Anda di halaman 1dari 2

Promedia: Pemberdayaan Kreator Konten Pada Ecosystem Media Digital

Promedia Teknologi Indonesia melaksanakan pelatihan untuk content creator yang berasal
dari banyak daerah di Indonesia. Pelatihan ini sudah memasuki batch ke 5 dengan jumlah peserta
sekitar 150 orang. Pelatihan ini dilaksanakan secara online melalui zoom dari tanggal 15 sampai 20
November 2021. Pelatihan ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai dunia pembuatan
konten dan ekosistem media digital. Peserta pelatihan berasal dari kalangan umum dan juga anggota
media yang telah berjejaring dengan Promedia. Materi pertama untuk sesi pagi membahas materi
ekosistem media digital. Juga tak luput dibahas adalah mengenai persona pembaca yang dijelaskan
pada materi kedua.

Ekosistem Media Digital

Membahas ekosistem media digital tentunya tak luput dari ekosistem yang tercipta melalui
website, aggregator, dan sosial media. Melansir dari salah satu artikel dari Media Indonesia, yang
ditulis oleh Dian Budiargo pada 28 April 2020 berjudul “Digital Ecosystem Suatu Keniscayaan” bahwa
kemajuan teknologi dan masyarakat informasi tidak bisa dihindarkan, yang mana semua bentuk
komunikasi dan interaksi, baik dari sisi sosial maupun dunia bisnis, sudah berdasar teknologi. Sama
halnya dengan Digital Media Ecosystem bahwa kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat
dan berimbang sudah merupakan suatu keniscayaan di era ini.

Dari situs niagahoster.co.id menjelaskan bahwa website adalah sebuah kumpulan halaman
yang berisi informasi tertentu dan dapat diakses oleh banyak orang melalui internet. Kata aggregator
diambil dari padanan kata Bahasa inggris yaitu aggregate yang berarti mengumpulkan atau jumlah
keseluruhan. Dilansir dari Glints, aggregator adalah situs yang mengumpulkan konten dari berbagai
sumber online dan menempatkannya dalam satu tempat khusus. Selain itu, mereka juga harus
memberikan link ke konten aslinya agar tidak dianggap sebagai pencurian hak cipta. Contoh
aggregator yang paling sering ditemui adalah Google News, Babeh News, dan Line Today.

Media sosial tentu tak luput dibahas karena memiliki peran yang sangat besar pula. Twitter
salah satunya, digunakan untuk mentracking berita berdasarkan trending yang ada sehingga content
creator lebih mudah memahami kondisi dan minat pembacanya secara cepat dan akurat. Dengan
menaruh link berita pada media sosial memberi kecepatan akses informasi kepada para pembaca
sehingga peluang mendapatkan traffic secara organik lebih mudah.

Persona (target audiens)

Menetukan persona tentunya juga sangat penting dan mutlak. Merancang persona
merupakan cara terbaik untuk mengetahui target pembaca yang akan disasar. Tanpa persona,
sangat susah untuk mengetahui profil audiens sehingga berdampak pula dalam menentukan
pembuatan konten seperti apa yang akan dibuat. Cara paling mudah adalah dengan menggunakan
layanan analitik yang dapat menampilkan statistik pengunjung pada sebuah situs web atau aplikasi
mobile. Sudah banyak analytic tools yang tersedia seperti Google analytics, Alexa, Comscore, dan
lain-lain. Tools tersebut dapat membantu kita mengetahui seperti kisaran umur dan jenis kelamin
pembaca sehingga memberikan kemudahan dalam mengatur persona pada content yang akan
dibuat selanjutnya.
Tentu yang dilakukan Promedia Teknologi Indonesia pada pelatihan kali ini dan sebelum-
sebelumnya sangat bermanfaat dan juga dengan harapan agar dapat menumbuhkan kreatifitas anak
muda dan memberikan wadah seluas-luasnya kepada para content creator untuk berkarya di
Indonesia khususnya pada ranah digital.

Anda mungkin juga menyukai