LP Fasciitis
LP Fasciitis
Plantaris fasciitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada fascia plantaris
karena penguluran berlebihan pada fascia plantaris yang dapat mengakibatkan
kerobekan dan menimbulkan iritasi. Plantar fasciitis adalah sebuah inflamasi yang
terjadi di fascia plantar di sebuah ligamen pada arkus kaki. Plantar fasciitis terjadi
karena fascia plantaris teregang karena adanya elevasi atau penggunaan yang
berlebihan, cara berjalan yang salah, atau proses penuaan. Ligamen yang
meregang akan menyebabkan jaringan lunak pada fascia plantar sobek di ligamen
yang melekat pada tulang tumit. Plantar fascia bekerja seperti serabut penyerap
kejutan dan menyangga lengkung kaki, namun saat terjadi tegangan maka serabut
tersebut membesar dan akan menyebabkan robekan kecil sehingga akan
mengakibatkan iritasi atau peradangan. Pasien plantar fasciitis banyak mengalami
nyeri pada tumit seperti ditusuk atau terbakar.
Epidemiologi
Fasciitis plantaris sering terjadi pada usia 40 – 70 tahun dengan insiden tertinggi
pada usia 45 – 64 tahun. Seseorang yang memiliki kelainan bentuk kaki seperti
kaki datar bisa terjadi pada usia kurang dari 40 tahun dan banyak terjadi pada
wanita.
Etiologi
Ada beberapa penyebab terjadinya fasciitis plantaris seperti faktor anatomi, faktor
biomedik, faktor biomekanik dan faktor lingkungan. Faktor anatomi terjadi karena
arcus yang rendah atau pes planus, arcus yang tinggi atau pes cavus dan tekanan
tubuh yang berlebihan atau obesitas. Faktor biomedik termasuk tightness pada
tendon aechilles, kelemahan flexor plantar fascia. Faktor lingkungan dapat terjadi
karena adanya trauma dan melakukan aktivitas berlebihan.
Fascia plantaris merupakan jaringan kolagen seperti tendon yang letaknya di
sepanjang tungkai sampai telapak kaki. Fascia plantaris bekerja seperti shock
absorbing bowstring yaitu dengan menyangga lengkungan dalam kaki. Namun
jika tegangan pada serabut-serabut tersebut terlalu besar, maka dapat terjadi
robekan kecil di serabut tersebut.
Pada waktu berjalan, semua berat badan bertumpu pada tumit, kemudian tekanan
disebar ke plantar fascia sehingga ligamen plantar fascia tertarik ketika
melangkah. Apabila kaki di posisi baik maka tegangan yang ada tidak
menyebabkan masalah, tetapi jika kaki berada di posisi yang salah atau adanya
tekanan yang berlebih maka plantar fascia akan tertarik secara berlebihan menjadi
tegang dan terasa sakit ringan yang akhirnya menyebabkan inflamasi.
1. Aktifitas fisik yang berlebihan, seperti berjalan atau naik tangga dapat
menyebabkan stress pada tulang kaki dan jaringan lunak yang terikat. Banyak
terjadi pada pelari jarah jauh.
2. Arthritis dapat menyebabkan peradangan pada tendon dari telapak kaki yang
menyebabkan plantar fasciitis
3. Diabetes banyak menjadi penyebab terjadinya plantar fasciitis
4. Mekanik kaki abnormal seperti lengkungan telapak kaki yang datar atau
telalu melengkung atau pola berjalan dengan abnormal dapat mengakibatkan
distribusi berat badan tidak seimbang sehingga menyebabkan stres tambahan
pada plantar fascia
5. Sepatu yang tidak cocok, sol tipis, longgar atau tidak ada dukungan untuk
lengkung kaki atau tidak ada kemampuan untuk menyerap hentakan untuk
melindungi kaki.
Patofisiologi
Mekanisme nyeri fasciitis plantaris diawali oleh adana lesi pada sfot tissue pada
perlengketan plantar aponeurosis yang terletak di bawah tuberositas calcaneus
atau pada fascia plantar bagian medial calcaneus karena tekanan dan penguluran
yang berlebihan. Hal tersebut dapat menimbulkan nyeri pada fascia plantara dan
terjadi fasciitis plantaris
Manifestasi klinis
Fasciitis plantaris biasanya timbul secara bertahap, tetapi dapat datang secara tiba-
tiba dan langsung merasa langsung nyeri yang hebat
1. Nyeri tajam bagian dalam telapak kaki daerah tumit dirasa seperti ditusuk
pisau
2. Nyeri tumit yang cenderung bertambah buruk pada beberapa langkah pertama
setelah bangun tidur, pada saat naik tangga atau berjinjit
3. Nyeri tumit yang timbul setelah berdiri atau duduk lama kemudian bangkit
dan berjalan akan timbul nyeri tumit
4. Nyeri tumit yang timbul setelah olahraga namun tidak saat melakukannya
5. Pembengkakan ringan di rumit
Pemeriksaan penunjang
Diagnosa plantar fasciitis didasarkan pada riwayat keluhan dan juga hasil
pemeriksaan fisik. Pasien biasanya biasanya merasakan nyeri tumit inferior yang
menumpu berat badan dan nyrei terjadi persisten. Nyeri yang berhubungan
dengan plantar fasciitis terasa seperti berdenyut, membakar atau menusuk,
terutama pada langkah pertama saat pagi hari atau setelah beberapa periode tidak
berktifitas.
Selulitis
Mekanisme radang
Resiko infeksi
Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan
keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-
paru, ginjal), tahapan misalnya ekaserbasi akut atau remisi dan
keberadaan Bersama bentuk-bentuk lainnya.
Identitas klien
- Meliputi nama, umur, jenis kelamin, Pendidikan,
pekerjaan, nomor registrasi, diagnose medis.
Keluhan utama
- Keluhan utama adalah keluhan yang dirasa sangat
mengganggu saat ini. Keluhan utama yang sering terjadi
yaitu nyeri. Untuk mencari tahu nyeri itu sendiri dapat
dilakukan dengan pendekatan PQRST.
Pengkajian 11 pola Gordon :
- Pola persepsi Kesehatan
- Pemeliharaan Kesehatan
- Apakah sebelumnya pernah mengakami sakit pada
sendi-sendi ?
Riwayatpenyakit yang pernah diderita
Riwayat keluarga dengan plantar fasciitis
Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
Riwayat infeksi virus, bakteri, parasite dll
Pola nutrisi metabolik :
- Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dokonsumsi
(makanan yang banyak mengandung pospor (zat
kapur), vitamin dan protein)
- Riwayat gangguan metabolik
Pola eliminasi
- Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK
Pola aktivitas dan Latihan
- Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah
sakit
- Jenis aktivitas yang dilakukan
- Rasa sakit atau nyeri pada saat melakukan aktivitas
- Tidak mampu melakukan aktifitas berat.
Pola istirahat dan tidur
- Apakah ada gangguan tidur?
- Kebiasaan tidur sehari
- Terjadi kekakuan selama ½-1 jam setelah bangun tidur
- Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
Pola persepsi kognitif
- Adakah nyeri sendi saat digerakkan atau istirahat?
Pola persepsi dan konsep diri
- Adakah perubahan pada bentuk tubuh (defomitas/kaku
sendi)?
- Apakah pasien merasa malu dan minder dengan
penyakitnya?
Pola peran dan hubungan dengan sesama
- Bagaimana hubungan dengan keluarga?
- Apakah ada perubahan peran pada klien?
Pola repsoduksi seksualitas
- Adakah gangguan seksualitas?
Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
- Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang di
derita?
2. Diagnose keperawatan
pre operasi
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
c. Ansietas berhubungan dengan khawatir terjadi kegagalan
Intra operasi
Post operasi
INTRA OPERASI
POST OP