Anda di halaman 1dari 1

Permasalahan Hasil Hutan (Kayu) yang sedang dihadapi di Indonesia

Indonesia memiliki sejumlah besar kekayaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang mana
kekayaan alam-nya dapat digunakan sebagai bekal pembangunan ekonomi. Akan tetapi,
pertumbuhan ekonomi yang kian tinggi mengakibatkan merosotnya sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

Menurut data Direktorat Jendral Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKLT) KLHK,
menunjukkan bahwa luas lahan hutan seluruh daratan Indonesia sekitar 94,1 juta hektar (50,1% dari
total keseluruhan daratan).

Lahan hutan yang semakin lama semakin berkurang luasnya terjadi karena adanya penyempitan
lahan. Daerah yang paling banyak mengalami penyempitan lahan hutan, yaitu Pulau Sumatra dan
Pulau Kalimantan. Penyempitan luas lahan hutan disebabkan karena adanya peristiwa alam,
penebangan hutan secara liar, dan kebakaran hutan (reklasifikasi). Dimana meningkatnya
reklasifikasi dan penebangan hutan secara liar ini tidak diimbangi dengan reboisasi dan penanaman
kembali.

Menyempitnya lahan hutan juga disebabkan karena laju deforestasi yang tinggi serta meningkatnya
jumlah penduduk sehingga produk berbahan kayu meningkat dan terjadi tekanan terhadap hutan
penghasil kayu baik secara legal maupun ilegal.

Selain itu, produksi kayu bulat di Indonesia yang dekat/berbatasan secara langsung dengan wilayah
teritorial negara lain juga dapat menyebabkan terjadinya aktivitas penebangan ilegal. Sehingga
produksi kayu di Indonesia semakin menipis dan industri kayu kekurangan bahan baku.

Permasalahan Hasil Hutan (Kayu) yang sedang dihadapi di Myanmar

Myanmar merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang kaya akan sumber daya alamnya.
Myanmar memiliki 38% hutan campuran serta 25% bukit dan hutan hijau.

Sejak tahun 2015, Departemen Kehutanan Myanmar telah menghentikan penebangan pohon selama
10 tahun di sepanjang Pegunungan Bago Yoma. Hal ini dikarenakan produksi kayu di Myanmar yang
semakin menipis karena adanya pencurian kayu, penebangan pohon kayu keras, dan penggundulan
hutan yang semakin parah.

Tak hanya itu pembalakan liar juga telah dilarang dan izin penebangan pohon kayu bagi perusahaan
swasta tidak dikeluarkan lagi.

Kementrian Myanmar telah merencanakan adanya penanaman kembali pohon kayu di daerah
Pegunungan Bago agar dapat melindungi sumber daya alam. Selain itu pemerintah Myanmar juga
telah membatasi adanya ekspor kayu gelondongan agar dapat mendorong lebih banyak ekspor
produk kayu.

Anda mungkin juga menyukai