Anda di halaman 1dari 1

Kelompok 1 Ilmu Komunikasi :

1) Putri Aidillah (11220511000111)


2) Azalia Naila Putri Adji (11220511000137)
3) Adistya Armitayana (11220511000135)
4) Fazarul Yundha Pratama (11220511000100)
5) Muhammad Rayfadh Haykal (11220511000102)
6) Yudistira Alik Khadafi (11220511000126)

A. Perbedaan antara komunikasi dan Publisistik


Publisistik, juga berasal dari kata latin “publicare” berarti “menjelaskan kepada
penduduk”. Kegiatan informasi pada awalnya dimaksudkan sebagai kegiatan individua
tau kelompok yang sesuai dengan kepentingan negara. Publisistik tetap memberikan
penekanan pada suatu kegiatan “searah” yang dilakukan seseorang/sekelompok
orang/organisasi yang mempunyai tujuan mempengaruhi orang lain/kelompok
lain/organisasi lain.
Sedangkan komunikasi lebih mengutamakan interaksi. Apabila publistik lebih fokus
pada aktivitas dan pengaruh politik, komunikasi lebih fokus pada aktivitas dan proses
sosial. Selain itu, bidang ilmu komunikasi mencakup konteks yang lebih luas dari
peristiwa komunikasi.
B. Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Objektif dan Subjektif
Hambatan adalah gangguan, yaitu segala sesuatu yang menghalangi kelancaran
komunikasi dan mencegah kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan.
Hambatan komunikasi objektif adalah hambatan dalam proses komunikasi yang tidak
disengaja disebabkan oleh pihak lain, tetapi karena keadaan yang merugikan.
Misalnya, menggunakan media yang salah, atau tidak ada chemistry antara
komunikator dan komunikator. - Hambatan untuk komunikasi subjektif
Hambatan untuk komunikasi subjektif mengacu pada hambatan yang orang lain
secara sadar mengatur untuk melawan, seperti konflik kepentingan, prasangka,
keserakahan, iri hati, ketidakpedulian dan tawa tentang komunikasi.
Salah satu topik pembicaraan adalah prasangka. Islam memberikan pedoman moral
bagi kita untuk menjauhi prasangka negatif.
Al-Qur'an, khususnya Surah Al Hujuraat ayat 12, menegaskan proses psikologis ini:
"Hindarilah kebanyakan prasangkamu. Sesungguhnya sebagian prasangka buruk
(dosa)" (Q.S. Al Hujuraat: 12).
Ayat di atas menegaskan kejahatan prasangka dalam kerangka moral agama Islam.
Tentu saja prasangka ini sangat mudah muncul ke permukaan, baik itu hanya dalam
pikiran kita atau kita telah mengungkapkannya melalui kata-kata atau tindakan yang
diskriminatif secara pribadi.

Anda mungkin juga menyukai