Anda di halaman 1dari 32

RAHMAN DAKO

PENDIRI JAPESDA GORONTALO

BANJIR GORONTALO:
Bencana Alam atau Ulah Manusia?

Disampaikan pada Acara Webinar Nasional:


Degradasi Lingkungan & Solusinya
Selasa, 28 Juli 2020
• Adalah malapetaka yang mengganggu
rutinitas kehidupan normal dan bersifat
politis serta berkonsekuensi pada kesehatan
dan penghidupan masyarakat secara luas.
• Membedakan antara bencana ‘alam (natural)’
BENCANA dan ‘ulah manusia (man-made)’ menjadi
sangat sulit karena pilihan-pilihan politik dan
sosial memperbesar dampak dari kejadian-
kejadian bencana, terutama karena
meningkatnya urbanisasi & perubahan iklim
anthropogenik (Aldrich, 2017, retrieved from
https://www.oxfordbibliographies.com)
PETA DAS LIMBOTO BOLANGO BONE
I. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN
HUTAN
• Penanganan Illegal Loging
• Pertambangan
• Perkebunan Skala Besar
MATERI • Alih Fungsi Hutan untuk Lahan Pertanian

PRESENTASI II. IMPLIKASI


• Degradasi Hutan dan Lahan
• Banjir
• Perubahan Iklm (Man-made Disaster)
III. ALTERNATIF PENGELOLAAN
IV. KESIMPULAN
KEBIJAKAN Kayu yang sudah diolah dan siap dikirim ke Korea Selatan oleh PT. Korean

PENANGANAN
Shon Choi Jaya (Foto: JAPESDA, 2003)

ILLEGAL
LOGGING

Pimpinan PT. Korean Shon Choi Jaya (Foto: JAPESDA, 2003)


• SK No. 611: Rekomendasi kepada PD.
Perusahaan Daerah Gorontalo (PEDAGO)
untuk mengelola areal 10% dari luas HPH di
HASIL Kabupaten Gorontalo
INVESTIGASI • SK No. 611: masyarakat diberi kesempatan
mengolah 10% kayu untuk dijual ke PD
JAPESDA PEDAGO
2002 • PD. PEDAGO menjual kayu kepada PT. KSC
Jaya dengan system kerjasama
• PT. KSC Jaya lalu mengolah kayu bulat
menjadi setengah jadi dan mengekspor ke
Korea, China dan Jepang.
• PT. Wenang Sakti: 263.000 Ha
• PT. Sapta Krida Kita: 57.000 Ha
Daftar HPH • PT. Kawanua Sakti/Taiwi: 55.000 Ha
di Gorontalo • PT. Inimex Intra: 50.500 Ha
• PT. Centralindo Panca Sakti: 21.500 Ha
tahun 2000 • PT. Gunung Latimojong (GULAT): 25.200 Ha
• TOTAL LUAS HPH: 472.200 Ha
PERKEBUNAN BESAR &
KERUSAKAN HUTAN
• JAPESDA: Banjir 2013 karena perusakan hutan
di Bone Bolango untuk Perusahaan Tambang
dan Kabupaten Gorontalo untuk kepentingan
perkebunan sawit (Mongabay.com, 19 Mei
2013)
• BAPPEDA Provinsi (2020): Moratorium ijin HTI
& Evaluasi HTI Existing, cabut ijin yang belum
dijalankan
• Industri kelapa sawit masih menjadi penyebab
deforestasi terbesar di Indonesia (Universitas
Duke, 2019).
• Tahun 2011 – 2016, industri sawit telah
mengakibatkan deforestasi seluas 2,08 juta
hektar (23% dari kerusakan hutan nasional).
KEBIJAKAN PERTAMBANGAN
DAN DAMPAK UNTUK HUTAN
• Alih Fungsi Hutan Taman Nasional
Bogani Nani Wartabone seluas 14.000
Ha (SK. 325/Menhut-II/2010) diduga
keras untuk memuluskan aktivitas
tambang PT. Gorontalo Minerals
• Ijin tambang di Gorontalo (2019): 8
IUP mineral logam, 2 KK (Kontrak
Karya), 4 Izin Pertambangan Rakyat
(IPR) IPR mineral logam, serta 103 IUP
mineral bukan logam dan batuan
yang tersebar di 5 kabupaten (Idris
Rahim: Hulondalo.id, 2019).
• https://sulsel.idntimes.com/news/ind
onesia/elyas/bupati-hamim-pou-
sebut-banjir-sungai-bone-gorontalo- Foto: Gorontalo Post

karena-tambang/2
DAMPAK PERTANIAN JAGUNG
BAGI KERUSAKAN LAHAN & HUTAN
• Jagung adalah bagian dari budaya Gorontalo
• Tetapi untuk kepentingan peningkatan produksi,
komoditas jagung berkontribusi terhadap kerusahan
kawasan hutan.
• Jagung menyebabkan erosi tinggi pada sub DAS Allo-Pohu
pada lereng diatas 15% (Lihawa, 2012 dalam
NSLIC/NSELRED, 2018)
• Pada beberapa kasus, pembukaan lahan untuk jagung
dengan membakar lahan telah memicu terjadinya
kebakaran hutan & lahan (BNPB, 2015)
• Sedimentasi dari kegiatan usaha budidaya tanaman
jagung pada lereng >15% menyebabkan sedimentasi di
Danau Limboto (antaranews, 2016)
PERUNTUKAN PERTANIAN LAHAN KERING DI DAS LIMBOTO

Sumber: BPDASHL Bone Bolango, 2016


KERUSAKAN HUTAN
AKIBAT PERTANIAN
MONOKULTUR
JAGUNG DAN
FotoL Dokumentasi JAPESDA, 2020
ILEGAL LOGING
IMPLIKASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN
HUTAN DAN LAHAN
KONDISI LAHAN DI KAWASAN
DAS Limboto Bolango Bone (LBB)
Tingkat
No Kekritisan Luas (Ha) Persentase
Lahan
1 Potensial Kritis 137.356,73 27,98%

2 Agak Kritis 125.120,15 25,48%

3 KRITIS 48.120,66 9,78%


SANGAT
4 129.993,76 26,48%
KRITIS
Sumber: Bappeda Provinsi
5 Tidak Kritis 50.513,29 10,29% Gorontalo, 2020
PERSENTASE KONDISI HUTAN & LAHAN LBB
10.29

Kritis
Tidak Kritis

89.72

Sumber: Diolah dari data Bappeda


Provinsi Gorontalo, 2020
WILAYAH RAWAN BANJIR
KAWASAN DANAU LIMBOTO

Danau
Limboto
LAHAN KRITIS BONE BOLANGO
BANJIR GORONTALO 2020:
3 PENYEBAB VERSI BMKG

• Fenomena Shearline atau belok


angin yang kuat dan menyebabkan
penumpukan massa udara →
pertumbuhan awan hujan intensif.
• Intensitas hujan yang cukup lama
• Kondisi regional cuaca
menyebabkan interaksi tidak
langsung antara atmosfer di wilayah
Gorontalo dengan bibit badai tropis
di Philipina
LOKASI/FREKUENSI KEJADIAN DI TIAP KABUPATEN/KOTA
Tahun
Kab. Gorontalo Kab. Bone Bolango Kota Gorontalo
2002 Desa Dunggala, Bone Kota Timur, Kota Tengah,
- Pantai Hulonthalangi
2005 Limboto, Ulapato A Tolotio, Tupa, Boidu, Biawu, Biawao, Limba
Bongomeme, Dungaliyo, Bendungan, Tualo, Langola,
Tibawa Tulabolo, Dumbayabulan, BANJIR
2006 Tabumela, Ilomangga,
Yosonegoro, Bongomeme,
Suwawa, Kabila Dutohe,
Pinogu
Kota Timur, Kota Tengah,
Hulonthalangi
GORONTALO
Dungaliyo, Isimu,
Molowahu, Telaga Biru,
DARI TAHUN
2007
- -
HelSel, Moodu, Ipilo,
Limba U2, Liluwo
KE TAHUN
2015 4 kejadian 1 kejadian 6 kejadian
2016 2 kejadian 1 kejadian 4 kejadian
2017 4 kejadian 1 kejadian 11 kejadian
2018 4 kejadian 2 kejadian 3 kejadian
Sumber: Dok. JAPESDA;
BAPPEDA Provinsi Gorotanlo
BANJIR BULAN JUNI – JULI 2020
• Ada 3 kali kejadian banjir sepanjang 2 bulan (11/6, 3/7, & 25/7)
• Banjir 11 Juni (Kota Gtlo & Bonbol): 8.867 pengungsi, 3 luka-luka,
1,479 rumah terendam, 3 jembatan rusah parah
• Banjir 3 Juli (Kota & Kab. Gtlo, Bonbol, Boalemo): 31.679 korban,
tanah longsor dibeberapa tempat, termasuk di TN Bogani Nani
Wartabone yang menyebabkan 1 orang penambang tradisional
meninggal dunia, 1 jembatan hanyut
• Banjir 26 Juli (Kota Gtlo & Bonbol): 2,000 orang pengungsi
• Banjir lumpur juga terjadi di Kota Masamba, Luwu Utara – Sulawesi
Selatan, mengakibatkan 36 orang meninggal dan 40 orang hilang.
• Di Sulawesi Utara, banjir terjadi di Kab. Bolsel yang menyebabkan
putusnya beberapa jembatan dan 1 orang meninggal dunia
BANJIR GORONTALO,
Natural or Man-Made?

▪ Kebijakan pengelolaan hutan & lahan di


masa lalu yang buruk menyebabkan
degradasi hutan dan lahan yang signifikan
▪ Penurunan luas kawasan hutan Gorontalo
yang signifikan: tahun 2002 seluas 978.385
Ha (Dinas Kehutanan, 2002), tahun 2018:
631,200 Ha (Statistik Kehutanan, 2019)
▪ Banjir selain disebabkan oleh kondisi cuaca
yang ekstrim, juga karena daerah
tangkapan air (catchment area) dan
penampungan air (danau, sungai, rawa)
yang melebihi kapasitas.
PERUBAHAN IKLIM ANTHROPOGENIK (MAN-MADE DISASTER)
• Modifikasi lingkungan oleh manusia telah
mengakibatkan perubahan iklim.
• Aktivitas yang disebabkan oleh manusia sebagai
akibat dari penggunaan energi, penggunaan produk
kimia untuk pertanian, alih fungsi lahan dan hutan,
dan pembuangan limbah menyebabkan emisi gas
rumah kaca (https://www.environment.nsw.gov.au/)
• Secara global, kejadian banjir dan hujan yang ekstrim
menjadi 4 kali lipat disbandingkan dengan
sebelumnya (Al Gore, Juli 2020)
• Energi yang dibuang setiap hari ke atmosfir 500.000
kali dari energi yang digunakan AS untuk bom di
Hirosima Jepang
• Inilah yang menyebabkan “BOM AIR”
AKIBAT PEMANASAN GLOBAL
• Tahun 2019 adalah tahun terpanas kedua
sepanjang sejarah. Tahun 2016 adalah yang
pertama. Tahun ini diperkirakan akan terjadi
panas setelah kita menerima hujan terus
menerus
• Badai siklon yang lebih kuat menghantam pantai
• "Bom hujan" menyebabkan banjir dan tanah
longsor yang lebih merusak
• Kekeringan yang lebih panas dan lebih lama
menggagalkan panen hasil pertanian
• Kebakaran hutan yang terjadi menjadi lebih
sering
• Permukaan laut naik lebih cepat karena es di
Greenland dan Antartika mencair dengan cepat
MASYARAKAT SIPIL
PEDULI BANJIR
ALTERNATIF USULAN PENGELOLAAN

No LOKASI/MASALAH PENANGANAN
1 LAHAN (Eeosi & kesuburan rendah) ❑ Rehabilitasi
❑ Pemanfaatan hasil hutan non kayu
❑ Penguatan Kelompok Masyarakat
❑ Agroforestri/Agrosilvopasturi
❑ Penegakan hukum/Pembebasan Lahan didalam kawasan hutan
2 Badan Sungai (Sedimentasi, ❑ Penguatan dinding sungai (vegetatif & sipil teknis)
Pengikisan/Erosi Badan Sungai) ❑ Penguatan Kelompok Masyarakat
3 Pemukiman (Sampah, limpasan, ❑ Resapan
banjir) ❑ Penanganan Sampah
❑ Pembuatan & Pengelolaan Drainase
❑ Penguatan Kelompok Masyarakat
4 Danau (Sedimentasi, eceng ❑ Pengerukan
gondok, banjir) ❑ Pemanfaatan eceng gondok: sumber pakan, kerajinan & pupuk
❑ Penguatan Kelompok Masyarakat
Arahan Vegetatif
Kawasan Danau
Limboto
(BPDASHL Bone
Bolango, 2015)
TERASERING DI WILAYAH
DAMPINGAN JAPESDA,
DESA SARITANI, 2020
SIMPULAN & REKOMENDASI

• Selain faktor cuaca ekstrim dan perubahan iklim anthropogenic (man-made), banjir juga
disebabkan oleh rusaknya kawasan DAS & daerah-daerah resapan air.
• Kondisi hutan di kawasan DAS LBB sudah sangat parah dan hutan yang tersisa tersisa
tinggal 10,29%.
• Penyebab utamanya adalah kerusakan hutan dan lahan adalah aktivitas manusia (man-
made) berupa kebijakan pengelolaan sumberdaya alam yang tidak ramah lingkungan
seperti pertanian, perkebunan skala besar, pertambangan serta pengambilan kayu illegal
& ijin untuk HPH
• Perlu upaya kerja keras untuk melakukan rehabilitasi dan konservasi wilayah hulu DAS
LBB: rehabilitasi lahan, penegakan hukum perusakan hutan dan lahan (atau pemberian
insentif & diinsentif) serta konsisten dengan kebijakan peruntukan ruang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai