Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : 04 Juni 2022

Etika Profesi Dosen : Danang Priyambodo S. Pt.,M.Si

Tm-13

Undang-Undang Perlindungan Konsumen Yang

Berkaitan Tentang Usaha Ternak

Shabrina Maharani

J0309201005

AP2

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2022
1. Resume tentang undang-undang perlindungan konsumen yang berkaitan tentang
usaha peternakan

Konsumen adalah setiap orang yang pemakai barang dan /atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain
maupun makhluk hidup lain dan tidak unuk diperdagangkan. Hak sebagai
konsumen diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik Indonesia yang
berlandaskan pada Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat
(1), Pasal 27, dan Pasal 33. Undang-undang ini mengatur secara rinci tentang
pemberian perlindungan kepada konsumen dalam rangka pemenuhan
kebutuhannya sebagai konsumen. Cakupan hukum yang berlaku mengenai hak
dan kewajiban konsumen, hak dan kewajiban pelaku usaha, dan cara-cara
mempertahankan hak dan menjalankan kewajiban tersebut.

Pasal 4

Hak konsumen adalah:

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi


barang dan/atau jasa.
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai konsidi dan jaminan
barang dan/atau jasa. Dll

Pasal 7
Kewajiban pelaku usaha adalah:
a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan
dan pemeliharaan.
c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang
berlaku. Dll

Pasal 8
(1)Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang
dan/atau jasa yang:
a. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam
hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.
c. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya.
d. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau jasa
tersebut.
e. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya,
mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau
keterangan barang dan/atau jasa tersebut. Dll
(2) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau
bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas
barang dimaksud.

Pasal 9
(1) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu
barang dan/atau jasa secara tidak benar, dan/atau seolah-olah:
a. barang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga, harga
khusus, standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik tertentu,
sejarah atau guna tertentu.
b. barang tersebut dalam keadaan baik dan/atau baru. Dll

2. Sebagai produsen dan konsumen, apa yang harus anda lakukan agar tidak terjadi
kasus seperti di video

Kasus yang terjadi didalam video adalah seorang konsumen meminum


atau mengkonsumsi susu yang telah kadaluarsa sehingga harus dilarikan ke
rumah sakit.sedangkan produsen atau penjualnya dilaporkan kepada pihak
berwajib karena melanggar undang-undang perlindungan konsumen.

Jika saya menjadi produsen atau penjualnya saya akan selalu memastikan
bahwa barang yang saya jual masih dapat dikonsumsi dan baik kondisinya (tidak
kadaluarsa) sehingga tidak merugikan konsumen dan diri sendiri karena jika
sampai merugikan pelanggan dan pelanggan atau pembeli tidak terima kita dapat
dilaporkan berdasarkan undang-undang perlindungan konsumen yaitu UU No 8
Tahun 1999.

Sedangkan jika posisi saya sebagai konsumen hal yang saya lakukan
setiap membeli barang yaitu memastikan barang tersebut kadaluarsa atau belum,
karena kita juga sebagai pembeli harus teliti dalam memilih barang yang ingin
kita beli sehingga lebih memastikan keselamatan diri kita. Namun jika hal itu
tidak bisa dihindarkan, dan pihak produsen atau penjual tidak mau bertanggung
jawab maka saya akan melaporkan nya kepada pihak berwajib agar penjual
tersebut mendapat efek jera atau pembelajaran kedepanya.

Anda mungkin juga menyukai