Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086


Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

STRATEGI DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM FOSFAT


PETROKIMIA GRESIK

Mulyono Daryoko
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN

ABSTRAK

STRATEGI DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA,


GRESIK. Dekomisioning Fasilitas Pemumian Asam Fosfat-Petrokimia Gresik (PAF-PKG) adalah kegiatan
untuk menghentikan secara tetap dan formal beroperasinya Fasilitas PAF-PKG, kemudian menjadikannya
bekas situs fasilitas tersebut menjadi bebas kontaminasi seperti sediakala (green land), artinya dijamin
keamanan dan keselamatannya terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungannya. Kegiatan ini antara lain
adalah pengambilan limbah radioaktif yang terjadi selama operasi, dekontaminasi sebelum maupun setelah
dismantling, dismantling struktur dan komponen proses, dan pengelolaan limbah radioaktif. Untuk itu perlu
strategi agar di dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut dipenuhi syarat-syarat keselamatan dan
keamanan serta dikeluarkan beaya yang semurah-murahnya. Di dalam makalah ini akan dibahas secara lebih
terperinci untuk hal-hal yang dimaksudkan di atas.

ABSTRACT

DECOMMISSIONING STRATEGY OF PHOSPHORIC ACID PURIFICATION FACILITY-


PETROCHEMICAL PLANT, GRESIK. Decommissioning of Phosphoric Acid Purification Facility-
Petrochemical Plant, Gresik is the action taken at the end of the facility to retire its operation and then
returned to green land from service in a manner that provides adequate protection for the security and safety
of the decommissioning workers, the general public, and the environment. The activity consist of remove of
primary radioactive waste, decontamination before and after dismantling, dismantling structure and process
component, and radioactive waste management. That's must have strategy for finished of this problems for
optimization, safety, security and also in the economical problems. This paper will be discussed of that.

yaitu fase air dan fase organik akan terpisah.


PENDAHULUAN Aliran fase organik masuk ke dalam sistem
Fasilitas pemumian asam fosfat- pengenapan kira-kira 50% dari aliran fase
Petrokimia Gresik (PAF-PKG) adalah salah air, tetapi di dalam sistem perbandingan
satu fasilitas di pabrik Petrokimia Gresik antara fase air dan fase organik = 2 : I.
yang mempunyai fungsi ganda, yaitu dapat Fungsi proses ekstraksi dan stripping siklus
menghasilkan asam fosfat yang lebih mumi kedua adalah untuk menghasilkan larutan
serta dapat menghasilkan hasil samping dengan kadar dan kualitas uranium cukup
. uranium, dalam bentuk amonium diuranat tinggi, sehingga akan memberikan produk
yellow cake yang bisa memenuhi
atau yellow eaki1). Diagram alir dari pabrik
persyaratan yang telah ditentukan. Proses ini
tersebut dapat dilihat pada Gambar I.
Periakuan awal umpan asam fosfat meliputi beberapa unit antara lain unit
ekstraksi, scrubbing, stripping dan
dimaksudkan untuk pengaturan valensi,
regenerasi. Proses asidifikasi dimaksudkan
pendinginan dan penjemihan umpan asam
fosfat. Pengaturan valensi dimaksudkan agar untuk mendekomposisi karbonat, sehingga
gas karbon dioksidasi, bisa keluar dan
uranium yang semula merupakan campuran
dari valensi 4 dan 6, sebesar-besamya menaikkan efisiensi pengendapan yellow
dioksidasi menjadi bervalensi 6, untuk cake. Pada proses pengendapan, larutan
memudahkan proses ekstraksi. Proses tersebut disemprot dengan amoniak untuk
ekstraksi dan stripping siklus I bertujuan menghasilkan amonium diuranat. Amonium
untuk mengambil uranium dari asam fosfat. diuranat (slurry) dikeringkan, dan berikutnya
Prinsip ekstraksi ini adalah memindahkan dimasukkan dalam drum untuk disimpan
uranium dari larutan asam fosfat ke dalam (storage/shipping) dalam bentuk yellow
pelarut organik. Pelarut organik yang cake. Yellow cake ini mengandung 85%
U30S(I).
digunakan merupakan campuran dari Di 2
Ethyl Hexyl Phosporie Aeid (DEHPA) + rri Fasilitas ini dioperasikan pada bulan
Oetyl Phospine Oxide (TOPO) di dalam April - Juli 1989, tetapi kemudian dihentikan
kerosin sebagai diluen. Dengan melakukan operasinya sejak 12 Agustus 1989. Oalam
proses pengenapan (settling) kedua fase kurun waktu yang hampir 14 tahun, banyak

173
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI
Pusaf Teknologi Limbah RadioakJif-BATAN ISSN 14IO-6086
Pusat Penelifian Ilmu Pengefahuan dan Teknologi-R1STEK

alat-alatlsistem yang sudah tidak layak untuk 3) Dismantling peralatan yang berada
dioperasikan lagi. Oleh karena itu sesuai pada zona III dan IV (peralatan tipe B
dengan verifikasi terakhir dari Badan dan C).
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Peralatan tipe C adalah
tanggal 12 Juni 2000, yang laporannya
peralatan yang aktivitasnya di atas
tertuang dalam surat Ka. Dit. Perijinan
clearance level, dan sedikit
Instalasi Nuklir, BAPETEN No.
kemungkinannya bisa berubah menjadi
883/PINNI-00 tanggal 23 Juni 2000, di bawah clearance level.
BAPETEN merekomendasikan agar
Petrokimia Gresik segera mengajukan ijin Untuk dismantling peralatan tipe B
pelaksanaan dekomisioning fasilitas PAF- beberapa perlakuan yang diperlukan
PKG dan kemudian melaksanakan kegiatan (bergantung kondisi alat) seperti:
dekomisioning terse but.
a. Dekontaminasi in situ(sebelum dan
Dekomisioning PAF-PKG adalah atau setelah pembongkaran)
kegiatan untuk menghentikan secara tetap b. Pembongkaran peralatan
dan formal beroperasinya PAF-PKG, c. Handling untuk langsung dibawa ke
kemudian menjadikannya bekas situs temp at pengumpulan limbah non-
fasilitas tersebut menjadi bebas kontaminasi radioaktif, jika aktivitasnya telah di
seperti sediakala (green land). Pada kegiatan bawah clearance level.
ini maka perIu strategi agar di dalam d. Kalau tingkat kontaminasi peralatan
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan terse but masih tetap berada di atas clearance
dipenuhi syarat-syarat keselamatan dan level, maka dilakukan penyiapan
keamanan serta diperIukan beaya yang pewadahan Iimbah radioaktif untuk
semurah-murahnya. Kegiatan ini antara lain pengangkutan ke lembaga pengolah
adalah: limbah radioaktif (PTLR-BA TAN)
I. Pengambilan Iimbah radioaktif yang Untuk dismantling peralatan tipe C
terjadi selama operasi. beberapa perIakuan yang diperIukan
2. Dekontaminasi, baik sebelum maupun (bergantung kondisi alat) seperti:
setelah dismantling
a. pengambilan yellow cake atau limbah
3. Dismantling struktur dan komponen
radioaktif dari peralatan.
proses.
b. Dekontaminasi in situ (kalau
4. Pengelolaan Iimbah radioaktif hasil
diperlukan)
dismantling.
c. Pembongkaran peralatan
d. Handling dan pewadahan yellow cake
STRATEGIPENTAHAPAN atau Iimbah radioaktif untuk
DEKOMISIONING pengangkutan ke lembaga pengolah
limbah radioaktif (PTLR-BA TAN).
Berdasarkan aspek kemudahan dan
keselamatan, secara prinsip pentahapan 4) Pembongkaran bangunan penunjang
dekomisioning pabrik PAF dapat dilakukan dan struktur bangunan utama.
dengan urutan pentahapan berikut: 5) Pemulihan areal situs secara fisik,
sehingga siap digunakan untuk
I) Pengangkutan drum-drum yellow cake
keperluan lain atau menjadi green land.
yang ada dalam gudang pabrik PAF ke
BA TAN.
STRA TEGI PENGAMBILAN LIMBAH
2) Dismantling peralatan yang berada di RADIOAKTIF
zona I dan II (peralatan tipe A dan B).
Proses awal yang perlu dilakukan
Peralatan tipe A adalah peralatan
adalah pengambilan Iimbah radioaktif yang
tidak terkontaminasi atau aktivitasnya
terjadi selama operasi, yang hingga saat ini
di bawah clearance level, peralatan
masih terdapat di dalam peralatan-
tipe B adalah peralatan yang
peralatan/sistem. Metode pengambilan
aktivitasnya di atas clearance level, Iimbah radioaktif tersebut dibuat
namun setelah diambil Iimbahnya dan
sesederhana mungkin, dan sedapat mungkin
atau didekontaminasi akan menjadi di tidak menimbulkan Iimbah sekunder. Untuk
bawah clearance level.
fase padat, pengambilan dilakukan dengan
alat scraper (pengeruk) sederhana, dan

174
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Pene/itian I/mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

dilakukan seteliti mungkin untuk kemudian permukaannya adalah relatif kecil


diwadahkan ke dalam drum standar 100 !. (mendekati clearance level),
Untuk fase cair, pengambilan dilakukan 5. sedikit mungkin menimbulkan limbah
dengan membuka fasilitas-fasilitas yang radioaktif sekunder (terutama dalam
tersedia atau alat manual yang lain untuk fase cair).
dipindahkan ke dalam tangki stainles steel
100!. Berdasarkan pertimbangkan teknis dan
non teknis serta kondisi peralatan fasilitas
PAF-PKG tersebut di atas, maka hams
STRATEGI DEKONTAMINASI IN
SITU direncanakan agar pelaksanaan
dekontaminasinya dapat dilaksanakan
Tujuan dekontaminasi in situ adalah untuk dengan sederhana dan mudah dan harga
mengurangi/menghilangkan kontaminan faktor dekontaminasi harus diramalkan
yang ada di dalam/permukaan sistem, sedemikian rupa sehingga tingkat
sehingga peralatan-peralatanlsistem tersebut kontaminasi permukaan dari peralatan-
akan berubah sifatnya menjadi unrestricted peralatanlsistem menjadi dibawah clearance
release, dan siap untuk digunakan kembali level. Untuk itu berdasarkan pertimbangan
(reuse) atau dimanfaatkan kembali dengan teoritis dan kajian lapangan ada 2 metode
proses olah ulang (recycle). Untuk memilih dekontaminasi yang dapat diterapkan, yaitu:
teknik dekontaminasi ini perlu beberapa
A. Metode mekanik dengan pembersihan
pertimbangan teknis sebagai berikut(2).:
permukaan bahan (surface cleaning
- jenis fasilitas methods).
sejarah pengoperasian fasilitas
Pada metode ini digunakan kain
- jenis bahan peralatan-peralatanlsistem:
majun yang telah dibasahi dengan bahan
pipa, tangki,dsb.
kimia organik dipakai untuk membersihkan
- jenis bahan peralatan-peralatanlsistem:
permukaan bahan secara manual (simple
baja tahan karat, hetron, dsb.
sweeping). Bahan-bahan kimia yang
tipe permukaan bahan: halus, berpori,
dsb. biasanya dipakai ialah : aceton 90 % dan
trichloro ethylene(2). Bahan-bahan ini
- jenis kontaminan: crud, loose, dsb.
sangat efektif dipakai karena dapat
komposisi radionuklida
membentuk korosifitas pad a permukaan
faktor dekontaminasi yang diinginkan
logam. Pad a metode ini hanya
tujuan dekontaminasi
menghasilkan limbah sekunder dalam
Demikian pula pertimbangan- bentuk padat yang relatif kecil dan mudah
pertimbangan non teknis sebagai berikut: penanganannya.
ketersediaan, harga dan kompleksitas B. Metode strippable coating.
peralatan-peralatan dekontaminasi
Pada meta de ini campuran bahan-bahan
penanganan limbah sekunder yang
ditimbulkan kimia, yang terdiri dari bahan penopang dan
bahan pendekontaminasi dengan cara
kesediaan tenaga yang dibutuhkan.
dioleskan/dicatkanldikuaskan pada
Dalam kaitannya dengan permukaan bahan yang akan
dekontaminasi in situ peralatan fasilitas didekontaminasi, kemudian setelah kering
PAF-PKG, perlu dipertimbangkan kondisi dan diharapkan telah menyerap kontaminan
peralatan pabrik tersebut sebagai berikut(I): dilepas kembali, sehingga limbah sekunder
yang didapat adalah dalam bentuk padatan.
I. fasilitasnya relatif sederhana,
Bahan-bahan penopang yang bisa dipakai
2. baru dioperasikan lebih kurang 4 bulan,
adalah : gliserin fosfat, gliserin asetat atau
3. kontaminasi zat radioaktif pada
latex, sedangkan bahan
permukaan peralatan-peralatanlsistem
pendekontaminasinya adalah Etilen Diamin
adalah loose contamination (hal ini
Tetra Asetat (EDT A), asam sitrat, asam
karena sebagian besar kontaminan
oksalat dan KMn04(3,4,5). Dalam metode
adalah yellow cake, yang merupakan
yang terbaru, selain bahan penopang dan
senyawa yang hidrofob),
bahan pendekontaminasi, juga ditambahkan
4. peralatan-peralatan/sistem (terutama
pula adsorben(5). Selain lebih
peralatan-peralatan utama) mempunyai
mengefektifkan proses dekontaminasi, bahan
permukaan yang halus dan kontaminasi
ini juga sangat berperan dalam imobilisasi

175
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

limbah sekundemya. Pad a Tabel 1 dan c. TK 304, Sx Feed Tank, limbah ini adalah
Tabel 2 diberikan eontoh komposisi bahan- limbah anorganik larutan asam fosfat,
bahan untuk metode ini. yang telah dilakukan pengendapan
dengan Clarifier dan kemudian disaring
Pada aplikasinya, kedua metode terse but
dengan Bed Filter. Uranium yang
digunakan sebagai berikut:
terkandung dalam larutan ini ialah U(IV)
a) Berdasarkan aktivitasnya dan U(VI)
- Untuk kontaminasi yang sudah d. TK 752, Gunk Separator, adalah tangki
mendekati atau di bawah clearance untuk memisahkan filtrat, raflnat dan
level digunakan: surface cleaning gunk yang berasal dari Ekstraksi siklus I.
methods. Tangki ini berisi campuran larutan asam
- Untuk kontaminasi yang agak jauh di fosfat dan organik. Larutan ini
atas clearance level digunakan: mengandung U(VI).
sirippable coating methods e. TK 753, Gunk Surge Tank, adalah tangki
b) Berdasarkan teknis pelaksanaannya untuk menampung gunk yang berasal
- Untuk bagian-bagian yang sempit yang dari Gunk Separator. Gunk ini bisa
susah digunakan strippable coating merupakan eampuran dari asam fosfat
methods, digunakan surface cleaning dan organik, dan mengandung U(VI).
methods f. TK 602, Acidification I, mengandung
larutan uranium karbonat.
STRATEGI DISMANTLING g. TK 612, Acidification 2, mengandung
larutan uranium sulfat.
Dismantling adalah pembongkaran
peralatan-peralatan/sistem dari Untuk limbah anorganik, secara
kedudukannya semula dan atau pemotongan- teoritis sarigat mudah untuk diambil
pemotongan alat tersebut menjadi potongan- uraniumnya dengan metode sorbsi dan atau
potongan yang lebih keeil. Pada prinsipnya penukar ion, baik dengan resin maupun
ada 2 jenis pelaksanaan dismantling: . dengan zeolit, sedangkan untuk yang
organik perlu dikaji lebih lanjut. Hal yang
1. Dengan melepaskan mur-baut peralatan-
paling mudah adalah dengan insenerasi, dan
peralatan/ sistem dari kedudukannya atau
dengan furnace yang sederhana mungkin
dari hubungannya dengan peralatan-
sudah bisa menyelesaikan masalah ini.
peralatan/sistem lain dengan
Proses oksidasi biokimia dengan bakteri bisa
menggunakan tool kit yang selengkap
juga dicobakan pad a masalah ini.
mungkin.
2. Dengan alat-alat potong: gergaji potong, Untuk mendisain alat penukar ion
gerinda potong, las asetilen dan plasma (in situ process) harus dilakukan pengujian
cutting. sbb.:

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH a. Analisis kandungan padatannya, karena


metode penukar ion hanya efektif
A. Pengelolaan limbah cair primer digunakan untuk larutan yang
mengandung padatan kurang dari 3000
Limbah eair primer yang terdapat pada
ppm.
tangki-tangki TK 423, TK 436, TK 304 dan b. Pereobaan skala laboratorium untuk
TK 752 adalah sbb.:
meyakinkan agar pengolahan limbah
a. TK 423, Organic Surge Tank, adalah skala teknik in situ yang direneanakan
limbah filtrat yang berasal dari Unit bisa berjalan sebaik-baiknya.
Extraksi siklus 1 ditambah dengan pelarut
baru DEHPA-TOPO dalam kerosin. Limbah padat sekunder yang berasal dari
proses terse but bisa diberlakukan seperti
Limbah ini mengandung uranium oksida
limbah semi cair atau limbah beton, yaitu
(U(VI» yang terlarut dalam larutan
dengan disposal (penyimpanan lestari) di
organik.
dalam repositori.
b. TK 436, Loaded Organic Tank, ini
adalah limbah filtrat yang berasal dari
Gunk Separator. Seperti no. 1, limbah ini
juga mengandung U(VI) yang terlarut
dalam larutan organik.

176
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian llmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

DAFT AR PUST AKA


B. Pengelolaan Iimbah primer semi cair
dan padat 1. Tim Program Dekomisioning PAF-PKG,
"Program Dekomisioning Pabrik
Limbah primer semi cair dan padat bisa
Pemumian Asam Fosfat, PT. Petrokimia
didisposal in situ dengan repositori. Sudah
Gresik", Gresik, 2002
tentu hal ini diperlukan perizinan ke
BAPETEN. 2. IAEA, "Methodology and Technology of
Decommissioning Nuclear Facilities",
C. Pengelolaan Iimbah sekunder hasil TRS No. 267, IAEA, Vienna, 1986
dismantling 3. DARYOKO, M., "Dekontaminasi
Limbah sekunder hasil dismantling Stripable Coating Baja Tahan Karat
bisa dilakukan sebagai berikut: Menggunakan Bahan Penopang Gel
Gliserofosfat", Hasil Penelitian Pus at
a. Pengambilan Iimbah primer di dalam Teknologi Pengolahan Limbah
tangki-tangki baik yang cair maupun Radioaktif, PTPLR, BATAN, 1997
padat harus seefektif mungkin.
4. SUSENO, H., "Penggunaan Lateks
b. Pengerjaan dekontaminasi harus
Teriradiasi Sebagai Bahan Penopang
dilakukan sekeras mungkin, lebih-lebih
pad a Dekontaminasi dengan Teknik
untuk tangki-tangki bekas berisi
Strippable Coating', Hasil Penelitian
padatan yang bercampur dengan kerak-
Pusat Teknologi Pengolahan Limbah
kerak dinding tangki. Pengerjaan
Radioaktif, PTPLR, BAT AN, 1997
dekontaminasi terse but dapat
dilakukan: 5. VORONIK, N.J., SHA TILO, N.N.,
"Decontamination of Belarus Research
- Dengan metode mekanik yang Reactor Installation by Strippable
diulang-ulang. Coating", IAEA-TECDOC-1273, IAEA,
- Dengan metode strippable coating. Vienna, 2002.
- Perlu dilakukan triability test di
lapangan.
Apabila ini dilakukan maka
diperkirakan bahwa hampir semua Iimbah
hasil dismantling bisa digolongkan menjadi
limbah tipe A dan limbah tipe B
(sedikit tipe C).

KESIMPULAN

Pad a kegiatan dekomisioning fasilitas


PAF-PKG diperlukan strategi, baik pada
urutan-urutan pentahapannya, pengelolaan
Iimbahnya, dekontaminasi maupun
dismantlingnya. Strategi-strategi tersebut
dimaksudkan agar di dalam penyelesaian
pekerjaan-pekerjaan itu dipenuhi syarat-
syarat keselamatan dan keamanan, serta
diperlukan beaya yang semurah-murahnya.

177
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 14IO-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RlSTEK

Asam fosfat dari


PKG

Asam fosfat ke
PKG

Perlakuan Ekstraksi Post


awal Uranium Treatment

Yellow cake
ke storage

Pemurnian
Uranium r--"'"
l_m_>. Pengambilan
Produk
j
Gambar 1. Diagram alir fasilitas PAF-PKG

Tabell. Dekontaminasi dengan sorbent lignin


Bahan dan komposisi(%) FDAluminium
Aluminium
Asam
NH4F
H3P04 -tartrat
carboxymethyl
carboxymethyl8,4 - cel/ulose-0,5
- 3,0 cel/ul 12,2
3,0 ose-0,5 25,0
29,2
7,8
38,1
17,6
37,8
26,6
12,6
Baja
13,6
27,9
22,4
30,8
16,8
17,1
Bahantahan
yangkarat
tahan karat
didekontaminasi
351 NaOH
PVA-12,0
Asam
H2S04
PV
LiRnin
Lignin
H3P04 --10
A - tartrat
21,0
9,2
11,5
10,0- 3,0
-11,5
No

178
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI
Pusat Teknologi Limbah RadioakJif-BATAN ISSN I41O-6086
Pusat Penelitian I/mu Pengetahuan dan Teknologi-RiSTEK

Bahan dan komposisi(%) FDAluminium


Asam tartrat - 3,0 23,8
13,5
21,5
8,9
Bahan
Baja tahan
yangkarat
didekontaminasi
LiJ!nin
H2S04 - 9,2
12,3
No

TabeI 2. Dekontaminasi dengan sorbent clinoptilolite


Bahan dan komposisi(%) FDAluminium
Asam
NH4F - 3,0 - cel/ul
tartrat
carboxymethyl
carboxymethyl 3,0
cel lulose-0,5 33,8
18,7
21,2
10,8
44,9
35,8
15,4
19,8
40,6
34,6
42,4
48,2
30,9
ose-0,5 28,6
24,6
31,3
56,8
Baja tahan
14,6
Bahan yangkarat
didekontaminasi
753I NaOH - ---10
clinoptilolite
PVA-12,0
clinopti/olite
PYA
PV A -12,0
H2S04
H3P04
H2S04 10,0- 9,7
11,5
9,2 10,
14,3I
12,6
No

179

Anda mungkin juga menyukai