Laporan Pkl.
Laporan Pkl.
OLEH
Kelompok 4 (empat).
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat lulus mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
yang dilaksanakan di kantor BSF, TPST Regional Lingsar.
Disetujui oleh,
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat
dan karunia-Nya sehingga laporan kerja praktik yang berjudul “Proses Terbentuknya Pupuk
Kasgot Di TPST Regional Lingsar” ini dapat diselesaikan.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Sari Novida, SP., MSi. selaku pembimbing,
bapak Akhmad Munzir, ST., ME sebagai penyelia dan Mas indra sebagai pembimbing atau
yang mengawasi kami selama melaksanakan praktek kerja lapangan dan memberikan banyak
ilmu yang bermanfaat terutama dalam diskusi mengenai pupuk kasgot. Terima kasih juga
penulis sampaikan kepada para pegawai BSF, TPST regional lingsar berkat ilmu serta yang
selalu memberikan semangat dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna untuk kelanjutan penelitian
dikemudian hari.
BAB I
PENDAHULUAN
Black Soldier Fly (BSF) yang memiliki nama latin Hermetis ilucens merupakan suatu
serangga yang masuk ke dalam ordo diptera Family Stratiomyidae, berasal dari benua
Amerika yang sudah menyebar ke bagian negara-negara tropis maupun subtropis. Serangga
dengan metamorfosis sempurna ini memiliki tahapan mulai dari telur hingga larva dewasa
membuat lalat hitam menjadi salah satu jenis serangga yang unik (Fauzi dan Muharram.
2019). Kasgot merupakan merupakan residu dari lava lalat black soldier fly (BSF) yang dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk organik karena memiliki unsur N, P, K. Lalat BSF ini
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi sampah organik yang ada di masyarakat.
BSF mampu menjadi bio konversi sampah organik menjadi pupuk.
Kasgot merupakan merupakan residu dari lava lalat black soldier fly (BSF) yang dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk organik karena memiliki unsur N, P, K. Lalat BSF ini
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi sampah organik yang ada di masyarakat.
BSF mampu menjadi bio konversi sampah organik menjadi pupuk. Kadungan unsur-unsur
yang terdapat didalam kasgot baik makro maupun mikro baik untuk perkembangan tumbuhan.
Ketercukupannya nutrisi untuk tanaman akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan tumbuhan. Fungsi utama pupuk adalah untuk kelangsungan dan pertumbuhan.
BAB 2
2.1 Pendahuluan
Bekerja sama dengan Yayasan Forest for Life Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat membangun proyek pengolahan sampah teknologi
biokonversi menggunakan BSF di Dusun Bebae, Lingsar, Lombok Barat. Kapasitas
pengolahan sampah BSF maksimal 4,8 ton/hari, dari 2 bioreaktor (masing-masing memiliki
24 ruang bioreaktor kecil).
Bioreaktor yang dibangun merupakan modifikasi rumah pakan sapi yang sudah ada.
Dibangun 2 bioreaktor yang terdiri masing-masing terdiri dari 24 reaktor kecil. Masing-
masing bioreaktor pada kondisi maksimum dapat mengolah sampah hingga 2,4 ton perhari.
Larva dewasa yang siap bermetamorfosa (pre pupa) dipindah ke Rearing house. Ukuran
masing-masing bioreaktor : 72m x 1,5m (24 buah 3m x 1,5m reaktor kecil)
2. Rearing house
Rearing house merupakan tempat pembiakan pupa menjadi lalat hingga bertelur.
Desain bangunan menyerupai greenhouse, karena lalat memerlukan banyak cahaya. Dinding
menggunakan jaring agar lalat tidak terbang ke alam bebas. Telur BSF dipindah ke Hatchery
untuk ditetaskan. Dibangun 2 unit Rearing house ukuran masing-masing 7m x 14m.
Gambar 2.2 Rearing house
3. Hatchery
Hatchery merupakan tempat penetasan telur menjadi larva. Hatchery memanfaatkan
gudang lama di lokasi, sehingga hanya dibuat rak-rak untuk menyimpan dan menetaskan telur
BSF. Larva yang keluar diberi makan sampah organik lembut hingga berumur 10 hari
kemudian dipindah ke bioreaktor untuk kegiatan pengolahan.
5. Kantor / Aula
Gedung kantor atau aula memanfaatkan gudang kecil kemudian direnovasi.
3.2 RASIONALISASI
3.3 SASARAN
1. Tujuan Umum PKL
Secara umum Praktik Kerja Lapangan (PKL) Fakultas Pertanian Unizar bertujuan
untuk:
1. Memberikan kesempatan kepada pihak mitra PKL untuk berpartisipasi dalam pola link
and match dalam mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai.
2. Memperoleh masukan tentang standar rekruitmen tenaga kerja mereka sesuai dengan
perkembangan dunia pendidikan terkini.
3. Memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam membangun kualitas tenaga kerja yang
berasal dari masyarakat, sebagai bentuk sumbangsih program sosial mereka kepada
masyarakat.
C. Bagi Fakultas Pertanian Unizar
a. Sampah Organik
Sampah organik merupakan sumber pakan yang sangat penting untuk maggot.
Setiap hari, karyawan yang berjumlah 3 orang bertugas untuk pengangkutan
sampah menggunkaan pick up dari beberapa tempat seperti hotel, rumah sakit,
pasar, Mall Epicentrum dan Hypermart, Pendopo Wakil Gubernur NTB, TPA
Regional Kebon Kangok, Pesantren dan sekolah. Tim pengangkutan sampah
setiap harinya membawa sampah buah-buahan, sayur-sayuran, sampah dapur dan
sampah organik lainnya. Sampah yang ada tidak langsung digiling atau dicacah,
sampah dipilah terlebih dahulu dari sampah non organik yang ikut saat proses
pengangkutan (Gambar). Sampah yang sudah dipilah selanjutnya masuk ke tahap
penggilingan (Gambar) setelah proses penggilingan, sampah dituang kedalam
reaktor. Perbandingan sampah dengan maggot misalnya maggot sebanyak 50
gram dan pakan sebanyak 25 gram (Gambar). Adanya sampah sangat
berpengaruh untuk pertumbuhan maggot dan sangat penting sebagai pakan
maggot.
b. Panen Maggot
Maggot dipanen saat umur 14-16 hari pemeliharaan. Pada umur 14-16 ini
maggot sudah mendapatkan asupan makanan yang cukup serta memiliki
kandungan protein dan asam lemak yang tinggi. Pada usia ini juga, maggot dapat
dijadikan sebagai pakan bagi hewan ternak seperti ikan, bebek dan hewan lainnya.
Maggot dijual 7000/kg nya.
Maggot yang berusia lebih dari 16 hari, sudah berubah warna menjadi
hitam atau berada di tahap pre pupa. Disetiap reaktor, terdapat pipa besar yang
dibuat. Di pipa tersebut maggot-maggot yang tidak membutuhkan makanan lagi
atau sudah menjadi pre-pupa akan jatuh ke dalam pipa tersebut.