Anda di halaman 1dari 1

Keterkaitan antara IAI, BI, dan DSN dapat dilhat dari fungsinya masing-masing dalam proses penyusunan

standar akuntansi syariah di Indonesia. Diantara fungsinya adalah sebagai berikut:

a) IAI sebagai lembaga yang berwenang dalam menetapkan standar akuntansi keuangan dan audit
bagi berbagai industri merupakan elemen penting dalam pengembangan perbankan syariah di
Indonesia, dimana perekonomian syariah tidak dapat berjalan dan berkembang dengan baik
tanpa adanya standar akuntansi keuangan yang baik. Standar akuntansi dan audit yang sesuai
dengan prinsip syariah sangat dibutuhkan dalam rangka mengakomodir perbedaan esensi
antara operasional Syariah dengan praktek perbankan yang telah ada (konvensional).
b) Bank Indonesia (BI) merupakan lembaga pemerintah yang bersifiat independen yang salah satu
tugasnya adalah mengatur dan mengawasi perbankan termasuk Perbankan Syariah di Indonesia.
Walaupun ruang lingkup pengaturan dan pengawasan BI terbatas pada perbankan, dalam kaitan
praktik Perbankan Syariah, hanya meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS),
dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), namun peran BI dalam proses penyusunan Standar
Akuntansi Keuangan cukup signifikan.
c) DSN adalah singkatan dari Dewan Syariah Nasional. DSN adalah lembaga yang dibentuk oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mempunyai fungsi melaksanakan tugas-tugas MUI dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan syariah.
Salah satu tugas pokok DSN adalah mengkaji, menggali dan merumuskan nilai dan prinsip-
prinsip hukum Islam (Syariah) dalam bentu fatwa untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan
transaksi di Lembaga Keuangan Syariah. Melalui Dewan Pengawas Syariah (DPS) melakukan
pengawasan terhadap penerapan prinsip Syariah dalam sistem dan manajemen Lembaga
Keuangan Syariah.

Anda mungkin juga menyukai