Anda di halaman 1dari 9

Perbandingan Kebijakan Penegakkan HAM di Negara Filipina Pada Masa Pemerintahan

Presiden Ferdinand Marcos dan Rodrigo Durtete

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Metode Penelitian Sosial

DISUSUN OLEH:

Wardah Tri Athifah (F1D020059)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU POLITIK

PURWOKERTO

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan yang dimana warga negaranya mempunyai
hak yang sama dalam mengambil suatu keputusan dan dalam berpolitik. Dalam demokrasi sangat
mengedepankan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Menurut Montesquieu pengertian
demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan yang dimana kekuasaan yang ada harus dibagi
menjadi tiga lembaga. Ketiga lembaga tersebut adalah legislatif yang memegang kekuasaan untuk
membuat undang-undang, kedua yaitu eksekutif yang memiliki kekuasaan untuk melaksanakan
dan mengesahkan undang-undang, dan yang terakhir adalah yudikatif yang memiliki kekuasaan
untuk mengadili pelaksanaan undang-undang (Ahmad, 2020). Ketiga lembaga tersebut berdiri
secara mandiri dan tidak bisa saling mempengaruhi.

Terdapat banyak sekali tentang prinsip-prinsip demokrasi dari berbagai macam sumber.
Namun pada makalah kali ini akan memfokuskan pembahasan prinsip demokrasi menurut Robert
A Dahl. Menurutnya terdapat tujuh prinsip demokrasi, yaitu kontrol atas kepentingan pemerintah,
pemilihan yang teliti dan jujur, hak memilih dan dipilih, kebebasan menyatakan pendapat tanpa
adanya ancaman, kebebasan mengakses informasi, kebebasan berserikat dan kebebasan
membentuk asosiasi. Prinsip-prinsip demokrasi tersebut bukan tidak mungkin negara-negara di
Asia Tenggara dapat menjalankan sistem pemerintahannya dengan baik dan sesuai dengan prinsip
demokrasi.

Situasi dan kondisi demokrasi pada kesebelas negara Asean masih jauh dari pengertian dan
nilai-nilai demokrasi yang terdapat diatas. Menurut Patric sistem demokrasi pada negara Asia
Tenggara masih dikatakan kurang dikarenakan kekuatan civil society masih kalah dengan
kekuasaan negara. Kekuatan pers yang berfungsi sebagai kontrol kebijakan pemerintah juga masih
diawasi secara ketat oleh pemerintah, sehingga tidak ada kebebasan pers. Padahal kebebasan pers
menjadi salahsatu syarat negara demokratis. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai macam
peristiwa yang memicu mundurnya sistem demokrasi pada negara-negara di Asia Tenggara.
Peristiwa-peristiwa tersebut adalah gerakan Sheraton di Malaysia, Filipina dan otoritarianisme
melawan narkoba dan komunis, sempitnya partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan di
Indonesia, rendahnya partisipasi pemilu di Thailand, Kudeta militer Myanmar, dll

Penjelasan singkat tentang kondisi demokrasi pada negara-negara Asia Tenggara dapat
membuktikan bahwa masih rendahnya kesadaran dan tingkat demokrasi pada negara-negara di
Asia Tenggara, khususnya negara Filipina yang menjadi pembahasan utama pada makalah ini.
Ketika tingkat demokrasi masih rendah, menurut penulis hal ini juga langsung mempengaruhi
tingkat kesetaraan gender. Hal ini dikarenakan adanya sebuah nilai dalam demokrasi yaitu
kebebesan berpendapat. Oleh karena itu jika tingkat demokrasi masih rendah maka kesetaraan
genderpun juga bisa dibilang masih rendah walaupun tidak dapat terlihat secara langsung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi penegakkan HAM dalam masa pemerintahan Ferdinand Marcos?
2. Bagaimana kondisi penegakkan HAM dalam masa pemerintahan Rodrigo Durtete?
3. Bagaimana perbedaaan penegakkan HAM di negara Filipina dalam masa pemerintahan
Marcos dan Durtete?
1.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Metode
Penelitian Sosial dan penulis ingin mengetahui situasi, kondisi penegakkan HAM pada negara-
negara di Asia tenggara khususnya pada negara Thailand. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui
apakah kebijakan yang dibuat sudah mensejahterakan masyarakat dalam pelaksanaannya yang
dimana hal ini penting dalam pengimplementasian nilai-nilai demokrasi. Hal ini tentunya juga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis sebagai mahasiswa jurusan ilmu politik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Demokrasi

Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan yang dimana warga negaranya mempunyai
hak yang sama dalam mengambil suatu keputusan dan dalam berpolitik. Dalam demokrasi sangat
mengedepankan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Menurut Montesquieu pengertian
demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan yang dimana kekuasaan yang ada harus dibagi
menjadi tiga lembaga. Ketiga lembaga tersebut adalah legislatif yang memegang kekuasaan untuk
membuat undang-undang, kedua yaitu eksekutif yang memiliki kekuasaan untuk melaksanakan
dan mengesahkan undang-undang, dan yang terakhir adalah yudikatif yang memiliki kekuasaan
untuk mengadili pelaksanaan undang-undang. Ketiga lembaga tersebut berdiri secara mandiri dan
tidak bisa saling mempengaruhi.

Hak Asasi Manusia

Ada beberapa teori yang penting dan relevan dengan persoalan HAM antara lain teori hak-
hak kodrati (natural rights theory), teori positivisme (positivist theory) dan teori relativisme budaya
(cultural relativist theory). Menurut teori hak-hak kodrati, HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh
semua orang setiap saat dan disemua tempat oleh karena manusia dilahirkan sebagai manusia.
Hak-hak tersebut termasuk hak untuk hidup, kebebasan dan harta kekayaan. Pengakuan tidak
diperlukan bagi HAM, baik dari pemerintah atau dari suatu sistem hukum, karena HAM bersifat
universal. Berdasarkan alasan ini, sumber HAM sesungguhnya semata-mata berasal dari manusia.
Tidak semua orang setuju dengan pandangan teori hak-hak kodrati. Teori positivis termasuk salah
satunya. Penganut teori ini berpendapat bahwa mereka secara luas dikenal dan percaya bahwa hak
harus berasal dari suatu tempat. Kemudian hak seharusnya diciptakan dan diberikan oleh
konstitusi, hukum atau kontrak. Teori positivisme secara tegas menolak pandangan teori hak-hak
kodrati. Keberatan utama teori ini adalah karena hak-hak kodrati sumbernya dianggap tidak jelas.
Menurut positivisme suatu hak harus berasal dari sumber yang jelas, seperti dari peraturan
perundang-undangan atau konstitusi yang dibuat oleh negara. Keberatan lainnya terhadap teori
hak-hak kodrati berasal dari teori relativisme budaya (cultural relativist theory) yang memandang
teori hakhak kodrati dan penekanannya pada universalitas sebagai suatu pemaksaan atas suatu
budaya terhadap budaya yang lain yang diberi nama imperalisme budaya (cultural imperalism).
Menurut para penganut teori relativisme budaya, tidak ada suatu hak yang bersifat universal.
Mereka merasa bahwa teori hak-hak kodrati mengabaikan dasar sosial dari identitas yang dimiliki
oleh individu sebagai manusia.

Martial Law

Martial law merupakan sebuah Undang-Undang Perang, yang didalamnya memberikan


kekuasaan dan wewenang kepada presiden Ferdinand E Marcos untuk melakukan tindakan dengan
tujuan melindungi Filipina dari berbagai bahaya atau ancaman seperti pemberontakan, kerusuhan,
perampokan, pembunuhan, teorirsme, kelompok kiri, muslim, mahasiswa serta untuk mengatasi
berbagai kemunduran sektor dasar kehidupan rakyat Filipina, yaitu sosial, ekonomi dan politik
(Bonner, 1992). Jadi, sebenernya Martial Law adalah sarana mempertahankan kekuasaan dan
membebaskan segala tindakan Marcos. Dapat disimpulkan Martial Law, berusaha untuk tampil
sebagai pemimpin di Filipina. Adanya kebijakan ini membuat bentuk negara menjadi otoriter atau
dictator, dimana kekuasaan di pegang satu tangan oleh Ferdinand Marcos.

War on Drugs

Filipina merupakan salah satu negara dunia yang mengalami masalah perdagangan narkoba
yang serius. Jenis obat-obatan yang paling populer di gunakan oleh kalangan pemakai narkoba di
Filipina adalah shabu dan ganja, serta beberapa jenis lain dalam skala penggunaan yang lebih kecil.
Shabu dan ganja di Filipina masuk dalam daftar obat-obatan terlarang yang menjadi ancaman besar
pihak berwenang pemerintah Filipina. Menurut International Narcotics Control Strategy Report
(INCSR) perdagangan narkoba ilegal terus menimbulkan ancaman nasional yang serius, terutama
dalam pemilihan umum nasional di Filipina, karena narko-politik telah menjadi isu utama dalam
kampanye pemilihan, seperti halnya menurut laporan departemen luar negeri Amerika Serikat
dimana dinyatakan bahwa perdagangan narkoba dapat mempengaruhi hasil pemilu di Filipina.
Drug Enforcement Agency (DEA) Filipina menyelidiki sejumlah kasus narkoba yang melibatkan
politisi lokal dan adapun daftar anggota politisi yang terkait narkoba dari anggota kongres, anggota
dewan dan pejabat pemerintah lokal. Hal ini membuktikan bahwa Filipina mengalami masalah
serius terhadap narco-politik dalam pemerintahan. Hal tersebut juga membuat pemerintah Filipina
mengambil keputusan radikal dengan membuat kebijakan koersif “war on drugs” dari Presiden
Filipina Rodrigo Duterte.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif. Pengertian
dari teknik pengumpulan data kualitatif adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan
sebuah informasi atau data yang dilakukan dengan cara mengobservasi suatu subjek atau objek
dalam penelitian yang didapatkan dari hasil wawancara, rekaman dan juga membaca hasil jurnal
atau buku yang berkaitan tentang data yang akan dicari. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
dimulai dengan membangun asumsi dasar yang kemudian dikumpulkan lalu diolah. Ciri-ciri dari
penelitian yang bersifat kualitatif adalah tipe data bersifat non-numerik. Sehingga tidak ada rumus
perhitungan yang menghasilkan kesimpulan berupa angka dalam penelitian ini.

Penulis menggunakan sumber data sekunder, menurut Sugiyono (2017) Data Sekunder
adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Artinya sumber
data penelitian diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung. Dalam penelitian ini
data sekunder berupa informasi mengenai dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas yaitu sebagai berikut :

a. Studi Pustaka
Menurut Sugiyono (2017) Studi pustaka merupakan kaitan dengan kajian teoritis dan
referensi lain yang berkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada
situasi sosial yang diteliti. Hasil penelitian pula akan semakin kredibel apabila
didukung foto – foto atau karya tulis akademik dan seni yang sudah ada. Studi pustaka
adalah maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka bisa mempengaruhi kredibilitas hasil
penelitian yang dilakukan.
b. Studi Dokumen
Menurut Sugiyono (2018) studi dokumen merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan
gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.
TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis kualitatif sebab peneliti akan
menyampaikan secara ringkas perihal analisis yang umumnya menggunakan penelitian kualitatif.
Menurut Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono (2018) analisis data dalam penelitian
kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
data dalam periode tertentu. Milas dan Huberman memberikan pola umum analisis dengan
mengikuti model interaktif sebagai berikut:

• Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2018) Reduksi data ialah merangkum menentukan hal – hal yang
pokok, memfokuskan di hal – hal yang penting yang sesuai dengan topic penelitian,
mencari tema dan polanya, pada akhirnya mempunyai ilustrasi yang lebih jelas serta
mempermudah buat melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam mereduksi data
akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai dan telah dilakukan sebelumnya. Reduksi data
juga artinya suatu proses berpikir kritis yang memerlukan kecerdasan serta dalam wawasan
yang tinggi.
• Penyajian Data (Data Display)
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya ialah menyajikan data. Pada penelitian
kualitatif, penyajian data dapat dilakukan pada bentuk tabel, grafik, flowchart, pictogram
serta sejenisnya. Mulai penyajian data tersebut, maka data bisa terorganisasikan, tersusun
pada pola hubungan, sehingga akan simple dipahami. Selain itu dalam penelitian kualitatif
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart, serta sejenisnya tetapi yang sering digunakan buat menyajikan data
pada penelitian kualitatif ialah menggunakan teks yang bersifat deskriptif, mulai penyajian
data tersebut maka da terorganisasikan, dan tersusun sehingga akan semakin mudah
dipahami. Menurut Sugiyono (2018)
• Penarikan kesimpulan
Langkah terakhir pada menganalisis penelitian kualitatif adalah penarikan kesimpulan.
Menurut Sugiyono (2018) Kesimpulan dalam penelitian kuantitatif bisa menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, namun mungkin juga tidak, Karena seperti
sudah dikemukakan bahwa personal dan perumusan persoalan pada penelitian kuantitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan bisa berupa deskripsi atau ilustrasi suatu objek yang sebelumnya
masih belum jelas sehingga selesainya diteliti menjadi jelas. Dari jabaran diatas bahwa
teknik analisis data yakni guna menerima data dan info untuk menyelesaikan penelitian ini,
penentuan tahapan penelitian wajib mencerminkan relevansi dari kenyataan yg terjadi di
lapangan saat ini.
Daftar Pustaka
Ahmad. (2020). gramedia. Retrieved from Pengertian Demokrasi: Sejarah, Ciri, Tujuan, Macam
dan Prinsip: https://www.gramedia.com/literasi/demokrasi/

Amalia, S. (2021). rumahpemilu. Retrieved from Guncangan Demokrasi Di Asia Tenggara Kala
Pandemi Melanda: https://rumahpemilu.org/92410-2/

Idrus, P. (2020). aa.com. Retrieved from Ujian Demokratisasi Thailan Dibawah Bayang-bayang
Militer: https://www.aa.com.tr/id/regional/ujian-demokratisasi-thailand-di-bawah-
bayang-bayang-militer/1959570

Prinada, Y. (2021). tirto. Retrieved from Bentuk Pemerintahan Negara ASEAN Lengkap:
Kerajaan Hingga Republik: https://tirto.id/bentuk-pemerintahan-negara-asean-lengkap-
kerajaan-hingga-republik-giGV

Anda mungkin juga menyukai