Anda di halaman 1dari 7

JURNAL FISTA: FISIKA DAN TERAPAN E-ISSN 2747-1691

Volume 2, Nomor 2, Hal: 114-120 31 Oktober 2021

ANALISIS SIFAT KIMIA FISIK FLUIDA DAN ESTIMASI TEMPERATUR


RESERVOIR DI DAERAH MANIFESTASI PANAS BUMI BAKAN BOLAANG
MONGONDOW

Marcelino Datunsolang, Cyrke Bujung, Jeferson Polii


Program Studi Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado
email: marcelinodatunsolang9@gmail.com

ABSTRAK. Bolaang Mongondow ABSTRACT. Bolaang Mongondow is an


merupakan salah satu daerah yang memiliki area that has an active volcano, namely the
Gunung Api aktif yaitu gunung api Ambang Ambang volcano, which is located in the
yang terletak di desa Bakan. Adanya village of Bakan. The existence of hot spring
manifestasi mata air panas yang muncul manifestations that appear indicates the
menandakan adanya potensi energi potential for geothermal energy in the area.
panasbumi di daerah tersebut. Namun sampai However, until now, geothermal potential in
saat ini potensi panas bumi yang berada pada the area has not been developed due to a lack
daerah tersebut belum dikembangkan karena of knowledge about determining geothermal
kurangnya pengetahuan tentang penentuan potential. For this reason, research on
potensi panas bumi. Untuk itu dilakukan reservoir characteristics such as fluid type
penelitian tentang karakteristik reservoir and reservoir temperature estimation is
seperti tipe fluida dan estimasi temperatur carried out. The method used in this research
reservoir. Metode yang digunakan dalam is the geochemical analysis of the fluid in the
penelitian ini yaitu analisis geokimia fluida form of the percentage of fluid content and
berupa presentase kandungan fluida dan the calculation of the geothermometer. Fluid
perhitungan geotermometer. Analisis tipe type analysis was determined based on
fluida ditentukan bedasarkan plotting pada plotting on ternary Na-K-Mg diagrams.
diagram ternary Na-K-Mg. Sedangkan While the reservoir temperature estimation is
estimasi temperatur reservoir ditentukan determined using the Na-K geothermometer
dengan menggunakan persamaan equation. From the physical-chemical
geotermometer Na-K. Dari hasil analisis analysis of fluids in Bakan hot springs, it was
kimia fisik fluida pada mata air panas Bakan, found that the type of fluid in the Bakan area
didapatkan hasil bahwa tipe fluida daerah was immature water. Based on the estimated
Bakan bertipe immature water. Bedasarkan reservoir temperature calculation using a
perhitung estimasi temperatur reservoir Na-K Geothermometer, the subsurface
menggunakan Geotermometer Na-K, suhu temperature ranges from 235 ℃ - 242 ℃ and
bawah permukaan berkisar 235℃-242℃ dan includes a High-temperature reservoir.
termasuk reservoir bersuhu tinggi.

Kata Kunci: Bolaang Mongondow, Tipe Keywords: Bolaang Mongondow, Fluid


Fluida, Geotermometer Type, Geothermometer

PENDAHULUAN bentuk uap air adalah sumber energi terbarukan


Energi panas bumi merupakan energi yang dapat digunakan untuk menggerakkan
panas yang tersimpan dalam batuan dan fluida pembangkit listrik. Pada tahun 2018, Indonesia
yang tekandung dibawah permukaan bumi. menghasilkan total energi listrik mencapai
Indonesia adalah Negara yang memiliki sumber 2.058 MW atau baru 11% yang dimanfaatkan.
daya panas bumi terbesar didunia, berbanding Jumlah sebanyak itu sebagian besar berada di
lurus dengan banyaknya gunung api. Secara Sumatera, Jawa dan Sulawesi.
alami sumber energi panas bumi umumnya Sulawesi Utara merupakan daerah yang
berada bersamaan dengan keberadaan gunung memiliki potensi panas bumi, ditandai dengan
api. Pada tahun 2006 sebanyak 256 lokasi adanya Gunung Api aktif dan manifestasi panas
lapangan panas bumi telah ditemukan. Seperti bumi yang tersebar di beberapa wilayah seperti
yang diketahui bahwa panas bumi dalam Bolaang Mongondow. Bolaang Mongondow

114
JURNAL FISTA: FISIKA DAN TERAPAN E-ISSN 2747-1691
Volume 2, Nomor 2, Hal: 114-120 31 Oktober 2021

merupakan salah satu daerah yang memiliki daerah tersebut dekat dengan zona upflow. Ciri-
Gunung Api aktif yaitu gunung api Ambang. ciri dari air sulfat pada daerah keluaran selalu
Daerah sekitar gunung api Ambang juga ditemukan mata air dengan kolam berasap atau
memiliki manifestasi panas bumi yang muncul kolam lumpur. Pada tipe air ini, sulfat (SO 4)
berupa mata air panas yang tepatnya berada di adalah anion utama yang terbentuk akibat
desa Bakan. Hal ini membuktikan bahwa oksidasi dari kondensasi hidrogen sulfida
adanya potensi panas bumi didaerah tersebut. (Nicholson, 1993).
Namun sampai saat ini potensi panas bumi yang Air Bikarbonat (Bicarbonate Waters)
berada pada daerah tersebut belum merupakan produk dari kondensasi gas karbon
dikembangkan karena kurangnya pengetahuan dioksida kedalam air tanah yang miskin
tentang penentuan potensi panas bumi. oksigen (O2). Jenis air ini mengindikasikan
Dalam penentuan potensi panas bumi zona batas (pheriperal waters) pada lapangan
disuatu daerah diperlukan adanya penelitian panasbumi. Hilangnya proton dari reaksi
pada manifestasi permukaan, salah satunya menghasilkan pH air yang dekat dengan netral.
yaitu analisis geokimia manifestasi untuk Bikarbonat (HCO3) dan sodium (Na) adalah
mengetahui sifat fisik kimia fluida dan estimasi unsur kimia utama pada tipe air ini (Nicholson,
temperatur reservoir. penelitian ini ditunjukan 1993). Tipe air ini dicirikan dengan pH yang
untuk mengetahui sifat fisik kimia fluida dan netral. Kemunculan tipe air ini dapat ditandai
estimasi temperatur reservoir dari manifestasi dengan munculnya endapan travertin (CaCO 3)
panas bumi yang berada di daerah Bakan. di sekitar mata air bikarbonat. Analisis
Geotermometer untuk mengetahui temperatur
KAJIAN TEORI reservoir masih dapat dilakukan meskipun
Tipe Fluida Panasbumi hasil yang didapat masih diragukan.
Penentuan tipe fluida dilakukan karena
fluida dari sistem panasbumi memiliki Geokimia
komposisi kimia yang berbeda-beda dan Analisis kimia bertujuan untuk
dikontrol oleh proses pembentuknya. Dalam mengkelompokan basis umum antara
penentuan tipe fluida panasbumi, data kimia perbandingan dan klasifikasi dari cairan panas
yang diperlukan adalah kandungan relatif dari bumi, serta untuk memperoleh data kimia fluida
klorida (Cl), bikarbonat, (HCO3), dan sulfat dan gas dan unsur unsur lain yang terkandung
(SO4). dalam manifestasi sehingga dapat mengetahui
Air Klorida (Chloride Waters), Jenis air ini suhu dan karakteristik reservoir. Dalam
merupakan tipe fluida panasbumi yang penelitian analisisi geokimia dilakukan
ditemukan pada kebanyakan area dengan menggunakan Geotermometer.
sistem temperatur tinggi. Jenis air ini sering
disebut juga alkaline neutral water atau brine Diagram Ternary Na-K-Mg
water. Daerah dengan tipe air ini dicirikan Dalam beberapa dekade terakhir, semakin
dengan area yang memiliki mata air panas yang banyak karya yang berfokus pada studi air
mengalir dalam skala besar dengan konsentrasi panas dengan menggunakan pendekatan yang
Cl yang berasal dari reservoir. Dan dijelaskan oleh Giggenbach (1988).
mengindikasikan zona permeabel di lapangan. Berdasarkan ketergantungan konstanta
Ciri-ciri air klorida pada daerah keluaran adalah kesetimbangan pada temperatur, diagram Na-
mata air panas, kolam air panas dan geyser. K-Mg merupakan kombinasi dari
Pada tipe air ini, analisis temperatur Geotermometer Na-K dan K-Mg. Pendekatan
menggunakan Geotermometer air dapat murni yang diusulkan oleh Giggenbach (1988)
digunakan. termasuk beberapa kendala untuk
Air Sulfat (Sulphate Waters) Jenis air ini penerapannya yang berhasil. Meskipun
dikenal juga dengan air asam sulfat (acid demikian, diagram Na-K-Mg sering digunakan
sulphate water). Merupakan fluida yang di luar kondisi batas penerapan. Untuk
terbentuk pada kedalaman dangkal dan penggunaan yang tepat dari diagram,
terbentuk akibat dari proses oksidasi gas H2S penjelasan rinci diberikan dan beberapa contoh
kepada air tanah di dekat permukaan (diatas pencampuran, pengenceran dan konsentrasi
muka air tanah). Tipe air ini ditemukan pada dibahas. Tipe fluida panas bumi pada diagram
tingkat topografi tinggi yang menandakan ternary terbagi atas tiga, yaitu:

115
JURNAL FISTA: FISIKA DAN TERAPAN E-ISSN 2747-1691
Volume 2, Nomor 2, Hal: 114-120 31 Oktober 2021

• Full Equilibirum Waters adalah kondisi dikendalikan untuk reaksi perpindahan


dimana fluida panas bumi berada dalam (Na/K Geotermometer).
keadaan setimbang. Jenis-jenis Geotermometer yang dipakai
• Partial Equilibrium Warers adalah sebagai parameter untuk menentukan suhu
kondisi dimana fluida sebagian telah reservoir adalah sebagai berikut:
mengalami perubahan sehingga tidak
sepenuhnya berada dalam keadaan 1. Geotermometer Silika (Fournier,
setimbang. 1977)
• Immature Waters adalah kondisi dimana Geotermometer silika digunakan
fluida tersebut sudah tidak dalam berdasarkan pada kelarutan berbagai jenis silika
keadaan setimbang dan telah bercampur dalam air sebagai fungsi dari temperatur. Pada
dengan air meteorik atau air tanah. kebanyakan sistem panasbumi, fluida di
kedalaman mengalami equillibrium dengan
kuarsa. Untuk menentukan temperatur bawah
permukaan dengan menggunakan
Geotermometer dengan kandungan SiO2 dapat
menggunakan persamaan diantaranya:
a. Quartz-no steam loss
1390
𝑡°𝐶 = − 273 𝑡 = 50 − 250°𝐶
5,19−log 𝑆𝑖 𝑂2
(1)
b. Quartz-max steam loss
1522
𝑡°𝐶 = − 273 𝑡 = 100 − 250°𝐶
5,75−log 𝑆𝑖 𝑂2
(2)
c. Chalcedony
1032
𝑡°𝐶 = − 273 𝑡 = 50 − 250°𝐶
4,69−log 𝑆𝑖 𝑂2
Gambar 1. Diagram Ternary Na-K-Mg (3)
Giggenbach Geotermometer kuarsa umumnya baik
digunakan untuk reservoir bertemperatur
Geotermometer >150°𝐶. Dibawah 150°𝐶 kandungan silika
Geotermometer adalah suatu persamaan dikontrol oleh kalsedon (Simmons, 1998).
yang menggunakan kosentrasi dari unsur unsur
kimia fluida panas bumi untuk memperkirakan 2. Geotermometer Na-K (Fournier,
temperatur reservoir dibawah permukaan 1979 ; Giggenbach 1998)
(Saptadji, 2009). Respon rasio konsentrasi Na terhadap K
yang menurun terhadap meningkatnya
Geotermometer Air temperatur fluida didasarkan pada reaksi
Faktor pertimbangan pemilihan pertukaran kation yang sangat bergantung pada
Geotermometer antara lain adalah jenis suhu yaitu:
manifestasi yang berupa air panas dengan K+ + Na Felspa = Na+ + K Felspar (4)
temperatur mata air panas yan relatif tinggi, dan Geotermometer Na-K dapat diterapkan
tipe air panas termasuk air klorida atau untuk reservoar air klorida dengan nilai
bikarbonat. T>180°𝐶. Geotermometer ini punya
Geotermometer air dapat dikelompokkan keunggulan yaitu tidak banyak terpengaruh
menjadi 2 jenis, diantaranya: oleh steam loss. Namun, Geotermometer ini
a) Sebagai dasar untuk melarutkan kurang bagus apabila diaplikasikan untuk
konsentrasi terlarut untuk sebuah T<100°𝐶 (Simmons, 1998).
komponen yang dikendalikan untuk Untuk menentukan temperatur bawah
melarutkan mineral (quartz permukaan menggunakan Geotermometer
Geotermometer). dengan kandungan Na-K dapat menggunakan
b) Sebagai dasar konsentrasi relatif dari persamaan diantaranya:
dua komponen atau lebih yang

116
JURNAL FISTA: FISIKA DAN TERAPAN E-ISSN 2747-1691
Volume 2, Nomor 2, Hal: 114-120 31 Oktober 2021

a. Na-K (Fourier) Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi


1217 Sulawesi Utara.
𝑡°𝐶 = − 273 𝑡 > 180°𝐶
(log 𝑁𝑎/𝐾)+ 1,483 Teknik pengolahan dan analisis data
(5) dilakukan dengan mengolah data geokimia
b. Na-K (Giggenbach) secara kuantitatif dan survei manifestasi panas
1217
𝑡°𝐶 = − 273 𝑡 > 120°𝐶 bumi secara kualitatif. Setelah dilakukan
(log 𝑁𝑎/𝐾)+ 1,75
(6) pengumpulan serta pengambilan data,
Dalam menggunakan persamaan pengolahan data dilakukan dari Solute
Geotermometer Na/K sebaiknya digunakan dua Geotermometer yaitu menggunakan data hasil
persamaan agar dapat memperoleh gambaran dari analisis kimia air. Solute Geotermometer
besar rentangan perbedaannya. Apabila hanya digunakan untuk menentukan suhu reservoir
menggunakan satu persamaan saja maka panas bumi yang didapat dari pertukaran ion-
sebaiknya menggunakan formula dari ion alkali dan alkali tanah (Na-K;Na-K-Ca;Na-
Giggenbach (1988) karena menghasilkan K-Mg). Data konsentrasi unsur-unsur dari
tertinggi. sampel air panas kemudian diolah dan diplot
pada diagram Ternary. Diagram ini digunakan
3. Geotermometer Na-K-Ca (Fournier untuk mengetahui karakteristik fluida panas
& Trusdell, 1973). bumi. Diagram ini juga digunakan untuk
Geotermometer ini diterapkan untuk air menentukan Geotermometer yang sesuai pada
yang memiliki konsentrasi Ca tinggi. daerah penelitian. Persamaan Geotermometer
Geotermometer ini bersifat empiris dengan yang digunakan harus memperhatikan unsur
landasan teori yang belum dipahami secara dominan pada air panas tersebut. Yakni jika
sempurna (Giggenbach, 1988). Batasan teoritis mata air panas pada daerah penelitian bersuhu
untuk Geotermometer ini adalah equillibrium tinggi (180-260°C) maka geotermometer yang
antara Na dan K Felspar serta konversi mineral cocok adalah geotermometer silika. Untuk mata
kalsium alumino silikat (misalnya plagioklas) air panas yang memiliki kadungan Ca yang
menjadi kalsit (Simmons, 1998). tinggi, sebaiknya menggunakan
Asumsi yang digunakan untuk membuat Geotermometer Na-K-Ca. Sedangkan jika mata
persamaan Geotermometer Na-K-Ca adalah air panas memiliki kandungan Ca yang rendah
sebagai berikut: dan memiliki pH asam maka sebaiknya
a. Ada kelebihan silika (biasanya benar) menggunakan Geotermometer Na-K.
b. Aluminium tetap berada pada fasa padat Penelitian ini dilakukan secara sistematis
(biasanya benar karena fluida biasanya dengan prosedur penelitian seperti pada
sedikit Al) Gambar 2.
Rumus persamaan untuk Geotermometer ini
adalah:
𝑇°𝐶 = [1647/ (𝑙𝑜𝑔 (𝑁𝑎/𝐾) + 𝛽 (log(√𝐶𝑎/
𝑁𝑎) + 2,06 + 2,47)] − 273,15
(7)
Kisaran temperatur yang bagus untuk
penggunaan Geotermometer Na-K-Ca adalah
120 − 200°𝐶, selebihnya tidak terlalu bagus.
Keterbatasan lainnya adalah temperatur sangat
dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi karena
boiling dan dilution. Boiling menyebabkan
kehilangan CO2 terjadi pengendapan kalsit, Ca
keluar dari larutan, sehingga T hasil
perhitungan terlalu tinggi (Simmons, 1998). Gambar 2. Prosedur Penelitian

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian dilakukan di Desa Bakan. Desa Pengambilan sampel sumber mata air
Bakan terletak di Kecamatan Lolayan panas dilakukan di daerah Bakan. Temperatur
permukaan mata air panas diukur menggunakan
termometer dan pengukuran pH air

117
JURNAL FISTA: FISIKA DAN TERAPAN E-ISSN 2747-1691
Volume 2, Nomor 2, Hal: 114-120 31 Oktober 2021

menggunakan kertas lakmus, serta GPS


Coordinator untuk menentukan koordinat
lokasi sampel mata air panas. Pada koordinat
GPS menunjukan Y: 124.2936947 dan X:
0.5981035 dengan elevasi 296.9 m. Mata air
panas ini memiliki temperatur permukaan 78ºC
dan suhu udara 26ºC dengan nilai pH 5.8 yang
dimana menunjukan bahwa mata air panas ini
bersifat asam dan hampir mendekati netral.
Mata air panas ini memiliki ciri fisik seperti: air
sedikit keruh, tanah disekitar berwarna kuning
kecoklatan, adanya endapan berwarna putih
pada bebatuan disekitar, serta tercium bau
belerang.
Kandungan ion sampel mata air panas Gambar 3. Diagram Ternary Daerah Panasbumi
Bakan di analisis secara spektrofotometri Bakan
menggunakan alat spektrometri serapan atom
(SSA). Pengukuran ini bertujuan untuk Berdasarkan perhitungan estimasi
menentukan konsentrasi Na, K dan Mg. temperatur reservoir dari sampel air panas
Bedasarkan hasil analisis sampel mata air panas dengan menggunakan geotermometer Na-K
yang dilakukan di laboratorium WLN Manado, Giggenbach dan Fournier, maka didapatkan
didapatkan hasil seperti pada tabel 1. hasil seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Estimasi Temperatur
Tabel 1. Hasil Analisis Kandungan Ion Reservoir
Komposisi Kimia Air Geotermometer Estimasi Temperatur

Lokasi (Na) (K) (Mg) Na-K (Giggenbach) 235℃


mg/L Na-K (Fournier) 242℃
mg/L mg/L

Bakan 201 21.0 2.40 Untuk menentukan jenis fluida dibutuhkan


data kandungan relatif dari Sodium (Na),
Potassium (K), dan Magnesium (Mg). Data ini
Bedasarkan hasil analisis laboratorium
didapatkan dengan menghitung presentase
(idapatkan kandungan ion tertinggi yaitu
unsur Na, K, dan Mg kemudian data tersebut
Sodium dengan nilai 201 mg/L, diikuti oleh
diplot pada Diagram segitiga Na-K-Mg.
kandungan ion Potassium dengan nilai 21.0 dan
Bedasarkan dari hasil analisis yang telah
kandungan ion Magnesium dengan nilai
dilakukan dan setelah nilai kandungannya
terendah yaitu 2.40 mg/L.
dimasukan pada Diagaram segitiga Na-K-Mg
Penentuan tipe fluida dari sampel yang
(Gambar 3) dapat diketahui bahwa mata air
telah di uji dapat dilakukan dengan
panas yang berada pada daerah Bakan,
menggunakan diagram Ternary dimana dapat
Kabupaten Bolaang Mongondow bertipe
diketahui tipe air panas bedasarkan nilai ion
immature water. Hasil ini dapat dilihat pada
yang terkandung pada sampel. Bedasarkan
diagram segitiga dimana sampel lebih condong
pada nilai kandungan Ion yang telah diketahui
kearah Mg menandakan bahwa telah terjadi
sebelumnya, didapatkan hasil seperti pada
reaksi yang signifikan antara fluida dengan
Gambar 3.
batuan ketika fluida menuju ke permukaan.
Bedasarkan kandungan unsur kimia dan
Menurut (Nicholson, 1993), Kandungan Mg
karakteristik air panas di daerah penelitian
pada fluida reservoir panas bumi relatif rendah
dipilih persamaan Geotermometer yang
yaitu sekitar 0,01-0,1 mg/kg sedangkan nilai
digunakan untuk menghitung perkiraan
Mg pada air tanah cenderung tinggi. Sampel air
temperatur bawah permukaan (reservoar), yaitu
panas di wilayah penelitian termasuk dalam
dengan menggunakan persamaan
immature water (Gambar 3) dengan kandungan
Geotermometer Na-K.
Mg yang relatif tinggi mengindikasikan bahwa

118
JURNAL FISTA: FISIKA DAN TERAPAN E-ISSN 2747-1691
Volume 2, Nomor 2, Hal: 114-120 31 Oktober 2021

sampel air panas telah tercampur dengan air (Bujung et al, 2020). Kandungan Ca pada
tanah. Nilai Na/K yang tinggi menunjukan daerah penelitian termasuk rendah dan
fluida berada pada zona outflow. Nilai N/K memiliki pH yang mendekati netral. Oleh
yang tinggi menandakan terjadinya later flow karena itu, Geotermometer Na/K dapat
pada fluida sebelum naik ke permukaan, digunakan untuk menghitung suhu reservoir
kemudian terjadi reaksi di permukaan berupa pada daerah penelitian. Menurut (Wowa &
pengenceran dan pendinginan secara kondusif Wiloso, 2017), Perhitungan menggunakan
(Syabi dkk, 2019). Bedarkan teori geoindikator, Geotermometer Na-K lebih cocok untuk air
dapat di pastikan bahwa fluida panas bumi jenis bikarbonat dengan sifat air mendekati
tersebur berada pada zona outflow. netral dan memiliki kandungan Ca yang rendah,
Bedasarkan hasil pengukuran pada lokasi sehingga pengukuran menggunakan
penelitian, didapatkan temperatur permukaan Geotermometer Na/K akan mendapatatkan
berkisar 78°C. Temperatur permukaan tersebut hasil yang baik pada suhu 180°C hingga 350°C.
merupakan temperatur bersuhu sedang untuk Hasil perhitungan menggunakan
fasa air. Daerah immature water pada diagram Geotermometer Na-K, didapatkan perkiraan
segitiga Na-K-Mg menandakan bahwa fluida termperatur reservoir seperti pada tabel 4.4.
panas bumi telah tecampur dengan air Dengan menggunakan persamaan
permukaan yang relatif lebih dingin sehingga Geotermometer Giggenbach didapatkan
menurunkan temperatur fluida panas bumi yang temperatur pada daerah Bakan sebesar 235℃,
sampai ke permukaan. Diagram segitiga pada Sedangkan untuk persamaan Geotermometer
(Gambar 3) menunjukan kosentrasi Na yang Fournier didapatkan temperatur pada daerah
relatif rendah. Dalam sistem panas bumi, Na Bakan sebesar 242℃. Dari hasil yang
adalah suatu unsur yang dikendalikan oleh didapatkan, dapat diketahui bahwa temperatur
interaksi fluida dengan batuan panas. Sistem reservoir ini termasuk reservoir bertipe suhu
panas bumi reservoir suhu tinggi (>250°C) tinggi. Menurut Saptadji (Saptadji, 2009),
mengandung Na dalam jumlah besar sistem panas bumi bertemperatur tinggi dan
(Nicholson, 1993). Temperatur permukaan sedang dapat digunakan sebagai pembangkit
yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat listrik panas bumi. Akan tetapi, diperlukan
temperatur fluida yang lebih tinggi di bawah penelitian lebih lanjut untuk memutuskan
permukaan, karena semakin dekat fluida kelayakan daerah penelitian sebagai daerah
dengan sumber panasnya maka semakin panas pengembangan pembangkit listrik panas bumi.
fluida tersebut (Nicholson, 1993). Hasil dari perhitungan temperatur
Perhitungan estimasi temperatur reservoar menggunakan Geotermometer Na-K bukan
dapat dilakukan dengan menggunakan merupakan temperatur pasti dari reservoir pada
Geotermometer. Dari hasil analisis geokimia daerah penelitian, melainkan merupakan
sebelumnya, sampel berada pada daerah temperatur kisaran yang nilainya mendekati
immature water membuat Geotermometer yang sama. Temperatur reservoir pada daerah
sesuai untuk digunakan adalah Geotermometer penelitian kemungkinan lebih tinggi atau lebih
Na-K. Geotermometer silika cocok untuk air rendah dari hasil perhitungan, hal ini
dengan suhu tinggi (180-260°C), tetapi tidak dikerenakan fluida panas bumi mengalir dekat
cocok untuk sistem panas bumi yang berada di permukaan, banyak unsur terlarut terutama
wilayah Bolaang Mongondow karena air panas unsur Na-K sehingga kandungan kimia yang
bumi di wilayah penelitian lebih rendah dari terkandung pada sampel fluida berbeda dengan
180°C. Sedangkan untuk Geotermometer Na- kandungan kimia fluida pada reservoir (Wowa
K-Ca tidak sesuai untuk air panas bumi dengan & Wiloso, 2017).
pH asam, sehingga kurang cocok dengan sistem
panas bumi di wilayah Bolaang Mongondow KESIMPULAN
yang memiliki pH berkisar 2.24-6.04. Na+ dan 1. Mata air panas di daerah Bakan memiliki
K+ merupakan ion yang memiliki temperatur permukaan 78ºC, suhu udara
kesetimbangan yang lambat, sehingga 26ºC dan nilai pH 5.8 dengan ciri fisik
pencampuran ion lain tidak akan memberikan seperti air sedikit keruh, tanah disekitar
pengaruh yang cukup besar, maka dari itu hasil berwarna kuning kecoklatan, adanya
dari Geotermometer Na-K dapat endapan berwarna putih pada bebatuan
menggambarkan temperatur bawah permukaan disekitar, serta tercium bau belerang.

119
JURNAL FISTA: FISIKA DAN TERAPAN E-ISSN 2747-1691
Volume 2, Nomor 2, Hal: 114-120 31 Oktober 2021

Diketahui mata air panas ini bertipe SABHA PRAMANA. Retrieved September
immature water. 13-14, 2017
2. Perhitungan temperatur reservoir
menggunakan Geotermometer Na-K.
Dengan menggunakan persamaan
Geotermometer Na-K Giggenbach
didapatkan temperatur pada daerah Bakan
sebesar 235℃, Sedangkan dengan
persamaan Geotermometer Na-K Fournier
didapatkan temperatur pada daerah Bakan
sebesar 242℃. Dari hasil yang didapatkan,
diketahui bahwa temperatur reservoir ini
termasuk reservoir bertipe suhu tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Bujung, C. A., Dungus, F., & Yasin, K. C. (2020).
Karakteristik Reservoir Panas Bumi
Bedasarkan Analisis Kimia Fisik Fluida Area
Bolaang Mongondow Timur. JSME (Jurnal
Sains, Matematika, Dan Edukasi) FISIKA
FMIPA UNIMA, 8(1), 42-49.
Fournier, R. O. (1977). Chemical geothermometers
and mixing models for geothermal systems.
Geothermics 5, 41-50.
Fournier, R. O. (1979). A revised equation for the
Na/K geothermometer. Geothermal resources
council, 221-224.
Fournier, R. O., & Trusdell, A. H. (1973). An
empirical Na-K-Ca geothermometer for
natural waters. Geochimica Cosmochimica
Acta 37, 1255-1275.
Giggenbach, W. F. (1988). Geothermal solute
equilibria. Derivation of Na-K-Mg-Ca
geoindicators. Geochimica et Cosmochimica
Acta, 52(12), 2749-2765.
Nicholson, K. (1993). Geothermal Fluids. The
Robert Gordon University Aberdeen AB1
1HG, School of Applied Sciences, Scotland,
United Kingdom.
Saptadji, N. M. (2009). Teknik Panas Bumi.
Bandung: ITB.
Simmons, S. F. (1998). Geochemistry Lecture Note.
Auckland: University of Auckland.
Syabi, H. F., Haryanto, A. D., & CSSSA, B. Y.
(2019, Februari). Deliniasi Zona
Upflow/Outflow Panas Bumi Daerah Cibeber,
Banten Menggunakan Analisis Densitas
Kelurusan Dan Geoindikator. Padjadjaran
Geoscience Journal, 3(1), 51-57.
Wowa, F., & Wiloso, D. A. (2017). Studi Geokimia
Untuk Pendugaan Suhu Reservoir Panas Bumi
Bedasarkan Analisis Solute Geothermometer
Di Desa Pablengan, Kecamatan Matesih,
Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa
Tengah. Proceeding, Seminar Nasional
Kebumian Ke-10 Peran Penelitian Ilmu
Kebumian Dalam Pembangunan Infrastruktur
Di Indonesia, (pp. 1499-1532). GRHA

120

Anda mungkin juga menyukai