TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
yang dapat mengganggu fungsi paru terutama oksigenasi dan atau ventilasi.
Udara dapat masuk melalui beberapa cara yaitu adanya parenkim paru terjadi
tetapi udara masuk dari saluran nafas melalui pleura visceral. Sedangkan
pada pneumothorax terbuka, terdapat kerusakan pada dinding dada dan pleura
a. Pneumothorax Terbuka
keadaan ini, tekanan intra pleura sana dengan tekanan barometer (luar).
tekanannya positif.
b. Pneumothorax Tertutup
direabsorsi dan tidak ada hubungannya lagi dengan dunia luar maka
tekanan udara di rongga pleura menjadi negatif. Tetapi paru belum bisa
c. Tension Pneumothorax
terbuka. Pada waktu inspirasi, udara masuk ke ronga pleura yang pada
2. Klasifikasi
a. Menurut Kejadian:
1) Pneumothorax Spontan
2) Pneumothorax Traumatik
4) Pneumothorax Katamenial
9
b. Menurut fistel:
1) Pneumothorax terbuka
2) Pneumothorax tertutup
3) Pneumothorax ventil
b) Sifat ventil dimana udara bisa masuk tapi tidak bisa keluar
3. Etiologi
(Jainurakhma, 2021):
2) Pembedahan dada
10
4) Biopsy transbroncial
5) Torakosintesis
2) Fraktur iga
3) Fraktur clavikula
5) Barotrauma
c. Tension pneumothorax
1) Trauma benda tumpul dan tajam yang mengenai salah satu selaput
4) Komplikasi ventilator
4. Anatomi Fisiologis
a. Anatomi Paru-paru
tiga lobus di paru sebelah kanana dan dua lobus di paru sebelah kiri.
Diantara kedua paru terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang
sehingga kedua lapisan dapat bersinggungan satu sama lain saat bernafas.
Cairan ini juga membantu pleura visceral dan parietal melekat satu sama
b. Anatomi pleura
paru. Sel pleura pipih dan heksagonal. Perdarahan dan persarafan pleura
region subklavia, trauma pada trakea, trauma pada bronchus, subtur pada
c. Fisiologi paru
Paru adalah struktur elastis yang di bungkus dalam sangkar toraks, yang
merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan
dasarnya yaitu diafragma. Efek dari gerakan ini adalah secara bergantian
d. Fisiologi pleura
Bagian keluar dari paru-paru di kelilingi oleh membran halus, licin yaitu
pleura yang juga meluas untuk membungkus dinding inferior toraks dan
pleura viseralis lapisi pleura. Antara kedua pleura ini terdapat ruang yang
e. Fisiologi mediastinum
bagian, terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur thorak kecuali
f. Fisiologi lobus
Setiap paru menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus bawah dan
atas, sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah.
Setiap lobus lebih jauh di bag lagi menjadi dua segmen yang di
bronchus lobaris (tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri). Bronkus
lobaris dibagi menjadi bronkus segmental (10 pada parukanan dan 8 pada
paru kiri), yang merupakan struktur yang di cari ketika memilih posisi
ini di kelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan syaraf.
sebut silia. Silia ini menciptakan gerakan yang konstan yang berfungsi
untuk mengeluarkan lendir dan beda asin menjauhi paru menuju laring.
h. Fisiologi alveolus
Paru terbentuk oleh sekitar tiga ratus juta alfiolid, yang tersusun dalam
persegi. Terdapat tiga jenis sel alviola, sel alviola tipe satu adalah sel
epitel yang membentuk dinding alveolar, sel-sel alveolar tipe dua, sel-sel
alviolar agar tidak kolaps, sel alviolid tipe tiga adalah makrofad yang
merupakan sel falgositis yang besar yang memakan benda asing (mis:
5. Patofisiologis
pleura parietalis dan visceralis terdapat cavum pleura. Cavum pleura normal
respirasi. Adanya udara dan cairan pada cavum pleura menyebabkan tekanan
proses respirasi. Apabila dinding alveolus dan pleura viceralis yang lemah ini
pecah, maka akan ada fistel yang menyebabkan udara masuk ke dalam cavum
Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal
karena elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya
bilamana proses ini semakin berlanjut, hiperekspansi cavum pleura pada saat
inspirasi menekan mediastinal ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara
terjebak pada paru dan cavum pleura karena luka yang bersifat katup tertutup
15
terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan
obstruksi jalan napas. Terjadi perubahan pola napas adanya penggunaan otot
Tekanan intrabronkhial akan lebih meningkat lagi pada waktu batuk, bersih,
dan mengejan, karena pada keadaan ini epiglotis tertutup. Apabila di bagian
perifer dari bronchus atau alveolus ada bagian yang lemah, bronchus dan
alveolus itu akan pecah dan robek. Sehingga kondisi tersebut dapat
Komplikasi yang sering terjadi akibat pemasangan WSD adalah nyeri pada
lokasi insersi. Sedangkan komplikasi yang jarang terjadi (<5% kasus) yaitu
(emfisema subkutis), malposisi selang dada, cedera organ atau saraf, dan
6. Pathway
Infeksi saluran napas Trauma dada Pecahnya bleb Inflamasi paru akut
& kronik
Invasi bakteri Luka Bocornya udara pada
disaluran napas perdarahan/tusukan paru Meningkatnya
produksi sputum
Proses inflamasi Hematotoraks Peningkatan tekanan
udara paru-paru Alveoli penuh
Sputum meningkat Paru-paru terendam sputum
diparu perdarahan Atelektasis paru
Difusi alveoli
Ekspansi paru ↓ Paru-paru berisi terganggu
cairan
Atelektasis Kolaps paru
Pneumothorax
Insersi WSD
Ansietas Defisit
pengetahuan
Skema 2.1
Pathway Pneumothorax
7. Manifestasi Klinis
yaitu:
c. Gerakan dinding dada mungkin tidak sama karena sisi yang sakit
g. Tension pneumotorak
2) Ketakutan
8. Komplikasi
pneumothoraks spontan
d. Fistel bronkopleural
e. Emfisema
Gambaran radiologis pneumothorax akan tampak hitam, rata, dan paru yang
kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang paru yang
kolaps tidak membentuk garis, tetapi berbentuk lobuler yang sesuai dengan
seperti massa yang berada didaerah hilus. Besarnya kolaps paru tidak selalu
berkaitan dengan berat ringan sesak nafas yang dikeluhkan. Perlu diamati ada
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Farmakologi
tension pneumotoraks.
e) Pemeriksaan radiologik.
2) Pemasangan WSD
b. Penatalaksanaan Keperawatan
toraks, seperti yang terlihat pada rontgen toraks posisi tegak. Dikatakan
udara yang terkumpul. Tidak dibutuhkan adanya tindakan yang lebih jauh
lagi bila pada pemeriksaan foto rontgen menunjukkan hasil yang sama
inap.
Tatalaksana dari kelainan ini termasuk evakuasi udara dari rongga pleura
dan menutup kebocoran yang terjadi. Pada keadaan dimana udara yang
Selang trakeostomi ditusukkan pada garis mid aksila sela iga 4-5. Paru
yaitu udem paru. Pada keadaan pneumotoraks yang cukup luas, akan
digunakan.
rongga toraks. Suction kemudian dapat dilepas namun selang WSD dapat
adanya udara lagi, maka selang dapat dilepas. Bila udara tetap ditemukan,
21
tindakan operasi.
a. Pemeriksaan Thorax
Diagnosis fisik :
simtomatik, observasi.
c) Pada keadaan pneumotoraks yang residif lebih dari dua kali harus
dipertimbangkan thorakotomi
b. Pemeriksaan Laboratorium
c. Terapi
1) Antibiotika.
2) Analgetika.
3) Expectorant.
22
1. Pengkajian
b. Keluhan utama terbagi menjadi dua yaitu keliuhan utama masuk saat
rumah sakit dan keluhan saat pengkajian. Keluhan utama pada pasien
c. Riwayat kesehatan
berat, nyeri dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat dan tertekan,
terasa lebih nyeri pada gerakan pernafasan. Selanjutnya dikaji apakah ada
3) Pola eliminasi
menonjol atau tidak, selain itu juga perlu di inspeksi ada tidaknya
berat badan.
gerak dalam keadaan sehat dan sakit. Pada pasien efusi pleura perlu
tidur. Pada pasien efusi pleura perlu dikaji adanya gangguan pola tdur
kemampian meliputi gambaran diri, harga diri, identitas dan ide diri
sendiri.
9) Pola reproduksi/seksual
sistem pendukung.
yang dianutnya.
(2017), yaitu:
7) Thorax (Paru-paru)
infeksi
8) Jantung
Perkusi : pekak
9) Abdomen
Inspeksi : perut besar tidak nampak spider nevi, tidak ada lesi
10) Ekstremitas
2. Diagnosa Keperawatan
d. Resiko infeksi
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan