Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN ISLAM


Dosen Pengampu : Fikri Maulana M.Pd

Oleh:

1. Shafa Salsabila : 211310111


2. Mutiara Nurrahmah : 211310041

INSTITUT PTIQ JAKARTA FAKULTAS TARBIYAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Tahun Akademik 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat,


karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Lingkungan Pendidikan Islam”. Sholawat dan salam kita haturkan
kepada junjungan nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa umatya dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan
.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada mata kuliah Ilmu Pendidkan Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fikri Maulana M.Pd, yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
.

Jakarta, September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................2
BAB II..................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pengertian dan Sejarah Ilmu Tasawuf....................................3
B. Sejarah Kemunculan dan Perkembangan Tasawuf...............4
C. Dasar dasar tasawuf dari sunah rasulullah.............................7
D. Tasawuf di zaman sahabat........................................................9
BAB III...............................................................................................13
KESIMPULAN..................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................14

iii
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Pendidikan Islam
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
lingkungan adalah daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk
didalamnya. Sedangkan Lingkungan secara umum diartikan sebagai
kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk
hidup lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati,
lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial.
Sebagai contoh saat berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa
teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua
orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di
kebun sekolah serta hewan- hewan yang ada di sekitarnya. Adapun
lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung
sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia yang


dimaksud dengan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum dapat
diartikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan
agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya
supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

1
Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai
berbgai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktik
pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan
tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian
dari lingkungan sosial.

B. Macam macam lingkungan dan atmosfer akademik


 Konsep lingkungan dalam hubungannya dengan pendidikan dan
manusia sebagai makhluk yang merdeka, memiliki daya yangkuat,
serta berbagai potensi jasmani, rohani dan spiritualyang dimilikinya,
telah menimbulkan berbagai aliran yang antara satu dan lainnya
menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok. Berbagai aliran
tersebut dapat dikemukakansebagai berikut.

Pertama,aliran empirisme atau behaviorisme dari john locke.


Menurut aliran ini, manusia atau peserta didik diangga sebagai gelas
kosongyang dapat diisi apa saja oleh pemiliknya. Peserta dinilai
sebagai yang pasif seperti robot yang patuh dan tunduk sepenuhnya
kepada pemiliknya. Murid ibarat kertas putih yang kosong yang dapat
ditulis apa saja oleh pemiliknya. Menurut aliran yang eksternalin,
bahwa watak dan karakter peserta didik ditentukan oleh faktor dari luar
yang ditransmisikan oleh pendidi. Dengan pandangan empirisme ini,
maka yang menentukan dan aktif dalam pendidikan ialah guru.
Pandangan empirisme dan behaviorisme ini selanjutnya menjadi
sebuah aliran yang memiliki paradigma belajar sebagai berikut:

1)      Memandang ilmu pengetahuan sebagai hal yang objektif,


pasti, tetap,dan tidak berubah

2)      Memandang belajar sebagai upaya memperoleh


pengetahuan, dan mengajar dinilai sebagai upaya menyampaikan
ilmu pengetahuan

3)      Mengharapkan agar seluru peserta didik memperoleh


pengetahuan dan pemahaman yang sama

2
4)      Tujuan pembelajaran ditentukan pada penambahan ilmu
pengetahuan

5)      Penyajian isi pelajaran menekankan pada keterampilan


yang terpisah dan terakumulasi pada fakta yang mengikuti uraian
dari bagian keseluruhan

6)      Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat,


dan aktivitas belajar lebih banyak

Kedua, aliran nativisme dari Scopenhaur. Menurut aliran ini,


bahwa yang menentukan seseorang menjadi apa saja, bukan lingkungan
sebagaimana yang dianut behaviorisme dan empirisme sebagaimana
disebutkan di atas, melainkan watak, pembawaan dan potensi yang
dimiliki seoarang peserta didik dari sejak lahir. Aliran nativisme ini
bertolak  dari L eibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dari
diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut
ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir. Hasil
pendidikan ditentukan oleh pembawaan. Menurut Schopenhaur (filsuf
Jerman 1788-1860) bahwa setiap bayi yang lahir sudah membawa
pembawaannya sendiri, baik pembawaan yang positif maupun yang
negatif, oleh karena itu hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan
yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini, maka
keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri.
Pembawaan yang jahat akan menjadi jahat, dan pembawaan yang buruk
akan menjadi buruk. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan
pembawaaan anak didik tidak akan berguna untuk berkembanagan anak
sendiri.

Ketiga, aliran konvergensi. Aliran ini dirintis oleh William Stern


(1871-1939), seoarang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat,
bahawa seorang anak dilahirkan didunia sudah disertai pembawaan baik
dan pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam
proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor

3
lingkungan sama-sama mempunyai peran yang sangat penting. Bakat yang
dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
dukungan lingkungan yang sesuai dengan bakat itu. Sebaliknya,
lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang
optimal, kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang
diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat
kemampuan anak berbahasa dengan kata-kata, ialah juga hasil
konvergensi.

Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai


pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia.
Meskipun demikian, terdapat variasi pandang tentang faktor-faktor mana
yang paling dominan dalam menentukan tumbuh kembang manusia itu.
Variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandang tentang
strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti strategi
disposisional/konstitusional, strategi fenomenologi, humanistik,
behavioral,psikodinamik, psiko-anatilik, dan sebagainya. Berbagai teori ini
selanjutnya memunculkan berbagai teori belajar atau teori model
pembelajaran.

C. Pandangan Islam Tentang Lingkungan

Aliran empirisme behaviorisme, nativisme humanisme, dan


konvergansi dengan berbagai variasinya sebagaimana tersebut diatas.
Namun demikian, jika dilakukan analisis secara agak mendalam dan
seksama, tampaknya ajaran islam tidak menganut salah satu aliran
tersebut, karena ketiga aliran tersebut semata-mata mengandalakan
pengaruh atau faktor yang berasal dari usaha manusia sendiri. Pada
empirisme yang berpengaruh faktor dari luar yang dibuat manusia. Pada
nativisme yang berpengaruh faktor dari dalam yang berasal juga dari
manusia. Dan pada konvergensi yang berpengaruh dari dalam dan dari luar

4
yang juga sama-sama diciptakan manusia. Dengan demikian, seluruh
aliran tersebut masih

memusat pada usaha manusia, dan belum melibatkan peran Tuhan. Hal ini
bertentangan dengan ideologi pendidikan islam yang bercorak humanisme
teo-cenris ,yang pada intinya memadukan antara usaha manusia dan
pertolongan hidayah dari Tuhan.

Dalam pandangan islam, proses pembentukan pribadi manusia


tidak hanya diusahakan oleh manusia dengan berbagai teori tersebut,
melainkan juga ditentukan oleh hidaya dari Allah SWT. Proses pndidikan
dalam islam digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti proses
bertani. Bahwa untuk menghasilkan produk pertanian yang baik
diperlukan bibit yang unggul dan baik (nativisme) dan tanah yang subur,
pupuk yang cukup, cuaca yang tepat, air yang cukup, pemeliharaan yang
telaten, dan cara menanam yang benar (empirisme). Namun semua ini,
belum menjamin bahwa pertanian tersebut akan berhasil dengan baik,
usaha-usaha tersebut tidak bisa sepenuhnya menjamin , bahwa pertanian
akan berhasil dengan baik.

5
BAB III

KESIMPULAN

Secara umum dapat diartikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.

 Konsep lingkungan dalam hubungannya dengan pendidikan dan manusia


sebagai makhluk yang merdeka, memiliki daya yangkuat, serta berbagai potensi
jasmani, rohani dan spiritualyang dimilikinya, telah menimbulkan berbagai aliran
yang antara satu dan lainnya menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok.
Berbagai aliran tersebut dapat dikemukakansebagai berikut.

Aliran empirisme behaviorisme, nativisme humanisme, dan konvergansi


dengan berbagai variasinya sebagaimana tersebut diatas. Namun demikian, jika
dilakukan analisis secara agak mendalam dan seksama, tampaknya ajaran islam
tidak menganut salah satu aliran tersebut, karena ketiga aliran tersebut semata-
mata mengandalakan pengaruh atau faktor yang berasal dari usaha manusia
sendiri

Anda mungkin juga menyukai