Anda di halaman 1dari 13

TATALAKSANA ORGANISASI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Organisasi Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) yang didirikan pada tanggal 20 September 1981 berdasarkan Anggaran Dasarnya bertujuan: 1. Terbinanya Mahasiswa Kedokteran sebagai insan Akademis menuju terwujudnya dokter yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mempererat rasa persatuan dan kesatuan mahasiswa kedokteran Indonesia 3. Terwujudnya kader-kader pembangunan yang memiliki integritas tinggi sebagai penerus perjuangan bangsa dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, ISMKI berusaha : 1. Menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa kedokteran Indonesia yang masih berserakan dan terpolarisasi. 2. Membentuk jaringan komunikasi yang luas dengan instansi terkait baik nasional maupun internasional guna pengembangan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan. 3. Mengembangkan kemampuan bidang ilmiah baik bersifat akademis maupun non akademis. 4. Meningkatkan peran dan kegiatan organisasi baik di tingkat pusat maupun daerah yang berbasis social dan kesehatan masyarakat. 5. Meningkatkan kapabilitas, responsibilitas, dan profesionalitas kinerja ISMKI dan upaya pemberdayaan organisasi 6. Mewujudkan organisasi yang independen serta menjadi social control bagi pemerintah dalam rangka menciptakan good and clean government. 7. Mewujudkan organisasi sebagai katalisator perubahan dalam menjalankan perannya sebagai mediator antar pemerintah sebagai pengambil keputusan di bidang kesehatan, mahasiswa kedokteran sebagai calon dokter, dan masyarakat sebagai pengguna jasa kesehatan agar terwujud optimalisasi pelayanan kesehatan yang merata dalam berbagai strata social dan geografis. 8. Melaksanakan upaya lainnya yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan GBHO ISMKI. Sesuai dengan AD/ART ISMKI, saat ini ISMKI memiliki perangkat organisasi sebagai berikut: 1. Badan Legislatif yakni Musyawarah Nasional pada tingkat nasional yang diadakan dua tahun sekali atau setelah satu periode kepengurusan dan Musyawarah Wilayah pada tingkat wilayah yang diadakan satu tahun sekali atau satu periode kepengurusan.. 2. Badan Eksekutif yakni Pengurus Harian Nasional pada tingkat nasional, Pengurus Harian Wilayah pada tingkat wilayah 3. Badab Konsiderasi yaitu Majelis Pertimbangan Agung yang ada di tingkat nasional. 4. Badan Kelengkapan yaitu suatu badan yang merupakan bagian dari ISMKI yang dibentuk berdasarkan AD/ART ISMKI yang mempunyai spesifik program kerja yang berkesinambungan dan mendukung program kerja ISMKI sesuai dengan tata

aturan kelembagaan tersendiri yang sesuai dan mengacu pada hasil hasil Musyawarah Nasional ISMKI dan Musyawarah Nasional BK dan disetujui serta disahkan oleh Surat Keputusan Sekretaris Jenderal ISMKI.

BAB II PERANGKAT ORGANISASI DAN PENGURUS ISMKI PUSAT

A. PENGERTIAN DAN BATASAN Organisasi Pusat ISMKI adalah organisasi ISMKI terdepan yang dibentuk ditingkat Nasional, yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal dengan masa kepengurusan selama 2 tahun. B. TUJUAN Sama dengan tujuan ISMKI sebagaimana tercantum dalam AD ISMKI Bab IV Pasal 6, yaitu :
1. Terbinanya

Mahasiswa Kedokteran sebagai insan Akademis menuju terwujudnya dokter yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mempererat rasa persatuan dan kesatuan mahasiswa kedokteran Indonesia 3. Terwujudnya kader-kader pembangunan yang memiliki integritas tinggi sebagai

penerus perjuangan bangsa dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. C. USAHA Sama seperti usaha ISMKI pada AD ISMKI Bab IV Pasal VII yaitu Semua usaha yang tidak bertentangan dengan landasan dan asas organisasi D. HAK DAN WEWENANG 1. Nasional memberikan kebijakan secara garis besar, dan menyerahkan penterjemahannya kepada wilayah dan institusi anggota, namun tetap pada koridor AD/ART dan GBHO ISMKI. 2. Nasional berhak memberikan himbauan dan atau peringatan kepada wilayah maupun institusi yang mengambil atau melaksanakan kebijakan atau aktivitas yang menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ISMKI. 3. Nasional berwenang untuk menyusun Standart Operating Proscedure ( SOP ) pelaksanaan setiap aktivitas ke-ISMKI-an. 4. Nasional berhak meminta dan menerima pertanggungjawaban dari wilayah maupun institusi mengenai segala aktivitas maupun implementasi kebijakan yang bersumber dari nasional. Artinya nasional berhak meminta dan menerima pertanggungjawaban atas aktivitas yang telah dilaksanakan oleh wilayah maupun institusi anggota, apabila aktivitas itu merupakan implementasi kebijakan yang bersumber dari nasional dan atau tender yang diberikan oleh nasional. 5. Nasional berhak menentukan mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban wilayah maupun institusi anggota atas tender yang diberikan maupun implementasi kebijakan yang diambil oleh nasional. 6. Nasional berhak mengimplementasikan Standart Operating Proscedure ( SOP ) yang telah disusun untuk pelaksanaan setiap aktivitas ke-ISMKI-an. Artinya setiap pelaksanaan aktivitas ke-ISMKI-an baik berupa aktivitas riil,

implementasi kebijakan, tata hubungan kerjasama dengan nasional maupun internasional harus sesuai dengan SOP yang disusun oleh nasional. 7. Nasional berhak memberikan tender kepada wilayah dan atau institusi anggota yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh nasional sebagai penerima tender. 8. Nasional bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang membawa nama ISMKI dalam hubungan internasional yang dilakukan oleh segenap unsur ISMKI. Artinya apabila setiap elemen yang ada di ISMKI melaksanakan hubungan internasional dengan membawa nama ISMKI , maka harus melalui dan atau sepengetahuan pengurus harian nasional yang terkait dalam hal ini adalah staf ahli hubungan luar negeri. Hubungan luar negeri yang dimaksud adalah hubungan dengan institusi, lembaga, organisasi yang pusat pemerintahannya berada di luar negeri dan memiliki jaringan berskala luas lebih dari satu negara. 9. Nasional berhak menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga, organisasi, dan institusi manapun yang dirasa perlu demi kemajuan ISMKI selama tidak melanggar AD/ART dan GBHO ISMKI. 10. Nasional dalam hal ini adalah sekjen, berhak menerima laporan aktivitas wilayah dengan status mengetahui, mengingat sekjen adalah penanggung jawab seluruh aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi ( ISMKI, red. ) E. KEWAJIBAN 1. Nasional Wajib mendasarkan segala aktivitas dan kebijakan yang diambil kepada visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ISMKI. 2. Nasional wajib memberikan laporan dan atau pertanggungjawaban kepada seluruh institusi anggota mengenai segala kebijakan yang telah diambil dan aktivitas yang telah dilaksanakan. Baik secara resmi dalam forum pengambil kebijakan ( Musyawarah Nasional ), forum presiden meeting lain ( Pra Musyawarah Nasional, Presiden Meeting ), maupun dalam forum atau media informasi yang disepakati bersama, seperti mailing list dan email masing-masing BEM. 3. Nasional wajib memfasilitasi hubungan kerjasama wilayah maupun institusi anggota dengan lembaga, institusi, organisasi lain berskala nasional dan internasional, selama tidak melanggar dari AD/ART ISMKI. 4. Nasional wajib memfasilitasi aspirasi dari wilayah maupun institusi anggota. F. STRUKTUR ORGANISASI ISMKI PUSAT Struktur organisasi adalah kerangka hubungan antar bidang bidang kerja yang didalamnya terdapat pimpinan, wewenang dan tanggung jawab masing masing personil organisasi. Dalam organisasi ISMKI, wewenang dari Sekretaris Jenderal didelegasikan kepada bidang bidang kerja yang dipimpin oleh wakil sekretaris jenderal, para staf Ahli, sekretaris bidang dan bendahara.

Pimpinan dari setiap bidang kerja itu mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas bidang masing masing. Kemudian secara fungsional tanggung jawab itu dipertanggungjawabkan oleh pimpinan masing masing bidang kepada Sekretaris Jenderal. Pengurus harian nasional ISMKI dalam pembagiannya terdiri dari 2 bagian besar yang dipimpin oleh masing-masing koordinator yang membawahi beberapa bidang atau bagian, yaitu : 1. Core Competence Dipimpin oleh seorang koordinator Core Competence yang membawahi: a. Bidang Pengabdian Masyarakat Melaksanakan fungsi sosial kemasyarakatan dan berbagai terjemah aktivitasnya baik di level institusi, nasional maupun internasional. b. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia 1) Mengembangkan pola-pola pembinaan/training yang dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas anggota ISMKI/mahasiswa kedokteran serta mengupayakan tindak lanjut atas hasil yang telah diperoleh. 2) Merumuskan pola perkaderan yang komprehensif dan terpadu dalam rangka perkaderan ISMKI. 3) Melakukan kegiatan pengembangan sumber daya manusia organisasi lainnya yang dapat menunjang peningkatan potensi dan pengembangan kualitas organisasi ISMKI. c. Bidang Kajian Strategis Menyikapi kebijkan dan isu-isu terkini terutama yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan pendidikan kedokteran. d. Bidang Pendidikan Profesi Menyikapi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan kedokteran di Indonesia. 2. Professional Affairs Dipimpin oleh seorang koordinator Professional Affairs yang membawahi: a. Bidang Dana Usaha 1) Mengembangkan unit unit usaha profit dalam rangka penggalian dana organisasi missalnya koperasi, bursa buku, jurnal, majalah dll. 2) Mengusahakan kerjasama dengan pihak sponsor dalam hal ini perusahaan swasta, pabrik obat, perusahaan multinasional, LSM, badan dunia, dsb. 3) Mengupayakan donatur donatur tetap ISMKI b. Bidang Humas Menjalin hubungan luas dengan mitra kerja ISMKI di level nasional dan mengokohkan peran ISMKI di kancah pembangunan kesehatan Indonesia. c. Bidang Hubungan Luar Negeri Mengokohkan peran ISMKI dalam aktivitas kemahasiswaan di level Internasional.

Selain itu di kepengurusan 2005-2007 terdapat Staf Ahli Penelitian dan Pengembangan dan KIK yang bertanggungjawab langsung kepada Sekretaris Jenderal ISMKI. Tugas dari Staf Ahli yang ada di ISMKI secara garis besar adalah : 1. Bertanggung jawab terhadap administrasi manajerial seluruh PHN ISMKI (Sistem Pemeritahan satu pintu, hanya di Kepengurusan nasional). 2. Membuat SOP manajemen ISMKI. 3. Membuat pencitraan positif ISMKI keluar dan kedalam lingkup ISMKI. 4. Mengkoordinasikan seluruh Bidang dan Badan Kelengkapan yang terkait dengan jaringan luar negeri. Tugas dari KIK Fungsi administrasi: 1. Membuat prosedur baku pedoman administrasi kesekretariatan ISMKI dan pelaksanaanya. 2. Menerima laporan kesekretariatan dari sekretaris bidang dan sekretaris wilayah 3. Membuat data base anggota ISMKI secara lengkap dan melakukan update data secara berkala 4. Melaksanakan koordinasi kesekretariatan dengan PHN, Komite, BK, dan Sekretaris Wilayah. Fungsi kesekretariatan: 1. Mengusahakan pengadaan, pengelolaan dari perangkat kerasa maupun lunak secretariat ISMKI di Fakultas Kedokteran UGM 2. Mengoptimalkan secretariat sebagai pusat informasi dan komunikasi Fungsi informasi: 1. Mengelola ISMKI information center sebagai pusat informasi yang aktual yang berkaitan dengan masalah pendidikan kedokteran dan kesehatan. 2. Mengelola dan memperbaiki website yang sudah ada. 3. Melakukan fungsi publikasi keberadaan dan kegiatan ISMKI kepada pihak luar melalui media massa dalam bentuk publikasi, artikel, atau pernyataan sikap mewakili ISMKI dengan koordinasi Sekretaris Jendral. 4. Sosialisasi tentang ISMKI dan kegiatan ISMKI kepada mahasiswa anggota ISMKI 5. Melakukan pengawasan dan evaluasi atas distribusi informasi sampai dengan universitas. Fungsi komunikasi: 1. Meyelenggarakan hubungan komunikasi intern ISMKI yang intensif antara anggota ISMKI . 2. Mengatur pertemuan antara anggota, PHN, sekretaris wilayah, dengan berkoordinasi Sekretaris Jenderal 3. Mengelola sarana komunikasi ISMKI seperti mailing list dan net meeting. 4. Melakukan fungsi kehumasan dengan mengadakan audiensi dengan anggota ISMKI ataupun dengan pihak luar yang terkait dengan berkoordinasi dengan Sekjen ISMKI.

BAB III ISMKI WILAYAH A. PENGERTIAN DAN BATASAN Organisasi ISMKI Wilayah adalah organisasi ISMKI terdepan yang dibentuk ditingkat wilayah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Wilayah yang dalam pelaksanaan tugasnya berada dalam koordinasi Sekretaris Jenderal ISMKI Pusat melalui Wakil Sekretaris Jenderal Core Competence. B. TUJUAN Sama dengan tujuan ISMKI sebagaimana tercantum dalam AD ISMKI Bab IV Pasal 6, yaitu : 1. Terbinanya Mahasiswa Kedokteran sebagai insan Akademis menuju terwujudnya dokter yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mempererat rasa persatuan dan kesatuan mahasiswa kedokteran Indonesia 3. Terwujudnya kader-kader pembangunan yang memiliki integritas tinggi sebagai penerus perjuangan bangsa dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. B. USAHA Sama seperti usaha ISMKI pada AD ISMKI Bab IV Pasal VII yaitu Semua usaha yang tidak bertentangan dengan landasan dan asas organisasi ISMKI. C. HAK DAN WEWENANG 1. Wilayah berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan koordinasi dari nasional, selama tidak melanggar dan atau menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ISMKI. 2. Wilayah berhak menterjemahkan kebijakan yang diberikan oleh nasional sesuai dengan kondisi dan kultur yang ada di masing-masing wilayah, yang tidak bertentangan dengan visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ISMKI. 3. Wilayah berhak melaksanakan segala aktivitas dan mengambil kebijakan baik yang bersumber dari nasional maupun atas inisiatif wilayah sendiri selama tidak menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ISMKI. 4. Wilayah berhak mengadakan kerjasama dengan institusi yang ada di wilayahnya dan atau dengan wilayah lain dalam hal implementasi kebijakan yang bersumber dari nasional. 5. Wilayah berhak mengajukan permohonan tender kepada nasional. 6. Hal-hal yang sifatnya internal wilayah akan diserahkan sepenuhnya kepada hasil musyawarah wilayah selama tidak melanggar dan atau menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, GBHO ISMKI, dan kebijakan nasional. D. KEWAJIBAN 1. Wilayah wajib mendasarkan segala aktivitas dan kebijakan yang diambil kepada visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ISMKI. 2. Wilayah wajib memberikan laporan pertanggungjawaban atas segala implementasi kebijakan dan aktivitas yang bersumber dari kebijakan nasional.

3.

4. 5. 6.

Artinya apabila aktivitas yang dilaksanakan oleh wilayah itu merupakan implementasi dari kebijakan yang diambil oleh nasional atau hasil tender dari nasional. Maka wilayah wajib memberikan laporan pertanggungjawaban kepada nasional sesuai dengan mekanisme yang ditentukan oleh nasional. Wilayah wajib memberikan laporan aktivitas di wilayahnya dengan status mengetahui kepada sekjen, mengingat sekjen adalah penanggung jawab seluruh aktivitas organisasi ( ISMKI, red. ) Wilayah wajib menghormati otoritas wilayah lain, artinya antar wilayah tidak saling mencampuri urusan rumah tangga wilayah lain. Wilayah wajib berada dalam koridor kebijakan yang sama dengan nasional. Wilayah wajib mengkoordinasikan institusi anggota ISMKI yang berada dalam lingkup wilayahnya dengan mengacu pada AD/ART , GBHO dan kebijakan nasional lainnya.

BAB IV INSTITUSI ANGGOTA A. PENGERTIAN DAN BATASAN Institusi anggota ISMKI adalah BEM/SEMA/PEMA Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia yang telah terdaftar menjadi anggota ISMKI, baik anggota muda maupun anggota tetap. B. HAK DAN WEWENANG 1. Institusi anggota berhak mengatur rumah tangganya sendiri tanpa ada campur tangan dari nasional maupun wilayah, selama tidak menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ISMKI. 2. Institusi anggota berhak melaksanakan segala aktivitas dan mengambil kebijakan baik yang bersumber dari nasional maupun atas inisiatif institusi sendiri selama tidak menyimpang dari visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ISMKI. 3. Institusi anggota berhak menterjemahkan kebijakan yang diberikan oleh nasional sesuai dengan kondisi dan kultur yang ada di institusi masing-masing, yang tidak bertentangan dengan visi dan misi, AD/ART, dan GBHO ISMKI 4. Berhak menerima laporan mengenai segala aktivitas dan kebijakan yang diambil oleh nasional sebagai bentuk pertanggungjawaban nasional kepada institusi anggota. 5. Institusi anggota berhak memberikan masukan, saran, kritik, maupun evaluasi atas segala aktivitas dan kebijakan yang diambil oleh nasional. 6. Institusi anggota berhak untuk mengajukan permohonan pelaksanaan tender kepada nasional. C. KEWAJIBAN 1. Institusi anggota wajib memberikan laporan pertanggungjawaban atas segala implementasi kebijakan dan aktivitas yang bersumber dari kebijakan nasional. Artinya apabila aktivitas yang dilaksanakan oleh institusi anggota itu merupakan implementasi dari kebijakan yang diambil oleh nasional atau hasil tender dari nasional. Maka institusi anggota wajib memberikan laporan pertanggungjawaban kepada nasional sesuai dengan mekanisme yang ditentukan oleh nasional. 2. Institusi anggota wajib memfasilitasi kegiatan ke-ISMKI-an yang dilaksanakan di institusinya, yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan institusi anggota tersebut. 3. Institusi anggota wajib mengacu kepada koridor kebijakan nasional dengan memperhatikan kondisi dan kultur yang ada pada masing-masing institusi. D. BIRO ISMKI Perkembangan ISMKI sebagai organisasi Mahasiswa kedokteran harus didukung dengan perkembangan keterampilan manajemen kepengurusan yang optimal. Kepengurusan yang dimaksud bukan hanya dalam Pengurus Harian Wilayah dan Pengurus Harian Nasional saja, tetapi juga pengurus tiap institusi yang

tergabung didalamnya. Sebagaimana kita tahu bahwasannya ISMKI adalah Ikatan antar SM/BEM FK Se Indonesia, maka seluruh anggota SM/ BEM FK ini adalah anggota ISMKI. Hal ini menjelaskan bahwa pengurus ISMKI di tingkat institusi merupakan ujung tombak dari keseluruhan organisai ISMKI di tingkat wilayah ataupun nasional. Oleh karena itu dibutuhkan optimalisasi manajemen di tingkat intitusi terkait. Untuk mengoptimalisasikan hal tersebut, sangat dibutuhkan struktur pengurus ISMKI di tingkat institusi yang lebih menfokuskan diri pada koordinasi dan organissi seluruh elemen ISMKI di intitusi tersebut. Kebijakan mengenai bentuk ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi SM/BEM FK tiap intitusi baik itu berupa biro ISMKI ataupun hanya sebatas contact person. Adapun rekomendasi deskripsi kerja pengurus lokal intitusi atau Biro ISMKI, yaitu: 1. Berkoordinasi dengan Pengurus Harian Nasional dan Pengurus Harian Wilayah khususnya bidang Kesekretariatan, Informasi dan Komunikasi untuk menjalankan program ISMKI yang berlaku di tingkat institusi. 2. Mengkoordinasikan kegiatan-kegatan yang melibatkan ISMKI secara umum di institusi yang bersangkutan seperti, audiensi ke dekanat, presentasi ke mahasiswa baru, dll. 3. Mensosialisasikan ISMKI ke tataran Badan Kelengkapan Otonom atau Semi Otonom lainnya mengenai profil dan Urgensi ISMKI. 4. Mewakili Pengurus Harian Nasional dan Pengurus Harian Wilayah dalam menghadiri pertemuan atau undangan lainnya di tingkat institusi yang mewakili ISMKI. 5. Pengurus di tataran intitusi bertanggung jawab kepada Ketua SM/BEM FK yang bersangkutan. 6. Mengikuti perkembangan Informasi dan Komunikasi secara aktif, baik lewat mailing list ataupun secara langsung. 7. Tugas-tugas lain yang bersifat insidentil dan yang belum tertulis secara detail diatas serta menyangkut kegiatan ISMKI di institusi terkait, dapat ditambahkan dikemudan hari. Kepengurusan tiap institusi ini juga akan menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa saling memiliki (Sense of belonging) terhadap ISMKI yang mendukung peningkatan daya kreasi di lingkungan mahasiswa.

BAB V BADAN KELENGKAPAN ISMKI A. PENGERTIAN DAN BATASAN Badan Kelengkapan ISMKI adalah suatu badan yang merupakan bagian dari ISMKI yang dibentuk berdasarkan AD/ART ISMKI yang mempunyai spesifik program kerja yang berkesinambungan dan mendukung program kerja ISMKI sesuai dengan tata aturan kelembagaan tersendiri yang sesuai dan mengacu pada hasil hasil Musyawarah Nasional ISMKI dan Musyawarah Nasional BK dan disetujui serta disahkan oleh Surat Keputusan Sekretaris Jenderal ISMKI. B. HAK DAN WEWENANG Badan Kelengkapan mempunyai kewenangan kewenangan untuk mengatur kebijakan rumah tangganya sendiri dengan sepengetahuan Sekjen ISMKI, antara lain: 1. Struktur kepengurusan 2. Aktivitas internal pengurus. 3. Aktivitas internal BK Badan Kelengkapan mempunyai hak : 1. Mendapatkan subsidi dana dari ISMKI sesuai SK SEKJEN ISMKI tentang Tata Laksana Kekayaan dan Keuangan ISMKI. 2. Mengatur pengelolaan dana untuk kelangsungan periode kepengurusan 3. Menginisiasi ataupun mengupayakan pendanaan selain dari subsidi ISMKI dalam rangka memenuhi kebutuhan internal BKnya 4. Berhak melaksanakan aktivitas BKnya dengan koordinasi dari Sekretaris Jenderal ISMKI Pusat melalui Wakil Sekretaris Jenderal Professional Affair maupun Pengurus Harian Nasional yang lain. 5. Berhak mengadakan kerjasama dengan lembaga, institusi, organisasi lain selama tidak menyimpang, melanggar, atau bertentangan dengan AD/ART dan GBHO ISMKI, dengan sepengetahuan sekjen. C. KEWAJIBAN 1. Membuat laporan secara berkala kepada ISMKI melalui Sekjen setiap 6 bulan sekali. 2. Memberitahukan kepada Sekjen-sebagai penanggung jawab aktivitas keorganisasian ISMKI-atas segala aktivitas yang akan dilaksanakan oleh BK tersebut. D. ATURAN TAMBAHAN Jika terjadi penyimpangan dalam kepengurusan dan kegiatan yang dilakukan oleh BK maka Sekjen berhak memberikan intervensi kepada BK tersebut. Penyimpangan yang dimaksud disini yaitu : 1. Melaksanakan aktivitas yang bertentangan dengan AD/ART dan GBHO ISMKI. 2. Stagnansi kepengurusan BK selama lebih dari 6 bulan 3. Stagnansi aktivitas BK selama lebih dari 6 bulan

Intervensi sekjen kepada BK yaitu : 1. Memberikan himbauan kepada BK apabila telah menyimpang dari AD/ART ISMKI, GBHO serta Kebijakan Nasional lainnya. 2. Memfasilitasi pertemuan pengurus BK dalam upaya refreshing kepengurusan. 3. Memberikan rekomendasi seluruh atau sebagian personalia pengurus BK apabila dirasa pengurus yang lama tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun keputusan akhir tetap pada anggota BK itu sendiri. 4. Memfasilitasi refreshing aktivitas BK, setelah mengetahui dengan jelas penyebab stagnansi aktivitas BK tersebut. 5. Memberikan rekomendasi solusi penyelesaian masalah internal BK yang menyebabkan stagnansi aktivitas BK tersebut, apabila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai