Anda di halaman 1dari 16

PSORIASIS

DISUSUN OLEH : ROI DIHITA RAJAGUKGUK

PEMBIMBNG : Dr. BASUKI SUTIRTO BASUKI, SpKK

KEPANTRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN PERIODE 29 JUNI 23 JULI 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA

I. PENDAHULUAN

Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit paling umum yang sering ditemukan oleh dokter umum. Psoriasis itu sendiri merupakan penyakit kulit kronis yang terjadi pada 2-3% populasi penduduk eropa di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 80 juta orang yang menderita psoriasis. Prevalensi psoriasis sama pada pria dan wanita serta meliputi seluruh kelompok sosial ekonomi. Pada daerah tertentu seperti Amerika selatan, Cina, dan Nigeria, mempunyai prevalensi yang rendah. Psoriasis dapat berkembang pada beberapa usia, walaupun umumnya muncul pada usia 15-22 tahun. Masa puncak kedua pada penyakit ini muncul rata-rata antara 60-69 tahun. Wanita dan seseorang dengan riwayat keluarga mempunyai onset lebih cepat untuk terkena psoriasis. Penyakit ini dapat sembuh dalam beberapa minggu, atau seumur hidup dengan periode relaps dan remisi yang bergantian. Sulit untuk menemukan penyebab pasti dari penyakit ini. II. DEFINISI Psoriasis adalah sebuah penyakit kulit dimana terjadi inflamasi dan proliferasi yang berakibat cepatnya pergantian sel kulit. Pergantian sel kulit dapat terjadi sampai 7 kali dan rata-rata sel kulit normal sehingga lapisan kulit superfisial menebal. Gambaran klinik yang khas yaitu plak berbatas tegas berwarna merah pucat atau salmon pink yang menebal dengan skuama keperakan. Permukaan extensor dari tungkai (terutama pada siku,lutut dan pada daerah tulang kering), kulit kepala dan punggung bawah/daerah bokong,sering terkena. Tapi, psoriasis juga sering mengenai seluruh bagian tubuh. Apabila psoriasis mengenai lipatan paha,axilla,perineum, dan lipatan payudara,lesi terlihat lebih mengkilat dan skuamanya tipis. Durasi dan penyebaran penyakit ini sangat bervariasi dan terdapat beberapa bentuk morfologi yang umum. Bertentangan dengan kepercayaan umum,hingga 50%. Pasien psoriasis mengeluh rasa gatal yang signifikan,terutama pada kulit-kepala (scalp) dan tungkai bawah. Pada beberapa kasus, psoriasis dihubungkan dengan psoriasis arthritis, yaitu suatu kondisi yang serupa dengan rheumatoid arthritis,yang menyebabkan inflamasi dan kekakuan disekitar sendi. Sekitar 15% dari pasien dengan psoriasis akan berkembang menjadi psoriasis arthritis, serta psoriasis arthritis dapat terjadi tanpa psoriasis.

III. ETIOLOGI Ada bukti yang menunjukan bahwa psoriasis ini dapat bersifat keturunan tapi masih ada

perbedaan pendapat dalam bentuk pewarisan penyakit tersebut. Riwayat psoriasis pada beberapa keluarga memberi kesan bahwa psoriasis merupakan pewarisan sifat autosom yang diwariskan secara sederhana dan pengurangan pewarisan sifat. Walaupun telah dibuktikan adanya komponen genetik multifaktor. (penetrance atau pewarisan adalah frekwensi dimana mutasi gen menghasilkan efek karakteristik pada individu tertentu). Pemeriksaan pada silsilah keluarga memberi kesan bahwa tidak ada indeks diantara kembar monotipe yang mengindikasikan bahwa faktor lingkungan mempunyai peran dalam etiologi. Ada juga bukti adanya hubungan dengan fenotipe human leukosit antigen (HLA) khususnya adalah hubungan yang kuat antara psoriasis dengan fenotipe HLA - CW6. Dengan resiko perkembangan yang relatif dimana penyakit meningkat sepuluh kali lipat. Fenotip HLA-B13 dan HLA B17 juga berhubungan dengan psoriasis. Penyebab yang paling tepat untuk psoriasis belum jelas tapi proliferasi keratin yang terlalu cepat menyebabkan penebalan epidermis. Pada awalnya proliferasi keratinosit yang cepat yang terlihat pada psoriasis diperkirakan berhubungan dengan pengurangan masa siklus sel. Bukti terkini menyatakan bahwa pertumbuhan epidermis yang lebih meningkat merupakan hasil dari peningkatan pergantian sel yang berasal dari stratum basal epidermis dengan perubahan pada masa siklus sel. IV. PATOGENESIS Limfosit T telah dilibatkan dalam patogenesis psoriasis. Fakta fakta ini meliputi : 1. Infiltrasi lesi psoriasis oleh sel T aktif. 2. Efektivitas pengobatan pada sel T target,seperti : siklosporin,antibody monoklonal anti CD4,dan pemilihan toksin limfosit. 3. Peningkatan level serum protein reseptor interleukin-2 selama fase aktif penyakit,menandakan terjadinya aktifasi sel T 4. Percobaan klon sel T yang diambil dari lesi biopsi melepaskan faktor pertumbuhan yang menginduksi proliferasi keratinosit. Salah satu faktor imunosit yang didapat dipercaya dapat mengubah fenotipe keratinosit yakni tumor nekrosis faktor (TNF). Sitokin tersebut menginduksi efek proinflamasi dengan cara berikatan pada reseptor TNF spesifik mengaktifkan jalur transduksi sinyal. Walaupun perananya dalam psoriasis belum sepenuhnya dimengerti, TNF mungkin dilibatkan pada banyak tahap yang berperan pada induksi dan progresif penyakit. TNF dapat merangsang seluruh proses yang diperlukan untuk produksi infiltrasi imunosit pada jaringan termasuk peningkatan ekspresi molekul adhesi sel dan induksi sitokin sekunder dan kemokin.

TNF alfa terlihat aktif dan meningkat pada lesi kulit psoriasis dan peningkatan konsentrasi telah ditemukan dalam serum pada psoriasis pustular generalisata. Inhibisi TNF alfa dengan pengguanaan obat seperti etanercept dan infliximab telah berhasil diguanakan sebagai modalitas terapi.

Keterlibatan limfosit T merupakan hasil respon imunitas seluler spesifik pada lesi psoriasis sama dengan auto antigen putativ ataupun mungkin berhubungan dengan streptokokus betahemolitikus. Oleh karena itu psoriasis dikatakan sebagai penyakit autoimun yang dimediasi oleh sel T.

V. FAKTOR EKSASERBASI Kondisi tertentu dapat menyebabakan eksaserbasi psoriasis. Hal tersebut termasuk trauma infeksi, sinar matahari,obat-obatan,alcohol,merokok dan AIDS. TRAUMA. Trauma juga dikenal sebagai penyebab dari psoriasis yang mengakibatkan munculnya lesi fenomena kobner. Beragam stimuli telah dicobakan untuk menunjukan respon ini dan psoriasis mungkin juga timbul pada daerah scar yang telah ada beberapa tahun. Psoriasis juga dapat ditimbulkan oleh tatto. INFEKSI. Infeksi streptokokus,khususnya pada tenggorokan telah lama diketahui sebagai pencetus psoriasis gutata akut pada pasien yang dengan atau tanpa riwayat psoriaisis. Bagaimanapun, ada beberapa bukti lain yang berlanjut, infeksi streptokokus subklinik mungkin salah satu faktor yang berpengaruh pada psoriasis yang refrakter. CAHAYA MATAHARI. Walaupun cahaya matahari pada umumnya menguntungkan pasien psoriasis , pada skala yang kecil beberapa pasien mengalami perburukan kondisi ketika terekspos pada sinar matahari yang kuat. OBAT. Ada lebih dua ratus jenis obat yang memiliki kecenderungan untuk eksaserbasi penderita psoriasis,yang paling menonjol seperti beta bloker,lithium dan anti malaria. Laporan yang terbaru menunjukan menghisap obat bupropion mungkin menyebabkan pustular psoriasis akut pada orang-orang yang muda atau rawan terkena penyakit. ALCOHOL/MEROKOK. Konsumsi berlebih alkohol pada tingkat yang merusak telah

dihubungkan dengan pria dengan psoriasis berat. Bagaimanapun juga, walaupun alkohol bukan penyebab langsung tapi memiliki hubungan langsung dengan beberapa penyakit lain. Perokok beresiko untuk menderita psoriasis plak kronik dan hampir semua pasien dengan psoriasis pustular palmplantar adalah perokok. INFEKSI HIV. Psoriasis terlihat menyebar secara signifikan dan berkembang seiring dengan perkembangan infeksi HIV. VI. GEJALA KLINIK DAN GAMBARAN KLINIK Psoriasis mempunyai bermacam-macam bentuk klinik, tergantung pada derajat keparahan,lokasi,lama penyakit,dan bentuk serta pola skuama. Jenis-jenis yang umum dari penyakit ini adalah : 1. Psoriasis plak 2. Psoriasis gutata 3. Psoriasis pustular 4. Psoriasis eritroderma

PSORIASIS PLAK

Psoriasis plak sering juga disebut psoriasis plak kronik stabil atau psoriasis vulgaris merupakan bentuk yang paling sering ditemukan. Ciri-cirinya adalah lesi lebih berwarna merah tua dibanding yang terlihat pada eksim atau dermatitis seboroik,walaupun lebih sering terlihat kebiru-biruan pada kaki, tetapi pada penderita yang berkulit gelap warna ini sering tidak kelihatan. Tempat yang sering dijangkit penyakit ini adalah lutut,siku,bokong,kulit kepala, bagian anterior dan bagian depan lengan. Plak biasanya dimulai dengan papul kecil merah yang kemudian membesar dan akan ditutupi skuama seiring dengan pertambahan ukuran lesi, lesi akan berbentuk anular (cincin) dan bentuk lilitan. Plak ini biasanya berbatas tegas,sangat kontras dibandingkan eksema yang tidak berbatas tegas (samar-samar). Banyaknya skuama yang terlepas sangat bervariasi tergantung pada ketebalannya. Skuama pada bagian atas bewarna perak dan mudah terlepas tapi skuama yang lebih dalam dikulit sulit terlepas dan jika terlepas akan meninggalkan bercak-bercak darah dikulit inilah yang disebut dengan tanda auspitz dan terjadi karena adanya pembesaran kapiler yang berliku-liku didalam papil dermis. Tanda ini dapat menjadi tanda klinis yang berguna untuk membantu diagnosis tapi tidak terlalu ekslusif untuk penyakit psoriasis. Jika terlepasnya tidak terlalu jelas maka hanya akan terjasi goresan dipermukaan kulit. Plak bisa saja mempunyai bentuk yang bervariasi tetapi cenderung berbentuk simetris. Plak yang tebal dapat berbentuk fisura terutama pada daereh-daerah pergerkan sendi. KULIT KEPALA Kulit kepala juga sering terserang psoriasis terlihat plak berwarna merah pucat dengan skuama berwarna keperakan pada permukaannya. Lesi dapat konfluen dan meliputi sweluruh kepala,skuama melengket dan dapat menyebabkan alopecia local walaupun jarang.. Bentuk spesifik dari psoriasis skalp, utamanya dapat dilihat pada pasien yang masih muda yaitu ptiriasis amiantasea, dimana skuama pada kulit kepala meluas sehingga rambut menempel pada skuama. Nama ini diambil dari kata amiante,yang dalam bahasa perancis berarti asbestos karena skuamanya terlihat mirip dengan lapisan asbes.

FLEKSURAL Lesi psoriasis pada daerah fleksural terutama pada daerah payudara,pusar,dan perineum tampak berbeda dengan plak dibagian tubuh yang lain. Skuama biasanya sedikit atau tidak ada, hanya

berupa warna merah muda yang dapat membentuk fisura pada kulit. Lesi ini dapat terjadi pada daerah intertriginosa dan biasanya lebih umum pada pasien yang berumur lebih tua, terutama mereka dengan kelebihan berat badan. TANGAN DAN KAKI Psoriasis dapat menyerang tangan dan kaki dan sulit dibedakan dengan dermatitis kontak atau eksim endogen jika menyerang telapak kaki dan tangan. Adanya riwayat psoriasis di tempat lain juga dapat membantu diagnosis. Tepi yang berbatas tegas merupakan karakter yang khas serta kerusakan kuku yang signifikan memberi kesan yang lebih pada psoriasis. Mungkin juga ada rasa gatal yang signifikan atau luar biasa. Kulit telapak tangan dan kaki dapat menebal. Akan tetapi, gejala yang paling banyak menggangu adalah rasa nyeri yang hebat. Rasa nyeri terjadi pada ujung jari dan mata kaki.fisura yang sangat nyeri dapat sembuh perlahan-lahan. Kemungkinan karena adanya masa siklus penebalan kulit, rasa nyeri hebat dan pengelupasan pada ujung jari yang lecet. Psoriasis pada permukaan dorsal tangan penebalannya berwarna merah pucat dan berbatas tegas, dengan skuama yang bervariasi terutama pada daerah tibia. KUKU Kuku tangan dan kaki dapat menunjukan perubahan pada psoriasis yang biasa menjadi tanda dan membantu diagnosis. Perubahan kuku dapat terjadi pada penyakit yang parah (signifikan) atau pada perkembangan psoriasis di tempat lain. Pada beberapa pasien distropi kuku merupakan satu-satunya gejala psoriasis selama beberapa tahun. Pitting nail adalah perubahan kuku yang paling umum. Hal itu merupakan manifestasi dari kerusakan kecil pada permukaan kuku (sering dirujuk sebagai pitting ibu jari karena kemiripannya dengan ibu jari). Bagaimanapun, keseluruhan kuku bisa hilang dan terpisah dengan nail bed. Hal ini dikenal sebagai onikolisis. Psoriasis di bawah kuku dapat memberikan penampakan yang nyata berupa oil spot atau salmon patch. Pada onikolisis berat ditandai dengan penebalan nail plate, penambahan bahan keratin di bawah nail plate yang bebas yang (dikenal sebagai keratosis subungual) yang umumnya terlihat. Distropi kuku psoriatik utamanya pada ketidakadaan psoriasis klasik di tempat lain,mungkin merupakan dapat didiagnosa sebagai infeksi jamur.

PSORIASIS GUTATA

Psoriasis bentuk ini sering menyerang anak-anak dan dewasa serta sering menyertai sakit tenggorokan causa streptococcus. Secara klasik psoriasis gutata tampak sangat kecil,merah,seperti tetesan air, berskuama (istilah gutata diambil dari bahasa latin yang berarti tetesan air hujan). Setiap lesi biasanya berdiameter 0,2-1 cm dan berbentuk bulat sampai oval. Psoriasis gutata dapat berkembang menjadi bentuk plak kronik. Presentasi pasien psoriasis gutata yang berkembang menjadi psoriasis plak tidak jelas, tapi mungkin sekitar 40-50%. Pasien dengan psoriasis plak kronik dapat juga berkembang menjadi psoriasis gutata yang menyertai infeksi saluran pernafasan atas. PSORIASIS PUSTULAR Ada dua bentuk psoriasis pustular, yaitu : palmar-plantar dan generalisata. PUSTULOSIS PALMAR-PLANTAR Pustulosis Palmar-plantar juga dikenal sebagai psoriasis pustular palmar-plantar. Bentuk psoriasis ini terlokalisasi berupa pustul steril pada telapak tangan dan kaki, biasanya tersusun secara simetris. Bentuk psoriasis ini jarang sekali pada usia sebelum dewasa, dan dapat tampak de novo atau pada pasien yang telah diketahui terkena psoriasis. Biasanya terdapat eritem yang berbatas tegas, dengan skuama pada daerah yang berpustul. Pustul awal berwarna krem putih klasik dengan dasar eritem. Hal diatas biasanya berwarna matur sampai setengah kecoklatan. Kulit tangan dan kaki dapat menjadi sangat tebal dan retak-retak yang terasa nyeri sekali. Kedua kondisi tersebut terasa gatal yang terus menerus. Tampak hubungan yang erat antara psoriasis pustulosa dengan merokok, lebih dari 95% yang terkena psoriasis adalah perokok. PSORIASIS PUSTULAR GENERALISATA Psoriasis pustular generalisata adalah suatu kedaruratan kulit. Tampak pustul steril yang biasanya dengan dasar kulit eritroderma (kerusakan kulit total,lihat dibawah). Mungkin ada daerah psoriasis klasik yang bisa membantu diagnosis tapi sering sekali kulit pasien tampak berwarna sangat merah dengan sedikit atau tidak ada skuama. Steroid oral dapat menjadi pemicu keadaan kondisi tersebut dan seharusnya tidak boleh digunakan secara rutin pada pengobatan psoriasis. Keadaan umum pasien biasanya jelek dan harus dirawat di rumah sakit sebagai suatu masalah kedaruratan. PSORIASIS ERITRODERMA Dikatakan eritroderma jika menyerang lebih dari 95% kulit dengan lesi kulit apapun. Psoriasis eritrodermi dapat timbul melalui dua cara,yaitu : 1. Lesi kronik yang secara bertahap berkembang menjadi plak yang luas, yang meliputi hampir

seluruh bagian tubuh. Kondisi ini kadang menyebabkan gangguan sistemik dan biasanya berespon baik dengan pengobatan ringan hingga moderat. 2. Psoriasis yang tidak stabil dapat tiba-tiba berkembang atau mengikuti periode peningkatan ketidakstabilan dan intoleransi terhadap terapi topikal. Hal ini merupakan kedaruratan medis dan pasien seharusnya di rawat di rumah sakit untuk mendapatkan terapi dan pengawasan yang intensif. Hal tersebut dihubungkan dengan gangguan sistemik yang signifikan dan dapat menghasilkan ketidakseimbangan kontrol suhu tubuh dan ketidakseimbangan cairan tubuh. Kondisi ini bisa dipicu oleh hipokalemi, anti malaria,coal tar atau kegagalan terapi sistemik terutama steroid sistemik. VI. HISTOPATOLOGI Histopatologi dari lesi psoriasis terdiri dari : 1. 2. 3. Epidermis menebal 3-5 kali, lapisan granular tidak ada di atas papila dermis, parakeratosis, banyak mitosis. Dermis menjadi tipis, elongasi papillae menonjol. Papillae dilatasi, Kapiler tertanam pada stroma papil yang edema. Infiltrasi sel radang di sekitar pembuluh darah, terdiri dari limfosit, macrofag, netrofil dan peningkatan sel mast. Adanya kumpulan sel polimorfonuklear yang berhubungan dengan spongiosis fokal (4)

VII. DIAGNOSIS

Diagnosis psoriasis biasanya ditegakkan dengan pemeriksaan klinis. Walaupun riwayat keluarga mempunyai peran untuk penyakit ini. Gambaran klinis yang khas dapat dikenali pada saat ditemukan pertama kali. Untuk psoriasis gutata sering ditemukan riwayat infeksi pernafasan atas sebelumnya. Pada Psoriasis juga terdapat fenomena tetesan lilin (kaarsvlek phenomena), Auspitz dan Kobner(isomorfik). Fenomena tetesan lilin dan Auspitz adalah khas pada psoriasis sedangkan Kobner tidak khas dan hanya pada 47% kasus yang positif. Pada fenomena tetesan lilin ialah skuama dikerok, maka akan timbul garis-garis putih pada goresan seperti lilin yang digores, ini disebabkan karena berubahnya indeks bias. Pada fenomena Auspiz tampak serum atau darah berbintik bintik yang disebabkan oleh papilomatosis yaitu dengan dikerok terus secara hati hati sampai ke dasar skuama. Trauma pada kulit penderita psoriasis misalnya garukan, dapat menyebabkan kelainan psoriasis dan disebut fenomena Kobner yang timbul kira kira setelah 3 minggu. VIII. DIAGNOSIS BANDING DERMATITIS SEBOROIK Dermatitis seboroik sangat umum sekali dan tidak ada keterangan mengapa penyakit ini seharusnya tidak berdampingan dengan psoriasis. Lesi pada dermatitis seboroik berwarna lebih pucat dan kurang berbatas tegas dibandingkan dengan psoriasis yang skuamanya lebih mengkilat,mudah terlepas serta sangat berminyak. EKSEMA Pada Eksema, kulit penderita berwarna merah muda,tidak semerah seperti pada psoriasis,dan secara umum, tepi lesi kurang berbatas tegas dan cenderung lebih baik.kuku mencembung dan biasanya pitting bisa dilihat pada eksema yang berat. Eksema dapat menjadi Psoriasiform pada betis dimana terjadi penebalan dan likenifikasi sekunder sampai terdapat luka berupa goresan pada palmar dan plantar.eksema dapat menjadi hiperkeratosis dan berdiferensiasi dari psoriasis menjadi bentuk yang lebih sulit. KANDIDIASIS Kandidiasis dapat juga ditemukan pada daerah fleksural.Pustul dan papul satelit mengarah pada diagnosa kandidiasis. Athletes foot - Trycopyton rubrum adalah jamur tersering yang menyebabkan athletes foot.ketika jamur ,menginfeksi kuku,dapat terlehat mirip onikolisis pada psoriasis.tetapi, pola cenderung asismetris,yang biasanya bukan merupakan tempat psoriasis.

IX. PENATALAKSANAAN Pengobatan Psoriasis dibagi menjadi 2 yaitu secara sistemik dan topical.

Sistemik : 1. Kortikosteroid Kortikosteroid dapat mengtrol psoriasis dengan prednisone 30mg per hari. Setelah membaik dosis diturunkan perlahan-lahan kemudian diberi dosis pemeliharaan. Penghentian bat yang yang mendadak aka menyebankan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata. 2. Obat sitostatik Obat sitostaik yang biasa digunakan adalah metotreksat. Indikasinya ialah psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis arthritis dengan lesi kulit dan eritroderma karena psoriasis yang sukar terkontrol dengan obat standar. Kontraindikasiya ialah kelainan hepar, ginjal, system hematopoetik, kehamilan, peyakit infeksi aktif ( missal tuberculosis), ulkus peptikum, kolistis ulserosa dan psikosis. Metotreksat (MTX) adalah satu dari obat anti psoriasis yang efektif untuk psoriasis tipe plak kronik sedang sampai berat. MTX menghambat aktifitas asam di hidrolik reduktase dan timidilat sintetase yang berguna untuk sintesa DNA. MTX juga dapat menghambat proliferasi dan siklus sel epidermis, menekan kemotaksis netrofil Cara penggunaannya metotreksat ialah mula mula diberkan tes dosis inisial 5 mg per os untuk mengetahui apakah ada gejala sensitivitas atau gejala toksik. Jika tidak ada maka diberikan dosis 3 x 12, mg dengan interval 12 jam dalam seminggu dengan dosis total 7,5 mg. Jika tidak tampak perbaikan dosis dinaikan 2,5 mg 5 mg per minggu. Jika peyakitnya telah terkontrol maka dosis diturunkan atau masa interval di perpanjang kemudian dihentikan dan kembali ke terapi topical. Setiap 2 minggu diperiksa : Hb, jumlah leukosit, hitung jenis, jumlah trombosit, dan urin lengkap. Setiap setengah bulan periksa fungsi ginjal dan hati. Jika jumlah eritrosit kurang dari 3.500 maka metotreksat dihentikan. Efek samingnya berupa nyeri kepala, alopesia, gangguan saluran cerna (nausea, nyeri lambung dan diare), sumsum tulang belakang (anemia, leukopeni dan trombositopeni), hepar dan ginjal. 3. Levodopa Levodopa sebenarnya dpakai untuk terapi penyakit Parkinson. Di antara penderita Parkinson yang juga menderita psoriasis, ada yang membaik psoriasisnya dengan levodopa. Menurut uji coba obat ini berhasil menyembuhkan kira kira sejumlah 40% kasus psoriasis. Dosisnya antara 2 x 250mg - 3 x 500mg. Efek sampingnya berupa mual, muntah, anoreksia, hipotesi, gangguan psikik dan gangguan pada jantung. 4. DDS DDS (diaminodifenilsulfon) dipakai sebagai pengobatan psoriasis pustulosa tipe Barber dengan dosis 2 x 100mg perhari. Efek sampingnya berupa anemia hemolitik, methemoglobinemia dan agranulositosis. 5. Eritenat (tegison,tigason) dan asitretin (neotigason)

Eritrenat merupakan retinoid aromatic digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obatan lain mengingat efek sampingnya. Dapat pula digunakan untuk eritroderma psoriatika. Cara kerjanya belum diketahui dengan pasti. Pada psoriasis obat tersebut mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal. Dosisnya bervariasi pada bulan pertama diberikan 1mg/kgBB, jika belum ada perbaikan dinaikan 1,5mg/kgBB. Efek sampingnya sangat banyak diantaranya pada kulit menjadi menipis, selaput lender pada mata, mulut dan hidung kering, peningkatan lipid darah, gangguan fungsi hepar, hyperostosis dan teratogenik. Kehamilan hendaknya tidak terjadi sebelum 2 tahun setelah obat di hentikan. Asitretin merupakan metabolit aktif etretinat yang utama. Efek sampingnya dan manfaatnya serupa dengan eritrenat. 6. Siklosporin Efeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 6 mg/kgBB sehari. Bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik. Hasil pengobatan untuk psoriasis baik hanya setelah terapi dihentikan dapat mengalami kekambuhan. Topikal : 1. Preparat Ter Obat topical yang biasa digunakan ialah preparat ter, efeknya ialah anti radang. Menurut asalnya preparat ter dibagi menjadi 3 yaitu berasal dari fosil (misalnya iktiol), kayu (misalnya oleum kadini dan oleum ruski) dan batubara (misalnya liantral dan likuor karbonis detergens. Preparat ter fosil biasanya kurang efektif untuk psoriasis, yang cukup efektif ialah yang berasal dari kayu dan batubara. Pada psoriasis yang menahun lebih baik digunakan preparat yang berasal dari batubara karena batubara lebih efektif dari kayu. Sedangkan psoriasis akut dipilih preparat dari kayu karena jika dipakai preparat batu bara dapat menyebabkan iritasi dan terjadi eritroderma. Konsentrasi yang digunakan ialah 2 5 %, dimulai dengan konsentrasi rendah jika tidak ada perbaikan konsentrasi dinaikan. Supaya lebih efektif daya penetrasi harus dipertinggi dengan cara menambahkan asam salisilat dengan kosentrasi 3 5%. Sebagai vehikulum harus digunakan salep karena salep memiliki penetrasi yang tinggi. 2. Kortikosteroid Kortikosteroid topical member hasil yang baik. Potensi vvehikulum tergantung pada lokasinya. Pada scalp, muka dan daerah lipatan digunakan krim dan ditempat lain digunakkan salep. Efek sampingnya berupa teleangiektasis dan pada paha terjadi strie atrofikans. Jika terjadi perbaikan potensi dan frekuensi dikurangi.

3. Ditranol Obat ini dikatakan efektif. Kekurangannya ialah lesi kulit dan pakaian. Konsentrasis yang digunakan biasanya 0,2 0,8% dalam pasta, salap atau krim. Lama pemakaian hanya - jamsehari sekali untuk mencegah iritasi. Penyembuhan dalam 3 minggu. 4. calcipotriol Calcipotriol ialah sintetik vit. D, preparatnya berupa salep atau krim 50mg efeknya antiprliferasi. Efektifitas salep ini lebih baik dari betametason 17-valerat.

Efeksampingnya pada 4 20% penderita berupa iritasi yakni perasaan terbakar dan tersengat, dapat pula terlihat eritema dan skuamasi. 5. Tazaroten Obat ini merupakan molekul retinoid astelinik topical, efeknya menghambat proliferasi dan normalisasi petanda keratinosit dan menghambat petanda proinflamasi pada sel radang yang meginfiltrasi kulit. Tazaroten tersedia dalam bentuk gel dank rim dengan konsentrasi 0,05% dan 0,1 bila dikombinasikan dengan steroid topical potensi sedang dan kuat akan mempercepat penyembuhan dan mengrangi iritasi. Efek sampingnya ialah iritasi berupa gatal, rasa terbakar dan eritema pada 30% kasus 6. Emolien Efek emolian ialah melembutkan permukaan kulit. Pada batang tubuh, ekstremitas atas dan bawah biasanya menggunakan salep dengan bahan dasar vaselin, fungsinya sebagai emolien dengan meningikan daya penetrasi bahan aktif. Emolian yang lain ialah lanlin dan minyak mineral. PUVA Karena psoralen bersifat fotoaktif, maka dengan UVA akan teradi efek yang sinergik. Mula mula 10 20 mg psoralen diberikan per os. 2 jam kemudiandilakukan penyinaran. Biasanya dilakukan 4x seminggu. Penyembuhan mencapai 93% setelah pengobatan 3 4 minggu setelah itu diberkan pemeliharaan seminggu sekali untuk mencegah rekuren. PUVA juga dapat digunakan untuk eritroderma psoriatic dan psoriatic pustulosa.

Sebelum menggunakan terapi Metotreksat

Sesudah menggunakan terapi Metotreksat

Histopatologi

Histopatologi

RINGKASAN Psoriasis adalah suatu penyakit yang umum ditemukan dengan predisposisi genetik. Tipe lesi khas psoriasis plak kronik yakni berbatas tegas,salmon pink, dan dengan skuama berwarna keperakan yang bervariasi pada permukaan ekstensor. Pada banyak pasien hal tersebut juga meliputi kuku dan kulit kepala. Perjalanan penyakit ini bervariasi tapi dapat pula berkepanjangan. Psoriasis gutata cenderung mempunyai prognosis yang lebih baik dan bisa terjadi dengan atau tanpa riwayat psoriasis sebelumnya. Ada hubungan yang kuat dengan streptococcus B hemolitikus. Beberapa pasien tidak mempunyai lesi yang khas tetapi adanya faktor yang dapat mendukung diagnosis psoriasis, termasuk adanya riwayat keluarga,skuama pada kulit kepala dan perubahan kuku yang menetap.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi . Dkk : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta (2002) 2. Siregar, R. S : Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit. Penerbit Buku Kedokteran EGC , Jakarta (1996) 3. Graham-Brown, Robin Dkk: Lecture Notes Dermatologi. Penerbit Erlangga, Jakarta (2005) 4. Deny, Fitra. Dkk : Majalah Kedokteran Andalas No.2 Vol.28 . Jakarta 5. Thaha, Athuf : Jurnal Kedokteran Brawijaya : Terapi Biologik Pada Pasien Psoriasis. Palembang 6. Sularsito, Sri Adi. Dkk : Dermatologi Praktis. Perkumpulan Ahli Dermato Venereologi Indonesia, Jakarta (1986) 7. Wirya Duarsa. Dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin RSUP Denpasar. Lab/SMF Ilmu Peyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedkteran Universitas Udayana, Denpasar (2000) 8. www.NEJM.com. Mechanism of disease of psoriasis. 2007

Anda mungkin juga menyukai