Anda di halaman 1dari 2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan posisi dalam

mencegah dekubitus pada pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Aminah Ciledug
Tangerang

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment, dengan desain pre-test
post-test with control group non randomization dan analisa data menggunakan uji Mann
Whitney

Kata kunci: Perubahan Posisi, Dekubitus PENDAHULUAN Di Indonesia Sampai saat


ini belum terdapat data pasti mengenai insiden luka dekubitus yang diterbitkan di Indonesia

Total dari luka dekubitus pada pasien tersebut adalah 142 luka dan (42%) dari luka
tersebut dikategorikan dalam luka dekubitus derajat 3 dan 4. Lokasi Indonesian Trust Health
Journal Volume 4, No.1 - April 2021 Cetak ISSN : 2620-5564 Online ISSN : 2655-1292
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 452 terjadinya luka dekubitus paling
sering terjadi pada area sakrum, bokong dan tumit, (Amir, Lohrmann, Halfens, &
Schols, 2016).

Hasil penelitian : menunjukkan bahwa dari 21 responden yang terbagi menjadi 11


responden kelompok intervensi 8 responden (72,7%) dalam kategori kemungkinan kecil
terjadi kejadian dekubitus dan 10 responden dalam kelompok kontrol 9 responden (90%)
berada di kategori kemungkinan terjadi dekubitus.

Akan tetapi, pada kenyataannya masih ada beberapa perawat yang masih belum
mengimplemen tasikan pelaksanaan perubahan posisi tersebut pada pasien-pasien dengan
kondisi berbaring, serta pasien-pasien dengan faktor risiko dekubitus tinggi.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan


design quasi experiment dan menggunakan metode pre-test post-test with control group non
randomization. Penelitian ini membagi menjadi dua kelompok, yaitu : kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.

Gambar1.

Posisi Tirah Baring Untuk Mencegah Dekubitus HASIL PENELITIAN Analisa Univariat

Tabel 1. Kejadian Dekubitus pada Kelompok intervensi pada WaktuPre-test Skor Skala
Norton Frekuensi Presentase Tidak terjadi (TT) 6 27.3% Kemungkinan kecil terjadi (KKT)
12 54.5% Kemungkinan besar terjadi (KBT) 4 18.2% Total 22 100% Pada kelompok
intervensi sebelum dilakukannya perlakuan di dapatkan persentase tertinggi dengan kriteria
kemungkinan kecil terjadi sebanyak 12 dengan presentase (54.5%), lalu dengan kriteria tidak
terjadi sebanyak 6 dengan persentase (27.3%).

Tabel 2. Kejadian Dekubitus pada Kelompok Kontrol pada WaktuPre-test Skor Skala Norton
Frekuensi Presentase Tidak terjadi (TT) 3 13.6% Kemungkinan kecil terjadi(KKT) 9 40.9%
Kemungkinan besar terjadi(KBT) 10 45.5% Total 22 100% Kelompok kontrol pada waktu
pretest di dapatkan persentase tertinggi dengan kriteria kemungkinan besar terjadi sebanyak
10 dengan presentase (45.5%), lalu dengan kriteria kemungkinan besar terjadi sebanyak 9
dengan persentase (40.9%).

Tabel 3. Kejadian Dekubitus pada Kelompok intervensi pada Waktu Posttest Skor Skala
Norton Frekuensi Presentase Tidak terjadi (TT) 7 31.8% Kemungkinan kecil terjadi (KKT)
11 50.0% Kemungkinan besar terjadi (KBT) 4 18.2% Total 22 100% Kelompok intervensi
setelah dilakukan perlakuan di dapatkan persentase dengan kriteria tidak terjadi sebanyak 7
dengan presentase (31.8%), dan kriteria kemungkinan kecil terjadi sebanyak 11 dengan
persentase(50%).

Tabel 4. Kejadian Dekubitus pada Kelompok Kontrol pada Waktu Post-test Skor Skala
Norton Frekuensi Presentase Tidak terjadi (TT) 2 9.1% Kemungkinan kecil terjadi (KKT) 5
22.7% Kemungkinan besar terjadi (KBT) 15 68.2% Total 22 100% Kelompok kontrol setelah
dilakukan observasi di dapatkan persentase tertinggi dengan kriteria kemungkinan besar
terjadi sebanyak 15 dengan presentase (68.2%), dan kriteria kemungkinan kecil terjadi
sebanyak 5 dengan persentase (22.7%) Tabel 5. Kejadian Luka Dekubitus pada Kelompok
Intervensi Luka dekubitus Frekuensi Presentase Tidak luka 21 95.5% Luka 1 4.5% Total 22
100% Indonesian Trust Health Journal Volume 4, No.1 - April 2021 Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Anda mungkin juga menyukai