Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PUASA

Dosen Pengampu : Miswanto, S.H.I, M.H.I

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Ahmad Hafifudin Rasyid (2121020128)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

(SIYASAH SYARI’AH)

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TP.2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam
semoga selalu kita curahkan kepada Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang oleh karena
nya kita bisa merasakan nikmat iman dan islam sampai sekarang ini. Makalah ini membahas
tentang “ISU ISU LINGKUNGAN HIDUP: ALIH FUNGSI LAHAN PRODUKTIF”.

Penyelesaian makalah ini, tentunya penulis menyadari bahwa untuk memperoleh hasil yang
memuaskan bagi segenap pihak adalah tidak mudah, dan pasti mengalami kekeliruan yang
tentunya tidak sengaja. Kepada Dosen atau teman-teman yang sedang mengambil mata kuliah.

Oleh karena itu, kami menyampaikan terimakasih kepada Bapak Miswanto selaku dosen
pengampu mata kuliah Ibadah Amaliyah, yang telah memilih kami untuk mempresentasikan
materi ini. Juga kepada semua pihak yang membantu dan mendukung penyelesaian makalah ini,
permohonan maaf jika terdapat kekeliruan baik dari teknik pengutipan, penulisan, isi, dan
sebagainya. Semoga Allah SWT memberikan manfaat dan pahala kepada penulis dan pembaca,
aamiin ya Rabb al-alaamiin.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alih Lahan Produktif
2.2 Pengaruh Alih Lahan Produktif Terhadap Lingkungan Hidup
2.3 Pandangan Islam Mengenai Alih Lahan Produktif
2.4 Solusi Terkait Alih Lahan Produktif

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai isu-isu strategis dalam pengelolaan lingkungan hidup salah

satunya adalah alih fungsi lahan pertanian, yaitu dengan banyaknya lahan

produktif yang dikonversi menjadi area industri sehingga berpengaruh pada

produktifitas pangan yang dihasilkan di dalam negeri.

Berdasarkan data dari Kementrian pertanian republik Indonesia, Kepala

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar Candra mengatakan bahwa di

wilayah Sumber alih fungsi lahan hanya sekitar 600 Ha per tahun di sejumlah

daerah perkotaan seperti Padang, bukittinggi, payakumbuh, padang panjang,

Pariaman, dan Solok. Umumnya, alih fungsi lahan digunakan untuk

pembangunan perumahan dan perkantoran. Meski begitu, candra menilai

pembukaan sawah baru setiap tahunnya, masih mampu menutupi alih fungsi

lahan yang dilakukan pengembang.

Beliau mengungkapkan bahwa lahan pertanian sawah di Sumbar mencapai

531.000 Ha dengan produktivitas padi 5,1 ton per hektare per tahun. Total

produksi padi daerah itu mencapai 2,60 juta ton pertahun. Adapun, produksi

beras mencapai 1,7 juta ton dengan kebutuhan masyarakat Sumbar

diperkirakan 850.000 ton hingga 950.000 ton per tahun. Sisanya dijual ke

provinsi tetangga seperti Riau, Kepulauan Riau, jambi, dan DKI Jakarta.

Berkaitan dengan isu-isu lingkungan hidup di atas, maka penulis merasa

tertarik dan harus menulis maslah isu-isu lingkungan dalam makalah ini. serta

bagaimana tinjauannya dalam perspektif Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alih lahan produktif?

2. Bagaimana pengaruh Alih Lahan Produktif?

3. Bagaimana pandangan Islam terhadap alih lahan produktif?

4. Bagimana Solusi terhadap alih lahan produktif?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian alih lahan produktif

2. Untuk mengetahui pengaruh alih lahan produktif

3. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadapa alih lahan produktif dan

4. Untuk mengetahui solusi adanya alih lahan produktif.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alih Lahan Produktif

Lahan merupakam sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat luas

dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia dari sisi ekonomi lahan

merupakan input tetap yang utama bagi berbagai kegiatan produksi komoditas

pertanian dan non-pertanian. Banyakya lahan yang digunakan untuk setiap

kegiatan produksi tersebut secara umum merupakan permintaan turunan dari

kebutuhan dan permintaan komoditas yang dihasilkan. Oleh karena itu,

perkembangan kebutuhan lahan untuk setiap jenis kegiatan produksi akan

ditentukan oleh perkembangan jumlah permintaan setiap komodiatas. Pada

umumnya komoditas pangan kurang elastis terhadap pendapatan dibandingkan

permintaan lahan untuk kegiatan di luar pertanian dengan lju lebih cepat

dibandingkan dengan kenaikan permintaan lahan untuk kegiatan pertanian.1

Alih fungsi lahan adalah suatu proses perubahan penggunaan lahan dari

bentuk penggunaan tertentu menjadi penggunaan lain. Misalnya, ke non

pertania. Dan biasanya dalam pengalihan fungsinya mengarah ke hal yang

bersifat negatif bagi ekosistem lingkungan alam sawah itu sendiri.2

Menurut Lestari, mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut

sebagai konservsi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh

kawasan lahan dari fungsi semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi

lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi

lahan itu sendiri. Dampak dari fungsi lahan juga mempengaruhi struktur sosial

masyarakat, terutama dalam struktur mata pencaharian.


1
Syarif Imama Hidyat,2008.”Analisis konfersi lahan sawah di profinsi jawa timur” jurnal : fakultas pertanian
UPN”veteran”JawaTimur

2
Ibid
Pada adasarnya, pengalihan fungsi lahan biasa terjadi dengan diawali

penjualan lahan dan pendek cerita, mungkin uang hasil penjualan tersebut akan

meningkatkan kesejateraan petani, tetapi karena umumnya sebagian besar uang

hasil penjualan tersebut dibelanjakan untuk aset nonproduktif seperti

membuat/merehabilitasi rumah dan pembelian kendaraan, maka lahan

pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama akans semakin sempit yang dalam jangka
panjang akan semakin menurunkan skala usahanya.

Peralihan lahan sawah bisa saja diiringi dengan poenurunan tingkat kesejahteraan petani,

ini dapat diidentifikasi dari penurunan luas lahan milik dan luas lahan garapan,

yang secara keseluruhan bermuara kepada penurunan pendapatan. Faktor

utama terjadinya alih lahan produktif yaitu:

1. Ketersediaan infrastruktur ekonomi merupakan faktor posititf dominan

yang berpengaruh terhadap referensi investor dalam memilih lokasi lahan

yang akan dibangun untuk kegiatan di luar pertanian.

2. Perlindungan pemerintah terhadapa lahan pertanian produktif relatif lemah.


Dasar Hukum Alih Fungsi Lahan

1. Undang-undang No 24/1992 yang secara jelas berisi tentang penyusunan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) seharusnya dilaksanakan secara

baik oleh berbagai pihak yakni mempertimbangkan budidaya tanaman

pangan (sawah irigasi teknik) agar tetap lesatri dengan demikian

pembangunan ekonomi juga sudah seharusnya tetap mengikuti/menaati

Undang-undang RTRW untuk menjaga ketahana pangan.

2. Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang perlindungan lahanpertanian

berkelanjutan, sebagai sumbet pekerjaan danpenghidupan yang layak bagi

kemanusiaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

dan kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan

kesatuan ekonomi nasional.

3. Pp No. 12 Tahun 2012 tentang Intensif Perlindungan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan

4. PP No. 1 tahun 2012 tentan Penetapan dan Alih fungsi lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk

melindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan

pokok bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

5. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penata Ruangan bawah ruang Wilayah

Negara Kesatuan republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan


berciri nasional, baik secara kesatuan wadah yang meliputi darat, ruang

laut, dan ruang udara termasuk ruang bumi, maupun sebagai sumber daya.

6. PP No 25 tahun 2012 Tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan

7. PP No 30 Tahun 2012 Tentan Pembiyaan Perlindungan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan.

B. Pengaruh Alih Lahan Produktif Terhadap Lingkungan Hidup

1. Faktor Penyebab Alih Fungsi Lahan

Perubahan jenis lahan merupakan penambahan penggunaan jenis lahan di

satu sektor dengan diikuti pengurangan jenis lahan di sektor lainnya. atau

dengan kata lain perubahan penggunaan lahan merupakan berubahnya

fungsi lahan pada periode waktu tertentu, misalnya saja dari lahan

pertanian digunakan untuk lahan non pertanian. Menurut (Budihari,

2007:19), perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan penggunaan

tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal:

A. Adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin

meningkat jumlahnya,

B. Berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang

lebih baik (Wahyunto, 2012:87).


Ada dua hal yang memengaruhi alih fungsi lahan

A. Sejalan dengan pembangunan kawasan perumahan atau industri di

suatu lokasi alih fungsi lahan, maka aksesibilitas di lokasi tersebut

menjadi semakin kondusif untuk pengembangan industri dan

pemukiman yang akhirnya mendorong meningkatnya permintaan lahan

oleh investor lain atau spekulan tanah sehingga harga lahan di

sekitarnya meningkat.

B. Peningkatan harga lahan selanjutnya dapat merangsang petani lain

disekitarnya untuk menjual lahan (Irawan 2005:24).

Menurut Pakpahan, dalam (Fanny Anugrah K, 2005:25), menyebutkan

bahwa konversi lahan ditingkat wilayah secara tidak langsung dipengaruhi

oleh:

1. Perubahan struktur ekonomi

2. Pertumbuhan penduduk

3. Arus urbani sa si

4. Konsistensi Implementasi Rencana Tata Ruang

Secara langsung, konversi lahan dipengaruhi oleh:

1. Pertumbuhan pembangunan sarana transportasi

2. Pertumbuhan lahan untuk industri

3. Pertumbuhan sarana pemukiman


4. Sebaran lahan sawah

Karena adanya faktor tersebut, sewa lahan (land rent) pada suatu daerah

akan semakin tinggi. Menurut Barlow (Fanny Anugrah K, 2005) sewa

ekonomi lahan mengandung pengertian nilai ekonomi yang diperoleh

suatu bidang lahan bila lahan tersebut digunakan untuk kegiatan proses

produksi. Urutan besaran ekonomi lahan menurut pengguknaannya dari

berbagai kegiatan produksi ditunjukkan sebagai berikut:

A. Industri manufaktur

B. Perdagangan

C. Pemukiman

D. Pertanian intensif

E. Pertanian ekstensif

2. Dampak Alih Fungsi Lahan

a. Ekonomi, dalam segi ekonomi sendiri, alih fungsi lahan ini sangat

berpengaruh mengingat ekonomi itu adalah komodiatas utama yang

dimiliki bagi keberhasilan sebuah daerah.

b. Sosial, keadaaan sosial tentunya menjadi tolak ukur yang signifikan

dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

c. Lingkungan, dari segi lingkungan adalah yang paling ketara.

Pembangunan berkelanjutan sendiri sangat mempertimbangkan faktor

lingkungan karena faktor lingkungan sendiri yang sangat memiliki

dampak besar dimas depan.


C. Pandangan Islam Mengenai Alih Lahan Produktif

Syari'at Islam telah menetapkan hukum-hukum khusus terkait lahan

pertanian, yang erpenting adalah hukum kepentingan lahan. Mengenai

pengelolaan lahan yang sudah dimiliki, syariah islam mewajibkan para pemilik

lahan baik yang dimiliki dengan cara ihyaul mawati, tahjir, maupun yang

dimiliki dengan cara lain, untuk mengelola tanah itu agar produktif. Artinya

kepemilikan identik dengan produktifitas, prinsipnya, memiliki lahan pertanian

berarti berproduksi jadi pengeloaan lahan adalah bagian integral dari

kepemilikan lahan itu sendiri.

Maka dari itu, syariah Islam tidak membenarkan orang memiliki lahan tapi

lahannya tidak produktif. Islam menetapkan siapa saja yang menelantarkan

lahan pertaniannya miliknya selama 3 tahun berturut-turut maka hak

kepemilikannya gugur. Pada suatu saat khalifah Umar bin Khatab berbicara di

atas mimbar:

"Barang siapa menghidupkan tanah mati, maka tanah itu menjadi

miliknya, dan orang yang melakukan tahjir tidak mempunyai hak lagi atas

tanahnya setelah 3 tahun (tanah itu terlantar)".

Hukum kepemilikan dan pemanfaatan lahan pertanian tersebut dapat

disimpulkan bahwasannya ekonomi islam tidak menganjurkan lahan pertanian

tersebut di alih fungsikan menjadi bentuk lain karena lahan pertanian mampu

memproduksi pangan yang dibutuhkan manusia secara umum, selain itu alih

fungsi lahan cenderung merusak tatanan ekosistem dari alam.


Hal ini dijelaskan dalam Q.S.Al-A'rof:56, Allah SWT berfirman:

Artinya: "Dan janganlah kau membuat kerusakan du muka bumi, sesudah

(Allah) memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya (tidak akan diterima) dan

harapan (akan dikabulkan), sesungguhnya rahmat Allah begitu dekat kepada

orang-orang yang berbuat baik".

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwasanya kerusakan sumber daya

kadangkala dalam bentuk material, misalnya menghancurkan orang yang

memakmurkannya, mengotori kesuciannya, menghancurkan benda hidupnya,

merusak kekayaannya, atau menghilangkan meanfaatnya. Oleh sebab itu,

sumber daya alam berupa pertania seharusnya tidak dirusak atau

menghilangkan manfaatnya, tetapi lebih tepat untuk dipelihara, dijaga, da

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Karena sektor

pertanian merupakan sumber daya pokok bagi ketahanan pangan manusia.

Allah memberikan pahala yang besar untuk orang yang mengelola tanah yang

terbengkalai, karena hal itu akan meluaskan sektor pertanian dan menambah sumber pendapatan.

D. Solusi Terkait Alih Lahan Produktif

1. Berawal dari ketidak fahaman masyarakat akan keadaan geografis di

wilayahnya masing-masing. Maka seharusnya masyarakat mengetahui

akan kondisi geografis wilayah daerahnya. Misalnya, masyarakat kota A

atau kabupaten A harus diberi pemahaman akan wilayah pemukiman,

perkebunan, pesawahan, kehutanan, dan industri. Sehingga jika ada

kesewenang-wenangan dari pemerintah masyarakat sebagai warga yang

memiliki hak atas wilayahnya tidak mudah dikelabui.


2. Harus ada perda-perda yang mengharuskan pemerintah mentransparasikan

kondisi geografi di masing-masing daerahnya. Pemerintah harus

menginformasikan kepada masyarakat tentang tata letak segala sesuatu di

daerah tersebut dan fungsinya.

3. Pemerintah harus mengambil alih peran tengkulak, sehingga para petani

bisa mendapatkan keuntungan yang layak. Tengkulak di bawah pemerintah

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Alih fungsi lahan adalah suatu proses perubahan penggunaan lahan dari

bentuk penggunaan tertentu menjadi penggunaan lain. Misalnya, ke non

pertania. Dan biasanya dalam pengalihan fungsinya mengarah ke hal yang

bersifat negatif bagi ekosistem lingkungan alam sawah itu sendiri. Undang-

Undang No. 41 Tahun 2009 tentang perlindungan lahanpertanian

berkelanjutan, sebagai sumbet pekerjaan danpenghidupan yang layak bagi

kemanusiaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

dan kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan

kesatuan ekonomi nasional.

Menurut (Budihari, 2007:19), perubahan penggunaan lahan dalam

pelaksanaan penggunaan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi

karena dua hal yaitu: (1) Adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan

penduduk yang makin meningkat jumlahnya, (2) Berkaitan dengan

meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Syariah Islam

tidak membenarkan orang memiliki lahan tapi lahannya tidak produktif. Islam

menetapkan siapa saja yang menelantarkan lahan pertaniannya miliknya

selama 3 tahun berturut-turut maka hak kepemilikannya gugur.

Solusi dengan adanya alih fungsi lahan diantaranya dengan adanya

transparansi kondisi geografis pemerintah terhadap masyarakat, selain itu

dapat pula pengalihan peran tengkulak kepada pemerintah sehingga petani

dapat menjual hasil panenny secara maksimal.

B. Saran

Semakin banyaknya pembangunan di Indonesia, maka semakin banyak pula


lahan pertanian yang dialihfungsikan. Maka dari itu, diharapkan masyarakat

lebih peduli terhadap lingkungan, serta petani dapat meningkatkan hasil panen

nya. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan membuat peraturan yang tegas

terkait alih fungsi lahan yang semakin marak dilakukan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1 2 Dapus
    Bab 1 2 Dapus
    Dokumen32 halaman
    Bab 1 2 Dapus
    Muhammad Taufiqurrozak
    Belum ada peringkat
  • Wtfs
    Wtfs
    Dokumen16 halaman
    Wtfs
    Muhammad Taufiqurrozak
    Belum ada peringkat
  • Bab I Fiqh
    Bab I Fiqh
    Dokumen12 halaman
    Bab I Fiqh
    Muhammad Taufiqurrozak
    Belum ada peringkat
  • Al Furqan
    Al Furqan
    Dokumen50 halaman
    Al Furqan
    Muhammad Taufiqurrozak
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Gusnanto
    Skripsi Gusnanto
    Dokumen102 halaman
    Skripsi Gusnanto
    Muhammad Taufiqurrozak
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Fiqih Muamalah Kel 1
    MAKALAH Fiqih Muamalah Kel 1
    Dokumen11 halaman
    MAKALAH Fiqih Muamalah Kel 1
    Muhammad Taufiqurrozak
    Belum ada peringkat
  • BAB I-WPS Office
    BAB I-WPS Office
    Dokumen11 halaman
    BAB I-WPS Office
    Muhammad Taufiqurrozak
    Belum ada peringkat