Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan kasus

Adapun duduk perkara dari kasus pada putusan pengadilan negeri nomor
11/PDT.G/2021/PN.Kbj yang berdasar pada surat gugatan yang diterima dan didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kabanjahe dalam register perkara nomor
11/PDT.G/2021/PN.Kbj adalah sebagai berikut:

Penggugat adalah Manginar Sagala,S.E. yang memberikan pinjaman uang dengan bunga 10%
secara bertahap kepada Asben Malau Sebagai tergugat dengan jaminan bilyet giro untuk modal
menjalankan usaha di bidang kayu. ikatan pinjam meminjam tersebut dilakukan secara lisan,
dilatarbelakangi persahabatan yang saling percaya mempercayai.

Berikut rincian hutang piutang tergugat dari tahun 2010 sampai 2011 :

- Oktober 2010 Rp.10.000.000,-

- 3 November 2010 Rp.10.000.000,-

- 12 November 2010 Rp.15.000.000,-

- 14 November 2010 Rp.10.000.000,-

- 15 November 2010 Rp.10.000.000,-

- 28 November 2010 Rp.20.000.000,-

Pada tanggal 3 desember 2010 sesuai jatuh tempo, penggugat mendatangi tergugat untuk
menanyakan perihak uang tersebut, karena walaupun penggugat memegang bilyet giro, tergugat
tetap membayarnya secara tunai. Tapi pada saat ditagih tergugat mengatakan belum dapat
membayarnya sehingga penggugat mendatangi Bank Sumut untuk mencairkan bilyet giro, akan
tetapi pencairan bilyet giro tersebut ditolak oleh bank dikarenakan saldo milik tergugat tidak ada.
selanjutnya penggugat selalu mengingatkan tergugat agar mengembalikan uang tersebut, tetapi
tergugat mengatakan agar penggugat sabar karena usaha kayu milik tergugat sedang tidak lancar.

Dan pada Januari 2011, tergugat kembali lagi meminjam uang :

- 7 Januari 2011 Rp.5.000.000,-

- 22 Januari 2011 Rp.10.000.000,-

- 26 Januari 2011 Rp.5.000.000,-

- 28 Januari 2011 Rp. 5.000.000,-

- 11 April 2011 Rp.22.000.000,-

- 13 April 2011 Rp.15.000.000,-


Sampai pada Juni 2012 penggugat kembali lagi menagih uang tersebut dikarenakan Penggugat
dalam keadaan sakit serius yang mengakibatkan tidak dapat beraktifitas, hal ini sangat
berdampak kepada usaha milik penggugat disaat yang sama beliau membutuhkan uang untuk
biaya pengobatan.

Bahwa pada awal 2017,dengan keadaan penggugat mulai berangsur pulih kembali mendatangi
tergugat, namun pihak tergugat justru tidak memiliki itikad baik untuk
mengembalikannya.selanjutnya pada 4 desember 2020 penggugat melalui kuasanya
mengirimkan surat peringatan/somasi kepada tergugat. Namun sampai gugatan ini dimajukan,
tergugat tidak pernah menanggapi surat peringatan/somasi yang diberikan.

penggugat mengalami kerugian materil dan imateril. berdasarkan undang-undang adalah bunga
sebesar 6% setahun (Sesuai dengan Lembaran Negara Tahun 1848 No.22), Dengan demikian
perhitungan bunga yang dibebankan kepada Tergugat adalah 6% dari Rp. 137.000.000,- yaitu
sebesar Rp. 8.220.000,- per tahun, dikalikan 10 tahun (per akhir Desember 2020) menjadi
sebesar Rp. 82.200.000,- (Delapan puluh dua juta dua ratus ribu rupiah). Maka kewajiban
Tergugat mengembalikan uang milik Penggugat adalah sebesar Rp. 137.000.000,- ditambah
bunga yang berdasarkan undang-undang sebesar Rp. 82.200.000,- menjadi sebesar Rp.
219.200.000,- (dua ratus sembilan belas juta dua ratus ribu rupiah)

Atas dasar perbuatan tergugat, penggugat menggugat tergugat atas ingkar janji (wanprestasi).

Anda mungkin juga menyukai