Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Islamisasi (6 Agustus)

Terminologi Hijrah

Pertama, hijrah berarti putus pada satu sisi dan persambungan pada sisi lain.
Kedua, kata tersebut berarti telaga yang luas, sesuatu yang dapat menghentikan air.
Ketiga, putus dan meninggalkan sesuatu.

Hijrah mencakup tiga aspek, (1) segala yang harus dihindarkan, (2) segala yang
harus ditegakkan, (3) segala yang harus dijalankan secara konsisten dan tidak ke luar dari
batas-batas yang telah ditentukan.

Reformulasi Epistemologi Hijrah: Dimensi Normatif

Lima aspek dasar reformulasi epistemologi hijrah: a) mendekatkan diri kepada


Allah, b) menjauhi larangan Allah, c) tidak ke luar dari ketentuan Allah, d) meninggalkan
yang haram, e) hijrah dalam limitasi Allah. Jika hijrah dimaknai dengan mendekatkan diri
pada Allah, maka ada tiga nilai yang didapatkan seseorang. Pertama, memiliki
ketenangan dan ketenteraman jiwa. Kedua, tidak akan berani menyimpang dari jalan dan
ketentuan Allah. Ketiga, bertanggungjawab terhadap tegaknya nilai-nilai Islam.

Bentuk hirah dari larangan Allah: a) hijrah dari kejelekan, b) Hijrah dari Kesalahan
dan Dosa, c) Hijrah dari Larangan Allah, d) Hijrah: Meninggalkan yang Haram. Hijrah
dalam limitasi Allah,

Dakwah memang berinti pada pengertian menghasung atau menyeru manusia untuk
berbuat kebajikan dan menghindarkan diri dari keburukan, demi tercapainya kebahagiaan
dunia dan akhirat.

Dalam rangka melakukan reaktualisasi epistemologi hijrah dalam dakwah, maka


tindakan pertama yang patut disadari adalah bahwa masyarakat yang dibangun oleh Nabi
itu adalah masyarakat peradaban, masyarakat civility, atau dengan kata lain masyarakat
yang beradab, yaitu masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis dengan landasan iman
dan taqwa kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai