Anda di halaman 1dari 8

Nama : Lulu Salsabyla Adnani

Kelas : PAI 6B
NIM : 1703016086
Makul : Naqd al-Hadis (UAS)
Dosen : Prof. Dr. H. Moh. Erfan Soebahar, M. Ag.

1. Saya belajar naqd al-hadis karena Saya ingin mengetahui bagaimana cara meneliti suatu
hadis yang telah diriwiyatakan oleh para perawi hadis terdahulu.

Setelah Saya mengikuti mata kuliah naqd al-hadis ini saya belajar banyak mengenai cara2
dalam meneliti hadis, Saya belajar banyak tentang apa2 saja yang digunakan untuk
meneliti hadis dengan mengetahui cara mentakhrij hadis, bahtsurruwah hadis, Cara
mengkritik hadis Dan masih banyak lagi manfaat yang Saya dapatkan dalam perkuliahan
ini. Dengan melalui metode diskusi Saya dapat lebih paham tentang materi yang
disampaikan.
2. Urgensi Naqd al-Hadis dari awal kemunculan dari masa nabi sampai sekarang yaitu:
a. Hadis Nabi salah satu sumber ajaran islam
Dengan meyakini bahwa hadis Nabi merupakan bagian dari sumber ajaran Islam, maka
penelitian hadis khususnya hadis ahad sangat penting
b. Tidaklah seluruh hadis tertulis pada zaman Nabi
Dalam sejarah pada zaman Nabi pernah terjadi penulisan hadis oleh sahabat, tetapi
tidak berarti bahwa seluruh hadis terhimpun dalam catatan para sahabat. Dengan
demikian hadis Nabi yang berkembang lebih banyak yang berlangsung secara hafalan.
c. Proses penghimpunan hadis yang memakan waktu lama
Hadis yang dihimpun dalam berbagai kitab menuntut penelitian yang seksama until
menghindarkan dari penggunaan hadis yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
validitasnya.
d. Jumlah kitab Hadis yang banyak dengan penyusunan yang beragam
Untuk mengetahui hadis shahih atau tidak shahih, diperlukan kegiatan penelitian.
Dengan melaksanakan penelitian tersebut agar terhindar dari hadis yang tidak memenuhi
kriteria sebagai hujjah.
e. Telah terjadi periwayatan hadis secara makna
Perbedaan pandangan tentang periwayatan hadis secara makna itu terjadi
dikalangan ulama' Dan sesudah sahabat. Walaupun cukup ketat syarat periwayatan hadis
secara makna, namun kebolehan itu memberi petunjuk bahwa matan hadis yang
diriwayatkan secara makna telah ada Dan bahkan banyak. Padahal until mengetahui
kandungan petunjuk hadis yang bersangkutan, khususnya yang berkenaan dar hadis
qauli.
3. a. Takhrij Hadis Tentang Luqathah
Adapun redaksi hadits yang akan dijadikan objek penelitian berupa takhrij
Hadits adalah Hadits Muslim. Hadis ini ditemukan dalam Kitab Shahih Muslim pada
Kitab Luqathah juz 3 halaman 1350 nomor hadisnya 9 (1723). Dari jalur yang
pertama Muhamad bin Basyardari Muhammad bin Muhammad bin ja’far dari
Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Suwaid bin Ghafalah dari Ubay bin Ka’ab R.a.
jalur yang kedua Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Bakar bin Nafi’ dari
Gundarun dari Syu’ab dari Salamah bin Kuhail dari Suwaid bin Ghafalah dari Ubay
bin Ka’ab R.a.
b. I'tibar Sanad

ُ ‫شا ٍر َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ ح و َح َّدثَنِي َأبُو بَ ْك ِر بْ ُن نَافِ ٍع َواللَّ ْف‬
‫ظ لَهُ َح َّد َثنَا‬ َّ َ‫َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن ب‬

‫وحا َن‬
َ ‫ص‬ُ ‫ت َأنَ ا َو َزيْ ُد بْ ُن‬
ُ ‫ال َخ َر ْج‬ ُ ‫ال َس ِم ْع‬
َ َ‫ت ُس َويْ َد بْ َن غَ َفلَ ةَ ق‬ َ َ‫غُْن َد ٌر َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َع ْن َس لَ َمةَ بْ ِن ُك َه ْي ٍل ق‬
ِ ‫َكنِّي ُأع ِّرفُ ه فَ ِإ ْن ج اء‬ ُ ‫َأخ ْذتُهُ َف َق ااَل لِي َد ْع هُ َف ُقل‬
ُ‫ص احبُه‬
َ َ َ ُ َ ِ ‫ْت اَل َول‬ َ َ‫ت َس ْوطًا ف‬ َ ‫َو َس ل َْما ُن بْ ُن َربِ َيع ةَ غَ ا ِز‬
ُ ‫ين َف َو َج ْد‬

ُ ‫ت ال َْم ِدينَ ةَ َفلَ ِق‬ ِ ُ‫ت َعلَْي ِهم ا َفلَ َّما رج ْعنَ ا ِمن غَزاتِنَ ا ق‬
ُ ‫ض َي لِي َأنِّي َح َج ْج‬ َ َ‫ت بِ ِه ق‬
‫يت‬ ُ ‫ت فََأَت ْي‬ َ ْ ََ َ ُ ‫ال فَ ََأب ْي‬ ْ ‫َوِإاَّل‬
ُ ‫استَ ْمَت ْع‬
ِ ‫ص َّرةً فِ َيها ِماَئةُ ِدينَا ٍر َعلَى َع ْه ِد ر ُس‬
‫ول اللَّ ِه‬ َ َ ‫الس ْو ِط َوبَِق ْولِ ِه َما َف َق‬
ُ ‫ال ِإنِّي َو َج ْد‬
ُ ‫ت‬
ِ ‫ب فََأ ْخبرتُهُ بِ َش‬
َّ ‫ْأن‬ ْ َ ٍ ‫ُأبَ َّي بْ َن َك ْع‬
‫ال َف َع َّر ْف ُت َه ا َفلَ ْم‬ َ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َف َق‬
َ َ‫ال َع ِّر ْف َه ا َح ْواًل ق‬ ِ َ ‫ت بِه ا رس‬
َ ‫ول اللَّه‬
ِ
ُ َ َ ُ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم فَ َأَت ْي‬
َ
ِ ‫ال َع ِّر ْف َه ا ح واًل َفع َّر ْف ُت َه ا َفلَم‬
َ ‫َأج ْد َم ْن َي ْع ِر ُف َه ا ثُ َّم َأَت ْيتُ هُ َف َق‬
‫ال َع ِّر ْف َه ا َح ْواًل‬ ِ
َ ‫َأج ْد َم ْن َي ْع ِر ُف َه ا ثُ َّم َأَت ْيتُ هُ َف َق‬
ْ َ َْ

‫اس تَ ْمتِ ْع بِ َه ا‬ ِ ‫ال اح َف ْظ ع َد َدها و ِوعاءه ا و ِو َكاءه ا فَِإ ْن ج اء‬ ِ ‫َفع َّر ْف ُت َها َفلَم‬
ْ َ‫ص اح ُب َها َوِإاَّل ف‬
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ‫َأج ْد َم ْن َي ْع ِر ُف َه ا َف َق‬ َ
ِ ‫ال اَل َأ ْد ِري بِثَاَل ثَِة َأحو ٍال َأو حو ٍل و‬
‫اح ٍد‬ َ ِ‫ت بِ َها َفلَ ِقيتُهُ َب ْع َد ذَل‬
َ ‫ك بِ َم َّكةَ َف َق‬ ُ ‫استَ ْمَت ْع‬
1
َ َْ ْ َْ ْ َ‫ف‬

Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar , telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja‟far telah menceritakan kepada kami
Syu‟bah. Dan telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Nafi‟ dengan lafadz nya
telah menceritakan kepada kami Gundarun telah menceritakan kepada kami Syu‟bah
dari Salamah bin Kuhail berkata;”aku mendengar Suwaid bin Ghafalah
1
berkata:”aku keluar bersama Zaid bin Suhan dan Sulaiman bin Rabi‟ah kami
berperang, aku menemukan sebuah sauthan (cambuk) lalu aku mengambilnya,
mereka berkata kepadaku “buanglah (cambuk itu) !” aku menjawab tidak, namun
jika aku menemukan pemiliknya maka aku akan mengembalikan (cambuk) nya , jika
tidak maka aku akan pakai. Aku kalahkan mereka berdua dengan pendapatku.
Kemudian kami kembali dari perang kami ini. Kemudian aku pergi ke Madinah dan
menemui Ubay bin Ka‟ab dan aku ceritakan perihal cambuk itu kepadanya, dia
berkata:”sesungguhnya aku telah menemukan sebuah kantong yang berisi 100 dinar
dimasa Rasulullah Saw hidup, maka aku segera menemui beliau dengan kantong itu
maka beliau bersabda:”umumkanlah selama satu tahun” maka aku
mengumumkannya (selama setahun), namun selama itu tidak ada orang yang
mengakuinya.Kemudian aku mendatangi beliau lagi (dengan kantong itu ) beliau
bersabda “Umumkanlah selama satu tahu “ Maka aku (kembali) mengumumkannya
selama satu tahun), namun selama itu pula tidak ada orang yang mengakuinya.
Kemudian aku mendatangi beliau lagi (dengan kantong itu ), beliau bersabda
“umumkanlah selama satu tahun”, maka aku (kembali) mengumumkannya selama
satu tahun , namu selama itu pula tidak ada orang yang mengakuinya. Kemudian
beliau bersabda :“Jagalah jumlahnya ,tali pengikatnya ,dan kantungnya ,apabila
pemiliknya datang,maka berikanlah pundi tersebut, jika tidak, maka manfaatkanlah
(dengan tetap menjaga)”. Maka aku memanfaatnya (Cambuk itu).Setelahnya aku
bertemu dia di Mekkah ,( dan) berkata:” aku tidak tahu apakah Nabi bersabda
umumkanlah selama tiga tahun ataukah hanya satu tahun.

c. Skema Sanad

‫م‬ ‫هللا عَليه َو َسل‬ ِ ِ‫َر ُسول‬


ُ ‫هللا صىل‬

‫ُايَب ً ْب َن َك ْعب‬

َ ‫ُس َويْدَ ْب َن غَ َفةَل‬

‫ُس ْف َي َان الث َّْو ِر ّي‬ ‫َسلَ َم ُة ْب ُن ُكهَ ْي ٍل‬


‫يَ ِزيدُ ْب ُن‬ ‫َعْب ُد اللَّه بْ ُن‬ ‫ُش ْعبَة‬

‫احل ََس ُن ْب ُن عَيِل ّ اخلَ ّالل‬ ‫حَي ْ ىَي ْب ُن َس ِعي ٍد‬ ‫ُم َح ّمدُ ْب ُن َك ِث ِري‬ ‫ُم َح ّمدُ ْب ُن َج ْع َف ٍر‬ ‫ٓا َد ُم‬

‫ُع َب ْيدُ اهّلل ُ ْب ُن مَع َ َر الْ َق َوا ِري ِر ُّي‬


ٍ ‫َابُو بَ ْك ِر ْب ُن اَن ِفع‬ ‫ُم َح ّمدُ ْب ُن بَشّ ٍار‬

ِ ‫َع ْبدُ اهَّلل‬

‫الرِت ْ ِم ِذي‬ ‫َامْح َد‬ ‫َايب دَاود‬ ‫ُم ْسمِل‬ ‫ال ُبخَا ِري‬

d. Bahtsul Ruwah
Dalam langkah ini kami melakukan penelitian para periwayat hadis dari sisi
nama aslinya, nama juluk, dan komentar para ulama terkait diri periwayat hadis
tersebut. Dengan merujuk kitab Tahzibul Kamal fi al-Asma al-Rijal karya Imam al
Hafiz Abi al Hajjaj Jamaluddin Yusuf bin Abdurrohman al Mizzi, kami melakukan
bahtsul ruwah dari ketiga hadis di atas.
1. Ubay bin Ka’ab bin Qais
Kuniyah : Abu Al-Mundzir
Guru : Nabi Muhammad Saw.
Muridnya : Abu Ayub al-Anshari, Zar bin Hubais al-Asdi, Suwaid bin Ghafalah,
Said bin Musaib, Tufail bin Abi Ka’ab, Abdullah bin Harits bin Naufal
Negeri : Madinah
Kritik : Imam Dzahabi “Ubay adalah sahabt Ahli Badar dan Sayidul Qura
Wafat : 32 H
2. Suwaid bin Ghafalah
Kuniyah : Suwaid bin Ghafalah bin Ausajah bin Amir bin Wada’ bin Muawiyah
Guru :Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib,
Ubay bin Ka’ab, Bilal bin Rabbah.
Murid : Salamah bin Kuhail, Khatsimah bin Abdurrohman, Ibrahin bin Abi
‘alaa
Kritik : Ishaq bin Mansyur dari Yahya bin Muin dan Abdullah al-Ajli “Dia
Ibnu Ghafalah tsiqoh”
Wafat : H
3. Salamah bin Kuhail
Kuniyah : Salamah bin Kuhail bin Hushain al Hadramiy Abu Yahya al kuffi.
Guru : Abi Juhaifal al-Suwa’i, Jundub al-Bajali, Suwaid bin Ghafalah, Zaid
bin Wahab Juhani, Abdullah bin Abi Aufa.
Murid : Ismail Bin Khalid, Hamad bin Salamah, Hasan bin Shalih bin Haiy,
Zaid bin Abi Unaisah, Syu’bah bi Hajjaj Sulaiman bin al-A’masy
Kritik : Ibnu Hajar = Tsiqah
Wafat : 185 H
4. Syu’bah
Kuniyah: al-Imam Abu Bustham Syu’bah bin Hajaj bin Warad al-Ataki al-
Washiti al-Bashri
Guru : Ismail bin Abi Khalid, Ismail bin Raja’, Zubaidi, Salamah bin Kuhail.
Murid : Adam bin Abi Ilyas, al-Masyi, Muhammad bin Ishaq, Muhammad
bin Ja’far.
Komentar : Shalih Ibnu Muhammad “Orang yang mau mengatakan rijalul hadis
adalah Syu’bah”
Wafat: 160 H
5. Muhammad bin Ja’far Gundarun
Kuniyah : Muhammad bin Ja’far al-Hudzali Maulahum Abu Abdullah Bashri
Guru : Syu’bah bin Hajaj, Sufyan ats-tsauri.
Murid : Bukhari, Imam Muslim, Ahmad bin Hambal
Komentar: Ibnu Hajar Al-Asqolani = Tsiqah
Wafat : 293 H
6. Abu Bakar bin Nafi’ Al-Bashri
Kuniyah: Muhammad bin Ahmad bin Nafi’ al-Bashri
Guru : Basyar bin Mifdhal, Muhammad bin Ja’far Gundarun, Abdurrohman
bin Mahdi
Murid : Muslim, Tirmidzi, dan Nasai
Wafat : 241-250H
7. Muhammad bin Basyar
Kuniyah : Muhammad bin Basyar bin Utsman bin Dawud bin Kisan Al-Abdi
Guru : Umar bin Yunus al-Yamani, Qurais bin Annas, Muhammad bin Ja’far
Murid : At Tirmizi, Muslim, An Nasa’i, Ibnu Majjah
Komentar : Ibnu Hajar mengatakan bahwa Muhammad bin Basyar adalah
Tsiqoh dan hafal hadits (hafidz)
Wafat : 252 H
8. Imam Muslim
Nama Asli : Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Quraisyiyyi An
Naisaburiy.
Kuniyah : Abu Husain An Naisaburiy.
Guru : Qa’nabiy, Ahmad bin Yunus, Ismail bin Abi Uwais, Yahya
bin Yahya An Naisaburiy.
Murid : At Tirmizi, Abu Fadl Ahmad bin Salamah, Ibrahim bin Abi
Thalib.
Kritik : Maslamah bin Qasim = Tsiqah Hafidz.
Wafat : 261 H.
A. Bahasan Sanad dan Matan (relevan, penting, padat)
a. Analisis Sanad

Dengan melihat tahun lahir dan wafatnya masing-masing perawi tersebut


maka dapat diketahui bahwa antara guru dan murid pernah hidup sezaman dan
dengan kemungkinan besar bertemu, ini dapat dikuatkan oleh perjalanannya
dalam mencari Ilmu dan ia tercatat pada kelompok –kelompok majelis ilmu pada
seorang guru dan juga kelompok kelompok murid yang meriwayatkan darinya
dapat melengkapi kekurangan metode yang petama. Semua kritikus hadits menilai
tsiqah dan tidak ada satupun ulama yang menilai cacat pada sanad Imam Muslim
tersebut.
b. Analisis Matan

Setelah meneliti matan hadits berdasarkan kualitas sanadnya. Peneliti


mendapatkan kesimpulan bahwa matan hadits luqathah diatas tidak ada yang
bermasalah ditunjukkan bahwa susunan matan nya dari berbagai lafadz tidak
terjadi perbedaan yang mengubah makna hadits , dan memenuhi syarat sebagai
hadits shahih yang sejalan dengan al-Qur‟an dan tidak bertentangan dengan hadits
yang lebih kuat dan sesuai dengan fakta sejarah serta menunjukkan ciri-ciri
kenabian, unsur syadz dan illah tidaklah ditemukan, Sehingga dapat disimpulkan
bahwa matan hadits ini shahih.

Anda mungkin juga menyukai