Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM HIDROLIKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

PERCOBAAN 5
HIDROSTATIS

A. DASAR TEORI
 Gaya Hidrostatis Untuk Kondisi Tercelup Sebagian

Gambar 5.1. Peralatan Tekanan Hidrostatis pada Kondisi Tercelup Sebagian

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan titik pusat tekanan pada bidang datar dalam
kondisi tercelup sebagian.

m.a.
sesaat Y
d Y
beban Y o c
F
b
Gambar 5.2. Tekanan hidrostatis pada bidang datar dalam kondisi terselup sebagian.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gaya hidrostatis yang bekerja pada sebuah bidang adalah sebagai berikut:
Yo=0,5⋅Y
A=b⋅Y

F=0,5⋅γ⋅b⋅Y 2
3
1/12⋅b⋅Y Y
Yc−Yo= ⋅
0,5⋅d⋅Y 2 6

(
M F =0,5⋅γ⋅b⋅Y 2 a+ d−
Y Y
+
2 6 )
M M =m⋅g⋅L
dimana:
F = gaya hidrostatis (N)
MF = Momen hidrostatis
MM = Momen akibat massa pemberat

 Kondisi Tercelup Penuh

Gambar 5.3. Peralatan Tekanan Hidrostatis pada Kondisi Tercelup Seluruhnya..

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan titik pusat tekanan pada bidang datar dalam
kondisi tercelup sepenuhnya.

m.a. a
sesaat
Y
Y
d Y o
beban c

F
b
Gambar 5.4. Tekanan hidrostatis pada bidang datar dalam kondisi tercelup seluruhnya.

Gaya hidrostatis yang bekerja pada sebuah bidang adalah sebagai berikut:
F=γ⋅Y o⋅A = γ⋅Y o⋅b⋅d
3 2
1/12⋅b⋅d 1 d
Y c −Y o = ⋅
b⋅d⋅Y o = 12 Y o
M F =F⋅( a+d/2 )+(Y c−Y o )

Y o =Y −d/2

B. ALAT DAN BAHAN


1. Bangku kerja hidrolis
2. Alat tekanan hidrostatis dengan pemberatnya (bandul)
3. Air
C. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Meletakkan toroidal quadrant pada perletakan pivot kemudian kencangkan mur penjepit.
3. Mengukur panjang a, b, d, dan L.
4. Menempatkan tangki segiempat di atas meja hidrolis dan meletakkan lengan neraca pada
perletakan pivot.
5. Menghubungkan selang dengan katup pembuang kemudian tangki segi empat dalam
posisi datar (seimbang) dengan melihat nivonya.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

6. Mengatur pemberat (counter balance) kemudian atur nivonya.


Meletakkan beban pemberat awal yaitu dengan berat 50 gram.
7. Meletakkan beban pemberat selanjutnya, dilanjutkan dengan menambahkan air kedalam
tangki segi empat hingga mencapai keseimbangan.
8. Mencatat beban pemberat (m), dan tinggi muka air Y.
9. Mengulangi langkah no. 7, 8 dan 9 dengan menambahkan beban sesuai prosedur
pembimbing. Lanjutkan sampai mencapai permukaan diatas Toroidal quadrant (kondisi
tercelup penuh dan tercelup sebagian).
10. Setelah langkah no.9 tercapai maka dilakukan pengurangan beban pemberat secara
beraturan dan air dalam tangki persegi dikurangi kemudian mencatat tinggi muka air
serta beban pembertnya.
11. Mengitung dan membuatkan tabel Yc, A, F, M, Yc-Yo, Yo, m/Y2, dan Y
12. Menghubungkan plot antara m/Y2 dan 1/Y

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

D. DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 4.1 Data hasil percobaan saat pengisian Tabel 4.2. Data hasil percobaan pengosongan
PADA SAAT PENGISIAN PADA SAAT PENGOSONGAN
Kondisi Tercelup Sebagian Kondisi Tercelup Penuh Kondisi Tercelup Penuh Kondisi Tercelup Sebagian
m Y M Y m Y m Y
No. No. No. No.
(gram) (mm) (gram) (mm) (gram) (mm) (gram) (mm)
1 50 46 1 230 104 1 430 153 1 210 99
2 70 55 2 250 109 2 410 149 2 190 93
3 90 63 3 270 114 3 390 143 3 170 88
4 110 70 4 290 119 4 370 139 4 150 82
5 130 76 5 310 124 5 350 134 5 130 76
6 150 82 6 330 129 6 330 129 6 110 70
7 170 88 7 350 134 7 310 124 7 90 63
8 190 93 8 370 139 8 290 119 8 70 55
9 210 98 9 390 144 9 270 114 9 50 46
10   10 410 149 10 250 109 10
11   11 430 154 11 230 104 11
12   12 450 159 12 12
Ket :
m : Massa pemberat Y : Tinggi muka air

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 5


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

E. ANALISA PERHITUNGAN
a. Kondisi Tercelup Sebagian
Gaya hidrostatis yang bekerja pada sebuah bidang adalah sebagai berikut:
Yo = 0,5 . Y
A = b.Y
F = 0,5. γ .b.Y2
3
1/12⋅b⋅Y Y
Yc−Yo= ⋅
0,5⋅d⋅Y 2 6

(
M F =0,5⋅γ⋅b⋅Y 2 a+ d−
Y Y
+
2 6 )
M M =m⋅g⋅L
Dimana :
F = Gaya horizontal
MF= Momen hidrostatis
MM = Momen akibat massa pemberat
L = jarak dari as tajam ke ujung batang gantungan balance.
Y = Tinggi muka air sesaat.
b = Lebar end face
d = Tinggi end face
a = Jarak dari sampai batang gantungan balance.
γ = Berat isi air (1000 kg/m3)
g = Gaya gravitasi bumi (9,81 m/dtk2)

Penyelesaian :
Pada saat pengisian
- Untuk massa 50 gram
Perhitungan jarak titik berat bidang :
Yo = 0,5 x Y
= 0,5 x 0,046
= 0,0230 m

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Luas bidang Vertikal tercelup sebagian :


A = bxY
= 0.075 x 0.45
= 0.003 m2

Gaya Horizontal :
2
F = 0.5 x γ x b x Y
= 0.5 x 1000 x 0.075 x (0.046)2
= 0.079 kg.m

Perhitungan gaya Hidrostatik (Yc):


3
1/12⋅b⋅Y Y
Yc= ⋅
0,5⋅d⋅Y 2 6 +Yo
1 3
.0,075. 0,04 6
= 12 ×
0,04 6
+0,023
0,5.0,0.1 ,04 6
2
6
= 0,02304

Perhitungan Selisih Jarak :


Y = ( Yc – Yo )
= 0,023 – 0,023
= 0,0004 m

Momen gaya hidrostatis :

(
M F =F a+d −
Y Y
+
2 6 )
(
¿ 0,076 x 0,095+0,100−
2
+
6 )
0.04 6 0,04 6

=0,076 × ( 0,095+0,100−
6 )
0.04 6 0,04 6
+
2
= 0,008

Momen akibat massa pemberat :


M M =m⋅g⋅L

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

= 0,05 x 9,81 x 0,275


= 0,135 kgm/dtk2.

2
Perhitungan m/ Y   : Perhitungan m/Y :

Y2 0,05 0,05
m/ = 2 m/Y =
0,04 6 0,04 6

= 23,629 kg/m² = 1,087 kg/m

Perhitungan I/Y :
1
I/Y =
0,04 6
= 21,739 m

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah :


1. Pada saat Pengisian
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil perhitungan kondisi Tercelup sebagian.

m A F mf Yc - Yo Mm m/y² m/y
No Y (m) Yo (m) Yc (m) 1/y (m)
(kg) (m²) (kg.m) (kg.m²) (m) (kg.m/dtk²) (kg.m²) (kg.m)
1 0.050 0.046 0.0230 0.02304 0.003 0.079 0.008 0.00004 0.135 23.629 1.087 21.739
2 0.070 0.055 0.0275 0.02756 0.004 0.113 0.010 0.00006 0.189 23.140 1.273 18.182
3 0.090 0.063 0.0315 0.03158 0.005 0.149 0.013 0.00008 0.243 22.676 1.429 15.873
4 0.110 0.070 0.0350 0.03510 0.005 0.184 0.016 0.00010 0.297 22.449 1.571 14.286
5 0.130 0.076 0.0380 0.03812 0.006 0.217 0.018 0.00012 0.351 22.507 1.711 13.158
6 0.150 0.082 0.0410 0.04114 0.006 0.252 0.021 0.00014 0.405 22.308 1.829 12.195
7 0.170 0.088 0.0440 0.04416 0.007 0.290 0.023 0.00016 0.459 21.952 1.932 11.364
8 0.190 0.093 0.0465 0.04668 0.007 0.324 0.026 0.00018 0.513 21.968 2.043 10.753
9 0.210 0.098 0.0490 0.04920 0.007 0.360 0.028 0.00020 0.567 21.866 2.143 10.204

Sumber : Hasil Perhitungan

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 9


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Hubungan antara Y dengan Yo


0.110
0.098
0.100
0.093
0.088
0.090
0.082
0.080 0.076
0.070
Y

0.070
0.063
0.060 0.055

0.050 0.046

0.040
0.0200 0.0250 0.0300 0.0350 0.0400 0.0450 0.0500 0.0550

Yo

Grafik 5.1, hubungan Y dengan Yo dalam kondisi tercelup sebagian pada saat pengisian
 Persamaan Regresi Untuk Grafik Hubungan antara 1/Y dengan m/Y
Tabel 5.4. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y dalam
kondisi tercelup sebagian
N
y = m/y x = 1/y x² y² Xy
o
1 1.087 21.739 472.590 1.181 23.629
2 1.273 18.182 330.579 1.620 23.140
3 1.429 15.873 251.953 2.041 22.676
4 1.571 14.286 204.082 2.469 22.449
5 1.711 13.158 173.130 2.926 22.507
6 1.829 12.195 148.721 3.346 22.308
7 1.932 11.364 129.132 3.732 21.952
8 2.043 10.753 115.620 4.174 21.968
9 2.143 10.204 104.123 4.592 21.866
127.75
Σ
15.017 3 1929.93 26.08 202.50

 Rumus Persamaan Garis : y = a,x + b


nΣ xy−Σx . Σy ΣyΣx −Σx. Σ xy
2
a= b=
nΣx2−Σ( x)2 nΣx 2−Σ ( x )2

(9)(202,50)−(127,753)(1 5,017) (1 5,017)(1 929,93)−(127,753)(202,50)


a= b=
(9)(1 929,93)−¿ ¿ (9)(1 929,93)−¿ ¿

= -0,0916 = 2,9686
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y pada saat pengisian
adalah : y = a,x + b, m/Y = -0.0916(1/Y) + 2.9686

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Hubungan antara 1/y dengan m/y dalam keadan tercelup


sebagian pada saat pengisian
2.500

2.300 2.143
2.043
2.100
1.932
1.900 1.829
f(x) = − 0.0915825287815331 x + 2.96856850971332
R² = 0.954199366995146
1.711
1.700
m/Y

1.571
1.500 1.429
1.273
1.300
1.087
1.100

0.900
9.000 11.000 13.000 15.000 17.000 19.000 21.000 23.000

1/Y

Grafik 5.2. Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup sebagian.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2. Pada saat pengosongan


Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil perhitungan kondisi Tercelup sebagian

F mf Yc - Yo Mm m/y² m/y
No m (kg) Y (m) Yo (m) Yc (m) A (m²) 1/y (m)
(kg.m) (kg.m²) (m) (kg.m/dtk²) (kg.m²) (kg.m)

1 0.210 0.099 0.050 0.0497 0.007 0.368 0.028 0.00020 0.567 21.426 2.121 10.101
2 0.190 0.093 0.047 0.0467 0.007 0.324 0.026 0.00018 0.513 21.968 2.043 10.753
3 0.170 0.088 0.044 0.0442 0.007 0.290 0.023 0.00016 0.459 21.952 1.932 11.364
4 0.150 0.082 0.041 0.0411 0.006 0.252 0.021 0.00014 0.405 22.308 1.829 12.195
5 0.130 0.076 0.038 0.0381 0.006 0.217 0.018 0.00012 0.351 22.507 1.711 13.158
6 0.110 0.070 0.035 0.0351 0.005 0.184 0.016 0.00010 0.297 22.449 1.571 14.286
7 0.090 0.063 0.032 0.0316 0.005 0.149 0.013 0.00008 0.243 22.676 1.429 15.873
8 0.070 0.055 0.028 0.0276 0.004 0.113 0.010 0.00006 0.189 23.140 1.273 18.182
9 0.050 0.046 0.023 0.0230 0.003 0.079 0.008 0.00004 0.135 23.629 1.087 21.739

Sumber : Hasil Perhitungan

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 12


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Hubungan antara Y dengan Yo


0.110
0.099
0.100
0.093
0.088
0.090
0.082
0.080 0.076
0.070
Y

0.070
0.063
0.060 0.055

0.050 0.046

0.040
0.020 0.025 0.030 0.035 0.040 0.045 0.050

Yo

Grafik 5.3. Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup sebagian.


 Persamaan Regresi Untuk Grafik Hubungan antara 1/Y dengan m/Y
Tabel 5.6. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y dalam
kondisi tercelup sebagian
No y = m/y x = 1/y x² y² xy
1 2.121 10.101 102.0304 4.4995 21.4264
2 2.043 10.753 115.6203 4.1739 21.9679
3 1.932 11.364 129.1322 3.7319 21.9525
4 1.829 12.195 148.7210 3.3462 22.3081
5 1.711 13.158 173.1302 2.9259 22.5069
6 1.571 14.286 204.0816 2.4694 22.4490
7 1.429 15.873 251.9526 2.0408 22.6757
8 1.273 18.182 330.5785 1.6198 23.1405
9 1.087 21.739 472.5898 1.1815 23.6295
127.65
Σ
14.996 0 1927.837 25.989 202.056

 Rumus Persamaan Garis : y = a,x + b


nΣ xy−Σx . Σy 2
ΣyΣx −Σx. Σ xy
a= b=
nΣx2−Σ( x)2 nΣx 2−Σ ( x )2
(9)(202,056)−(127,650)(14,996) (127,650)(1927,837)−(127,650)(202,056)
a= b=
(9)(1927,837)−(127,650)¿
2 (9)(1927,837)−¿ ¿

= -0,0906 = 2,9511

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y pada saat pengisian
adalah : y = a,x + b, m/Y = -0.0906(1/Y) + 2.9511

Hubungan antara 1/y dengan m/y dalam keadan tercelup


sebagian pada saat pengosongan
3.000

2.500
2.121
2.043
1.932
2.000 1.829
1.711
f(x) = − 0.0905965962968808 x + 2.9511308558799
R² = 0.95927757787823 1.571
m/Y

1.429
1.500 1.273
1.087
1.000

0.500
9.000 11.000 13.000 15.000 17.000 19.000 21.000 23.000

1/Y

Grafik 5.4. Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup sebagian.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b. Kondisi Tercelup Penuh


Gaya hidrostatis yang bekerja pada sebuah bidang adalah sebagai berikut :
Y o=Y −d/2
A =b.d
F=γ⋅Y o⋅A
3 2
1/12⋅b⋅d 1 d
Y c −Y o = ⋅
b⋅d⋅Y o = 12 Yo

M F =F⋅( a+d/2)+(Y c−Y o )


M M =m⋅g⋅L
Dimana :
F = Gaya horizontal
MF = Momen hidrostatis
MM = Momen akibat massa pemberat
L = jarak dari as tajam ke ujung batang gantungan balance,
Y = Tinggi muka air sesaat,
b = Lebar end face
d = Tinggi end face
a = jarak dari sampai batang gantungan balance,
γ = Berat isi air (1000 kg/m3)
g = Gaya gravitasi bumi (9,81 m/dtk2)

Penyelesaian :
Pada saat pengisian
- Untuk massa 230 gram
Perhitungan jarak titik berat bidang :
d
Yo = Y -
2
0,1
= 0,104 – 2
= 0,054 m
Luas bidang Vertikal tercelup sebagian :
A=bxd

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

= 0,075 x 0,100
= 0,0075 m2
Gaya Horizontal :
F =γ⋅Y o⋅A
= 1000 . 0,054 . 0,0075
= 0,405 kg.m
Perhitungan gaya Hidrostatik (Yc):
2
1 d
Yc= ×
12 Y 0
1 0 ,1 2
= x
12 0,054
= 0,0154 m

Perhitungan Selisih Jarak :


Y = ( Yc – Yo )
= 0,0154 – 0,054
= - 0,0386 m
Momen gaya hidrostatis :

MF = F (A + d/2) + (Yc-Yo)

= 0,405 (0,0075 + 0,1/2) + (-0,0386)

= -0,039

Momen akibat massa pemberat :


M M =m⋅g⋅L

= 0,230 x 9,81 x 0,275


= 0,620 kg.m/dtk2

2
Perhitungan m/ Y   : Perhitungan m/Y :

2
m/ Y = 0,230 m/Y = 0,230
0 ,104 2 0,104

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

= 21,265 kg/m² = 2,212 kg/m

Perhitungan I/Y :

1
I/Y =
0,104

= 9,615 m

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah :


1. Pada Saat Pengisian

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil perhitungan pada kondisi Tercelup Penuh


F mf Mm m/y² m/y
No m (kg) Y (m) Yo (m) Yc (m) A (m²) Yc - Yo (m) 1/y (m)
(kg.m) (kg.m²) (kg.m/dtk²) (kg.m²) (kg.m)
1 0.230 0.104 0.054 0.0154 0.0075 0.405 -0.039 -0.03857 0.620 21.265 2.212 9.615
2 0.250 0.109 0.059 0.0141 0.0075 0.443 -0.045 -0.04488 0.674 21.042 2.294 9.174
3 0.270 0.114 0.064 0.0130 0.0075 0.480 -0.051 -0.05098 0.728 20.776 2.368 8.772
4 0.290 0.119 0.069 0.0121 0.0075 0.518 -0.057 -0.05692 0.782 20.479 2.437 8.403
5 0.310 0.124 0.074 0.0113 0.0075 0.555 -0.063 -0.06274 0.836 20.161 2.500 8.065
6 0.330 0.129 0.079 0.0105 0.0075 0.593 -0.068 -0.06845 0.890 19.831 2.558 7.752
7 0.350 0.134 0.084 0.0099 0.0075 0.630 -0.074 -0.07408 0.944 19.492 2.612 7.463
8 0.370 0.139 0.089 0.0094 0.0075 0.668 -0.080 -0.07964 0.998 19.150 2.662 7.194
9 0.390 0.144 0.094 0.0089 0.0075 0.705 -0.085 -0.08513 1.052 18.808 2.708 6.944
10 0.410 0.149 0.099 0.0084 0.0075 0.743 -0.091 -0.09058 1.106 18.468 2.752 6.711
11 0.430 0.154 0.104 0.0080 0.0075 0.780 -0.096 -0.09599 1.160 18.131 2.792 6.494
12 0.450 0.159 0.109 0.0076 0.0075 0.818 -0.101 -0.10135 1.214 17.800 2.830 6.289

Sumber : Hasil Perhitungan

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 18


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Hubungan antara Y dengan Yo


0.170

0.160

0.150

0.140
Y

0.130

0.120

0.110

0.100
0.050 0.060 0.070 0.080 0.090 0.100 0.110

Yo

Grafik 5.5. Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup penuh.


 Persamaan Regresi Untuk Grafik Hubungan antara 1/Y dengan m/Y
Tabel 5.8. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y dalam
kondisi tercelup sebagian
No y = m/y x = 1/y x² y² Xy
1 2.212 9.615 92.456 4.891 21.265
2 2.294 9.174 84.168 5.260 21.042
3 2.368 8.772 76.947 5.609 20.776
4 2.437 8.403 70.616 5.939 20.479
5 2.500 8.065 65.036 6.250 20.161
6 2.558 7.752 60.093 6.544 19.831
7 2.612 7.463 55.692 6.822 19.492
8 2.662 7.194 51.757 7.086 19.150
9 2.708 6.944 48.225 7.335 18.808
10 2.752 6.711 45.043 7.572 18.468
11 2.792 6.494 42.166 7.796 18.131
12 2.830 6.289 39.555 8.010 17.800
Σ 30.725 92.877 731.754 79.115 235.402

 Rumus Persamaan Garis : y = a,x + b

nΣ xy−Σx . Σy 2
ΣyΣx −Σx. Σ xy
a= b=
nΣx2−Σ( x)2 nΣx 2−Σ ( x )2

(12)(235,402)−(92,877)(30,725) (30,725)(731,754)−(92,877)(235,402)
a= b=
(12)(731,754 )−¿ ¿ (12)(731,754)−¿ ¿

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

= -0,18 = 4
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y pada saat pengisian
adalah : y = a,x + b, m/Y = -0.18(1/Y) + 4

Hubungan antara 1/y dengan m/y dalam keadan


tercelup penuh pada saat pengisian
3.000
2.900 2.830
2.792
2.800 2.752
2.708
f(x) = − 0.185999999999998 x + 3.99999999999998
2.662
2.700 R² = 1 2.612
2.558
2.600 2.500
2.500 2.437
m/Y

2.368
2.400 2.294
2.300 2.212
2.200
2.100
2.000
6.000 6.500 7.000 7.500 8.000 8.500 9.000 9.500 10.000

1/Y

Grafik 5.4. Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup penuh.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2. Pada saat pengosongan

Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil perhitungan pada kondisi Tercelup Penuh


mf
m F Yc - Yo Mm m/y² m/y
No Y (m) Yo (m) Yc (m) A (m²) (kg.m² 1/y (m)
(kg) (kg.m) (m) (kg.m/dtk²) (kg.m²) (kg.m)
)
1 0.430 0.153 0.103 0.0081 0.008 0.773 -0.095 -0.095 1.160 18.369 2.810 6.536
2 0.410 0.149 0.099 0.0084 0.008 0.743 -0.091 -0.091 1.106 18.468 2.752 6.711
3 0.390 0.143 0.093 0.0090 0.008 0.698 -0.084 -0.084 1.052 19.072 2.727 6.993
4 0.370 0.139 0.089 0.0094 0.008 0.668 -0.080 -0.080 0.998 19.150 2.662 7.194
5 0.350 0.134 0.084 0.0099 0.008 0.630 -0.074 -0.074 0.944 19.492 2.612 7.463
6 0.330 0.129 0.079 0.0105 0.008 0.593 -0.068 -0.068 0.890 19.831 2.558 7.752
7 0.310 0.124 0.074 0.0113 0.008 0.555 -0.063 -0.063 0.836 20.161 2.500 8.065
8 0.290 0.119 0.069 0.0121 0.008 0.518 -0.057 -0.057 0.782 20.479 2.437 8.403
9 0.270 0.114 0.064 0.0130 0.008 0.480 -0.051 -0.051 0.728 20.776 2.368 8.772
10 0.250 0.109 0.059 0.0141 0.008 0.443 -0.045 -0.045 0.674 21.042 2.294 9.174
11 0.230 0.104 0.054 0.0154 0.008 0.405 -0.039 -0.039 0.620 21.265 2.212 9.615

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 21


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Hubungan antara Y dengan Yo


0.160
0.153
0.149
0.150
0.143
0.139
0.140 0.134
0.129
0.130 0.124
Y

0.119
0.120 0.114
0.109
0.110 0.104

0.100
0.045 0.055 0.065 0.075 0.085 0.095 0.105

Yo

Grafik 4.7. hubungan Y dengan Yo dalam kondisi tercelup penuh pada saat pengosongan
 Persamaan Regresi Untuk Grafik Hubungan antara 1/Y dengan m/Y,
Tabel 4.10 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y dalam kondisi
tercelup penuh,
No y = m/y x = 1/y x² y² Xy
1 2.810 6.536 42.719 7.899 18.369
2 2.752 6.711 45.043 7.572 18.468
3 2.727 6.993 48.902 7.438 19.072
4 2.662 7.194 51.757 7.086 19.150
5 2.612 7.463 55.692 6.822 19.492
6 2.558 7.752 60.093 6.544 19.831
7 2.500 8.065 65.036 6.250 20.161
8 2.437 8.403 70.616 5.939 20.479
9 2.368 8.772 76.947 5.609 20.776
10 2.294 9.174 84.168 5.260 21.042
11 2.212 9.615 92.456 4.891 21.265
Σ 27.932 86.679 693.428 71.310 218.104
 Rumus Persamaan Garis : y = a,x + b
2
nΣ xy−Σx . Σy b=
ΣyΣx −Σx. Σ xy
a= 2
nΣx −Σ( x)2 nΣx 2−Σ ( x )2

(1 1)(2 18,104)−(86,679)(27,932)b= (27,932)(731,754)−( 86,679)(235,402)


a= (1 1)(693,429)−¿ ¿
(11)(693,429)−¿ ¿

= -0,1918 = 4,0503
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Yadalah :
y = a,x + b, m/Y = -0,1918 (1/Y) + 4,0503

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Hubungan antara 1/y dengan m/y dalam keadan tercelup


penuh pada saat pengosongan
3.000
2.900 2.810
2.800 2.752 2.727
2.662
f(x) = − 0.191758283366817 x + 4.05029423171881
2.700 2.612
R² = 0.997772574601862 2.558
2.600 2.500
2.500 2.437
m/Y

2.368
2.400 2.294
2.300 2.212
2.200
2.100
2.000
6.000 6.500 7.000 7.500 8.000 8.500 9.000 9.500 10.000

1/Y

Grafik 4.8. Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup penuh

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

F. KESIMPULAN
Kondisi Tercelup sebagian
Dari hasil pengolahan data diatas d dapat di ketahui bahwa :
 Jika tinggi muka air (Y) makin naik maka jarak dari titik berat bidang (Yo) juga
akan semakin bertambah dari Yo sebelumnya, dan massa akan bertambah besar.
( dapat diketahui dari Tabel 4.1. Data hasil percobaan pada saat pengisian dan
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil perhitungan kondisi Tercelup sebagian )
 Jika tinggi muka air (Y) makin naik maka luas bidang (A) yang mengalami gaya
hidrostatis (F) akan semakin besar dan tekanan (P) yang bekerja akan makin kecil.
( dapat diketahui dari Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil perhitungan kondisi Tercelup
sebagian )
 Jika beban semakin bertambah (m) maka A dan F juga akan semakin bertambah hal
ini dikarenakan m dan Y berbanding lurus.
( dapat diketahui dari Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil perhitungan kondisi Tercelup
sebagian )
 Berdasarkan grafik kondisi tercelup sebagian hubungan antara 1/Y & m/Yadalah
semakin bertambah nilai 1/Y maka m/Y semakin menurun.
( dapat diketahui dari Grafik 4.2 Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup
sebagian dan Grafik 4.4 Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup
sebagian.)

Kondisi Tercelup Penuh


 Jika tinggi muka air (Y) makin naik maka jarak dari titik berat bidang (Yo) juga
akan semakin bertambah dari Yo sebelumnya.dan massa akan bertambah besar.
( sesuai dengan Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil perhitungan pada kondisi Tercelup
Penuh )
 Jika beban (m) semakin bertambah maka F juga akan semakin bertambah hal ini
dikarenakan beban (m) dan tinggi muka air (Y) berbanding lurus.
( sesuai dengan Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil perhitungan pada kondisi Tercelup
Penuh ).
 Berdasarkan grafik kondisi tercelup penuh hubungan antara 1/Y & m/Yadalah
semakin bertambah nilai 1/Y maka m/Y semakin menurun.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

( dapat diketahui dari Grafik 4.6 Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup
penuh dan Grafik 4.8 Grafik Hubungan antara 1/ Y & m/Y tercelup penuh )
G. GAMBAR ALAT

Alat Tekan Hidrostatis Air

Beban Pemberat

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

H. FOTO DOKUMENTASI

Menaruh Beban Pemberat Menambahkan air ke dalam


tangki

Mengosongkan air Membaca tinggi muka air


sesaat

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

Anda mungkin juga menyukai