Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses pemurnian tembaga diawali dengan penggilingan bijih tembaga

kemudian dicampur dengan batu kapur dan bahan fluks silika. Tepung bijih

dipekatkan terlebih dahulu, sesudah itu dipanggang sehingga terbentuk

campuran FeS, FeO, SiO2, dan CuS. Campuran ini disebut kalsin dan dilebur

dengan batu kapur sebagi fluks dalam dapur reverberatory. Besi yang ada larut

dalam terak dan tembaga, besi yang tersisa ditaungkan ke dalam konventor.

Udara dihembuskan ke dalam konventor selama 4 – 5 jam, kotoran-kotoran

teroksidasi, dan besi membentuk terak yang dibuang pada selang waktu

tertentu. Panas oksidasi yang dihasilkan cukup tinggi sehingga muatan tetap

cair dan sulfida tembaga akhirnya berubah menjadi oksida tembaga dan sulfat.

Bila aliran udara dihentikan, oksida bereaksi dengan sulfida membentuk

tembaga blister dan dioksida belerang. Setelah itu, tembaga ini dilebur dan

dicor menjadi slab, kemudian diolah lebih lanjut secara elektronik menjadi

tembaga murni. Proses pemurnian tembaga dikenal dengan nama electrorefining

tembaga.

Tembaga berwarna coklat keabu-abuan dan mempunyai struktur kristal FCC.

Tembaga ini mempunyai sifat sifat yang sangat baik yakni; sebagai penghantar

listrik dan panas yang baik, mampu tempa, duktil dan mudah dibentuk menjadi

plat-plat atau kawat. Bijih-bijih tembaga dapat diklasifikasikan atas tiga golongan

yaitu Bijih Sulfida, Bijih Oksida, dan Bijih murni (native).

Ditinjau dari sifat kimianya logam-logam mempunyai oksida-oksida

1
pembentuk basa dan berdasarkan sifat-sifat logam terhadap oksida ini logam-

logam tersebut dapat digolongkan menjadi; • Logam Mulia, yaitu logam yang tidak

dapat mengalami oksida, misalnya; Au, Pt, Ag dan Hg. • Logam setengah mulia,

yaitu logam yang agak sukar teroksida, misalnya Cu. • Logam tidak Mulia, yaitu

logam-logam yang dalam keadaan biasa dan pada perubahan temperatur mudah

teroksidasi, mis alnya K, Na, Mg, Ca, Al, Zn, Fe, Sn, Pb dll. Terlihat bahwa logam

Cu merupakan logam setengah mulia yang agak sukar teroksida, maka pada Tabel 1

mineral tembaga terpenting berada pada senyawa sulfide dan hidroksida. Proses

ekstraksi logam-logam secara kimia-fisik (konvensional) biasa dilakukan dengan

metode Pyrometallurgy atau Hydrometallurgy dan pemurnian logamnya

menggunakan Electrometallurgy. Logam dalam mineral akan mudah diekstrak dari

suatu bijih menggunakan metode Pyrometallugy apabila mineralnya dalam senyawa

oksida, sedangkan logam pada mineral dengan senyawa hidroksida dan karbonat

akan mudah diekstrak menggunakan metode Hydrometallurgy. Oleh karena itu bijih

tembaga senyawa sulfide untuk dapat diekstrak dengan Pyrometallurgi, maka

logam pengotor maupun logam utamanya harus diubah dulu menjadi senyawa

oksida dengan proses Pemanggangan (Roasting). Sedangkan bijih dengan senyawa

hidroksida maupun karbonat dapat diekstraksi dengan Hydrometallurgy. Berbeda

dengan konsep kimia-fisik yang berprinsip konvensional, teknologi Biomining

untuk memeroleh tembaga menggunakan prinsip dari proses bioleaching yang

mengubah bijih tembaga memperoleh tembaga yang umumnya berbentuk tembaga

sulfida tak larut menjadi bentuk tembaga sulfat yang lebih larut dalam air

menggunakan prinsip dari proses bioleaching. Proses ini bertujuan untuk

menciptakan kondisi asam dari senyawa sulfur yang tereduksi sehingga dapat

menghasilkan logam terlarut tembaga yang diinginkan untuk diproses lebih lanjut
2
dalam proses smelting. Proses biomining pada dasarnya adalah proses

Hydrometallurgy namun reagen pelindi (leching)-nya tidak menggunakan bahan

kimia tetapi menggunakan bakteri, sehingga lebih ramah lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan penelitian masalah ini adalah :

a.       Bagaimana proses pemurnian tembaga ?

b.      Apakah kegunaan tembaga itu tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam Penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah :

a. Untuk memahami proses pembuatan tembaga.

b. Mengetahui kegunaan tembaga.

D. Manfaat Penelitian.

Dalam Makalah ini manfaat yang ingin dicapai adalah:

a. Bagi Audien

Dapat memurnikan tembaga, sehingga tidak salah dalam pemurnian

tembaga.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tembaga

Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54,

merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik

lebur 1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C. dikenal sejak zaman prasejarah.

Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni.

Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan tembaga yaitu

dalam bentuk logam merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan,

perunggu serta campuran emas dan perak. Banyak digunakan dalam

pembuatan pelat, alat-alat listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat-alat

dapur, dan industry. Senyawa tembaga juga digunakan dalam kimia analitik

dan penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat-obatan dan

pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organism hidup dan

merupakan unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.

B. Sifat-sifat Tembaga

Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan,

karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Kotoran yang

terdapat dalam tembaga akan memperkecil/mengurangi daya hantar listriknya.

Selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga

tinggi; dan tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk

kelengkapan bahan radiator, ketel, dan alat kelengkapan pemanasan.Tembaga

mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat ditempa

4
(meleable).

C. Manfaat Penggunaan Tembaga

Ø Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo.

Ø Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan,

sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu.

Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji

dan galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak

digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu

banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan pula pada seni patung.

Kuningan dan perunggu berturut-turut seperti yang tertera pada gambar.

Ø Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu

mengndung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya. Gambar

mata uang yang terbuat dari emas.

Ø Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.

Ø Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol

menjadi metanal.

D. Elektrolisis

Sel Elektrolisis :

a.Terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia,contoh : penyepuhan

b.Reaksi redoks berlangsung tidak spontan

c.Memiliki 2 kutub : katoda ( -) dan anoda ( + )

Berikut hal-hal yang berkaitan dengan elektrolisis.

1. Reaksi pada Katode

5
Oleh karena katode bermuatan negatif maka pada katode terjadi reaksi

reduksi. Reaksi di katode bergantung jenis kation dalam larutan.

a. Kation dapat berasal dari golongan alkali, alkali tanah, Al atau Mn yaitu

ion-ion logam yang memiliki elektrode lebih dari kecil atau lebih negatif

daripada pelarut (air), sehingga air yang tereduksi. Reaksi yang terjadi

dapat dituliskan seperti berikut.

2 H2O(l) + 2 e¯ → 2 OH¯(aq) + H2(g)

b. Ion-ion logam yang memiliki E° lebih besar dari -0,83direduksi menjadi

logam yang diendapkan pada permukaan katode.

M+ + e¯ → M

c. Ion H+ dari asam direduksi menjadi gas hidrogen (H2)

2 H+(aq) + 2 e¯ → H2(g)

d. Apabila di dalam elektrolisis yang dipakai adalah leburan, maka akan

terjadi reaksi seperti berikut.

Mn2+ + e¯ → M

2. Reaksi pada Anode

Oleh karena anode bermuatan positif maka pada anode terjadi reaksi

oksidasi.

a. Ion-ion sisa asam oksi, misalnya SO42¯ dan NO3¯ tidak teroksidasi maka

yang dioksidasi adalah air.

2 H2O(l) → 4 H+(aq) + 4 e¯ + O2(g)

6
b. Ion-ion halida yaitu F–, Br–, I¯ dioksidasi menjadi halogen (X2) yaitu F2,

Cl2, Br2, I2 dengan reaksi seperti berikut.

2 X¯ → X2 + 2 e¯

c. Ion OH¯ dari basa yang dioksidasi menjadi gas oksigen(O2).

4 OH¯(aq) → 2 H2O(l) + 4 e¯ + O2(g)

3. Bahan Elektrode

a. Apabila dalam reaksi elektrolisis menggunakan electrode terbuat dari C, Pt

dan Au atau logam inert, maka electrode tersebut tidak bereaksi.

b. Apabila elektrode terbuat dari logam aktif misal Cu maka anode tersebut

akan mengalami oksidasi.

Reaksi yang terjadi seperti berikut.

M → Mn+ + n e¯

reaksi redoks dalam sel elektrolisis

Pada saat selelektrolisis dihubungkan dengan sumber arus listrik maka anion

yaitu ion negatif dalam elektrolit ditarik ke anode yang bermuatan positif.

Adapun kation yaitu ion positif ditarik ke katode yang bermuatan negatif. Ion

yang bereaksi di electrode menjadi tidak bermuatan. Elektron mengalir dari

anode ke baterai dan dari baterai ke katode.

Reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda Cu Oleh karena

7
elektrodenya adalah Cu, maka pada anode terjadi oksidasi Cu menjadi ion

yang terlarut.

Reaksi ionisasi dari CuSO4 seperti berikut.

CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO4 2¯(aq)

Reaksi elektrolisis dapat ditulis seperti berikut.

Katode : Cu2+(aq) + 2 e¯ → Cu(s)

Anode : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2 e¯

Cu(s) → Cu(s)

Prinsip elektroplating ialah sebagai berikut.

– Katode : logam yang akan dilapisi.

– Anode : logam untuk melapisi.

– Elektrolit : garam dari logam anode.

Contoh

Besi akan dilapisi tembaga, maka sebagai katodenya adalah besi,anodenya

tembaga, dan sebagai elektrolit adalah tembaga sulfat CuSO4. Reaksi yang

terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut.

Ion Cu2+ bergerak ke katode, mengambil elektron dan menjadi logam tembaga

yang menempel pada besi katode. Katode : Cu2+(aq) + 2 e¯ → Cu(s)

Ion SO42¯ bergerak ke anode memberikan elektron dan bereaksi dengan

tembaga anode. Anode : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2 e¯

Lama kelamaan tembaga pada anode berkurang dan besi katode dilapisi

tembaga. Bila proses ini makin lama, maka pelapisannya makin tebal.

Pemanfaatan elektrolisis terus berkembang. Penelitianpenelitian elektrolisis

terus dilakukan. Di Indonesia penelitian ini banyak dilakukan di laboratorium

BATAN (Badan Tenaga Nuklir Indonesia) yang berada di Yogyakarta, Jawa

8
Tengah

Hitungan dalam elektrolisis :

Hukum Faraday I : Banyaknya zat yang bereaksi pada elektrolisis sebanding

dengan jumlah listrik yang digunakan tiap 1 mol e Faraday =96 500 coulomb

w = e.F atau w = Ar.i.t /e.96500 C = i.t

massaekivalen =Ar / e

i=kuat arus (A)

t = waktu (dt)

m =massa yang diendapkan (gr)

Hukum Faraday II:

Jika 2 atau lebih larutan dielektrolisis secara bersama-sama dengan jumlah

arus listrik yang sama,maka massa endapan pada masing-masing kutub katoda

sbb:

w1 : w2 = e1 : e2

BAB III

9
PEMBAHASAN

Penggunaan elektrolisis yang sangat menarik adalah pada pembersihan dan

pemurnian tembaga. Ketika mula-mula dipisahkan dari bijih tembaga, kemurnian

kandungan logam tembaga kira-kira 99%, sisanya terutama terdiri dari besi, seng,

perak, emas, dan platina. Dalam proses pemurnian tembaga, tembaga yang belum murni

digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan tembaga

sulfat sebagai elktrolit. Katoda tersiri dari tembaga yang sangat murni. Ketika terjadi

elektrolisis, hanya tembaga dan logam-logam aktif lainnya seperti besi atau seng yang

dapat dioksidasi dan larut dalam larutan. Perak, emas dan platina tidak larut dan

mengendap di dasar sel. Pada katoda hanya zat yang sangat mudah direduksi, Cu2+

yang dapat menarik elektron, jadi hanya tembaga yang mengendap. Hasil akhir dari

elektrolisis adalah tembaga pindah dari anoda ke katoda, sedangkan Fe dan Zn tinggal

dalam larutan sebagai Fe2+ dan Zn2+ Endapan lumpur perak, emas, dan platina

Penggunaan elektrolisis yang sangat menarik adalah pada pembersihan dan

pemurnian tembaga. Ketika mula-mula dipisahkan dari bijih tembaga, kemurnian

kandungan logam tembaga kira-kira 99%, sisanya terutama terdiri dari besi, seng,

perak, emas, dan platina. Dalam proses pemurnian tembaga, tembaga yang belum murni

digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan tembaga

sulfat sebagai elktrolit. Katoda tersiri dari tembaga yang sangat murni. Ketika terjadi

elektrolisis, hanya tembaga dan logam-logam aktif lainnya seperti besi atau seng

yang dapat dioksidasi dan larut dalam larutan. Perak, emas dan platina tidak larut

dan mengendap di dasar sel. Pada katoda hanya zat yang sangat mudah direduksi,

Cu2+ yang dapat menarik elektron, jadi hanya tembaga yang mengendap. Hasil akhir

dari elektrolisis adalah tembaga pindah dari anoda ke katoda, sedangkan Fe dan Zn

10
tinggal dalam larutan sebagai Fe2+ dan Zn2+ Endapan lumpur perak, emas, dan

platina Penggunaan elektrolisis yang sangat menarik adalah pada pembersihan dan

pemurnian tembaga. Ketika mula-mula dipisahkan dari bijih tembaga, kemurnian

kandungan logam tembaga kira-kira 99%, sisanya terutama terdiri dari besi, seng,

perak, emas, dan platina.

Dalam proses pemurnian tembaga, tembaga yang belum murni digunakan sebagai

anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan tembaga sulfat sebagai

elktrolit. Katoda tersiri dari tembaga yang sangat murni. Ketika terjadi elektrolisis,

hanya tembaga dan logam-logam aktif lainnya seperti besi atau seng yang dapat

dioksidasi dan larut dalam larutan. Perak, emas dan platina tidak larut dan

mengendap di dasar sel. Pada katoda hanya zat yang sangat mudah direduksi, Cu2+

yang dapat menarik elektron, jadi hanya tembaga yang mengendap. Hasil akhir dari

elektrolisis adalah tembaga pindah dari anoda ke katoda, sedangkan Fe dan Zn tinggal

dalam larutan sebagai Fe2+ dan Zn2+. Endapan lumpur perak, emas, dan platina.

dikeluarkan dari sel. Kemudian dijual dengan harga yang dapat menutupi biaya listrik

yang dibutuhkan untuk elektrolisis ini. Sebagai hasilnya, pemurnian logam

tembaga (kira-kira kemurniannya 99,96%) relatif tidak mahal. Dengan demikian,

biaya total produksi tembaga cukup memadai karena termasuk penambangan bijih

kasar dan pemurniaan awalnya.

11
Berikut adalah proses pembuatan tembaga :

1. Pengapungan (Floating) Proses pengapungan atau floating di awali dengan

pengecilan ukuran bijih kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus.

Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu

minyak tertentu. Kemudian udara ditiupkan ke dalam campuran untuk

menghasilkan gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung

logam yang tidak berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan

menempel pada gelembung-gelembung udara yang kemudian mengapung ke

permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-

partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan.

2. Pemanggangan (Roasting) Pada proses ini kalkoprit akan bereaksi dengan oksigen

4CuFeS2(s) + 9O2 → 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)

Dengan menambahkan SiO2 maka besi akan terpisah sebagai ampas.

Fe2O3(s) + 3SiO2(s) → Fe2(SiO3)3(s)

Pada proses pemanasan Cu2S akan teroksidasi. C. Reduksi Proses reduksi terjadi

antara Cu2O dengan Cu2S yang masih ada dalam proses sebelumnya. 2Cu

2O(s) + Cu2

S(s) → 6Cu(s) + SO2(g)

Cu yang diperoleh dengan proses ini mempunyai kemurnian

mendekati 99%.)

+ 3O2(g) → 2C

12
3. Reduksi Proses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S yang masih ada

dalam proses sebelumnya.

2Cu2O(s) + Cu2S(s) → 6Cu(s) + SO2(g)

Cu yang diperoleh dengan proses ini mempunyai kemurnian mendekati 99%.

4. Pemurnian Pemurnian tembaga dilakukan secara elktrolisis. Blister atau tembaga

lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt kemudian dimurnikan

dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak murni) dipasang

sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan

tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga di

anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam

Cu.

Katoda : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)

Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e

Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin

bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt

mengendap sebagai lumpur.

13
Manfaat Tembaga dalam bidang industry adalah sebagai bahan untuk kabel

listrik dan kumparan dynamo. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan

beberapa bagian kapal, serbuk tembaga berguna sebagai katalisator untuk

mengoksidasi methanol menjadi metanal, untuk menambah kekuatan dan kekerasan

mata uang dan perkakas yang terbuat dari emas dan perak, tembaga banyak

digunakan dalam industry cat, fungisida serta dapat digunakan sebagai katalis,

baterai elektroda sebagai pencegah pertumbuhan lumut. Selain dalam bidang

industry, tembaga juga bermanfaat untuk tubuh. Seperti : pembentukan Hb dan

eritrosit, membantu absorb unsur Fe, memelihara fungsi syaraf dan Sintesis

substansi hormone.

Manfaat Tembaga dalam bidang industry adalah sebagai bahan untuk kabel

listrik dan kumparan dynamo. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan

beberapa bagian kapal, serbuk tembaga berguna sebagai katalisator untuk

mengoksidasi methanol menjadi metanal, untuk menambah kekuatan dan kekerasan

mata uang dan perkakas yang terbuat dari emas dan perak, tembaga banyak

digunakan dalam industry cat, fungisida serta dapat digunakan sebagai katalis,

baterai elektroda sebagai pencegah pertumbuhan lumut. Selain dalam bidang

industry, tembaga juga bermanfaat untuk tubuh. Seperti : pembentukan Hb dan

eritrosit, membantu absorb unsur Fe, memelihara fungsi syaraf dan Sintesis

substansi hormone.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Logam Cu yang kotor dioksidasi dan berubah menjadi larutan Cu2+ Ion Cu2+

bergabung dengan larutan yang ada dan bergerak ke katode. Di katode Ion Cu2+

direduksi membentuk logam kembali. Pada waktu Ion Cu2+ di anode bergerak ke

katode, maka harus ada penyaring, sehingga yang ke katode hanya Ion Cu2+ saja,

sedangkan pengotornya tetap di anode. Akibatnya daerah katode adalah daerah

bersih dan Cu2+ yang diendapkan akan menghasilkan logam Cu murni

15
DAFTAR PUSTAKA

http://kimia.upi.edu/staf/
nurul/web2012/0909153/
pemurnian_logam.html
diakses
pada tanggal 5 Januari 2014
http://
imc.kimia.undip.ac.id/mata-
kuliah/kimia-dasar-ii/bab-3-
sel-elektrokimia/

16
diakses pada tanggal 5
Januari 2014
Utami, Budi.2009. Kimia
untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Nasional.
1. http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/0909153/pemurnian_logam.html

diakses pada tanggal 5 Juni 2016

2. http://imc.kimia.undip.ac.id/mata-kuliah/kimia-dasar-ii/bab-3-sel-elektrokimia/

diakses pada tanggal 5 Juni 2016

3. Utami, Budi.2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Nasional.

17
TABEL

18
Tabel 1 Tembaga

Tabel 2. Tabel bijih bijih tembaga yang terpenting

GAMBAR

Gambar 1 Reaksi anoda dan Katoda Gambar 2. Lokasi pemurnian tembaga

19
Gambar 3. Pemurnian Tembaga

20

Anda mungkin juga menyukai