Anda di halaman 1dari 2

Penentu Kegiatan Ekonomi:Pembelanjaan Agregat

Pandangan paling fundamental dalam teori makroekonomi adalah bahwa tingkat kegiatan
ekonomi dalam suatu waktu tertentu tergantung kepada pengeluaran berbagai golongan
masyarakat pada waktu tersebut.Fungsi dari para pengusaha hanyalah untuk mwnyediakan
barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan masyarakat.Apabila permintaan dalam ekonomi
bertambah,para pengusaha akan menambah produksi mereka.Sebaliknya, apabilah permintaan
berkurang, maka para pengusaha akan mengurangi kegiatan mereka.Apabila permintaan sangat
tinggi semua pengusaha, semua pengusaha akan menambah produksi mereka,yang selanjutnya
akan mempertinggi pendapatan nasional dan tingkat kesempatan kerja.

Berdasarkan pada sifat-sifatnya,pengeluaran seluruh masyarakat dibedakan dalam lima


golongan: pengeluaran seluruh rumah tangga, penanaman modal oleh para pengusaha,
pengerluaran pemerintah, ekspor ke luar negeri, dan impor dari luar negeri.Pengeluaran rumah
tangga menimbulkan akibat yang berbeda daripada pengeluaran impor terhadap pendapatan
nasional.Semakin meningkat pengeluaran rumah tangga, semakin tinggi pendapatan
nasional.Sedangkan kalo impor bertambah, pendapatan nasional akan berkurang karena
pembelanjaan masyarakat dilakukan pada barang yang diproduksi di luar negeri.

Ketiga factor lainnya, yaitu penanaman modal oleh perusahaaan-perusahaan, pengeluaran


pemerintah, dan ekspor ditentukan oleh factor-faktor lain dari luar pendapatan
masyarakat.Tingkat penanaman modal terutama ditentukan oleh susku bunga, pengeluaran
pemerintah ditentukan oleh pertimbangan politik dan usaha untuk mencapai tingkat kesempatan
kerja penuh yang diikuti oleh stabilitas harga (full employment witbout inflation) ; dan ekspor
ditentukan oleh keadaan permintaan dari luar negeri serta daya saing produksi di Negara di
pasaran dunia.

Perubahan Pembelanjaan Agegrat dan Multipiler

Apabila terjadi kenaikan dalam pengeluaran, maka akan tercipta tambahan pendapatan
masyarakat, dan pendapatan nasional yang mengalami kenaikan.Kenaikan pengeluaran tersebut
adalah sama jumlahnya dengan pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi.Kenaikan
pendapatan masyarakat ini akan menambah pengeluaran pada masa berikutnya; tetapi
pertambahan pengeluaran yang baru ini tidaklah sebesar pertambahan pendapatan yang baru
diperoleh.Besarnya pengeluaran baru yang akan dilakukan tergantung kepada besarnya
kecondongan konsumsi marjinal (marginal propensity to consume), yaitu proporsi dari setiap
tambahan pendapatan yang akan digunakan untuk konsumsi.Makin tinggi kecondongan
konsumsi marjinal makin besar pula tambahan penegeluaran yang akan dilakukan.

Untuk mengetahui besarnya pertambahan pendapatan nasional yang diakibatkan oleh


pertambahan sejumlah tertentu pengeluaran dan proses multiplier yang timbul sesudahnya,
digunakan persamaan multiplier berikut:
1
∆Y= (∆I+∆G+∆X)
1−MPC

Di mana ∆Y adalah pertambahan pendapatan nasional yang akan terjadi sebagai akibat dari
proses multiplier,MPC adalah kecondongan konsumsi marjinal ∆I, ∆G dan ∆X berturut-turut
adalah pertambahan dalam penanaman modal oleh perusahaan, pertambahan pengeluaran
pemerintah dan pertambahan ekspor.Apabila dimisalkan besarnya (∆I+∆G+∆X) adalah Rp 1
Miliar, maka pertambahan dalam pendapatan nasional menurut rumus di atas adalah:

1
x Rp 1 miliar = 4 miliar
1−3/ 4

Atau sebanyak 4 kali lipat dari pertambahan pengeluaran yang mula-mula sekali dilakukan.

Bentuk Kebijakan Pemerintah

Pada umumnya, tanpa adanya campur tangan pemerintah, seluruh pengeluaran dalam
perekonomian tidak sesuai jumlah yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh.Fungsi pemerintah adalah melakukan campur tangan dalam perekonomian adalah untuk
mengatasi kedua masalah tersebut, yaitunpemerintah harus berusaha menciptakan kesempatan
kerja penuh tanpa menimbulkan inflasi.Dua alat kebijakan dapat digunakan pemerintah untuk
mencapai tujuan tersebut.Kebijakan fiscal dan kebijakan moneter.Dengan kedua kebijakan
tersebut pemerintah harusnya berusaha untuk: (i) menyesuikan tingkat pengeluarannya sehingga
keseluruan pengeluaran dalam perekonomian akan mencapai atau mendekati tingkat pendapatan
nasional pada tingkat kesempatan kerja penuh; dan (ii) mempengaruhi tingkat pengeluaran
masyarakat agar sesuai atau pada tingkat yang menjamin terciptanya tingkat kesempatan kerja
penuh.

Anda mungkin juga menyukai