Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI ASN BERKOMPETEN DALAM UPAYA PENINGKATAN KELAS

KEMAMPUAN KELOMPOK TANI DI WILAYAH KERJA PERTANIAN

(Strategy Of Competent Asn In Efforts To Increase Capability Class Of Farmers In


Agricultural Work Area)

QIFRAH DAINUR, S.P


Penyuluh Pertanian Lapangan, Kecamatan Buntumalangka Wa : 087726291400
Email : qifrahdainurr@gmail.com ; Link YT : https://youtu.be/_a5VNE1GcHQ
ABSTRAK
Mendeskripsikan Strategi dan upaya yang diperlukan dalam peningkatan kelas kemampuan
kelompok. Keberadaan kelompok tani saat ini memiliki kecenderungan statis bahkan
menurun kuntitas dan kualitasnya. Kondisi kelompok tani tersebut berkaitan dengan kinerja
penyuluh pertanian. Oleh sebab itu strategi peningkatan kelas kemampuan kelompok
dilakukan melalui peningkatan kinerja penyuluhan dan pemberdayaan petani dalam
kelompoknya.

Kata Kunci : strategi, kelas kemampuan kelompok, kelompok tani, kinerja penyuluh, pemberdayaan

PENDAHULUAN masih terdaftar.(Hermanto dan Dewa K.S.


Kelompok tani merupakan organisasi Swastika, 2011)
kaum tani yang tidak bisa ditinggalkan
dalam kegiatan Penyuluhan Pertanian, Kondisi tersebut dapat terjadi karena
bahkan keberhasilan Penyuluhan kelompok tani sering dijadikan sebagai
Pertanian disuatu wilayah selalu dikaitkan alat atau wadah untuk memberikan
dengan keragaan dan keberadaan bantuan/subsidi yang berkaitan dengan
kelompok tani. Upaya pembinaan program pemerintah. Pembentukan dan
kelompok tani melalui penyuluhan Penumbuhan Kelompok tani banyak
pertanian berkaitan dengan upaya dilakukan karena adanya proyek-proyek,
pemberdayaan petani. (Entang sehingga dengan berakhirnya proyek
Sastraatmadja, 2005 dalam Eko Legowo, kelompok tani tidak berfungsi atau
2006) mengemukakan bahwa Ke depan tinggal namanya saja. (Syahyuti,
Penyuluhan Pertanian adalah bagian 2012 )dalam Analisis Kritis terhadap
integral dari pemberdayaan (empowering) Permentan No. 273 tahun 2007
dan pemartabatan (dignity) kaum tani. mengemukanan bahwa Satu penelitian
Sementara itu kondisi kelompok tani dari yang cukup luas cakupannya yang
tahun ke tahun dapat dikatakan belum dilakukan di Indonesia, menemukan
mengalami perkembangan seperti yang bahwa petani yang berada dalam
diharapkan atau dapat dikatakan stasioner organisasi formal sangat sedikit.
bahkan menurun. Secara empiris (Bourgeois et al. , 2003).
gambaran dari kelompok tani tersebut
Banyak studi membuktikan bahwa
sebagai berikut : (1) sebagian kelas
tidak mudah membangun organisasi
kelompoknya tidak sesuai dengan
petani (Hellin et al., 2007: 5), karena
keadaan sebenarnya, status kelasnya lebih
petani cenderung merasa lebih baik tidak
tinggi namun kegiatannya bila diukur
berorgansiasi (Stockbridge et al., 2003).
dengan skor penilaian ternyata
Disisi lain Peran kelompok tani selalu
dinamikanya rendah, dan (2) sebagian
dituntut untuk menjadi motor utama
kelompok tani sudah “bubar” namun
dalam memfasilitasi kaum tani dalam melakukan usahataninya.

Bahkan dalam Permentan 237 Peran penyuluhan sebagai


tahun 2007 dikemukakan bahwa inovator adalah menyebarluaskan
pembinaan kelompoktani diarahkan pada informasi, ide, inovasi, dan teknologi baru
penerapan system agribisnis, peningkatan kepada petani. Penyuluhan pertanian
peranan, dan peran serta petani beserta melakukan penyuluhan dan
anggota masyarakat pedesaan lainnya, menyampaikan berbagai pesan yang dapat
dengan menumbuh kembangkan kerja digunakan petani untuk meningkatkan
sama antar petani dan pihak lainnya yang usahatani.
terkait untuk mengembangkan
c. Motivator
usahataninya. Pembinaan kelompok tani
diharapkan dapat membantu menggali Kemampuan penyuluh dalam
potensi, memecahkan masalah usahatani memberikan semangat kepada
anggotanya secara lebih efektif, dan anggotaanggota kelompok untuk
memudahkan dalam mengakses meningkatkan kepercayaan diri dalam
informasi, pasar, teknologi, permodalan kegiatan usaha tani, petugas peyuluh
dan sumber daya lainnya. pertanian memotivasi anggota kelompok
agar terlibat aktif dalam kegiatan
Tuntutan terhadap Kelompok tani
kelompoknya, petugas peyuluh pertanian
demikian besarnya, ini berarti kelompok
memotivasi anggota kelompok dalam
tani harus dibina dan diberdayakan
usaha mencapai hasil yang dinginkan oleh
sehingga menjadi kelompok yang solid
kelompoknya, tampak bahwa keterlibatan
yang memiliki kemampuan dalam
penyuluh cukup besar dalam memberikan
mengakses fasilitas pembangunan
motivasi dalam pengembangan usaha
pertanian. (Sunyoto Usman, 2004)
tani.
mengemukakan bahwa Perencanaan dan
implementasi pembangunan seharusnya d. Dinamisator
berisi usaha untuk memberdayakan
masyarakat miskin sehingga mereka Kemampuan penyuluh
mempunyai akses pada sumber-sumber menjembatani kelompok petani dalam
ekonomi (sekaligus politik). Menjawab bimbingan teknis dengan pemerintah
permasalahan di atas maka perlu di kaji maupun non-pemerintah, petugas
apa saja kemampuan kelompok tani yang penyuluh pertanian membantu
perlu diperbaiki atau ditingkatkan agar menjembatani penyelesaian konflik yang
kelas kelompok dapat meningkat. Setelah terjadi dalam kelompok petani atau
ditemukan kemampuan yang harus dengan pihak luar, proses mediasi sangat
diperbaiki maka langkah selanjutnya tergantung pada lakon yang dimainkan
adalah menentukan strategi apa yang oleh pihak yang terlibat dalam
perlu dilakukan agar kemampuan tersebut penyelesaian perselisihan tersebut, di
dapat dimiliki oleh kelompok. mana pihak yang terlibat langsung adalah
mediator dan para pihak yang berselisih
a. Fasilitator itu sendiri.
Fasilitator atau pendampingan e. Edukator
adalah peran penyuluhan dalam hal
melayani, memenuhi kebutahan petani, Peran penyuluh sebagai edukasi
memfasilitasi keluhan petani ataupun merupakan kegiatan memfasilitasi proses
masalah usahatani yang dihadapi petani. belajar yang dilakukan oleh para
penerima manfaat penyuluhan
b. Inovator (beneficiaries atau stakeholders)
pembangunan yang lainnya. Indikator
dari peran penyuluh sebagai edukasi ada a. materi program penyuluhan
tiga: relevan dengan kebutuhan petani;
b. keterampilan petani meningkat;
c. pengetahuan petani meningkat.
Kemampuan penyuluh dalam Orang Lain Belajar, dan.
meningkatkan pengetahuan dan Melaksanakan Tugas Terbaik
keterampilan petani adalah bagian dari (3M)
nilai nilai atau CORE VALUE ASN b. Rencana Tindak Lanjut
Kompeten. Setiap penyuluh sudah mewujudkan 3M untuk
dibekali latihan dasar penyuluh kompetensi kelompok tani
diantaranya berisi penyusunan c. Evaluasi dan Feedback materi
programa penyuluh yang wajib pelatihan kepada kelompok tani.
disusun setiap tahunnya, sehingga
permasalahan petani merupakan bahan
bagi penyuluh untuk dituangkan dalam BAHAN DAN METODE
programanya berdasarkan skala
proritas, perubahan perilaku, tingkat A. BAHAN KAJIAN DARI
pengetahuan, keterampilan dan sikap. JURNAL DISINI ADALAH
Penyuluh dibekali berbagi ilmu PENILAIAN KELAS
pertanian sesuai dengan kebutuhan KELOMPOK TANI
wilayah binaan masing-masing Penilaian Kelas Kelompok tani
penyuluh bahkan juga dibekali merupakan salah satu bentuk
deversifikasi usaha tani. Penyuluh pembinaan untuk memotivasi petani
membimbing dan melatih petani agar lebih berprestasi dalam mencapai
keterampilan teknis, karena penyuluh kelas kemampuan yang lebih tinggi.
menguasai teknologinya, melalui Disamping itu dengan penilaian akan
cemarah, didkusi, dan melaksanakan diketahui kelemahan-kelemahan
program penyuluh. Penyuluh harus kelompok tani yang dinilai sehingga
membuatkan (satuan operasional memudahkan untuk melakukan
pelaksana (SOP), melaui tujuan, pembinaan Penilaian kemampuan
masalah, materi penyuluhan dan kelompoktani dirumuskan dan disusun
metode penyuluhan, penyuluh harus dengan pendekatan aspek manajemen
tahu menganalisa usaha taninya dan dan aspek kepemimpinan yang
membimbing petani sesuai satuan meliputi: 1. Perencanaan 2.
operasional pelaksana (SOP) sesuai Pengorganisasian 3. Pelaksanaan 4.
jadwal yang ditentukan. Pengendalian dan pelaporan 5.
Penyuluh yang berAKHLAK Pengembangan kepemimpinan
dalam hal ini penyuluh yang kelompoktani Kelima hal tersebut
KOMPETEN adalah bisa disebut dengan Panca Kemampuan
menempatkan diri nya sebagai apa Kelompoktani /PAKEM POKTAN
dilingkungan kerja atau kondisi dari fungsi-fungsi kelompoktani
dimana petani membutuhkan penyuluh sebagai kelas belajar, wahana
sebagai apa Ketika ada masalah kerjasama dan unit produksi.
ataupun kendala yang dihadapi. B. BEBERAPA INDIKATOR
Terdapat 3 aspek indokator DALAM PENENTUAN KELAS
keberhasilan penyuluh dalam KEMAMPUAN KELOMPOK
membina kelompok tani, yaitu: TANI
a. Kompeten: Mengembangkan 1) Melaksanakan kerjasama
Kompetensi Diri, Membantu penyediaan jasa pertanian;
2) Melaksanakan kegiatan pelestarian
lingkungan;
3) Melaksanakan pembagian tugas;
4) Menerapkan kedisiplinan
kelompok secara taat azas;
5) Melaksanakan dan mentaati
kesepakatan anggota;
6) Melaksanakan dan mentaati
peraturan/perundangan yang berlaku;
7) Melaksanakan
pengadministrasian/pencatatan
kegiatan kelompok.
Adapun bobot nilai yang menjadi
standar dalam penentuan Kelas
Kelompok Tani. Total nilai
pembobotan adalah 1.000, dari jumlah
bobot tersebut berdasarkan tingkat
kemampuan, kelompok dibagi dalam 4
kelas :
1). Kelas PEMULA nilai 0 s.d.
250 (Kelas Belajar),
2). Kelas LANJUT nilai 251 s.d.
500 (Kelas Usaha),
3). Kelas MADYA nilai 501 s.d.
750 (Kelas Bisnis)
4).Kelas UTAMA nilai 751 s.d.
1.000 (Kelas Mitra).
METODE JURNAL
Penyuluh yang kompeten Rekayasa Inovasi. Hal ini dilakukan
adalah penyuluh yang bisa agar penyuluh selalu memiliki dan
menggunakan sumber daya yang ada mampu menjawab permasalahan
pada dirinya, sumber daya yang ada teknologi spesifik lokal yang
pada alam dan sumber daya yang ada dibutuhkan petani, tanpa tergantung
pada manusia. Dengan memanfaatkan pada hasil pengujianpengujian local.
metode yang digunakan adalah system Hal ini sangat memungkinkan
kerja LAKU (latihan dan kunjungan). dilaksanakan karena adanya perangkat
komputer dan IT yang mampu
System kerja LAKU (Latihan
menampung, mengolah dan
dan Kunjungan) dengan pendekatan
menyajikan data dan informasi secara
persuasive di tunjang dengan system
padat, cepat akurat dan interaktif.
kerja LARI (Latihan dengan
STRATEGI PENINGKATAN dimiliki, aspek perpasar dan teknologi,
KELAS KEMAMPUAN yang pada akhirnya dapat
KELOMPOK TANI DENGAN meningkatkan kesejahteraannya yang
MENGGUNAKAN SISTEM LAKU menyangkut aspek ekonomi, rohani,
DAN LARI. kesehatan, pendidikin hukum dan lain-
lain. Pengembangan SDM ini akan
A. Pengembangan SDM
menghasilkan kelompok yang
Pengembangan ini diawali
memiliki kemampuan untuk
dengan upaya peningkatan kesadaran,
merencanakan usahanya sesuai dengan
hal ini berkaitan dengan aspek
potensi sumberdaya yang dimilikinya,
psikologis dan budaya. Petani harus
mampu memecahkan masalah dan
diyakinkan bahwa mereka memiliki
mengetahui teknologi yang
kesempatan dan kemungkinan yang
dibutuhkannya. Secara skematis
tinggi untuk memiliki pendapatan, dan
staregi peningkatan SDM ini dapat
atau meningkatkan pendapatan dengan
digambarkan sebagai berikut
mempelajari aspek sumberdaya yang
:
Gambar 1 : Pengembangan SDM

B. Pengembangan modal system ekonomi rakyat yang mampu


memfasilitasi aspek permodalan
Pengembangan permodalan
anggotanya. Untuk memenuhi
dimulai dari kesadaran kelompok
kekurangan dana sudah barang tentu
untuk memiliki dana bersama yang
kelompok akan bekerja Hal ini akan
dikumpulkan dalam kelompok.
meningkatkan kemampuan kelompok
Keberlanjutan penggalangan dana ini
dalam dalam peningkatan Kelas
akan menghasilkan akumulasi dana
Kelompok. Secara skematis strategi
yang memerlukan satu wadah lembaga
pengembangan permodalan ini dapat
keuangan mikro yang dikelola secara
digambarkan sebagai mana skema
kelompok yang akan menumbuhkan
berikut ini.

Gambar 2 : Pengembangan Modal


C. Pengembangan usaha untuk berinisiatif memanfaatkan
sumberdaya lokal dengan
Pengembangan diawali dengan memanfaatkan teknologi yang
memanfaatkan kelimpahan SDA ada. Secara skematis dapat
yang ada di wilayahnya. digambarkan sebagaimana skema
Selanjutnya petani diarahkan berikut ini.

Gambar 3 : Pengembangan Usaha


D. Pengembangan Kelembagaan pemasaran bersama, pengadaan
Usaha sara produksi bersama. Pada
gilirannya usaha kecil tersebut
Ditahap ini awal keberadaan usaha akan berkembang menjadi usaha
masing masing anggota dianggab menengah bahkan usaha besar
sebagai unit produksi secara yang memiliki badan hukum yang
keseluruhan, selanjutnya untuk formal. Secara skematis
efisiensi usaha secara perlahan pengembangan kelembagaan
anggota kelompok satu dengan usaha dapat digambarkan
lainnya memulai usaha bersama sebagaimana skema berikut ini :
secara kecilkecilan seperti
Gambar 4 : Pengembangan Kelembagaan Usaha
PENUTUP
Peningkatan kelas kelompok merupakan alat untuk mengukur keberhasilan penyuluh
dalam melakukan pemberdayaan petani dalam kelompoknya. Indikatornya adalah
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Oleh sebab itu peningkatan Kelas
Kelompok haruslah sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Keberhasilan dalam melakukan pemberdayaan petani dalam kelompok tani bergantung pada
kemampuan Lembaga penyuluhan dalam 16 01.III.2018 meningkatkan kompeteni penyuluh,
memberikan motivasi dan memfasilitasi biaya operasionalnya. Ada 4 strategi yang perlu
dikuasai oleh kelompok tani yang berkompeten dalam upaya meningkatkan kelas kemampuan
tani yaitu

1) Pengembangan SDM

2) Pengembangan Modal

3) Pengembangan Usaha

4) Pengembangan Kelembagaan Usaha

DAFTAR PUSTAKA
_____, 2008, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
Per/02/Menpan/2/2008 Tanggal 18 Februari 2008, Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian Dan Angka Kreditnya

_____, 2007, Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 273/Kpts/Ot.160/4/2007 Tanggal 13 April


2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani

______, 2011, Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Nomor
168/Per/SM.170/J/11/11 Tanggal 18 November 2011 tentang Petunnjuk Pelaksanaan Penilaian
Kemampuan Kelompok Tani.

_______,2015. Petunjuk Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi


Petani. Pusat Penyuluhan Pertanian. Badan Penyukuhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Kementrian Pertanian
Hermanto dan Swastika, Dewa K.S, 2011, Penguatan Kelompok Tani : Langkah Awal
Peningkatan Kesejahteraan Petani, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor
(http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/ pdffiles/ ART9-4e.pdf)

Legowo, Eko, 2006, Kepedulian Dhamma Terhadap Revitalisasi Pertanian, dalam Revitalisasi
Pertanian dan Dialog Peradaban, Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Syahyuti, 2012, Kelemahan Konsep dan Pendekatan dalam Pengembangan Organisasi Petani;
Analisis Kritis terhadap Permentan 237 Tahun 2007, diterbitkan dalam majalah Analisis
Kebijakan

Anda mungkin juga menyukai