala kejiwaan perlu
dilihat sebagai suatu hal yang bersifat keseluruhan dan tidak dapat dipecah- pecah
menjadi bagian. Krueger pada tahun 1924 mengenalkan istilah Ganzheit yang
disebut hampir sama dengan aliran gestalt, meskipun Krueger menyebutkan
bahwa Ganzheit merupakan bentuk pengembangan dari Gestalt. Krueger
berpendapat bahwa teori Gestalt terlalu berfokus pada persepsi objek. Hal ini
menjadi keraguan karena penghayatan yang menyeluruh adalah hal utama
terhadap ruang dan waktu. Sehingga tidak dilihat berdasarkan persepsi saja.
Perkembangan teori psikologi menurut Gestalt berkembang dari field teori atau
teori lapangan oleh Kurt lewin. Mulanya Lewin tertarik dengan faham yang dianut
oleh gestalt, namun kemudian dia memberikan kritik karena dianggap tidak
adekuat. Lewin kemudian mengembangkan psikologi kognitif di Amerika Serikat
sebagai langkah lanjutan. Psikologi kognitif merupakan gabungan dari aliran
behaviorisme dan aliran Gestalt yang dibawa pada tahun 1940- an. Aliran
psikologi kognitif berfokus pada proses- proses pusatseperti sikap, harapan, dan
ide dalam membentuk tingkah laku.3

Kognitif diartikan sebagai sesuatu yang terjadi di alam sadar/ kognisi. Salah satu
tokoh psikologi kognitif antara lain adalah L. Fertinger. Psikoanalisa kemudian
lahir membawa pengaruh yang besar dalam perkembangan psikologi hingga saat
ini. Psikoanalisa menjelaskan hal hal yang juga tidak tampak dari luar dan secara
khusus berusaha menjelaskan apa yang ada di dalam kesadaran manusia.

3
https://psikologi.net/sejarah-dan-perkembangan-psikologi/
3. Perkembangan Psikologi Modern

Sejarah perkembangan psikologi berisi mengenai pendapat- pendapat para tokoh-


tokoh sejarah ilmu jiwa yang menjelaskan mengenai kejiwaan. Terbentuknya
psikologi modern tidak terlepas dari pengaruh para tokoh- tokoh psikologi di
masa lalu. Aliran modern yang muncul pada perkembangan psikologi adalah
strukturalisme.

Strukturalisme ini adalah awal munculnya pernyataan psikologi sebagai disiplin


ilmu yang bersifat otonom dan dibangun menggunakan laboratorium
penelitian. Namun karena banyaknya pendapat dan pertentangan maka munculnya
banyak aliran- aliran psikologi lainnya, yaitu: fungsionalisme, behaviorisme,
gestalt psychology, psikoanalisis, humanistic psychology.
Berikut ini diuraikan lebih jelas lagi mengenai aliran- aliran tersebut:

 Strukturalisme
Psikologi pertama kali dikembangkan di laboratorium Wundt sebagai bapak
pendirinya. Dengan meneliti mulai dari filosofi- filosofi yang terkait dengan
kejiwaan dan mencapai tujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan. Metode
instropeksi digunakan secara eksperimental untuk melakukan penelitian secara
analisa. Tujuannya untuk menentukan pengalaman kesadaran dengan
mengobservasi dan menganalisa unsur- unsur tertentu. Strukturalisme ini
mempelajari psikologi dari unsur- unsur yang sudah disusun.4

 Fungsionalisme
Pelopor aliran Fungsionalisme adalah William James. James beranggapan bahwa
pendapat Wundt keliru apabila percobaannya lebih berpusat pada penemuan
struktur dan bukan kesadaran atau respon manusianya. c. Aliran ini beranggapan
bahwa kelangsungan hidup seseorang merupakan jiwa hubungannya dengan
lingkungan. Secara dinamis, aliran ini juga merupakan proses mental terjadinya
aktivitas psikologi tujuan dan fungsi.

4
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-kalimantan-
timur/psychology/sejarah-perkembangan-psikologi/31269111
 Behaviorisme
Behaviorisme masuk sebagai gerakan atau aliran psikologi yang kuat dan cukup
berpengaruh. Pendiri aliran behaviorisme ini adalah John B. Waston. Aliran ini
fokus pada gejala- gejala kesadaran atau dibawah alam sadar. Akan tetapi, masih
sesuai dengan tugas psikologi yang berusaha mengamati bentuk tingkah laku dan
bagaimana tingkah laku seseorang dikendalikan. B. F. Skinner menyatakan bahwa
lingkungan merupakan kunci pennyebab terbentuknya suatu tingkah laku atau
respon manusia. Untuk dapat lebih dalam memahami manusia, maka kita perlu
melihat lingkungan tempat manusia itu hidup.5

 Gestalt Psychology
Aliran ini merupakan suatu bentuk pandangan yang terstruktur atau
strukturalisme. Pemikiran Gestalt membentuk suatu pola, atau dasar sebagai unit
kesatuan sedangkan alat yang mendasarinya adalah persepsi dari hasil
pengamatan.

 Psikoanalisa
Aliran ini muncul pada tahun 1900- an. Psikologi dikembangkan awalnya dari
dasar- dasar tinjauan klinis- psikiatris dari aliran psikoanalisa. Psikoanalisa
diawali oleh Sigmund Freud seorang psikiater dari Australia. Pengobatan
dilakukan untuk pasien dengan gangguan kejiwaan dan teori kepribadian itu
muncul sebagai pendekatan psikoterapi dari berbagai pasien dengan gangguan
mental yang berbeda.

 Humanistic Psychology
Aliran humanistik merupakan bantahan dari kekurangan kekurangan yang ada di
aliran behaviorisme dan psikoanalisa. Aliran humanistik ini didasarkan pada
pengalaman masa lalu yang memiliki pengaruh pada pembentukan kepribadian
manusia yang berbeda- beda.

Namun tetap perlu diakui bahwa keinginan manusia untuk bebas dalam membuat
keputusan bagi dirinya juga merupakan penentu pembentukan kepribadian dirinya

5
https://www.slideshare.net/HaristianSahroniPutr/psikologi-umum-dan-perkembangan-sejarah-
psikologi-barat
sendiri. Humanisme lebih menitikberatkan pada perkembangan manusia dengan
faktor subjektif seperti gambaran diri seseorang, penilaian akan tingkah laku,
pengamatan terhadap respon, cita- cita ideal, dan lainnya.

Keenam aliran besar ini diuraikan menjadi konsep keilmuan psikologi yang
menunjukkan perkembangan dalam mempelajari kejiwaan manusia. Para psikolog
yang tidak menganut aliran ini6 akan mengembangkan atau menggunakan teori
psikologi lainnya. Teori psikologi terpilih memilika sifat yang lebih objektif guna
melengkapi dan menyempurnakan pemahaman dari masing- masing teori
psikologi.

Tahapan perkembangan sejarah psikologi dimulai dari pra psikologi, psikologi


sebagai ilmu ototnom, sampai pada psikologi modern yang sudah dikenal dan
digunakan dalam berbagai keilmuan saat ini, semua itu tidak terlepas dari peran
para tokoh- tokoh terdahulu. Keilmuan psikologi yang mempelajari fokus tentang
kejiwaan manusia ini pun mendapat kritik kritik dan perbaikan perbaikan
sehingga mencapai apda keyakinan keilmuan yang dipercayai secara luas atau
lebih global. Berbagai pertentangan muncul pada zamannya sebagai bentuk
pengembangan dari berfikir kritis dalam menilai suatu teori baru untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.

B. SEJARAH PSIKOLOGI INDONESIA

Pada studi terhadap psikologi, rujukan pertama kita adalah mengenai sejarah
psikologi di dunia dimana kemunculan psikologi memang di ranah keilmuan
Barat. Sebagaimana dijelaskan di atas keilmuaj psikologi berdasarkan
periodesasinya dimulai dari pada jaman Yunani Kuno, diawali oleh pemikiran
filsuf Aristoteles yang mengembangkan filsafat mengenai ilmu jiwa yaitu ilmu
yang mempelajari segala hal mengenai gejala kehidupan. Tahap selanjutnya
psikologi bersinggungan dengan keilmuan lain unntuk memantapkan dan
memantangkan teori teorinya.Selanjutnya ilmu jiwa ini menjadi ilmu yang
otonom, terlepas dari ilmu filsafat, yang ditandai oleh berdirinya laboratorium
psikologi pertama pada tahun 1879 di University of Leipzig, Jerman.

6
https://pustaka.uinsu.ac.id/index.php?p=show_detail&id=24309
Laboratorium ini didirikan oleh Wilhem Wundt (1832-1920), seorang Dokter dari
Jerman yang memiliki ketertarikan terhadap riset psikofisik mengenai proses
sensori dan atensi. Berdirinya laboratorium ini, merupakan tonggak diakuinya
psikologi sebagai salah satu ilmu pengetahuan, sekaligus juga menjadikan Wundt
sebagai “Bapak Psikologi”. Dalam psikologi berkembanglah berbagai aliran
dalam psikologi seperti psikoanalisa, behaviorisme, humanistic, gestalt, social
learning, dan lainnya. Yang hingga saat ini semakin berkembang dengan psikologi
positif, psikologi indegeneous, dan lainnya.

Di Indonesia, psikologi mulai berkembang pada tahun 1952. Psikologi di


Indonesia diperkenalkan oleh seorang professor psikiater dari Universitas
Indonesia yang bernama Slamet Imam Santoso. Di tahun itu juga, Slamet Imam
Santoso ditunjuk sebagai ketua Jurusan Psikologi di Universitas Indonesia,
sebagai Jurusan Psikologi pertama di Indonesia. Lulusan pertama dari Jurusan
Psikologi adalah Bapak Fuad Hassan pada tahun 1958. Pada tahun 1960, Jurusan
Psikologi berdiri sendiri sebagai sebuah fakultas dengan Slamet Imam Santoso
sebagai dekan pertama, yang kemudian digantikan oleh Bapak Fuad Hassan
(Psikologikucom, 2015).7

Pada tahun 1961 berdiri Fakultas Psikologi di Universitas Padjajaran, Bandung


yang diprakarsai oleh anggota TNI yang juga dikirim ke Belanda dan Jerman
untuk mempelajari Psikologi dan kemudian ditempatkan di Angkatan Darat dan
Angkatan Udara Bandung. Universitas ketiga yang memiliki jurusan psikologi
adalah Universitas Gajah Mada, Jogjakarta. Pada awalnya jurusan psikologi
terdapat di dalam Fakultas Pendidikan. Pada tahun 1964, Fakultas pendidikan
berdiri sendiri sebagai sebuah institute, namun Jurusan psikologi tetap berada di
bawah naungan Universitas Gajah Mada dan kemudian berdiri sebagai Fakultas.
Universitas keempat adalah Universitas Airlangga, Surabaya. Di Universitas ini
pada awalnya psikologi tergabung dalam Fakultas Ilmu Sosial. Namun pada tahun
1992, menjadi Fakultas Psikologi dengan para staf nya sebagian besar adalah
alumni fakultas psikologi Universitas Gajah Mada (Psikologikucom, 2015).

7
Atkinson, R.L, Atkinson R.C, Smith, E.E, & Bem, D.J. (2004). Pengantar Psikologi. Batam :
Interaksara
Setelah itu, Jurusan dan Fakultas Psikologi semakin banyak bermunculan hingga
saat ini.

Pendidikan Psikologi di Indonesia pada tingkat strata 1, minimal seorang sarjana


harus telah lulus 140 SKS. Selama menjalani perkuliahan, mahasiswa memiliki
kebebasan untuk memilih mata kuliah peminatan, antara lain: klinis, pendidikan,
industri & organisasi, dan social & komunitas. Sebelumnya, dikenal psikologi
perkembangan dan eksperimen. Namun sekarang ini, kedua area tersebut sudah
dianggap sebagai salah satu pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh semua
lulusan sarjana psikologi.Pada pendidikan magister profesi, lulusannya telah
diakui untuk menyandang gelar strata magister dan sekaligus menyandang gelar
profesi psikolog. Dalam masa pendidikannya, para lulusan ini hanya boleh
Memilih 1 peminatan saja, antara lain: klinis anak, klinis dewasa, industri &
organisasi, pendidikan, dan sosial. Setiap universitas memiliki kebebasan untuk
memilih mana peminatan yang hendak dibuka, sesuai dengan visi dan misi dari
Fakultas Psikologi dari universitas tersebut.

Organisasi Psikologi di IndonesiaPendidikan psikologi di Indonesia diatur dan


dikontrol oleh departemen pendidikan nasional, sedangkan ijin praktek psikolog
diatur dan dikontrol oleh Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan
departemen tenaga kerja. Di Indonesia terdapat Asosiasi Penyelenggara
Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia (AP2TPI) yang merupakan wadah bagi
seluruh universitas yang menyelenggarakan pendidikan psikologi di Indonesia
untuk dapat merumuskan segala hal yang terkait dengan pendidikan psikologi di
Indonesia. Saat ini teradapat 142 Universitas dan Sekolah Tinggi di Indonesia
yang tergabung dalam AP2TPI ini (Administrator). AP2TPI menyelenggarakan
kolokium psikologi Indonesia secara berkala. Saat ini, untuk akreditasi program
studi psikologi mengacu pada Indonesian Qualification Framework (IQF) atau
dikenal juga dengan nama Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang
dirumuskan dalam Forum kolokium psikologi Indonesia (Administrator).8

8
Dirgagunarsa, Singgih. (1996). Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara Sumber Widya
HIMPSI sebagai wadah perhimpunan profesi psikologi di Indonesia, memiliki
misi mengembangkan keilmuan dan profesi psikologi di Indonesia. HIMPSI
didirikan pada 11 Juli 1159 dengan nama Ikatan Sarjana Psikologi (ISPsi)
(HIMPSI, 2013). Pada tahun 1998, berlangsung Kongres Luar Biasa di Jakarta,
ISPsi mengubah namanya menjadi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Hingga tahun 2013, terdapat berbagai organisasi minat/ asosiasi dalam HIMPSI.
Organisasi minat/ asosiasi tersebut antara lain (HIMPSI, 2013):

 Ikatan Psikologi Klinis (IPK)


 Ikatan Psikologi Sosial (IPS)
 Ikatan Psikologi Olahraga (IPO)
 Asosiasi Psikologi Indistri & Organisasi (APIO)
 Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia (APPI)
 Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia (APSI)
 Asosiasi Psikologi Islami (API)
 Asosiasi Psikologi Kristiani (APK)
 Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia (APKI)
 Asosiasi Psikologi Penerbangan Indonesia
 Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR)
 Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI)

Setiap lulusan Fakultas Psikologi baik S1 maupun magister profesi sangat


diharapkan untuk dapat bergabung dalam HIMPSI dan asosiasi/ ikatan
didalamnya. Keuntungan dari bergabung dalam organisasi ini akan didapatkan
baik oleh organisasi maupun anggotanya. Untuk organisasi, semakin memahami
kondisi di lapangan dan memiliki akses yang luas untuk dapat menyebarkan
informasi kepada semua praktisi sehingga kontrol dan penyebaran informasi dapat
dilakukan secara merata. Bagi anggota, akan sangat berguna sebagai jaringan
professional yang menunjang profesi dan juga mendapatkan informasi yang selalu
up to date9

9
http://digilib.iain-
palangkaraya.ac.id/1411/3/MENGENAL%20PSIKOLOGI%20DAN%20FASE-
FASE%20PERKEMBANGAN%20MANUSIA.pdf
C. RUANG LINGKUP KAJIAN PSIKOLOGI

Psikologi sebagai suatu disiplin ilmu yang khas mempelajari tingkah laku individu
mempunyai ruang lingkup yang cukup luas mencakup berbagai lapangan dan
tingkah laku manusia. Menurut lapangannya ada psikologi yang sengaja
dikembangkan untuk kegunaan praktek (disebut : psikologi praktis atau Applied
Pyschology) misalnya : Psikologi kedokteran, psikologi pastoral, psikologi
krimanil dan sebagainya. Disamping itu ada pula psikologi yang dipelajari dan
dikembangkan untuk kepentingan berteori (psikologi teoritis) baik yang
menyangkut “jiwa umum” maupun “jiwa khusus” yang terdapat pada individu-
individu tertentu sehingga dikenal ada “ Psikologi umum “ dan “ Psikologi khusus
“ (Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial,
Psikopathologi, dan sebagainya). Apabila pada psikologi khusus objeknya adalah
kekhususan dari pada tingkah laku atau kegiatan psikis individu maka objek
psikologi umum adalah tingkah laku atau kegiatan psikis individu yang umumnya
terdapat pada semua orang yang normal (dalam keadaan biasa, tdak berkelainan
atau abnormal atau tidak dalam kondisi atau situasi tertentu), berbudaya dan
bersifat dewasa ( artinya : kondisinya matang atau jenis dan tarafnya juga
lengkap). Dan jiwa umum yang dimaksud adalah menyangkut gejala jiwa seperti :
pengamatan, perhatian, tanggapan, berfikir, perasaan, fantasi, ingatan, kepribadian
dan sebagainya. Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius; melibatkan biologi
dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh
sosiologi dan antropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa
bidang kajian psikologi diantaranya : 10

1. Psikologi Pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar,


keefiktifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan
organisasi sekolah.
2. Psikologi Perkembangan Mempelajari perkembangan manusia dan
faktor-faktor yang membentuk prilaku manusia jejak lahir sampai lanjut
usia.

10
https://www.lekturiel.space/2022/02/cakrawala-nabila-s-andini-
sejarah.psikologi.perkembangan.html
3. Psikologi Sosial mencakup tiga ruang lingkup, yaitu : a. Studi tentang
pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : motivasi belajar,
atribut. b. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti
bahasa, sikap sosial, prilaku meniru dan lain-lain. c. Studi tentang
interaksi kelompok, mislanya: kepemimpinan, komunikasi hubungan
kekuasaan, kerja sama dalam kelompok, persaingan dan konflik.
4. Psikologi Kepribadian Mempelajari prilaku manusia dalam
menyesuaikan diri angan lingkungan, kepribadian adalah hasil dari
perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu
itu dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
5. Psikologi Industri Memfokuskan pada studi untuk mengembangkan,
mengevaluasi, dan memprediksi kemeja induvidu.
6. Psikologi Kerekayasaan Berkaitan dengan interaksi antara manusia dan
mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia (human error).
Ketika berhubungan dengan mesin.11

11
Hall, Calvin S. & Lindzey Gardner, (2003) Psikologi Kepribadian. Yogyakarta:Penerbit
Kanisius
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah perkembangan psikologi sangat dinamis dari awal kemunculannya dari


sejak belum masuk ranah keilmuan modern sehingga dianggap sebagai ilmu yang
berdiri sendiri. Pada awal kemuculannya ilmu jiwa manjadi bagian dari kajian
filsafat, dimana filsafat dianggap sebagai “mother of science” induk segala ilmu.
Melalui dinamika, perdebatan panjang para tokoh, maka kemudian lahirlah
psikologi sebagai ilmu yangberdiri sendiri, yang ditandai dengan didirikannya
labiratorium pertama di dunia di Liepzig , Jerman oleh Willhem Wundt.
Selanjutnya psikologi berkembang dengan pesat sehingga tumbuhlah aliran aliran
psikologi dengan tokoh dan teori teori besar mereka. Berdasarkan periodesasinya
sejarah psikologi terbagai menjadi beberapa masa yaitu: Masa ketika psikologi
bagian dari filsafat pada zaman Yunani Kuno, masa ketika psikologi sebagai
bagian dari fisiologi(ilmu faal), masa ketika psikologi dipengaruhi oleh
hipnotisme, dan masa ketika psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Perkembangan model pengolahan informasi (dengan ditemukannya komputer),
psikolinguistik dan neuropsikologi pada sekitar tahun 1950-an selanjut turut
menjadi alasan semakin berkembangnya keilmuan psikologi. Di Indonesia sendiri
psikologi berkembang melalui dunia akademisi pada tahun 1952. Pada tahun
tersebut untuk pertama kalinya psikologi dikenalkan di Indonesia oleh seorang
psikiater Universitas Indonesia bernama Slamet Imam Santoso. Universitas
Indonesia sebagai universitas pertama di Indonesia yang membuka fakultas
psikologi dengan lulusan pertamanya adalah Fuad Hassan. Berturut turut setelah
Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Gajah Mada
Yogjakarta dan Univeritas Airlangga Surabaya membuka fakultas psikologi.
Psikologi semakin mendapatkan perhatian ketika dikampus kampus mulai
dilaksanakan tata kelola kurikulum dengan baik berkaitan sisten pembelajaran,
jumlah SKS yang harus ditempuh, kriteria untuk menjadi psikolog, dan lain lain.
Perkembangan selanjutnya psikologi semakin kokoh di Indonesia ditandai dengan
berdirinya berbagai organisasi profesi berkaitan dengan psikologi seperti HIMPSI,
AP2TPI, ISPsi, dan organisasi oraganisasi berafiliasi psikologi lainnya.

B. Saran

Mengkaji sejarah psikologi dibutuhkan ketelatenan dan ketelitian untuk


mendapatkan analisa yang valid mengenai perkembangan psikologi dari masa ke
masa. Oleh karena itu literatur literatur yang runtut dan sistematis berkaitan
dengan sejarah perlu terus diciptakan dengan cara menulis kembali sejarah
perkembangan psikologi dalam tugas tugas perkuliahan, atau makalah makalah
pada seminar-seminar psikologi tentunya dengan mengambil rujukan yang sah,
valid dan kredibel. Pembahasan mengenai sejarah perkembangan psikologi
penting dilakukan disamping untuk terus memperkuat psikologi sebagai khazanah
keilmuan modern juga sebagai wahana untuk memperkaya pengetahuan baik
secara individual maupun kolektif berkenaan dengan dasar dasar keilmuan
psikologi tidak saja secara teori tetapi yang lebih penting adalah dapat menjadikan
psikologi sebagai ilmu yang aplikatif dalam menghadapi persoalan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenpsikologi.com/sejarah-perkembangan-psikologi
https://www.psychologymania.com/2011/09/defenisi-dan-sejarah-perkembangan-
ilmu.html
https://psikologi.net/sejarah-dan-perkembangan-psikologi/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-kalimantan-
timur/psychology/sejarah-perkembangan-psikologi/31269111
https://www.slideshare.net/HaristianSahroniPutr/psikologi-umum-dan-
perkembangan-sejarah-psikologi-barat
https://pustaka.uinsu.ac.id/index.php?p=show_detail&id=24309
Atkinson, R.L, Atkinson R.C, Smith, E.E, & Bem, D.J. (2004). Pengantar
Psikologi. Batam : Interaksara
Dirgagunarsa, Singgih. (1996). Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara Sumber
Widya
http://digilib.iain-
palangkaraya.ac.id/1411/3/MENGENAL%20PSIKOLOGI%20DAN%20FASE-
FASE%20PERKEMBANGAN%20MANUSIA.pdf
https://www.lekturiel.space/2022/02/cakrawala-nabila-s-andini-
sejarah.psikologi.perkembangan.html
Hall, Calvin S. & Lindzey Gardner, (2003) Psikologi Kepribadian.
Yogyakarta:Penerbit Kanisius

Anda mungkin juga menyukai