Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat
setiap tahunnya. Dari kelompok ini 200 ribu pasien memerlukan penanganan
rawat jalan dan 100 ribu pasien dirawat di rumah sakit. Sekitar 12 ribu orang
meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang
berhubungan dengan luka bakar lebih separuh dari kasus luka bakar dirumah sakit
seharusnya dapat dicegah (Elisabeth, 2009).
Pada dasarnya dalam berbagai kasus darurat yang terjadi misalnya pada
luka bakar, peran masyarakat sangatlah penting karena peran dan pengetahuan
masyarakat merupakan faktor utama yang bisa menentukan keselamatan
seseorang. Hal ini karena masyarakat adalah kelompok pertama yang akan
berhadapan langsung dengan penderita luka bakar yang membutuhkan bantuan
sebelum korban mendapatkan bantuan dari pihak yang berkompeten, dalam hal
ini petugas medis (Anneahira, 2012).
B. Metode
Pada penelitian ini metode yang akan digunakan adalah dengan cara
deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain (Sugiyono, 2010).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Jiwo Wetan yang
diambil 1 orang dalam setiap KK yaitu sebanyak 710 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010). Sampel dalam rencana penelitian ini adalah
masyarakat di Desa Jiwo Wetan. Peneliti mengambil sampel 10% dari 710
jumlah populasi, perhitungannya yaitu : s = 10% x 710 = 71. Jadi sampel yang
digunakan dalam penelitian sebanyak 71 responden.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada
responden yang bersedia dijadikan subyek penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya tentang hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
2010). Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup yaitu pada setiap
pertanyaan sudah disediakan alternatif jawaban yaitu benar atau salah. Jenis
pertanyaan adalah favorable, dimana skor yang diberikan adalah 1 apabila
jawaban benar dan 0 apabila jawaban salah sedangkan pertanyaan dengan jenis
unfavorable skor yang diberikan adalah 0 apabila jawaban benar dan 1 apabila
jawaban salahKuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan dan dilakukan
pengecekan terhadap kelengkapan data.
Pada tabel di atas diketahui bahwa umur responden sebagian besar adalah
2030 tahun sebanyak 33 orang (46,5%) dan sebagian kecil responden berumur
>40 tahun sebanyak 11 orang (15,5%).
2. Pendidikan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Desa Jiwo
WetanTahun 2012 (N = 71)
No. Kategori Frekuensi Persentase
1 SD 0 0
2 SMP 11 15,5
3 SMA 46 64,8
4 Perguruan Tinggi 14 19,7
Jumlah 71 100
Pada tabel 2 di atas diketahui bahwa pendidikan responden sebagian besar
adalah SMA sebanyak 46 orang (64,8%), sebagian kecil responden
berpendidikan SMP sebanyak 11 orang (15,5%) dan tidak ada satupun
responden yang berlatar belakang pendidikan SD.
3. Sosial Ekonomi
Tabel 3 Distribusi Frekuensi SosialEkonomiResponden di Desa Jiwo
WetanTahun 2012 (N = 71)
Jumlah 71 100
71)
No K ategori Baik Pengetahuan
Cukup Kurang T otal
f % f % f % f %
1 <20 tahun 0 0 0 0 0 0 0 0
2 20-30 tahun 19 26,8 12 16,9 2 2,8 33 46,5
3 31-40 tahun 8 11,3 16 22,5 3 4,2 27 38
4 >40 tahun 2 2,8 6 8,5 3 4,2 11 15,5
Total 29 40,8 34 47,9 8 11,3 71 100
11,3
Pada tabel 4.7 diketahui bahwa responden dengan sosial ekonomi rendah
≤Rp. 685.000,- cenderung berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 19
orang (26,8%) dan responden dengan pendapatan tinggi >Rp. 685.000,-
cenderung berpengetahuan baik sebanyak 25 orang (35,2%). Namun
responden yang berpengetahuan kurang lebih didominasi (9,9%) oleh
mereka yang berpendapatan rendah ≤Rp. 685.000,-.
8. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Jiwo
Wetan menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang pertolongan
pertama pada luka bakar yaitu sebanyak 34 orang (47,9%)
berpengetahuan cukup. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil jumlah
jawaban benar responden pada kuesioner. Pengetahuan responden cukup
dikarenakan faktor-faktorantara lain umur, pendidikandansosialekonomi.
Seoranglansiadapatmemilikipengetahuanberasaldarisumberinforma
sisepertibukuatausuratkabar. Menurut Soekanto (2002) seseorang yang
mempunyai sumber informasi lebih banyak akan banyak akal dan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Menurut Notoatmodjo (2003),
informasi yang disampaikan guru, orang tua, teman, buku dan surat kabar
akan mempengaruhi pengetahuan. Seseorang dikatakan mempunyai
pengetahuan tinggi bila didukung banyaknya informasi yang
diperolehnya, semakin banyak informasi yang diperolehnya semakin
tinggi pula tingkat pengetahuannya. Begitu pula sebaliknya bila
informasi yang didapat kurang maka tingkat pengetahuannya juga akan
lebih rendah dibanding dengan yang banyak mendapat informasi.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1) Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada luka
bakar berdasarkan umur adalah berumur 20-30 tahun berpengetahuan
cukupsebesar26,8%.
2. Saran
1) Bagi Perawat
Meningkatkan perannya dalam memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan atau konseling tentang
pertolongan pertama pada luka bakar dengan menggunakan lembar balik
atau memberikan leaflet.
2) Bagi masyarakat
Sebaiknya lebih aktif dalam mencari berbagai informasi baik media
cetak maupun elektronik tentang pertolongan pertama pada luka bakar
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pertolongan pertama
pada luka bakar.
Daftar Pustaka
Abu Bakar. 2010, Tingkat Pengetahuan Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Akibat
Kompor Meledak di Kelurahan Wijaya Kusuma. Tidak dipublikasikan.
Agfian. 2011. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar. Diakses tanggal 2 Juni
Anneahira. 2012. Pengertian Pertolongan Pertama. Diakses tanggal 2 Juni 2012 jam
14.00 WIB.
Anonim.2010. PertolonganPertamapada Luka Bakar.Diaksestanggal 2 Juni 2012
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Elisabeth. 2009. Luka Bakar. Diakses tanggal 2 Juni 2012 jam 14.10 WIB. Didapat dari:
http://s1-kep.blogspot.com/2012/02/luka-bakar.html
Hudak dan Gallo. 2010. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC.
Islami. 2010. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Anak Di Rumah Desa Sumbergirang RW I
Lasem Rembang. Tidak dipublikasikan.