Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terperangkapnya udara dalam rongga pleura yang dapat mengganggu fungsi paru
ruang diantara paru- paru dan dinding dada. Cedera dada akibat benda tumpul
atau tusukan, prosedur medis tertentu, atau penyakit paru- paru juga dapat
Dari data WHO (World Health Organization, 2018) insiden pneumothorax laki-
laki lebih banyak dari pada perempuan. Kasus pneumothorax spontan primer
7,4/100.000 per tahun untuk laki-laki dan 1,2/100.000 per tahun untuk
6,3/100.000 per tahun untuk laki-laki dan 2/100.000 per tahun untuk perempuan
Menurut Depkes RI, kasus penumothorax di Indonesia berkisar antara 2,4- 17,8
per 100.000 per tahun. Di RS Cipto Mangunkusumo pada tahun 2011 didapatkan
1
2
Angka mortalitas pneumothoraknya pun tinggi yaitu sebanyak 33,7% dengan penyebab
kematian terbanyak gagal napas (45,8%) (Muttaqien, 2019). Prevelensi dari Jawa Tengah
2019 dengan jumlah penduduk 34,55 juta didapatkan kasus pneumothorax mencapai 5%
dari penyakit saluran pernafasan lainnya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Suradi
system pernapasan, ditandai dengan dispnea, sianosis, takipnea berat, keterbatasan gerak
dan nyeri dada berasal dari paru-paru akibat adanya udara pada rongga pleura. Tanda dan
gejala gawat pernapasan, tachycardia, dan hipotensi yang parah menunjukkan adanya
Masalah keperawatan yang sering muncul pada kasus pnemothoraks seperti pola nafas
tidak efektif, nyeri akut, gangguan integritas kulit/ jaringan, resiko infeksi, jika tidak
ulangan, dan dapat menyebabkan kematian jika secara cepat berhubungan dengan
penurunan curah jantung atau insufisiensi oksigen darah (hiposemia) (SDKI, 2016).
Masalah utama pola napas tidak efektif yang dapat ditangani dengan intervensi
keperawatan yaitu dengan pemantauan respirasi. Pemantauan respirasi yaitu uatu tindakan
ntuk mengetahui keadaan napas pasien apakah teratur atau tidak dan secara tidak
langsung kita dapat mengetahui keadaan paru- paru pasien apakah ruang diudara di
paru-paru nya berfungsi secara baik atau tidak untuk menerima udara (PPNI, 2017).
3
pengembangan paru, menguatkan otot- otot napas, danmeningatkan relaksasi atau rasa
Intervensi yang akan dilakukan yaitu latihan nafas dalam dengan modifikasi meniup
balon. Latihan nafas adalah upaya untuk memperbaiki ventilasi paru dan penggunaan otot
bantu nafas. Serta memperbaiki kerja alveoli dan mengefektifkan pertukaran gas tanpa
meningkatkan kerja nafas. Hal ini sesuai dengan penelitian latihan nafas dalam dengan
modifiasi meniup balon untuk kasus pneumothorak yang dilakukan oleh Sukartini et al
Selain diberikan tindakan keperawatan, pasien juga perlu dilakukan intervensi medis yang
sering digunakan adalah WSD (Underwater Seal Drainage) yaitu sistem untuk
mengalirkan udara dari thoraks dengan tujuan untuk mempertahankan tekanan negatif
yang normal dalam rongga pleura (cavum pleura) sehingga dapat mengembalikan dan
chest physiotherapy seperti segmental breathing exercise pada penyakit paru restriktif
pnemothoraks yang dialaminya, derajat kolaps, berat ringannya gejala, penyakit dasar,
dan penyulit yang terjadi saat melaksanakan pengobatan yang meliputi tindakan
dekompresi seperti: Menusukan jarum melalui dinding dada hingga masuk ke rongga
pleura. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontraventil seperti penggunaan
pipa Water Sealed Drainage (WSD), pengisapan kontinue, pencabutan drain, tindakan
4
keadaan yang mengancam manusia dengan cara pembuluh darah kolaps sehingga
pengisian jantung menurun yang menyebabkan tekanan darah menurun. Selain itu
pneumothorax juga dapat menyebabkan hipoksia dan dispnea berat dan dapat
Berdasarkan hasil survey saat melakukan praktik klinik di ruang Flamboyan 7 RSUD Dr.
pneumothoraks dengan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif. Sehingga penulis
tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah Ners dengan judul “Asuhan Keperawatan
B. Rumusan Masalah
dalam rongga pleura yang dapat mengganggu fungsi paru terutama oksigenasi dan
ventilasi. Gejala yang dapat terjadi yaitu dispnea, sianosis, takipnea berat, keterbatasan
gerak dan nyeri dada berasal dari paru-paru akibat adanya udara pada rongga pleura.
Keperawatan Pernafasan dengan Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pneumothoraks dengan
5
pasien tersebut?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis Asuhan Keperawatan Pernafasan dengan Pola Nafas Tidak Efektif Pada
Pneumothoraks
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat dijadikan
rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Kesehatan dan Keperawatan, dan berguna
6
juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap
Karya Tulis Ilmiah Ners ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi serta bagi
keperawatan bagi pasien efusi pleura dapat diberikan lebih optimal dan komprehensif.