Anda di halaman 1dari 1

Hari tasyriq adalah tiga hari setelah hari nahr yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

Hari tasyriq adalah hari


terlarang untuk berpuasa kecuali bagi orang yang punya kewajiban hadyu (sembelihan yang dihadiahkan
pada penduduk Makkah), namun tidak mampu menunaikan hadyu, maka ia menggantinya dengan puasa
pada hari tasyriq. Lalu bagaimana dengan orang yang punya kebiasaan puasa ayyamul bidh (tanggal 13,
14, 15 Hijriyah setiap bulan) dan ketika itu bertepatan dengan hari tasyriq?

Syaikh ‘Abdul Karim Khudair ditanya, “Jika seseorang punya kebiasaan puasa ayyamul bidh (13, 14, 15
Hijriyah setiap bulannya), apakah ia dibolehkan puasa pada hari tasyriq?”

Jawab Syaikh rahimahullah, “Puasa pada hari tasyriq diharamkan kecuali bagi jamaah haji yang tidak
mendapati hadyu, maka ia boleh berpuasa tiga hari pada masa haji. Jika mampu, jamaah haji tersebut
berpuasa sebelum hari Idul Adha. Jika tidak bisa saat itu, maka tidak mengapa berpuasa pada hari
tasyriq.”

(Fatwa diambil dari situs pribadi beliau: http://www.khudheir.com/text/4104)

Namun tetap setiap bulan disunnahkan untuk melakukan puasa minimal tiga hari. Jika tidak bisa
dilakukan pada ayyamul bidh, maka boleh dilakukan di hari lainnya, asalkan setiap bulan ada tiga hari
puasa. Baca tentang keutamaan puasa ayyamul bidh dan puasa tiga hari setiap bulannya, di sini.

Wallahu waliyyut taufiq.

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:

https://rumaysho.com/2031-puasa-ayyamul-bidh-pada-hari-tasyriq.html

Anda mungkin juga menyukai