Anda di halaman 1dari 26

Definisi

Fasciitis plantaris terjadi karena penguluran berlebihan di plantar fascia yang


mengakibatkan inflamasi pada fascia plantar (Periatna dan Gerhaniawatu, 2006).
Plantar fasciitis adalah radang fascia di telapak kaki karena inflamasi ligamentum.
Rasa sakit bisa terjadi dimana saja dengan adanya pembengkakan. Rasa nyeri
dapat timbul karena robekan (Wibowo, 2007).

Plantaris fasciitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada fascia plantaris
karena penguluran berlebihan pada fascia plantaris yang dapat mengakibatkan
kerobekan dan menimbulkan iritasi. Plantar fasciitis adalah sebuah inflamasi yang
terjadi di fascia plantar di sebuah ligamen pada arkus kaki. Plantar fasciitis terjadi
karena fascia plantaris teregang karena adanya elevasi atau penggunaan yang
berlebihan, cara berjalan yang salah, atau proses penuaan. Ligamen yang
meregang akan menyebabkan jaringan lunak pada fascia plantar sobek di ligamen
yang melekat pada tulang tumit. Plantar fascia bekerja seperti serabut penyerap
kejutan dan menyangga lengkung kaki, namun saat terjadi tegangan maka serabut
tersebut membesar dan akan menyebabkan robekan kecil sehingga akan
mengakibatkan iritasi atau peradangan. Pasien plantar fasciitis banyak mengalami
nyeri pada tumit seperti ditusuk atau terbakar.

Epidemiologi

Fasciitis plantaris sering terjadi pada usia 40 – 70 tahun dengan insiden tertinggi
pada usia 45 – 64 tahun. Seseorang yang memiliki kelainan bentuk kaki seperti
kaki datar bisa terjadi pada usia kurang dari 40 tahun dan banyak terjadi pada
wanita.

Etiologi

Ada beberapa penyebab terjadinya fasciitis plantaris seperti faktor anatomi, faktor
biomedik, faktor biomekanik dan faktor lingkungan. Faktor anatomi terjadi karena
arcus yang rendah atau pes planus, arcus yang tinggi atau pes cavus dan tekanan
tubuh yang berlebihan atau obesitas. Faktor biomedik termasuk tightness pada
tendon aechilles, kelemahan flexor plantar fascia. Faktor lingkungan dapat terjadi
karena adanya trauma dan melakukan aktivitas berlebihan.
Fascia plantaris merupakan jaringan kolagen seperti tendon yang letaknya di
sepanjang tungkai sampai telapak kaki. Fascia plantaris bekerja seperti shock
absorbing bowstring yaitu dengan menyangga lengkungan dalam kaki. Namun
jika tegangan pada serabut-serabut tersebut terlalu besar, maka dapat terjadi
robekan kecil di serabut tersebut.

Pada waktu berjalan, semua berat badan bertumpu pada tumit, kemudian tekanan
disebar ke plantar fascia sehingga ligamen plantar fascia tertarik ketika
melangkah. Apabila kaki di posisi baik maka tegangan yang ada tidak
menyebabkan masalah, tetapi jika kaki berada di posisi yang salah atau adanya
tekanan yang berlebih maka plantar fascia akan tertarik secara berlebihan menjadi
tegang dan terasa sakit ringan yang akhirnya menyebabkan inflamasi.

Penyebab lain terjadinya plantar fasciitis yaitu karena:

1. Aktifitas fisik yang berlebihan, seperti berjalan atau naik tangga dapat
menyebabkan stress pada tulang kaki dan jaringan lunak yang terikat. Banyak
terjadi pada pelari jarah jauh.
2. Arthritis dapat menyebabkan peradangan pada tendon dari telapak kaki yang
menyebabkan plantar fasciitis
3. Diabetes banyak menjadi penyebab terjadinya plantar fasciitis
4. Mekanik kaki abnormal seperti lengkungan telapak kaki yang datar atau
telalu melengkung atau pola berjalan dengan abnormal dapat mengakibatkan
distribusi berat badan tidak seimbang sehingga menyebabkan stres tambahan
pada plantar fascia
5. Sepatu yang tidak cocok, sol tipis, longgar atau tidak ada dukungan untuk
lengkung kaki atau tidak ada kemampuan untuk menyerap hentakan untuk
melindungi kaki.

Faktor resiko terjadinya plantar fasciitis yaitu:

1. Aktivitas dalam olahraga yang banyak menempatkan banyak stres di tulang


tumit dan jaringan yang melekat di sekitar tumit
2. Kaki datar atau kaki dengan lengkungan tinggi. Orang yang memiliki kaki
datar mempunyai penyerapan kejutan yang kurang akan meningkatkan
peregangan dan tegangan pada plantar fascia
3. Usia paruh baya, banyak merasakan nyeri tumit karena memiliki lengkung
kaki yang datar sehingga menimbulkan stress plantar fascia
4. Berat badan lebih dapat menyebabkan kerusakan jaringan lemak di bawah
tulang tumit dan menyebabkan nyeri tumit
5. Kehamilan dapat menyebabkan fasciitis karena berat badan bertambah dan
terjadi pembengkakan yang menyebabkan ligamen pada tubuh mengendur.

Patofisiologi

Mekanisme nyeri fasciitis plantaris diawali oleh adana lesi pada sfot tissue pada
perlengketan plantar aponeurosis yang terletak di bawah tuberositas calcaneus
atau pada fascia plantar bagian medial calcaneus karena tekanan dan penguluran
yang berlebihan. Hal tersebut dapat menimbulkan nyeri pada fascia plantara dan
terjadi fasciitis plantaris

Manifestasi klinis

Fasciitis plantaris biasanya timbul secara bertahap, tetapi dapat datang secara tiba-
tiba dan langsung merasa langsung nyeri yang hebat

1. Nyeri tajam bagian dalam telapak kaki daerah tumit dirasa seperti ditusuk
pisau
2. Nyeri tumit yang cenderung bertambah buruk pada beberapa langkah pertama
setelah bangun tidur, pada saat naik tangga atau berjinjit
3. Nyeri tumit yang timbul setelah berdiri atau duduk lama kemudian bangkit
dan berjalan akan timbul nyeri tumit
4. Nyeri tumit yang timbul setelah olahraga namun tidak saat melakukannya
5. Pembengkakan ringan di rumit

Pemeriksaan penunjang

Diagnosa plantar fasciitis didasarkan pada riwayat keluhan dan juga hasil
pemeriksaan fisik. Pasien biasanya biasanya merasakan nyeri tumit inferior yang
menumpu berat badan dan nyrei terjadi persisten. Nyeri yang berhubungan
dengan plantar fasciitis terasa seperti berdenyut, membakar atau menusuk,
terutama pada langkah pertama saat pagi hari atau setelah beberapa periode tidak
berktifitas.

Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi

1. Latihan peregangan dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas otot paha dan


fascia plantaris. Penegangan pada otot kaki yang dapat diakibatkan tidak
proporsional stresor pada fascia plantaris saat berjalan dan berlari
meningglakan resiko cedera. Latihan peregangan untuk fascia plantaris dapat
meningkatkan fleksibilitas fascia dan mengurangi pontensi kerusakan dengan
cara peregangan gastrocnemius dengan mendorong dinding, peregangan
soleus, peregangan hamstring dan peregangan fascia plantaris sambil duduk.
2. Ortosis, koreksi sepatu atau sanddal membantu mengurangi rasa nyeri pada
tumit sewaktu menapak ataupun berjalan. Penyangga lengkungan kaki yang
bisa dipakai atau diletakkan dalam sepatu atau bidai yang digunakan pada
malam hari yang disebut night splint karena digunakan saat tidur malam hari.
3. Obat-obatan yang digunakan untuk nyeri diberikan jenis NSAID seperti ibu
profen, naproxen, na diclofenac. Obat tersebut memiliki fungsi untuk
menghilangkan nyeri dan pembengkakan
4. Ultrasound diathermy digunakan untuk mengurangi nyeri pada plantaris
fasciitis terapi non invasif yang sering digunakan dengan modalitas
ultrasound diathermy. Penggunaan terapi ultrasound digunakan karena efek
panas dan mekaniknya pada gelombang ultrasound menyebabkan
peningkatan sirkulasi darah ke jaringan setempat
5. Extracorporeal shockwave theraphy dapat mengatasi sakit tumit atau telapak
kaki, menangani gangguan persendian, menipiskan perkapuran yang
menyebabkan nyeri, merangsang perbaikan aliran darah ke darah persendian
yang meradang sehingga mampu menghilangkan rasa sakit sendi.
6. Operatif, pembedahan biasanya dilakukan setelah 12 bulan dilakukan
pengobatan non operatif. Operasi yang biasa dilakukan dengan menggunakan
gastrocnemius recession atau plantar fascia release.
Pathway

Bakteri Jamur Luka

Infeksi jaringan subkutan

Selulitis

Mekanisme radang

Dolor Rubor Tumor

Akselerasi / Hipertermi Hyperplasia


deselerasi jaringan ikat
jaringan saraf
sekitar
Eritema luka
Oedem jaringan
ikat
Nyeri otot
tekan
Gangguan
integritas Penekanan
Gangguan rasa kulit/jaringan jaringan ikat
nyaman nyeri

Resiko infeksi
Konsep asuhan keperawatan

1. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan
keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-
paru, ginjal), tahapan misalnya ekaserbasi akut atau remisi dan
keberadaan Bersama bentuk-bentuk lainnya.
 Identitas klien
- Meliputi nama, umur, jenis kelamin, Pendidikan,
pekerjaan, nomor registrasi, diagnose medis.
 Keluhan utama
- Keluhan utama adalah keluhan yang dirasa sangat
mengganggu saat ini. Keluhan utama yang sering terjadi
yaitu nyeri. Untuk mencari tahu nyeri itu sendiri dapat
dilakukan dengan pendekatan PQRST.
 Pengkajian 11 pola Gordon :
- Pola persepsi Kesehatan
- Pemeliharaan Kesehatan
- Apakah sebelumnya pernah mengakami sakit pada
sendi-sendi ?
 Riwayatpenyakit yang pernah diderita
 Riwayat keluarga dengan plantar fasciitis
 Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
 Riwayat infeksi virus, bakteri, parasite dll
 Pola nutrisi metabolik :
- Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dokonsumsi
(makanan yang banyak  mengandung pospor (zat
kapur), vitamin dan protein)
- Riwayat gangguan metabolik
 Pola eliminasi
- Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK
 Pola aktivitas dan Latihan
- Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah
sakit
- Jenis aktivitas yang dilakukan
- Rasa sakit atau nyeri pada saat melakukan aktivitas
- Tidak mampu melakukan aktifitas berat.
 Pola istirahat dan tidur
- Apakah ada gangguan tidur?
- Kebiasaan tidur sehari
- Terjadi kekakuan selama ½-1 jam setelah bangun tidur
- Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
 Pola persepsi kognitif
- Adakah nyeri sendi saat digerakkan atau istirahat?
 Pola persepsi dan konsep diri
- Adakah perubahan pada bentuk tubuh (defomitas/kaku
sendi)?
- Apakah pasien merasa malu dan minder dengan
penyakitnya?
 Pola peran dan hubungan dengan sesama
- Bagaimana hubungan dengan keluarga?
- Apakah ada perubahan peran pada klien?
 Pola repsoduksi seksualitas
- Adakah gangguan seksualitas?
 Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
- Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang di
derita?
2. Diagnose keperawatan
pre operasi
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
c. Ansietas berhubungan dengan khawatir terjadi kegagalan
Intra operasi

a. Resiko perdarahan berhubungan dengan Tindakan pembedahan


b. Resiko infeksi berhubungan dengan Tindakan pembedahan
c. Resiko aspirasi berhubungan dengan terpasangnya ett

Post operasi

a. intoleransi aktivitas berhungan dengan dengan efek obat anestesi


b. resiko hipotermi berhungan dengan suhu ruangan yang rendah
PRE OP

Diagnosa Defines Penyebab Outcome Intervensi


Nyeri akut Pengalaman sensorik atau 1. Agen pencedera ingkat Nyeri MANAJEMEN NYERI (I.
emosional yang berkaitan fisiologis (mis. Menurun 08238)
dengan kerusakan jaringan Inflamasi, (L.08066) 1. Observasi
aktual atau fungsional, iskemia, a. lokasi, karakteristik,
dengan onset mendadak neoplasma) durasi, frekuens
atau lambat dan 2. Agen pencedra lokasi, karakteristik,
berintensitas ringan hingga kimiawi (mis. durasi, frekuensi,
berat yang berlangsung Terbakar, bahan kualitas, kualitas,
kurang dari 3 bulan kimia iritan) intensitas nyeri
3. Agen pencidra intensitas nyeri
fisik (mis. b. Identifikasi skala
Abses, trauma, nyeri
amputasi, c. Identifikasi respon
terbakar, nyeri non pon nyeri
terpotong, non verbal
mengangkat d. Identifikasi fak
berat,prosedur Identifikasi faktor
operasi,traum yang memperberat
operasi,trauma, dan memperingan
latihan f latihan nyeri
fisik  berlebiha e. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
f. Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon ya
terhadap respon
nyeri
g. Identifikasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
h. Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan.
i. Monitor efek
samping samping
penggunaan
analgetik analgetik 
2. Terapeutik 
a. Berikan teknik
nonfarmakolog
Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat, teknik 
terapi, teknik 
imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
dingin, terapi
bermain)
b. Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahayaa ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitasi istirah
Fasilitasi istirahat
dan tidur
d. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
a. Jelaskan penyebab
periode, dan pemicu
nyeri
b. Jelaskan strategi
Jelaskan meredakan
nyeri
c. Anjurkan
memonitor nyri
secara mandiri
d. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
e. Ajarkan Teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
4. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Gangguan Keterbatasan dalam 1. Kerusakan Mobilitas fisik  DUKUNGAN AMBULASI
mobilitas fisik  gerakan fisik dari satu atau integritas meningkat (1.06171)
lebih ekstremitas secara struktur tulang Observasi
mandiri 2. Perubahan 1. Identifikasi adanya
metabolism nyeri atau keluhan fisik
3. Ketidakbugaran lainnya
fisik  2. Identifikasi toleransi
4. Penurunan fisik melakukan
kendali otot ambulasi
5. Penurunan 3. Monitor frekuensi
massa otot jantung dan tekanan
6. Penurunan darah sebelum ambulasi
kekuatan otot 4. Monitor kondisi umum
7. Keterlambatan selama melakukan
perkembangan ambulasi
8. Kekakuan sendi Terapeutik 
9. Kontraktur 1. Fasilitasi aktivitas
10. Malnutrisi ambulasi dengan alat
11. Gangguan bantu (mis tongkat,
musculoskeletal kruk)
12. Gangguan 2. Fasilitasi melakukan
neuromuskuler mobilitas fisik, jika
13. Indeks masa perlu
tubuh diatas 3. Libatkan keluarga untuk
persentil ke 75 membantu pasien
sesuai usia meningkatkan
14. Efek agen hambatkan ambulasi
farmakologis Edukasi
15. Program 1. Jelaskan tujuan dan
pembatasan prosedur ambulasi
gerak  2. Anjurkan melakukan
16. Nyeri ambulasi dini
17. Kurang terpapar 3. Ajarkan ambulasi
informasi sederhana yang harus
tentang aktivitas dilakukan (mis. Berjalan
fisik dari tempat tidur kursi
18. Kecemasan roda, berjalan dari
19. Gangguan tempat tidur kekamar
kognitif  mandi, berjalan sesuai
20. Keengganan toleransi)
melakukan
pergerakan
21. Gangguan
sensoripersepsi
Ansietas Kondisi emosi dan 1. Krisis Tingkat Ansietas REDUKSI ANXIETAS
pengalaman subyektif  situasional menurun (I.09314)
individu terhadap objek  2. Kebutuhan tidak 1. Observasi
yang tidak jelas dan terpenuhi a. Identifikasi saat
spesifik  akibat antisipasi 3. Krisis tingkat anxietas
bahaya yang maturasional berubah (mis.
memungkinkan individu 4. Ancaman Kondisi,
melakukan tindakan untuk  terhadap konsep waktu,stressor)
menghadapi ancaman. diri b. Identifikasi
5. Ancaman kemampuan
terhadap mengambil
kematian keputusan
6. Kekhawatiran c. Monitor tanda
mengalami anxietas (verbal dan
kegagalan non verbal)
7. Disfungsi sistem 2. Terapeutik
keluarga a. Ciptakan suasana
8. Hubungan orang terapeutik untuk
tua anak tidak menumbuhkan
memuaskan kepercayaan
9. Faktor b. Temani pasien untuk
keturunan mengurangi
(temperamen kecemasan jika
mudah teragitasi memungkinkan
teragitasi sejak c. Pahami situasi yang
lahir) membuat anxietas
10. Penyalahgunaan d. Dengarkan dengan
Penyalahgunaan penuh perhatian
zat e. Gunakan pedekatan
11. Terpapar bahaya yang tenang dan
lingkungan (mis. meyakinkan
toksin, polutan, f. Motivasi
dan lain-lain) mengidentifikasi
12. Kurang terpapar situasi yang memicu
informasi
kecemasan
g. Diskusikan
perencanaa realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
3. Edukasi
a. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami dialami
b. Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, dan
prognosis
c. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien jikaperlu
d. Anjurkan
melakukan kegiatan
yang tidak
kompetitif,
sesuaikebutuhan
kebutuhan
e. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
f. Latih kegiatan
pengalihan, untuk
mengurangiketegang
g. Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri yang
tepat
h. Latih teknik
relaksasi
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian obat
anxietas, jika perlu

INTRA OPERASI

Diagnosa Definisi Penyebab Outcome Intervensi


Resiko Berisiko mengalami 1. Aneurisma Tingkat PENCEGAHAN PERDARAHAN
perdarahan kehilangan darah baik 2. Gangguan perdarahan (1.02067)
internal (terjadi di gastrointestinal(mis. menurun Observasi
dalam tubuh) maupun Ulkus lambung, (L.02017) a. Monitor tanda dan gejala
eksternal (terjadi hingga polip, varises) perdarahan
keluar tubuh). 3. Gangguan fungsi b. Monitor nilai hematokrit/
hati (mis. Sirosis hemoglobin sebelum dan
hepatis) setelah kehilangan darah
4. Komplikasi c. Monitor tanda vital
kehamilan (mis. ortostatik
Ketuban pecah d. Monitor koagulas (mis.
sebelum waktunya, Protombin time (PT), partial
plasenta trombisite time (PTT),
previa/abpsursio, fibrinogen, degradasi fibrin
kehamilan kembar) dan atau platelet)
5. Komplikasi pasca Terapeutik
partum (mis atoni a. Pertahankan bedrest selama
uterus, retensi perdarahan
plasenta) b. Batasi tindakan invasive,
6. Gangguan koagulas jika perlu
(mis c. Gunakan kasur pencegah
trombositopenia) decubitus
7. Efek agen d. Hindari pengukuran suhu
farmakologis rectal
8. Tindakan Edukasi
pembedahan a. Jelaskan tanda dan gejala
9. Trauma perdarahan
10. Kurang terpapar b. Anjurkan men kan
informasi tentang menggunakan kaus kaki saat
pencegahan ambulasi
perdarahan c. Anjurkan meningkatkan
11. Proses keganasan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
d. Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
e. Anjurkan meningkatkan asu
makanan dan vitamin K
f. Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika
perlu
b. Kolaborasi pemberian
produk darah, jika perlu
c. Kolaborasi pemberian
pelunak jika perlu
Resiko infeksi Berisiko mengalami 1. Penyakit kronis Tingkat infeksi MANAJEMEN
peningkatan terserang (mis. Diabetes menurun IMUNISASI/VAKSIN (1.14508)
organism patogenik  militus) (L.14137) Observasi
2. Efek prosedur a. Identifikasi riwayat
invasive kesehatan dan riwayat alergi
3. Malnutrisi b. Identifikasi kontraindikasi
4. Peningkatan pemberian imunisasi (mis.
paparan organism Reaksi anafilaksis terhadap
pathogen vaksin sebelumnya atau
lingkungan sakit parah
5. Ketidakadekuatan c. Identifikasi status imunisasi
pertahanan tubuh kunjungan kepelayanan
primer : kesehatan
1. Gangguan per guan Terapeutik
peristaltic a. Berikan pada bayi di bagi a
2. Kerusakan bayi di bagian paha
integritas kulit
3. Perubahan sekresi anterolateral
ph b. Dokumentasikan informasi
4. Penurunan kerja vaksinasi (mis. Nama
siliaris produsen, produsen, tanggal
5. Ketuban pecah kadaluarsa)
lama c. Jadwalkan imunisasi pada
6. Ketuban pecah interval waktu yang tepat
sebelum waktunya Edukasi
7. Merokok a. Jelaskan tujuan , manfaat,
8. Statis cairan tubuh reaksi yang terjadi , jadwal ,
9. Ketidakadekuatan efek samping
pertahanan tubuh b. Informasikan Informasikan
skunder : imunisasi y imunisasi yang
diw ang diwajibkan pem
1. Penurunan ajibkan pemerintah (m
hemoglobin erintah (mis. hepatitis, is.
2. Imunosupresi hepatitis, BCG, Difteri,
3. Leucopenia ifteri, tetanus, portusis,
4. Supresi respon influenza, polio, campak,
inflamasi measles, rubela)
5. Vaksinasi tidak c. Informasikan Informasikan
adekuat imunisasi y imunisasi yang
melindungi terh lindungi
terhadap peny adap penyakit
namun akit namun saat ini
saat ini tidak diwajibkan
pemerintah (mis. diwajibkan
pemerintah (mis. Influenza,
pneumokokus) Influenza,
pneumokokus)
d. Informasikan Informasikan
vaksinasi vaksinasi untuk
kejadian k kejadian khusus
(m husus (mis. Rabie is.
Rabies, tetanu s, tetanus)
e. Informasikan Informasikan
penundaan penundaan
pemberian pemberian
imunisasi imunisasi tidak
ber tidak berarti men arti
mengulang ja gulang jadwal
imunisasi Kembali
f. Informasikan Informasikan
penyedia penyedia layanan
layanan pekan imunisasi
nasiona pekan imunisasi
nasional yang menyediakan
menyediakan vaksin gratis

POST OP

Resiko hiotermia Beresiko mengalami 1. Prosedur Termoregulasi MANAJEMEN HIPOTERMI


perioperatif penurunan suhu tubuh pembedahan membaik  (1.14507)
dibawah 36C secara tiba 2. Kombinasi ane asi ( L.14134) Observasi
tiba yang terjadi anestesi regional 1. Monitor suhu tubuh
sebelum pembedahan dan umum 2. Identifikasi penyebab
hingga 24 jam setelah 3. Skor American hipotermia (mis. Terpapar
pembedahan society of  suhu lingkungan rendah,
anesthesiologist pakaian tipis, kerusakan
(ASA) lebih dari 1 hipotalamus, penurunan
4. Suhu pra operasi laju metabolism,
rendah (kurang kekurangan lemak
(kurang dari 36 C) subkutan)
5. Berat badan 3. Monitor tanda dan gejala
rendah akibat hipotermia
6. Neuropati diab ti
diabetic Terapeutik
7. Komplikasi 1. Sediakan lingkungan yang
kardiovaskuler hangat (mis. Atur suhu
8. Suhu lingkungan ruangan, inkubator)
rendah 2. Ganti pakaian dan linen
9. Transfer panas yang basah
(mis. Volume 3. Lakukan Lakukan
tinggi infuse yang penghangatan
tidak  dihangatkan, penghangatan pasif (mis.
irigasi lebih dari 2 pasif (mis. Selimut, m
liter yang tidak  Selimut, menutup kepala
dihangatkan enutup kepala, pakaian ,
pakaian tebal)
4. Lakukan penghangatan
aktif eksternal (mis.
Kompres hangat, botol,
selimut hangat, perawatan
metode kangguru)
5. Lakukan penghangatan
aktif intertnal (mis infuse
caira infuse cairan hangat
Edukasi
1. Anjurkan makan atau
minum hangat

Anda mungkin juga menyukai