Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan Kasih Sayang

Pendidikan kasih sayang bertujuan untuk membentuk lingkungan belajar yang


nyaman dan menyenangkan. Guru sebagai teladan bagi peserta didik diharapkan
mampu memberikan sebuah teladan dalam melaksanakan pendidikan kasih sayang.
Kasih sayang merupakan modal besar dalam mendidik remaja, dengan kasih sayang
inilah akan menghantarkan kunci “kesuksesan remaja” dalam berbagai bidang yang
selaras dengan talenta-nya. Dengan kasih sayang pula akan melahirkan remaja-remaja
yang kreatif, inovatif unggulan dan berprestasi. Pendidikan berbasis kasih sayang
idealnya dikembangkan dan dibudayakan oleh berbagai kalangan; keluarga, sekolah,
masyarakat dan institusi-institusi kelembagaan lainnya. Sebab pendidikan sejenis ini
lebih banyak berdampak positif terhadap remaja dan lebih mendorong remaja pada
perilaku yang positif pula.
Pendidikan kasih sayang menjadi “tujuan” dan “tumpuan” masih menjadi sebatas
“harapan” dan belum sempurna dalam tataran aktualisasi. Sebagai bukti masih
banyak orang tua yang lebih mengedepankan kekerasan terhadap remaja, atau guru
yang kurang memperhatikan kondisi peserta didik, atau pula guru yang lebih memilih
hukuman dengan kekerasan daripada sentuhan “hati”.
Fungsi dan peran Guru dalam Pendidikan bukan hanya “transfering of knowledge”
tetapi lebih mendalam dan membawa peserta didik pada tahapan “kemandirian hidup
“yang didampingi “kemuliaan akhlak”. Pada esensinya, pendidikan mengarahkan
individu pada term besar yakni “perubahan” baik itu perubahan dilihat dari cara
pandang, perubahan kedewasaan (maturity), perubahan tata bicara dan perubahan
sikap. Guru harus memperhatikan kondisi individual peserta didik dan guru jangan
sampai memberi sanksi fisik.
Pembelajaran Individual

Pembelajaran individual merupakan salah satu cara guru untuk membantu siswa,
membelajarkan siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan
melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk
menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis
antara guru dengan siswa dalam belajar

Yang dilakukan Guru


1. Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak
didik dan membuat hubungan saling percaya.
2. Membantu anak didik dengan pendekatan verbal dan non-verbal.
3. Membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
4. Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima
perbedaannya dengan penuh perhatian.
5. Menangani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian,
bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
6.

Anda mungkin juga menyukai