Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PERANCANGAN PROSES
3.1 Uraian Proses
Secara garis besar proses pembuatan Etanol dibagi menjadi 5 tahapan yaitu :

3.1. 1. Penyiapan Bahan Baku


a. Umbi Suweg
Suweg (Amorphophallus campanulatus BI) ialah suatu jenis Araceae yang
berbatang semu mempunyai satu daun tunggal yang terpecah-pecah
dengan tangkai daun tegak yang keluar dari umbinya. Tangkainya belang
hijau putih, berbintil-bintil, panjangnya 50-150 cm. Diperoleh dari petani
yang kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan Hooper (H-01) pada
suhu 30 C dan tekanan 1 atm dalam gudang bahan baku. Kemudian di
dalam tangki di alirkan dengan Conveyor (SC-01) ke Toothed Rolled
Crusher. roda (flywheel) berputar, akan memutar toothed roll yang
terhubung dengan flywheel. Umpan yang masuk akan tertekan pada wear
plate/crushing plate lalu pecah. Gigi – gigi pada roll selanjutnya akan
menggerus partikel – partikel padatan menjadi ukuran yang lebih kecil.
Dialirkan ke Screeninguntuk pengayakan 100 mesh dan Dialirkan menuju
Mixer (M-01) pada suhu 80 C dan ekanan 1 atm menggunakan Screw
Conveyor (SC-02) padasuhu 30 C dan tekanan 1 atm.

b. Alfa Amylase
Alfa Amilase diperoleh dari PT. Sugar Company Grup yang ditampung
pada tangki penyimpanan berbentuk silinder vertical dengan conical
bottem head Hooper (H-02) dengaan suhu 30 C dan tekanan 1 atm. Alfa
Amylase disimpan dalam bentuk cair. Kemudian dialirkan menggunakan
Screw Conveyor (SC-03) bahan baku ini diumpankan dalam reaktor alir
tangki berpengaduk (R-01) dengan suhu 80 C dan tekanan 1 atm.

c. Gluko Amylase
Gluko Amylase diperoleh dari PT. Sugar Company group dari dan
ditampung pada tangki penyimpanan berbentuk silinder vertical dengan
conical bottom head Hooper (H-03) pada suhu 30 C dan tekanan 1 atm.
Gluko Amylase disampin dalam bentuk cair. Kemudian dialirkan dengan
menggunakan Screw Conveyor (SC-04) pada suhu 30 C dan tekanan 1
atm, bahan baku ini diumpankan kedalam reaktor alir tangki berpengaduk
(R-02) pada suhu 65 C dan tekanan 1 atm.

d. Ragi Tape
Ragi Tape diperoleh dari PT. Asahimas Banten dan ditampung pada tangki
penyimpanan bentuk silnder vertical dengan conical bottom head Hopper
(H-04) pada suhu 30 C dan tekanan 1 atm. Ragi tapi disimpan dalam
bentuk padatan. Kemudian dialirkan menggunakan Screw Conveyor (SC-
05) pada suhu 30 Cdan tekanan 1 atm, bahan baku ini diumpankan
kedalam Reaktor Tangki Berpengaduk (R-03) pada suhu 35 C dan tekanan
1,1 atm.
e. Urea
Urea diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik dan ditampung pada tangki
penyimpanan berbentuk silinder vertical dengan conical bottom head
Hopper (H-05) pada suhu 30 C dan tekanan 1 atm. Urea disimpan dalam
bentuk padat. Kemudian dialirkan menggunakan Screw Conveyor (SC-06)
pada suhu 30 C dan tekanan 1 atm, bahan baku ini diumpankan kedalam
Reaktor Tangki Berpengaduk (R-03) Pada suhu 35 C dan tekanan 1,1 atm.

3.1.2. Proses dalam Reaktor


Proses yang terjadi di dalam reaktor dibagi dalam 3reaksi kimia yaitu,
reaksi sakarifikasi, reaksi likuifikasi dan reaksi fermentasi.
3.1.2.1. Reaksi likuifikasi terjadi pada Reaktor 1 (R-01)
Proses likuifikasi yaitu proes pemecahan pati menjadi gula
kompleks (dekstrin) dengen menggunakan katalis enzim alfaamylase
(Bachillus licheniformis). Reaksi liquifikasi terjadi di dalam reaktor,
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (R-01). Reaks berlangsung secara
endotermis pada tekanan 1 atm dan suhu 80 C sehingga diinjeksikan
stem yangberfungsi sebagai pemanas konversi yang terjadi 90%.
Reaksi yang terjadi adalah :
alfa amilase
( C 6 H 10 O5 ) 60+ 30 ( H 2 O )−−−−−−−−−→ 30 ( C12 H 22 O11 )
[Pati] [Air]
[Dextrin]
3.1.2.2. Reaksi Sakarifikasi terjadi pada Reaktor 2 (R-02)
Sakarifikasi yaitu proses pemecahan gula kompleks (dextrin)
menjadi gula sederhana (glukosa) dengan menggunakan katalis enzim
Gluko Amilase(Aspergilus niger). Reaksi sakarifikasi terjadi di dalam
Reaktor Alir tangki Berpengaduk (R-02), Reaksi berlangsung secara
endotermis pada tekanan 1 atm dan pada suhu 65 C sehingga
diinjeksikan steam yang berfungsi sebagai pemanas konversi yang
terjadi 90%. Reaksi yang terjadi :

aspergilus niger
2 ( C12 H 22 011 ) +2 ( H 2 O ) → 4 ( C 6 H 12 06 )
( ragi)

[Dextrin] [Air] [Glukosa]

3.1.2.3. Reaksi Fermentasi pada Reaktor 3 (R-03)


Fermentasi yaitu proses pembentukan ethanol dengan
menggunakan bantuan ragi dalam hal ini adalah ragi tape dan urea.
Reaksi fermentasi terjadi di Reakto 3 (R-03). Glukosa dari Reaktor
(R-02) dengan kondisi suhu 65 C dan tekanan 1 atm di alirkan dalam
Cooler sehingga menjadi 1 atm, 35 C kemudian dialirkan dalam
Fermentor (R-03). Ragi pada suhu 30 C dan tekanan 1 atm dari
Hooper (H-04) di alirkan dalam Fermentor (R-03) pada suhu 35 C
dan tekanan 1 atm. Dan Urea pada suhu 30 C dantekanan 1 atm dari
Hooper(H-05) dialirkan ke dalam Fermentor (R-03) pada suhu 35 C
dan tekana 1 atm. Reaksi yang terjadi :
Yeast
( C 6 H 12 O6 ) Sacaromyses 2 ( C2 H 5 OH ) +2 CO2

[Glukosa] [Etanol] [Karbon dioksida]


Dalam fermentasi hasil dari fermentasi ethanolnya akan di alirkan ke
Setler dengan kondisi suhu 37,9 C dan tekanan 1 atm keluaran ynag
tidak diinginkan akan di masukkan dalam unit pembuangan limbah
dan di dinginkan.

3.1.3. Proses dalam Stiper


Dalam stiper terjadi pemisahan antara zat yang diinginkan (Ethanol)
dengan By Produk, ByProduk dialirkan ke dalam tangki penyimpanan limbah
dalam kondisi suhu 37.5 C dan tekanan 1 atm. Ethanol keluaran stiper dengan
kondisi suhu 37,5 C dan tekanan 1 atm, dimasukkan dalam Heater keluar dri
heater kondisi ethanol menjadi 102 C dan tekana 1,1 atm masuk ke dalam
Menara destilasi (MD-01)

3.1.4 Proses dalam Menara Destilasi


Dalam menara destilasi umpan masuk yaitu ethanol dengan kondisi
suhu 102 C dan tekanan 1,1 atm menghasilkan destilat dan residu. Residu (Hasil
bawah)berupa endapan air dngan kondisi suhu 70,7 C dan tekanan 0.3 atm
dialirkan dalam reboiler hasil atas dari reboiler dimasukkan dalam Menara
Destilasi pada kondisi suhu 70,7 C dan 0,3 atm dan hasil bawah akan
dimasukkan dalam tankki penyimpanan didinginkan dengan cooler sebelum
dimasukkan dalam tankki penyimpanan limbah. Destilat (Hasil atas) dalam
kondisi suhu 87 C dan tekanan 1 atm dialirkan dalam condenser dan dilanjutkan
dalam aliran ke acumulator dalam acumulator dialirkan ke Menara destilasi
(MD-02) dan dikembalikan dalam Menara Destilasi (MD-01) Melalui LC
dalam menara destilasi 2 di proses dan dialirkan ke dalam adsorbsi.
3.1.5. Proses Adsorbse.
Dalam Adsorbsi yaitu proses penyerapan air dengan tujuan untuk
menaiikan kadar dalam Ethanol sehingga didapatkan kadar erhanol yang
tinggi. Kemudian hasil dari adsorbsi dimasukkan ke dalam tanki penyimpanan
ethanol kemudian hasi bawahnya di simpan dalam tanki penyimpanan.
3.2. Uraian Alat
Alat alat yang digunakan dalam Bioethanol Umbi Suweg Ini adalah:
1. Hooper
a. Hooper (H-01)
Untuk penyimpanan umbi suweg
b. Hooper (H-02)
Untuk menyimpan Alfa Amylase
c. Hooper (H-03)
Untuk menyimpan gluko amylase
d. Hooper (H-04)
Untuk enyimpan Ragi tape
e. Hooper (H-05)
Untuk menyimpan urea
2. Screw Conveyor
Berfungsi untuk mengalirkan suatu bahan
3. Pompa
Berfungsi untuk menaikkantekanan membantu proses aliran bahan
4. Mixer 01 (M01)
Fungsi : untuk mensuspensikan bahan baku yang keluar dari tangki Mixer
5. Reaktor 01 (R01)
Fungsi : untuk merubah pati menjadi gula kopleks (Dextrin)
6. Reaktor 02 (R02)
fungsi : Pemecahan gula kompleks (Dextrin) menjadi gula sederhana
(Glukosa)
7. Reaktor fermenter (R03)
Fungsi : untuk merubah glukosa menjadi alkohol dengan bantuan yeast
Jenis : reaktor batch
8. Menara distilasi (MD 01)
Fungsi : untuk memisahkan etanol dari air dan glukosa
9. Menara distilasi (MD 02)
Fungsi : untuk memisahkan etanol dan air
10. Adsorber
Fungsi : Untuk menyerap air sehingga dapat menghasilkan kdar ethanol
yang tinggi.
11. Stiper
Fungsi : alat untuk menyerap cairan oleh gas
12. Heater
Fungsi : alat unyuk menaikkan suhu
13. Cooler
Fungsi : Alat untuk menurunkan suhu.

Anda mungkin juga menyukai