Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA

Oleh Kelompok 2:

1. Rivalden Mesa Mapu (2003010295)


2. Giovany Albertho Tiran (2003010118)
3. Intania Abon Emi (2003010127)
4. Maria Risani Kuet (2003010146)
5. Gabryela Aprily Kamisiany Gita Ola (2003010114)
6. Yohanes Sole Ihing (1903010094)
7. Sarce Cherren Loppies(2003010297)

Pendekatan Perbandingan Administrasi Negara

Perbandingan administrasi negara adalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam
ilmu administrasi negara. Pendekatan yang diterapkan dalam perbandingan administrasi negara
adalah:

1. pendekatan filosofis;

2. pendekatan politis;

3. pendekatan sistemik;

4. pendekatan administratif dan konstitusi;

5. pendekatan nomotetis dan ideografik;

6. pendekatan ekologis;

7. pendekatan perilaku (behavior approach).

Ketujuh pendekatan tersebut bersifat integral, yaitu saling berkaitan satu dengan yang
lainnya, meskipun dalam melakukan kajiannya, digunakan secara parsial. Misalnya, administrasi
negara-negara Barat dibandingkan dengan administrasi negara-negara Timur dengan pendekatan
filsafat. Kajiannya diarahkan pada upaya menjawab hakikat, sumber, dan tujuan diterapkannya
sistem administrasi negara, baik oleh dunia Barat maupun Timur. Akan tetapi, pendekatan
filsafat juga dapat dikaitkan dengan pendekatan lainnya, mengingat satu sama lain saling
memengaruhi. Pemisahan pendekatan hanya untuk memudahkan penelaahan.

A. Pendekatan Filosofis
Secara filosofis, negara-negara Barat menganut paham ideologis tersendiri dalam mengembangkan
sistem administrasi negaranya. Amerika Serikat, Prancis, dan Jepang berpegang pada ideologi
liberalisme, Uni Soviet berdasarkan komunisme, Yordania berdasarkan Islam, dan Indonesia berdasarkan
Pancasila. Liberalisme adalah salah satu paham ideologis yang banyak diterapkan di negara-negara Barat.

Paham liberalisme berpegang pada prinsip-prinsip berikut:

1. kebebasan/kemerdekaan warga negara;

2. kebebasan pajak dalam arti tidak ada pajak tanpa undang-undang;

3. kebebasan individu dalam arti setiap orang mempunyai kebebasan berpikir dan berpendapat untuk
mengutarakan seluruh aspirasinya;

4. kebebasan sosial;

5. kebebasan ekonomi;

6. kebebaasan keluarga;

7. kebebasan nasional, ras, dan daerah;

8. kebebasan internasional;

9. kebebasan politik dan kedaulatan rakyat;

10. kebebasan kebudayaan;

11. kebebasan ideologis;

12. kebebasan keyakinan atas agama;

13. kebebasan memperoleh rasa aman, misalnya memiliki senjata api;

14. kebebasan menerima hak-hak asasi manusia yang paling fundamental.

Liberalisme berjuang merebut dan meraih kebebasan hakikinya yang merupakan hak-hak
asasi manusia. Barac Obama misalnya, sebagai presiden Amerika Serikat yang berasal dari kulit
hitam merupakan pertanda bahwa seluruh masyarakat Amerika memiliki hak yang sama dalam
berpolitik. Negara-negara Barat menjadikan liberalisme sebagai tolok ukur kebenaran.
Mereka tidak akan memandang aman, tertib, adil, dan sejahtera terhadap negara-negara yang hak
asasi warga negaranya sering terlanggar, terancam. Seperti kegiatan administrasi negara Amerika
Serikat bukan hanya bersifat nasional, melainkan juga bersifat internasional, yaitu mengusahakan
tegaknya hakhak asasi manusia di negara-negara lain, baik yang sedang berkembang maupun
sudah mulai berbuah.

Semua alat-alat produksi, transportasi, komunikasi, dan bank disentralisasi dalam tangan


negara. Kebebasan individu dan hak-hak asasi manusia tidak diakui, dan agama harus
dilenyapkan. Administrasi negara komunis berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut. Negara
komunis mencoba melenyapkan agama yang dilakukan dengan kekuasaan sebagai pencerminan
diktator proletariat yang berpusat pada satu tangan.

Tujuan administrasi negara komunis adalah negara yang aman, tertib, adil, sejahtera, yang
hanya akan terwujud apabila hak milik perseorangan sudah tidak ada, agama sudah lenyap, hak
asasi manusia sudah binasa, dan hukum-hukum baru menggantikan hukum-hukum lama, baik
hukum perdata maupun hukum publik. Ajaran komunis yang bersifat internasional berusaha
melaksanakannya, baik terhadap negara yang sudah berkembang maupun yang sedang
berkembang, baik dengan cara subversi maupun secara legal. Usaha ini lebih banyak ditujukan
terhadap negara-negara yang sedang berkembang. Asia, Afrika, dan Amerika Latin menjadi
sasaran utama kegiatan administrasi negara komunisme. Indonesia pernah mengalami hal
tersebut dengan adanya Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia.

B. Pendekatan Politis (Political Approach)

Pendekatan kedua adalah pendekatan politis, yaitu administrasi negara yang menekankan


fungsi-fungsi politik dalam bernegara. Fungsi mempertahankan kekuasaan atas negara sebagai
fungsi administrasi negara, memiliki perbedaan dalam cara, metode, dan prosedurnya bergantung
pada bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahannya.

Dalam negara yang berbentuk republik diterapkan sistem demokrasi, artinya kekuasaan atas
negara dilakukan melalui sistem pemilu yang bebas dan rahasia serta mengusahakan
kesejahteraan rakyat yang menyeluruh. Apabila masyarakat merasa puas terhadap pelayanan dari
administrasi negara yang sedang berjalan itu, pada pemilu berikutnya rakyat akan memilih
kembali kelompok atau golongan yang menjadi top administrator.

Adapun negara-negara sosialis-komunis, untuk mempertahankan kekuasaan atas


negara, mereka mengusahakan kedudukan dalam partai politik melalui kongres
partai, disebabkan antara kedudukan dalam partai politik dengan kedudukan dalam negara atau
pemerintah terdapat kesesuaian, sehingga sekretaris jenderal partai komunis biasanya merangkap
jabatannya dengan perdana menteri, sedangkan ketua partai menjadi presidennya. 

Jadi, walaupun ada pemilu dalam kerangka mempertahankan kekuasaan negara, sifat


pemilihan itu sudah terarah dan tidak lagi bebas dan rahasia. Negara yang berbentuk monarki
absolut, seperti Saudi Arabia, mempertahankan kekuasaan atas negaranya dengan sistem
keturunan sehingga yang menjadi raja adalah “putra mahkota” dan perdana menteri yang
didukung oleh kekuatan militer. 

Oleh karena itu, monarki absolut menganut sistem diktator. Di Saudi Arabia tidak
dilaksanakan pemilu karena negara tersebut tidak memiliki parlemen dan partai politik.
Inggris, Nederland, dan Jepang, cara mempertahankan kekuasaan atas negara melalui
pemilu, karena dalam negara tersebut terdapat parlemen dan partai politik yang jumlahnya lebih
dari satu, kecuali kepala negara, ia harus putra atau putri mahkota.

Adapun negara-negara yang berpaham Islam, pengaturan hubungan antarindividu dan


masyarakat dengan negara didasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah. Fungsi pengaturan
hubungan antarkelompok dan antara kelompok dan negara dalam setiap aktivitas administrasi
negara berbeda-beda, bergantung pada sistem yang digunakan. Misalnya, Partai Demokrat yang
menjadi pemenang pemilu di Indonesia, hubungan antara parpol dengan negara sangat erat
sehingga sulit untuk dibedakan antara pimpinan partai politik dan pimpinan administrasi negara
karena orang-orangnya itu juga. Itulah sebabnya, sangat sulit membedakan pendapat pimpinan
negara dan pendapat pimpinan partai politik.

Hubungan antara organisasi politik dan negara dalam negara-negara yang menggunakan
sistem demokrasi terdapat hal-hal yang «renggang», sebab dalam negara tersebut terdapat
banyak organisasi politik , sehingga aktivitas administrasi negara banyak bergantung pada
“organisasi politik”. Adapun dalam fungsi mengatur hubungan negara dengan negara, walaupun
sudah diatur oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, setiap negara mempunyai kebebasan untuk
mengatur hubungan sendiri dengan negaranegara lainnya atau memutuskan hubungan sesuai
dengan kepentingan negara masing-masing. 

Falsafah negara akan memengaruhi hubungan antarnegara. Terhadap negara-negara yang


mempunyai falsafah negara yang berbeda, hubungannya sekadar untuk mewujudkan hubungan
yang biasa berlaku dalam masyarakat bangsa-bangsa. Adapun kebijakan publik di Prancis dibuat
oleh Parlemen, di Jepang dibuat oleh Dewan Negara, dan di Indonesia dibuat oleh MPR, DPR
bersama-sama dengan Presiden. Presiden selaku administrator negara dan kepala pemerintahan
menurut UUD 1945 ikut serta membuat undangundang.

C. Pendekatan Sistem (System Approach)

Pada masyarakat paternalistik, feodalistik, dan otokratis akan sulit melahirkan suatu sistem
administrasi negara yang demokratis karena sistem sosial yang demikian akan menjadi kekuatan
pendukung bagi sistem administrasi negara yang diktatoris.

Ciri-ciri sistem administrasi negara diktatoris adalah sebagai berikut.

1. Undang-undang dibuat oleh Badan Perwakil Politik yang anggotaanggotanya diikat atau
ditunjuk oleh kepala pemerintahan atau hasil pemilu melalui sistem satu partai, atau jika negara
itu tidak terdapat badan perwakilan politik, undang-undang dibuat oleh kepala pemerintahan
sendiri.

2. Kepala negara tidak bertanggung jawab pada Badan Perwakilan Politik atau rakyat, mengingat
anggota-anggota badan dan perwakilan politik itu berdasarkan persetujuan sendiri dan rakyat
dianggap telah terwakili oleh dirinya sendiri, seperti Italia-Mussolini, Jerman-Hitler, dan lain-
lain.

3. Wewenang kepala negara tidak dibatasi oleh UU secara materiil walaupun dibatasi UU secara
formal. 4. Kepala negara dapat membuat UU melalui dekrit ataupun melalui badan perwakilan
politik, yang anggota-anggotanya secara keseluruhan diangkat atau disetujuinya sendiri.

5. Kepala negara mempunyai kekuasaan atau ikut campur dalam urusan yudikatif.

6. Kepala negara melaksanakan sistem close management, yaitu menutup partisipasi masyarakat,
tetapi menghidupkan dukungan masyarakat dengan jalan penerapan penerangan, seperti Uganda-
Idi Amin, Lybia-Muamar Gadhafi, dan sebagainya.

7. Komunikasi dalam pemerintahan bersifat satu arah, yaitu dari pemerintah kepada rakyat dan
bersifat indoktrinatif dalam rangka membina opini masyarakat untuk menimbulkan dukungan
masyarakat.

8. Kepemimpinan dari pemerintahan/administrasi negara yang diktatoris dari seluruh eselon


bersikap tertutup atas kritik, pengeritik dianggap sebagai pelanggar UU dan sebagai pengkhianat,
seperti di Uganda oleh Idi Amin.

9. Pengangkatan aparatur pemerintahan menganut spoil system, yakni berdasarkan pertimbangan


kekuatan politik tanpa menghiraukan kecakapan kerja dan profesionalitas.

10. Aparatur pemerintahan merupakan aspirasi masyarakat terhadap keadilan dan kemerdekaan
perorangan.

Sistem administrasi negara demokratis memiliki ciri-ciri berikut.

1. Kebijakan publik dibuat oleh Badan Perwakilan Politik hasil pemilu melalui sistem dua partai
atau banyak partai.

2. Kepala Pemerintahan atau Badan Administrasi Negara bertanggung jawab pada badan
perwakilan politik dalam negara yang menganut sistem kabinet parlementer, seperti Prancis,
Nederland, Inggris, Israel, dan sebagainya, ataupun langsung pada rakyat apabila negara itu
menganut sistem kebinet presidentil, seperti Amerika Serikat.

3. Wewenang kepala negara dan kepala pemerintahan dibatasi oleh UU dan harus dijalankan
sesuai dengan UU.

4. Kepala negara tidak diperkenankan untuk membuat UU dan tidak mempunyai kekuasaan
yudikatif.
5. Kepala pemerintahan melaksanakan sistem manajemen terbuka, yaitu menyelenggarakan
pemerintahan, tanggung jawab sosial, pengendalian dan pengawasan sosial secara langsung,
seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang, dan sebagainya.

6. Komunikasi dalam pemerintahan atau administrasi negara yang demokratis bersifat dua arah,
yaitu dari pemerintahan kepada rakyat dan dari rakyat kepada pemerintahan melalui badan-badan
negara atau melalui media pers.

7. Kepemimpinan dalam pemerintahan/administrasi negara dari seluruh eselon, terbuka atas


kritik dan pengkritik dianggap sebagai partner yang setia dalam menjalankan pemerintahan.

8. Pengangkatan aparatur pemerintahan/administrasi negara menganut Merit system, yaitu


berdasarkan atas kecakapan dan prestasi kerja bukan didasarkan pada soal suka atau tidak suka.

9. Aparatur pemerintahan merupakan pelayan masyarakat untuk mewujudkan keamanan,


keadilan, kesejahteraan, dan kemerdekaan.

D. Pendekatan Administrasi dan Konstitusional

Pendekatan administrasi adalah pendekatan dengan menggunakan teknik administrasi, yang


terdiri atas forecasting, planning, organizing yang disebut the mechanic of management,
sedangkan commanding, coordinating, communicating, dan controlling disebut the dynamic of
management.

Forecasting, planning, dan organizing merupakan mesin manajemen. Untuk membuat mesin
manajemen terlebih dahulu dilakukan penelitian tentang masa silam, masa sekarang, dan masa
yang akan datang, kemudian didesain. Dalam rancangan itu ditentukan bagian-bagian serta
fungsi masing-masing, lalu agar berfungsi dan berjalan semestinya, mesin administrasi perlu
digerakkan melalui perintah, koordinasi, komunikasi, dan pengawasan.

Sebagai the mechanic of management dan the dynamic of management, administrasi


merupakan totalitas yang integral, mengingat forecasting, planning, dan organizing tidak ada
manfaatnya dalam pencapaian tujuan tanpa adanya commanding, coordinating, communicating,
dan controlling.

Timbulnya administrasi dimulai pada saat orang bekerja bersamasama untuk mencapai
tujuan. Semenjak orang berpikir dan berkehendak membangun negara, administrasi negara
dibutuhkan. Pembangunan negara tidak terlepas dari politik. Demikian pula, dengan administrasi
negara. Dengan demikian, administrasi negara dan politik memiliki hubungan yang erat, hanya
politik lebih cenderung menciptakan administrasi negara.

Pada perencanaan negara dasar-dasarnya harus berpedoman pada undang-undang yang


berlaku. Konstitusi negara menjadi penerang administrasi negara, karena tanpa konstitusi,
administrasi negara akan kacau. Perencanaan negara yang tidak sesuai dengan konstitusi, pada
pelaksanaannya tidak akan berjalan efektif, karena tidak akan memperoleh dukungan dari rakyat.
Dengan demikian, setiap perencanaan negara harus diajukan pada badan perwakilan politik
untuk disahkan. Lembaga politik akan mempertimbangkan berbagai hal yang termuat dalam
perencanaan negara, terutama menyangkut kepentingan masyarakat.

E. Pendekatan Nomotetis dan Ideografis

Pendekatan nomotetis adalah pendekatan yang hanya memerhatikan perumusan hukum dan
preposisi ilmu. Adapun pendekatan ideografis mencurahkan perhatiannya pada keadaan yang
unik, seperti pemerintahan tertentu, kasus tertentu, dan organisasi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai