Anda di halaman 1dari 17

PROSES TEBENTUKNYA PUPUK KASGOT DI TPST REGIPNAL LINGSAR

OLEH
Kelompok 4 (empat).
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : PROSES TERBENTUKNYA PUPUK KASGOT DI TPST REGIONAL


LINGSAR

PENYUSUN : 1. Nama : Fatwa Kurahman


2. Nama : Dandi Dikdaya
3. Nama : Faizah
4. Nama : Baik Maya Juniarti N.
5. Nama : Fitriatu Ningsih

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat lulus mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
yang dilaksanakan di kantor BSF, TPST Regional Lingsar.

Disetujui oleh,

Dosen Pembimbing Penyelia

Sari Novida, SP MSi Akhmad Munzir, ST., ME NIP.


NIP. 19650610 199003 1 025

Mengetahui,

Ketua Program Studi Agribisnis Kepala TPST Regional Lingsar


Fakultas Pertanian Universitas Islam Al- Azhar

Herdiana (belum ditulis) Akhmad Munzir, ST., ME


NIP. 19700525 199803 1 0 NIP. 19650610 199003 1 025
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat
dan karunia-Nya sehingga laporan kerja praktik yang berjudul “Proses Terbentuknya Pupuk
Kasgot Di TPST Regional Lingsar” ini dapat diselesaikan.

Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Sari Novida, SP., MSi. selaku pembimbing,
bapak Akhmad Munzir, ST., ME sebagai penyelia dan Mas indra sebagai pembimbing atau
yang mengawasi kami selama melaksanakan praktek kerja lapangan dan memberikan banyak
ilmu yang bermanfaat terutama dalam diskusi mengenai pupuk kasgot. Terima kasih juga
penulis sampaikan kepada para pegawai BSF, TPST regional lingsar berkat ilmu serta yang
selalu memberikan semangat dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna untuk kelanjutan penelitian
dikemudian hari.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Black Soldier Fly (BSF) yang memiliki nama latin Hermetis ilucens merupakan suatu
serangga yang masuk ke dalam ordo diptera Family Stratiomyidae, berasal dari benua
Amerika yang sudah menyebar ke bagian negara-negara tropis maupun subtropis. Serangga
dengan metamorfosis sempurna ini memiliki tahapan mulai dari telur hingga larva dewasa
membuat lalat hitam menjadi salah satu jenis serangga yang unik (Fauzi dan Muharram.
2019). Kasgot merupakan merupakan residu dari lava lalat black soldier fly (BSF) yang dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk organik karena memiliki unsur N, P, K. Lalat BSF ini
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi sampah organik yang ada di masyarakat.
BSF mampu menjadi bio konversi sampah organik menjadi pupuk.

Kasgot merupakan merupakan residu dari lava lalat black soldier fly (BSF) yang dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk organik karena memiliki unsur N, P, K. Lalat BSF ini
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi sampah organik yang ada di masyarakat.
BSF mampu menjadi bio konversi sampah organik menjadi pupuk. Kadungan unsur-unsur
yang terdapat didalam kasgot baik makro maupun mikro baik untuk perkembangan tumbuhan.
Ketercukupannya nutrisi untuk tanaman akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan tumbuhan. Fungsi utama pupuk adalah untuk kelangsungan dan pertumbuhan.
BAB 2

ANALISA TEMPAT PKL

2.1 Pendahuluan

Bekerja sama dengan Yayasan Forest for Life Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat membangun proyek pengolahan sampah teknologi
biokonversi menggunakan BSF di Dusun Bebae, Lingsar, Lombok Barat. Kapasitas
pengolahan sampah BSF maksimal 4,8 ton/hari, dari 2 bioreaktor (masing-masing memiliki
24 ruang bioreaktor kecil).

2.2 Landasan Hukum

1. Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan


Yayasan Forest for Life Indonesia Nomor 420/271/DPMPTSP tanggal 19 Oktober
2017 tentang Kerjasama Pengelolaan Sampah Organik di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dengan Memanfaatkan Teknologi Biokonversi;
2. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Provinsi NTB (Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan) dengan Yayasan Forest for Life Indonesia (FFLI) tanggal 2 April 2018
tentang Pengolahan Sampah Organik di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan
Memanfaatkan Teknologi Biokonversi.

2.3 Uraian Kegiatan


Setelah penandatanganan Perjanjian Kerjasama, dibangun infrastruktur pendukung
pengolahan sampah BSF di Dusun Bebae yang merupakan lahan milik Pemerintah Provinsi
NTB memanfaatkan bangunan eks penggemukan sapi. Pembangunan infrastruktur
sepenuhnya dibiayai oleh FFLI yang menghabiskan dana sekitar Rp. 480 juta, yang dimulai
sejak tanggal 28 Mei 2018.
Infrastruktur yang dibangun antara lain:
1. Bioreaktor
Bioreaktor merupakan bangunan utama tempat pengolahan sampah, dimana sampah
dan larva BSF dicampur.

Gambar 2.1 Bioreaktor

Bioreaktor yang dibangun merupakan modifikasi rumah pakan sapi yang sudah ada.
Dibangun 2 bioreaktor yang terdiri masing-masing terdiri dari 24 reaktor kecil. Masing-
masing bioreaktor pada kondisi maksimum dapat mengolah sampah hingga 2,4 ton perhari.
Larva dewasa yang siap bermetamorfosa (pre pupa) dipindah ke Rearing house. Ukuran
masing-masing bioreaktor : 72m x 1,5m (24 buah 3m x 1,5m reaktor kecil)

2. Rearing house
Rearing house merupakan tempat pembiakan pupa menjadi lalat hingga bertelur.
Desain bangunan menyerupai greenhouse, karena lalat memerlukan banyak cahaya. Dinding
menggunakan jaring agar lalat tidak terbang ke alam bebas. Telur BSF dipindah ke Hatchery
untuk ditetaskan. Dibangun 2 unit Rearing house ukuran masing-masing 7m x 14m.
Gambar 2.2 Rearing house

3. Hatchery
Hatchery merupakan tempat penetasan telur menjadi larva. Hatchery memanfaatkan
gudang lama di lokasi, sehingga hanya dibuat rak-rak untuk menyimpan dan menetaskan telur
BSF. Larva yang keluar diberi makan sampah organik lembut hingga berumur 10 hari
kemudian dipindah ke bioreaktor untuk kegiatan pengolahan.

Gambar 2.3 Rak penetasan telur BSF


4. Bak pupuk cair maggot (PCM)
Pupuk cair dihasilkan dari pengolahan sampah di bioreaktor. Pupuk cair akan dialirkan
menggunakan pipa menuju 2 buah bak PCM. PCM selanjutnya akan diperkaya nutrisinya
dengan metode fermentasi sehingga siap digunakan untuk pertanian.

5. Kantor / Aula
Gedung kantor atau aula memanfaatkan gudang kecil kemudian direnovasi.

Gambar 2.4 Kantor/Aula

2.4 Kegiatan Operasional


Operasional BSF saat ini memperkerjakan 11 orang tenaga kerja, dimana 3 orang
sebagai pengangkutan sampah, 7 orang bertugas dibagian penggiling atau pencacah, panen
telur dan 1 orang bertugas untuk memilah dan panen pre pupa .
Alur kegiatan di BSF adalah sebagai berikut:
Keterangan proses operasional:
1. Sampah yang masuk dibongkar di unit unloading sampah. Disini sampah dipilah terlebih
dahulu untuk mencegah sampah anorganik atau sampah keras lain (kayu, dll) masuk ke
bioreaktor. Hanya sampah sisa makanan, sayur, buah-buahan yang boleh masuk ke bioreaktor.
2. Sampah yang sudah terpilah, dituang di bioreaktor dan dicampur dengan larva.
3. Proses biologis pada bioreaktor akan menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk
organik cair yang siap untuk dipanen dalam waktu 30 hari.
4. Antara 18 - 21 hari, larva dewasa (pre pupa) akan bergerak naik keluar dari reaktor dan
siap untuk dipanen. Sebagian pre pupa dibawa ke rearing house untuk dikembang biakkan,
dan sebagian lainnya dipanen sebagai pakan.
5. Di rearing house, pre puppa berubah menjadi pupa kemudian bermetamorfosa menjadi
lalat kemudian bertelur. Proses ini memakan waktu sekitar 24 hari.
6. Telur BSF selanjutnya dipindahkan ke hatchery untuk ditetaskan. Telur BSF akan menetas
dalam waktu sekitar 3-4 hari. Larva muda dibiarkan di hatchery hingga berumur 9 – 12 hari
sebelum dipindah ke bioreaktor dengan diberi campuran buah busuk halus dan dedak sebagai
makanannya.
7. Setelah larva siap (ukuran cukup besar), larva dipindahkan ke bioreaktor untuk mengolah
sampah organik.
8. Output yang dihasilkan per 1 ton sampah/hari:
a. 6 ton pupuk cair (dalam 30 hari)
b. 9 ton pupuk padat (dalam 30 hari)
c. 1 ton pre pupa (dalam 21 hari).
Sketsa Lokasi

Gambar 2.5 Sketsa Lokasi

Denah Area Pengolahan


BAB 3
PROGRAM KERJA

3.2 RASIONALISASI

3.3 SASARAN
1. Tujuan Umum PKL

Secara umum Praktik Kerja Lapangan (PKL) Fakultas Pertanian Unizar bertujuan
untuk:

1. Meningkatkan kompetensi, kecerdasan, keterampilan dan karakter mahasiswa sesuai


dengan visi misi Fakultas Pertanian Unizar
2. Membangun kerja sama antara Fakultas Pertanian Unizar dan institusi/stakeholders
2. Tujuan Khusus
1. Memberikan pengalaman belajar yang berharga kepada mahasiswa, melalui keterlibatan
langsung pada institusi baik pemerintah maupun swasta yang terkait dengan keilmuan
prodi.
2. Memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa untuk memecahkan masalah yang
sedang mereka hadapi dengan dasar teori-teori yang mereka dapatkan dalam perkuliahan.
3. Meningkatkan cakrawala berpikir mahasiswa sehingga mampu menggabungkan antara
aspek teori dan praktik.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi segala permasalahan
kerja yang dihadapi oleh dunia kerja dan dapat membantu memberikan alternatif
pemecahannya secara nyata.
5. Meningkatkan hubungan antara Fakultas Pertanian Unizar dengan pemerintah daerah,
maupun swasta sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan dan menyesuaikan
kegiatan pendidikan serta penelitiannya dengan tuntutan nyata dari stakeholder.
6. Meningkatkan kemandirian mahasiswa setelah menyelesaikan pendidikan pada jenjang
S1.

1.6 Manfaat PKL


Manfaat PKL tertuju pada tiga kelompok sasaran, yaitu Mahasiswa, Mitra (institusi
Pemerintahan/ swasta), Fakultas Pertanian Unizar. A. Bagi Mahasiswa Fakultas Pertanian
Unizar :
1. Memperluas pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keilmuan yang ditekuni.
2. Meningkatkan daya kritis serta kepekaannya terhadap masalah-masalah yang ada di
tempat pelaksanaan PKL.
3. Meningkatkan sikap dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
4. Memberikan pengalaman belajar yang mendukung kesiapannya dalam memasuki pasar
kerja .

B. Bagi Institusi /mitra tempat PKL

1. Memberikan kesempatan kepada pihak mitra PKL untuk berpartisipasi dalam pola link
and match dalam mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai.
2. Memperoleh masukan tentang standar rekruitmen tenaga kerja mereka sesuai dengan
perkembangan dunia pendidikan terkini.
3. Memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam membangun kualitas tenaga kerja yang
berasal dari masyarakat, sebagai bentuk sumbangsih program sosial mereka kepada
masyarakat.
C. Bagi Fakultas Pertanian Unizar

1. Memperoleh umpan balik bagi pengembangan kurikulum, materi perkuliahan, dan


metoda yang terkait dengan bidang ilmu yang dikembangkan.
2. Perluasaan sosialisasi keberadaan Fakultas Pertanian Unizar yang terkait dengan
kelembagaan, bidang keilmuan yang dikembangkan,dan sumber daya manusia yang
dimiliki.
3. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan instansi
pemerintah/swasta melalui rintisaan mahasiswa PKL
3.7 JADWAL PEELAKSANAAN

2. Tujuan Umum PKL


Secara umum Praktik Kerja Lapangan (PKL) Fakultas Pertanian Unizar bertujuan
untuk:
1. Meningkatkan kompetensi, kecerdasan, keterampilan dan karakter mahasiswa
sesuai dengan visi misi Fakultas Pertanian Unizar
2. Membangun kerja sama antara Fakultas Pertanian Unizar dan
institusi/stakeholders
2. Tujuan Khusus
1. Memberikan pengalaman belajar yang berharga kepada mahasiswa, melalui
keterlibatan langsung pada institusi baik pemerintah maupun swasta yang terkait
dengan keilmuan prodi.
2. Memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa untuk memecahkan
masalah yang sedang mereka hadapi dengan dasar teori-teori yang mereka
dapatkan dalam perkuliahan.
3. Meningkatkan cakrawala berpikir mahasiswa sehingga mampu menggabungkan
antara aspek teori dan praktik.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi segala
permasalahan kerja yang dihadapi oleh dunia kerja dan dapat membantu
memberikan alternatif pemecahannya secara nyata.
5. Meningkatkan hubungan antara Fakultas Pertanian Unizar dengan pemerintah
daerah, maupun swasta sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan dan
menyesuaikan kegiatan pendidikan serta penelitiannya dengan tuntutan nyata dari
stakeholder.
6. Meningkatkan kemandirian mahasiswa setelah menyelesaikan pendidikan pada
jenjang S1.

1.6 Manfaat PKL


Manfaat PKL tertuju pada tiga kelompok sasaran, yaitu Mahasiswa, Mitra (institusi
Pemerintahan/ swasta), Fakultas Pertanian Unizar. A. Bagi Mahasiswa Fakultas
Pertanian Unizar :
1. Memperluas pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keilmuan yang
ditekuni.
2. Meningkatkan daya kritis serta kepekaannya terhadap masalah-masalah yang
ada di tempat pelaksanaan PKL.
3. Meningkatkan sikap dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.
4. Memberikan pengalaman belajar yang mendukung kesiapannya dalam
memasuki pasar kerja .

B. Bagi Institusi /mitra tempat PKL

1. Memberikan kesempatan kepada pihak mitra PKL untuk berpartisipasi dalam


pola link and match dalam mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai.
2. Memperoleh masukan tentang standar rekruitmen tenaga kerja mereka sesuai
dengan perkembangan dunia pendidikan terkini.
3. Memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam membangun kualitas tenaga
kerja yang berasal dari masyarakat, sebagai bentuk sumbangsih program sosial
mereka kepada masyarakat.
C. Bagi Fakultas Pertanian Unizar

1. Memperoleh umpan balik bagi pengembangan kurikulum, materi perkuliahan,


dan metoda yang terkait dengan bidang ilmu yang dikembangkan.
2. Perluasaan sosialisasi keberadaan Fakultas Pertanian Unizar yang terkait
dengan kelembagaan, bidang keilmuan yang dikembangkan,dan sumber daya
manusia yang dimiliki.
3. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan instansi
pemerintah/swasta melalui rintisaan mahasiswa PKL
HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK KASGOT DAN PUPUK CAIR MAGGOT (PCM).


3. Pupuk Kasgot

Ada beberapa tahap sebelum terjadinya pupuk kasgot.

a. Sampah Organik

Sampah organik merupakan sumber pakan yang sangat penting untuk maggot.
Setiap hari, karyawan yang berjumlah 3 orang bertugas untuk pengangkutan
sampah menggunkaan pick up dari beberapa tempat seperti hotel, rumah sakit,
pasar, Mall Epicentrum dan Hypermart, Pendopo Wakil Gubernur NTB, TPA
Regional Kebon Kangok, Pesantren dan sekolah. Tim pengangkutan sampah
setiap harinya membawa sampah buah-buahan, sayur-sayuran, sampah dapur dan
sampah organik lainnya. Sampah yang ada tidak langsung digiling atau dicacah,
sampah dipilah terlebih dahulu dari sampah non organik yang ikut saat proses
pengangkutan (Gambar). Sampah yang sudah dipilah selanjutnya masuk ke tahap
penggilingan (Gambar) setelah proses penggilingan, sampah dituang kedalam
reaktor. Perbandingan sampah dengan maggot misalnya maggot sebanyak 50
gram dan pakan sebanyak 25 gram (Gambar). Adanya sampah sangat
berpengaruh untuk pertumbuhan maggot dan sangat penting sebagai pakan
maggot.

b. Panen Maggot

Maggot dipanen saat umur 14-16 hari pemeliharaan. Pada umur 14-16 ini
maggot sudah mendapatkan asupan makanan yang cukup serta memiliki
kandungan protein dan asam lemak yang tinggi. Pada usia ini juga, maggot dapat
dijadikan sebagai pakan bagi hewan ternak seperti ikan, bebek dan hewan lainnya.
Maggot dijual 7000/kg nya.

Maggot yang berusia lebih dari 16 hari, sudah berubah warna menjadi
hitam atau berada di tahap pre pupa. Disetiap reaktor, terdapat pipa besar yang
dibuat. Di pipa tersebut maggot-maggot yang tidak membutuhkan makanan lagi
atau sudah menjadi pre-pupa akan jatuh ke dalam pipa tersebut.

c. Menjemur Residu Pakan Maggot (Kasgot).

Residu bekas pakan maggot (kasgot). Kemudian dipindahkan dari Boi


reaktor ke tempat penjemuran kasgot (GAMBBAR). Kasgot harus dijemur
terlebih dahulu selama 6-7 hari, setelah dijemur selama 6-7 hari kasgot sudah
bisa digunakan sebagai pupuk alternatif (GAMBAR). tetapi yang di lakukan Di
TPST Regional Lingsar kasgot diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan kasgot
yang sudah benar-benar terurai dan struktur kasgot hampir sama dengan tanah
sehingga mudah untuk tercampur dengan tanah (GAMBAR). Kemudian kasgot
dikemas terlebih dahulu sebelum dijual (GAMBAR).

4. PUPUK CAIR ORGANIK (PCO).

Ada beberapa proses sebelum terjadinya pupuk cair maggot (PCM).

a. Pemberian Pakan Maggot

Pemberian pakan ke maggot diberikan secara rutin setiap harinya


selama 14-16 hari, setelah mendapatkan asupan yang cukup maggot dengan
usia lebih dari 16 hari juga akan berubah warna menjadi hitam, kemudian
maggot akan perpindah ke pipia penampungan maggot dewasa yang ada
dibio reakor. Setiap harinya air dari Sampah organik yang telah terurai oleh
larva black soldier fly akan mengalir melalui pipa irigasi boireaktor
(GAMBAR)
b. Bak pupuk cair maggot (PCM)
Pupuk cair dihasilkan dari pengolahan sampah di bioreaktor. Pupuk
cair akan dialirkan menggunakan pipa menuju 2 buah bak PCM. PCM
selanjutnya akan diperkaya nutrisinya dengan metode fermentasi sehingga
siap digunakan untuk pertanian.

Anda mungkin juga menyukai