Terpenaa
Terpenaa
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kemudian dicampur dengan batu kapur dan bahan fluks silika. Tepung bijih
campuran FeS, FeO, SiO2, dan CuS. Campuran ini disebut kalsin dan dilebur
dengan batu kapur sebagi fluks dalam dapur reverberatory. Besi yang ada larut
dalam terak dan tembaga, besi yang tersisa ditaungkan ke dalam konventor.
teroksidasi, dan besi membentuk terak yang dibuang pada selang waktu
tertentu. Panas oksidasi yang dihasilkan cukup tinggi sehingga muatan tetap
cair dan sulfida tembaga akhirnya berubah menjadi oksida tembaga dan sulfat.
tembaga blister dan dioksida belerang. Setelah itu, tembaga ini dilebur dan
dicor menjadi slab, kemudian diolah lebih lanjut secara elektronik menjadi
tembaga.
Tembaga ini mempunyai sifat sifat yang sangat baik yakni; sebagai penghantar
listrik dan panas yang baik, mampu tempa, duktil dan mudah dibentuk menjadi
plat-plat atau kawat. Bijih-bijih tembaga dapat diklasifikasikan atas tiga golongan
1
pembentuk basa dan berdasarkan sifat-sifat logam terhadap oksida ini logam-
logam tersebut dapat digolongkan menjadi; • Logam Mulia, yaitu logam yang tidak
dapat mengalami oksida, misalnya; Au, Pt, Ag dan Hg. • Logam setengah mulia,
yaitu logam yang agak sukar teroksida, misalnya Cu. • Logam tidak Mulia, yaitu
logam-logam yang dalam keadaan biasa dan pada perubahan temperatur mudah
teroksidasi, mis alnya K, Na, Mg, Ca, Al, Zn, Fe, Sn, Pb dll. Terlihat bahwa logam
Cu merupakan logam setengah mulia yang agak sukar teroksida, maka pada Tabel 1
mineral tembaga terpenting berada pada senyawa sulfide dan hidroksida. Proses
oksida, sedangkan logam pada mineral dengan senyawa hidroksida dan karbonat
akan mudah diekstrak menggunakan metode Hydrometallurgy. Oleh karena itu bijih
logam pengotor maupun logam utamanya harus diubah dulu menjadi senyawa
sulfida tak larut menjadi bentuk tembaga sulfat yang lebih larut dalam air
menciptakan kondisi asam dari senyawa sulfur yang tereduksi sehingga dapat
menghasilkan logam terlarut tembaga yang diinginkan untuk diproses lebih lanjut
2
dalam proses smelting. Proses biomining pada dasarnya adalah proses
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian.
a. Bagi Audien
tembaga.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Tembaga
Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54,
merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik
lebur 1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C. dikenal sejak zaman prasejarah.
Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni.
Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan tembaga yaitu
pembuatan pelat, alat-alat listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat-alat
dapur, dan industry. Senyawa tembaga juga digunakan dalam kimia analitik
dan penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat-obatan dan
B. Sifat-sifat Tembaga
karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Kotoran yang
Selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga
tinggi; dan tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk
mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat ditempa
4
(meleable).
Ø Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan,
sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu.
banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan pula pada seni patung.
Ø Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu
Ø Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
menjadi metanal.
D. Elektrolisis
Sel Elektrolisis :
5
Oleh karena katode bermuatan negatif maka pada katode terjadi reaksi
a. Kation dapat berasal dari golongan alkali, alkali tanah, Al atau Mn yaitu
ion-ion logam yang memiliki elektrode lebih dari kecil atau lebih negatif
daripada pelarut (air), sehingga air yang tereduksi. Reaksi yang terjadi
M+ + e¯ → M
2 H+(aq) + 2 e¯ → H2(g)
Mn2+ + e¯ → M
Oleh karena anode bermuatan positif maka pada anode terjadi reaksi
oksidasi.
a. Ion-ion sisa asam oksi, misalnya SO42¯ dan NO3¯ tidak teroksidasi maka
6
b. Ion-ion halida yaitu F–, Br–, I¯ dioksidasi menjadi halogen (X2) yaitu F2,
2 X¯ → X2 + 2 e¯
3. Bahan Elektrode
b. Apabila elektrode terbuat dari logam aktif misal Cu maka anode tersebut
M → Mn+ + n e¯
Pada saat selelektrolisis dihubungkan dengan sumber arus listrik maka anion
yaitu ion negatif dalam elektrolit ditarik ke anode yang bermuatan positif.
Adapun kation yaitu ion positif ditarik ke katode yang bermuatan negatif. Ion
7
elektrodenya adalah Cu, maka pada anode terjadi oksidasi Cu menjadi ion
yang terlarut.
Cu(s) → Cu(s)
Contoh
tembaga, dan sebagai elektrolit adalah tembaga sulfat CuSO4. Reaksi yang
Ion Cu2+ bergerak ke katode, mengambil elektron dan menjadi logam tembaga
Lama kelamaan tembaga pada anode berkurang dan besi katode dilapisi
tembaga. Bila proses ini makin lama, maka pelapisannya makin tebal.
8
Tengah
dengan jumlah listrik yang digunakan tiap 1 mol e Faraday =96 500 coulomb
massaekivalen =Ar / e
t = waktu (dt)
arus listrik yang sama,maka massa endapan pada masing-masing kutub katoda
sbb:
w1 : w2 = e1 : e2
BAB III
9
PEMBAHASAN
kandungan logam tembaga kira-kira 99%, sisanya terutama terdiri dari besi, seng,
perak, emas, dan platina. Dalam proses pemurnian tembaga, tembaga yang belum murni
digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan tembaga
sulfat sebagai elktrolit. Katoda tersiri dari tembaga yang sangat murni. Ketika terjadi
elektrolisis, hanya tembaga dan logam-logam aktif lainnya seperti besi atau seng yang
dapat dioksidasi dan larut dalam larutan. Perak, emas dan platina tidak larut dan
mengendap di dasar sel. Pada katoda hanya zat yang sangat mudah direduksi, Cu2+
yang dapat menarik elektron, jadi hanya tembaga yang mengendap. Hasil akhir dari
elektrolisis adalah tembaga pindah dari anoda ke katoda, sedangkan Fe dan Zn tinggal
dalam larutan sebagai Fe2+ dan Zn2+ Endapan lumpur perak, emas, dan platina
kandungan logam tembaga kira-kira 99%, sisanya terutama terdiri dari besi, seng,
perak, emas, dan platina. Dalam proses pemurnian tembaga, tembaga yang belum murni
digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan tembaga
sulfat sebagai elktrolit. Katoda tersiri dari tembaga yang sangat murni. Ketika terjadi
elektrolisis, hanya tembaga dan logam-logam aktif lainnya seperti besi atau seng
yang dapat dioksidasi dan larut dalam larutan. Perak, emas dan platina tidak larut
dan mengendap di dasar sel. Pada katoda hanya zat yang sangat mudah direduksi,
Cu2+ yang dapat menarik elektron, jadi hanya tembaga yang mengendap. Hasil akhir
dari elektrolisis adalah tembaga pindah dari anoda ke katoda, sedangkan Fe dan Zn
10
tinggal dalam larutan sebagai Fe2+ dan Zn2+ Endapan lumpur perak, emas, dan
platina Penggunaan elektrolisis yang sangat menarik adalah pada pembersihan dan
kandungan logam tembaga kira-kira 99%, sisanya terutama terdiri dari besi, seng,
Dalam proses pemurnian tembaga, tembaga yang belum murni digunakan sebagai
anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan tembaga sulfat sebagai
elktrolit. Katoda tersiri dari tembaga yang sangat murni. Ketika terjadi elektrolisis,
hanya tembaga dan logam-logam aktif lainnya seperti besi atau seng yang dapat
dioksidasi dan larut dalam larutan. Perak, emas dan platina tidak larut dan
mengendap di dasar sel. Pada katoda hanya zat yang sangat mudah direduksi, Cu2+
yang dapat menarik elektron, jadi hanya tembaga yang mengendap. Hasil akhir dari
elektrolisis adalah tembaga pindah dari anoda ke katoda, sedangkan Fe dan Zn tinggal
dalam larutan sebagai Fe2+ dan Zn2+. Endapan lumpur perak, emas, dan platina.
dikeluarkan dari sel. Kemudian dijual dengan harga yang dapat menutupi biaya listrik
biaya total produksi tembaga cukup memadai karena termasuk penambangan bijih
11
Berikut adalah proses pembuatan tembaga :
Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu
logam yang tidak berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan
2. Pemanggangan (Roasting) Pada proses ini kalkoprit akan bereaksi dengan oksigen
Pada proses pemanasan Cu2S akan teroksidasi. C. Reduksi Proses reduksi terjadi
antara Cu2O dengan Cu2S yang masih ada dalam proses sebelumnya. 2Cu
2O(s) + Cu2
mendekati 99%.)
+ 3O2(g) → 2C
12
3. Reduksi Proses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S yang masih ada
dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak murni) dipasang
sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan
Cu.
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin
13
Manfaat Tembaga dalam bidang industry adalah sebagai bahan untuk kabel
listrik dan kumparan dynamo. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan
mata uang dan perkakas yang terbuat dari emas dan perak, tembaga banyak
digunakan dalam industry cat, fungisida serta dapat digunakan sebagai katalis,
eritrosit, membantu absorb unsur Fe, memelihara fungsi syaraf dan Sintesis
substansi hormone.
Manfaat Tembaga dalam bidang industry adalah sebagai bahan untuk kabel
listrik dan kumparan dynamo. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan
mata uang dan perkakas yang terbuat dari emas dan perak, tembaga banyak
digunakan dalam industry cat, fungisida serta dapat digunakan sebagai katalis,
eritrosit, membantu absorb unsur Fe, memelihara fungsi syaraf dan Sintesis
substansi hormone.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logam Cu yang kotor dioksidasi dan berubah menjadi larutan Cu2+ Ion Cu2+
bergabung dengan larutan yang ada dan bergerak ke katode. Di katode Ion Cu2+
direduksi membentuk logam kembali. Pada waktu Ion Cu2+ di anode bergerak ke
katode, maka harus ada penyaring, sehingga yang ke katode hanya Ion Cu2+ saja,
15
DAFTAR PUSTAKA
http://kimia.upi.edu/staf/
nurul/web2012/0909153/
pemurnian_logam.html
diakses
pada tanggal 5 Januari 2014
http://
imc.kimia.undip.ac.id/mata-
kuliah/kimia-dasar-ii/bab-3-
sel-elektrokimia/
16
diakses pada tanggal 5
Januari 2014
Utami, Budi.2009. Kimia
untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Nasional.
1. http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/0909153/pemurnian_logam.html
2. http://imc.kimia.undip.ac.id/mata-kuliah/kimia-dasar-ii/bab-3-sel-elektrokimia/
3. Utami, Budi.2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Nasional.
17
TABEL
18
Tabel 1 Tembaga
GAMBAR
19
Gambar 3. Pemurnian Tembaga
20