Hak Cipta
Unduh !
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Facebook Twitter
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
DI RUANG 23 EMPATI
$
Email
Disusun Oleh:
THALIA HANA SEPTIARA MULYANA
NIM. 201820461011091
% Bermanfaat
& Tidak
bermanfaat
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
Hari :
Tanggal :
DISUSUN OLEH
201820461011091
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien
dengan gangguan jiwa, Halusinasi sering diidentikkan dengan Schizofrenia.
Dari seluruh klien Schizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi.
Gangguan Jiwa lain yang juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan
maniak depresif dan delerium. (Wahyudi, Oktaviani, Dianesti dkk. 2018)
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui
panca indra tanpa stimulus eksternal (persepsi palsu). Berbeda dengan ilusi
dimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi
pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi. Stimulus
internal dipersepsikan sebagai sesutu yang nyata ada oleh klien. (Wahyudi,
Oktaviani, Dianesti dkk. 2018)
2. ETIOLOGI
Menurut Stuart dan Laraia (2001) dalam Wahyudi, Oktaviani, Dianesti dkk
(2018), faktor-faktor yang menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami
halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-
kromosom tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang
menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam
tahap penelitian. Anak kembar identik memiliki kemungkinan
mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami
skizofrenia, sementara jika dizigote, peluangnya sebesar 15%. Seorang
anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia berpeluang
15% mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya
skizofrenia maka peluangnya menjadi 35%.
b. Faktor neurobiologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak
yang abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal,
khususnya dopamin, serotonin, dan glutamat.
1) Studi neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya
3. JENIS-JENIS HALUSINASI
Beberapa jenis halusinasi ini sering kali menjadi gejala penyakit tertentu,seperti
skizofrenia.Namun terkadang juga dapat disebabkan oleh penyalahgunaan
narkoba ,demam,depresi atau demensia,berikut ini jenis jenis halusianasi yang
mungkin saja mengintai pikiran manusia. (Wahyudi, Oktaviani, Dianesti dkk.
2018)
a. Halusinasi Pendengaran (Audio) 70%
Ini adalah jenis halusinasi yang menunjukan persepsi yang salah dari bunyi,
musik, kebisingan atau suara. Mendengar suara ketika tidak ada stimulus
pendengaran adalah jenis yang paling umum dari halusinasi audio pada
penderita gangguan mental.Suara dapat didengar baik di dalam kepala
Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau suatu
yang terjadi di dalam atau pada tubuh. Halusinasi sentuhan ini umumnya
merasa seperti ada suatu yang merangkak di bawah atau pada kulit.
f. Halusinasi somatik
Ini mengacu pada saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka
merasakan nyeri yang parah misalnya akibat mutilasi atau pergeseran
Tanda gejala bagi klien yang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut
(Wahyudi, Oktaviani, Dianesti dkk. 2018):
adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi
yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang disebut sebagai
ilusi. Klien mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap
stimulus panca indra tidak akurat sesuai stimulus yang diterima.
6. TAHAP-TAHAP HALUSINASI
Pada gangguan jiwa,Halusinasi pendengaran merupakan hal yang paling sering
terjadi, dapat berupa suara suara bising atau kata kata yang dapat
mempengaruhi perilaku sehingga dapat menimbulkan respon tertentu seperti
berbicara sendiri,marah,atau berespon lain yang membahayakan diri sendiri
orang lain dan lingkungan. Tahap-tahap halusinasi sebagai berikut (Wahyudi,
c. Condeming
Condeming adalah tahap halusinasi menjadi menjijikan: pasien cemas
berat.
1. Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Klien
mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak
dirinya dengan sumber yang presepsikan.Klien mungkin merasa
dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari orang
lain
2. Perilaku : Ditandai dengan meningkatnya tanda tanda sistem syaraf
otonom akibat ansietas otonom seperti peningkatan denyut jantung,
pernafasan dan tekanan darah,rentang perhatian dengan lingkungan
berkurang dan terkadang asyik dengan pengalaman sendiri dan
kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita.
d. Controling
Controling adalah tahap pengalaman halusinasi yang berkuasa: pasien
cemas berat
1. Karakteristik : Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halisinasi dan menyerah pada halusinasi trsebut.
2. Perilaku : Perilaku klien taat pada perintah halusinasi, sulit
berhubungan dengan orang lain, respon perhatian terhadap
lingkungan berkurang, biasanya hanya beberapa detik saja.
e. Conquering
e. Conquering
Concuering adalah tahap halusinasi panik umumnya menjadi melebur
dalam halusinasi
7. POHON MASALAH
Resiko perilaku kekerasan
dipegang
b. Melaksanakan program terapi dokter
Sering kali pasien menolak obat yang diberikan sehubungan dengan
rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara
persuasif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang diberikan
betul ditelannya serta reaksi obat yang diberikan.
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!
Indikasi:
Manifestasi dari gangguan psikotik, sindroma gilies de la tourette
pada anak – anak dan dewasa maupun pada gangguan perilaku yang
berat pada anak – anak.
Cara pemberian:
Dosis oral untuk dewasa 1 – 6 mg sehari yang terbagi menjadi 6 –
15 mg untuk keadaan berat. Dosis parenteral untuk dewasa 2 -5 mg
intramuskuler setiap 1 – 8 jam, tergantung kebutuhan.
Kontra indikasi:
Depresi sistem syaraf pusat atau keadaan koma, penyakit
parkinson, hipersensitif terhadap haloperidol.
Efek samping:
Yang sering adalah mengantuk, kaku, tremor, lesu, letih, gelisah,
gejala ekstrapiramidal atau pseudoparkinson. Efek samping yang jarang
adalah nausea, diare, kostipasi, hipersalivasi, hipotensi, gejala gangguan
Indikasi:
Untuk penatalaksanaan manifestasi psikosa khususnya gejala
skizofrenia.
Cara pemberian:
Dosis dan cara pemberian untuk dosis awal sebaiknya rendah (
12,5 mg ) diberikan tiap 2 minggu. Bila efek samping ringan, dosis
1. Identitas klien
2.
Keluhan utama atau alasan masuk
3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat kaitannya dengan faktor etiologi
a) Hubungan sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka
melamun, dan berdiam diri.
b) Spiritual
Aktivitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran pasien.
4. Status mental menurut Hartono (2010) :
a) Pembicaraan klien meliputi nada suara rendah, lambat,
kurang bicara, apatis.
b) Penampilan diri meliputi pasien tampak lesu, tak bergairah,
rambut acak-acakan.
c) Aktivitas motorik klien meliputi kegiatan yang dilakukan tidak
bervariatif, kecenderungan mempertahankan pada satu posisi
yang dibuatnya.
d) Emosi klien berupa emosi dangkal (mudah tersinggung)
e) Afek pada klien meliputi dangkal, tak ada ekspresi wajah.
ditemukan.
i) Kesadaran pada klien dapat berubah, tidak sesuai dengan
kenyataan.
j) Memori atau ingatan pada klien tidak ditemukan gangguan
spesifik, orientasi tempat, waktu dan orang.
k) Kemampuan penilaian kien dapat berupa tidak dapat
5. Kebutuhan sehari-hari
Seperti makan, BAK/BAB, mandi, berpakaian, dan istirahat tidur
C. MASALAH KEPERAWATAN
1.
Gangguan persepsi sensori: halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
4. Resiko perilaku kekerasan
D. INTERVENSI
SP HALUSINASI PASIEN DAN KELUARGA
NO SP PASIEN SP KELUARGA
1 Sp 1 Sp 1 keluarga
1. Bina hubungan saling percaya 1. Memberikan pendidikan kesehatan
dengan pasien pada keluarga mengenai masalah
dengan pasien pada keluarga mengenai masalah
2. Membantu pasien menyadari pengertian halusinasi,
gangguan sensori persepsi 2. jenis halusinasi yang dialami
Cari
halusinasi. pasien,
3. Melatih pasien cara mengontrol 3. tanda dan gejala halusinasi dan
halusinasi. 4. cara-cara merawat pasien
4. Mengidentifikasi halusinasi : isi, halusinasi.
frekuensi, ibuaktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon
Unduh 5. Menjelaskan cara mengontrol
halusinasi: menghardik, minum
!
obat, bercakap- cakap,
melakukan kegiatan
6. Melatih klien cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik
7. Melatih klien memasukkan
latihan menghardik dalam
jadibual kegiatan harian klien
2 Sp 2 Sp 2 keluarga
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian 1. Melatih keluarga praktek merawat
pasien pasien langsung dihadapan pasien
2. Jelaskan pentingnya penggunaan 2. Berikan kesempatan kepada
obat pada gangguan jiwa. keluarga untuk memperagakan cara
4 Sp 4
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian.
Pelajari selengkapnya
Membina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip
!
komunikasi terapeutik
! Menyapa dengan ramah klien
Menyapa dengan ramah klien
! mempererkenalkan diri dengan sopan
!
Buat kontrak yang jelas
! Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
! Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
! Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
! Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
! Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
Tuk 2 : Klien dapat mengenal halusinasinya
Intervensi :
! Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
! Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (* dengar /lihat
/penghidu /raba /kecap), jika menemukan klien yang sedang halusinasi:
o
Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasi dengar/
lihat/ penghidu /raba/ kecap )
o Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
o Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)
o
Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
o Katakan bahwa perawat akan membantu klien
! Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya
pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien :
o Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore,
malam atau sering dan kadang – kadang )
o
Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi
! Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan
beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
! Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak mau
dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi)
! Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
menceritakan tentang halusinasinya.
! Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya.
!
Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.
! Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil beri pujian
Intervensi :
! Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu, tempat dan
topik )
! Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan
rumah)
! Pengertian halusinasi
! Tanda dan gejala halusinasi
! Proses terjadinya halusinasi
! Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
! Obat- obatan halusinasi
! Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah ( beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memantau
obat – obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi )
!
Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah
Tuk 6 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Intervensi :
! Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping penggunan obat
! Pantau klien saat penggunaan obat
! Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
! Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
! Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal –
hal yang tidak di inginkan .
!
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat
berkenalan
! Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
! Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap berinteraksi
!
Buat kontak interaksi yang jelas
perasaannya
Tuk 3 : klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang
lain dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
Intervensi :
! Mengkaji pengetahuan klien tentang keuntungan memiliki teman
! Memberi kesempatan klien untuk berinteraksi dengan orang lain
!
Mendiskusikan tentang :
a. Perilaku menarik diri
b. Penebab perilaku menarik diri
c. Akibat yang terjadi apabila perilaku menarik diri tidak
ditanggapi
d. Cara keluarga menghadapi perilaku menarik diri
e. Mendorong anggota keluarga untuk memberi dukungan
kepada klien dalam berkomunikasi dengan orang lain
Intervensi :
! Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum
obat, nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping
penggunan obat
% Bermanfaat
& Tidak
bermanfaat
!
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
! Setiap bertemu hindarkan diri memberi penilaian negatif
! Mengutamakan memberi pujian positif
Intervensi :
! Merencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai dengan kemampuan
! Mengingatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
! Memberi contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
direncanakan.
! Memberi pujian atas keberhasilan klien
!
Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain.
! Sosial: latihan asertif dengan orang lain.
! Spiritual: sembahyang/doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan
agamanya masing-masing
Tuk 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
Intervensi :
! Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara
yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.
! Latih klien memperagakan cara yang dipilih:
! Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih.
! Jelaskan manfaat cara tersebut
!
Intervensi :
! Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien
untuk perilaku kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fitria, Nita. 2011. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi
Program S-1 Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
2. Wahyudi, A, I., Oktaviani, C., Dianesti, E, N., dkk..2018. Strategi Pelaksanaan dengan Halusinasi.
E-Journal Universitas Rustida Banyuwangi
Bagikan dokumen Ini
( ) * $ +
Lp Hdr Kronis
Dessy Angghita
ASKEP HALUSINASI
Christine Sihaloho
LP halusinasi
Heri Puspito
Majalah Podcast
Lembar Musik
LP Perilaku Kekerasan
Erik Rockman
LP Halusinasi
Trisa Pradnja Paramita
lp RPK
Victoria Sampson
Lp Isolasi Sosial
Adha Tazakka
Lp Halusinasi
Fanny Chie Vierrania
ASKEP HALUSINASI
Adi Suherman
LP + SP HALUSINASI
PENDENGARAN
Irma Indriatin
LP Halusinasi
Adrian Langging
LP RPK
Intan Hartati
Media Aksesibilitas
Undang teman
Sosial
Hadiah
Twitter
Hukum
Facebook
Syarat Pinterest
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie
Snapshots • Direktori