LP Cor
LP Cor
Epidemilogi
Etiologi
Trauma yang diseabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau kecelakaan
dapat menyebabkan trauma pada kepala dan mengalami cedera kepala di ekstra
cranial atau kulit kepala, tulang cranial, dan juga intra cranial atau di jaringan
otak. Pada ekstra cranial terjadi putusnya kontinuitas jaringan otot, kulit dan
vaskuler yang mengakibatkan perdarahan, sehingga akan mengalami perubahan
sirkulasi CSS (cairan serebrospinal) dan akan terjadi peningkatan TIK (tekanan
intrakranial) dimana klien akan mengalami nyeri akut. Cedera yang terjadi di
tulang cranial akan mengalami gangguan suplai darah keotak sehingga
mengakibatkan hipoksia dan kemudian mengalami gangguan perfusi jaringan.
Sedangkan cedera yang terjadi di intra cranial atau jaringan otak, akan
mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak dan akan terjadi odeme pada
serebral sehingga klien mengalami kejang-kejang. Kejang yang berlangsung lama
akan mempengaruhi pernapasan yaitu terjadi obstruksi jalan napas sehingga akan
mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas (Padila, 2012).
Manifestasi Klinis
Cedera Kepala Ringan (CKR) dengan GCS > 13, tidak terdapat kelainan
berdasarkan CT scan otak, tidak memerlukan tindakan operasi, lama dirawat di
rumah sakit < 48 jam (George, 2009). GCS 13 – 15 setelah stabilisasi ABC:
Cedera otak ringan (COR). Tanda–tanda atau gejala klinis untuk yang cedera
kepala ringan adalah pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama
beberapa saat kemudian sembuh, sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan,
mual dan atau muntah, gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun,
perubahan kepribadian diri, letargik (Reisner, 2009).
Peneriksaan Penunjang