Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tsania Rahmawati

NIM : 220421802002
Off / Prodi : A22 / S2 Akuntansi
Mata Kuliah : Teori Akuntansi

TUGAS RESUME 7: REVIEW ARTIKEL


ARTIKEL 1: “Relativitas Lingustik dalam Akuntansi”
Ahmed Belkaoui, 1978

1. Pendahuluan :
a. Latar Belakang: Akuntansi dikatakan sebagai bahasa bagi para pelaku bisnis
untuk membuat sebuah keputusan atau perilaku tertentu (Jain, 1973, pp. 95-
104).
b. Research Gap : Sebagai bahasa, akuntansi mencakup karakteristik leksikal
(makna asli) dan gramatikal (makna sesuai dengan konteks kalimat) yang
berperan dalam konsepsi dunia, juga membentuk persepsi dan pemikiran
orang-orang yang telah mengasimilasi disiplin akuntansi
c. Kebaruan : Berangkat dari teori relativitas lingustik dalam studi bahasa
dan hipotesis Sapir-Whorf, peneliti mencoba untuk mengevaluasi teori
tersebut dalam konteks akuntansi.
d. Manfaat : Menjelaskan bahwa karakteristik leksikal dan gramatikal
(tata bahasa) akuntansi dapat membentuk persepsi pengguna akuntansi.
2. Kajian Teori :
a. Studi Bahasa : Studi bahasa difokuskan terutama pada empat bidang,
yaitu: i) linguistik struktural, ii) psikolinguistik perkembangan, iii)
relativitas linguistik, dan iv) sosiolingustik.
i. Lingustik struktural berkaitan dengan proses perolehan bahasa dan
identifikasi sifat structural formal.
ii. Psikolinguistik perkembangan, upaya diarahkan pada pemerolehan
dan penggunaan bahasa sebagai contoh khusus dari fungsi kognitif
yang lebih umum (Chomsky, 1965, 1969; Fodor, 1966)
iii. Relativitas linguistik berfokus pada peran bahasa dalam konsepsi
tentang dunia, yakni penutur satu bahasa berbeda dengan penutur
bahasa lain (relatif)
iv. Sosiolinguistik mengkaji interaksi antara dua aspek perilaku
manusia, penggunaan bahasa dan organisasi perilaku manusia.
Artinya penggunaan bahasa yang diterima dalam komunitas sosial.
b. Hipotesis Sapir-Whorf : Hipotesis relativitas linguistik oleh Whorf (1956)
berbeda dengan pandangan netral tentang bahasa, hipotesis relativitas
budaya, atau hipotesis refleksi linguistik
i. Pandangan netral: bahasa menyediakan inventaris verbal item nyata
di dunia
Hipotesis relativitas linguistik: inventaris tidak diberikan secara
independen dari bahasa
Nama : Tsania Rahmawati
NIM : 220421802002
Off / Prodi : A22 / S2 Akuntansi
Mata Kuliah : Teori Akuntansi

ii. Hipotesis relativitas budaya: pola budaya adalah penentu dari


perilaku
Hipotesis relativitas linguistik: pola budaya dipengaruhi oleh
kategori bahasa
iii. Hipotesis refleksi linguistik: bahasa mencerminkan perilaku dan
orientasi tertentu
Hipotesis relativistik linguistik: struktur dan penggunaan bahasa
adalah dasar dan semua perilaku dipengaruhi oleh bahasa
c. Sistematisasi hipotesis sapir whorf: Sistematisasi oleh Fishman (1960)
menggunakan skema analitik empat lipat antara dua tingkat bahasa (leksikal
dan gramatikal) dan dua jenis perilaku (linguistik dan non linguistik).
3. Metodologi: merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif yang berusaha
menjelaskan sistematisasi hipotesis sapir-whorf yaitu 4 proposisi yang diturunkan
dari paradigma relativitas linguistik terhadap temuan penelitian tentang dampak
informasi akuntansi pada perilaku pengguna.
4. Hasil Temuan dan Pembahasan
a. Akuntansi sebagai bahasa
i. Davidson, Schindler & Weil, 1974: akuntansi sering disebut bahasa
bisnis, salah satu sarana untuk mengkomunikasikan informasi
tentang bisnis.
ii. Horngren (1974): Akuntansi adalah bahasa dengan kosakata khusus
yang ditujukan untuk menyampaikan kisah keuangan organisasi
melalui laporan keuangan perusahaan.
iii. Anthony & Reece (1975): akuntansi memiliki banyak dialek, artinya
tiap akuntan memiliki perbedaan pendapat tentang bagaimana
peristiwa tertentu harus dicatat
Menurut Hawes (1975) terdapat dua komponen bahasa, yaitu simbol
(leksikal) dan aturan gramatikal.
i. Simbol leksikal: representasi simbolik atau unit kata yang
“bermakna” yang dapat diidentifikasika dalam bahasa apapun.
ii. Tata bahasa atau gramatikal: mengacu pada seperangkat prosedur
umum yang digunakan untuk pembuatan semua data keuangan
bisnis.
b. Sistematisasi Relativisme Linguistik dalam Akuntansi
i. Hubungan antara leksikal dan perilaku linguistik pengguna.
Representasi simbolis akuntansi digunakan untuk berbicara atau
memecahkan masalah fenomena bisnis yang tidak dapat diselesaikan
dengan mudah oleh non-pengguna
ii. Hubungan leksikal dan perilaku non linguistik
Representasi simbolis dimungkinkan untuk melakukan tugas non
linguistik lebih cepat atau lebih lengkap daripada yang tidak
Nama : Tsania Rahmawati
NIM : 220421802002
Off / Prodi : A22 / S2 Akuntansi
Mata Kuliah : Teori Akuntansi

iii. Hubungan antara aturan manipulasi akuntansi dan perilaku


linguistik.
Pengguna yang memiliki aturan tata bahasa akuntansi cenderung
memiliki gaya atau penekanan manajerial yang berbeda dari mereka
yang tidak.
iv. Hubungan antara aturan manipulasi dan perilaku non linguistik
Teknik akuntansi cenderung memfasilitasi perilaku manajerial
nonlinguistik lebih sulit di pihak pengguna.
5. Kesimpulan
Akuntansi menurut hipotesis Sapir-Whorf, karakteristik leksikal dan aturan tata
bahasa akan mempengaruhi perilaku linguistik dan nonlinguistik pengguna.
Perilaku pengguna didasarkan pada pemahaman relatif mereka tentang perbedaan
leksikal dan aturan bahasa tertentu dalam akuntansi. Penelitian selanjutnya
diharapkan tidak hanya mampu menerapkan paradigma relativitas linguistik untuk
akuntansi, tetapi juga dengan evaluasi kemungkinan integrasi akuntansi dengan
bidang linguistik lainnya.
Nama : Tsania Rahmawati
NIM : 220421802002
Off / Prodi : A22 / S2 Akuntansi
Mata Kuliah : Teori Akuntansi

ARTIKEL 2: “Semiologika Akuntansi Keuangan: Sebuah Konseptualisasi non-


esensialis dari Neraca IFRS”
Shaul Hayoun, 2018
1. Pendahuluan :
a. Latar Belakang: Akuntansi dianggap tidak memiliki esensi, tetapi mampu
memberikan kekuatan yang signifikan bagi para pemangku kepentingan
untuk memajukan dan mengubah lingkungan mereka, sehingga akuntansi
dianggap sangat penting bagi representasi kehidupan sosial dan ekonomi
yang paling kuat saat ini (Miller dan Power, 2013).
b. Research Gap : Penelitian akuntansi banyak berfokus pada studi sosial dan
kurang memperhatikan kualitas spesifik dari teknologi akuntansi itu sendiri
(penekanan pada apa yang dilakukan akuntansi dan bagaimana perlakuan
dan konsekuensinya)
c. Kebaruan : menambah perspektif semiotik ke perspektif historis
melalui penyidikan karakteristik laporan neraca di bawah IFRS
d. Manfaat :
i. menjelaskan non-esensi akuntansi dengan berfokus pada teknologi
akuntansi keuangan yang berbeda yaitu laporan keuangan
ii. Melengkapi perspektif sosio-historis akuntansi dengan
menggunakan perspektif semiotika
2. Kajian Teori :
a. Non-esensi akuntansi
Faktor yang terlibat dalam non-esensi akuntansi:
i. Multiplisitas tujuan laporan keuangan: laporan keuangan dapat
melayani proyek politik (Thompson, 1987); model berorientasi
tujuan alternatif untuk pengguna informasi akuntansi (Mattesich,
1995)
ii. Ketidakjelasan dan keterbukaan standar akuntansi: memungkinkan
ruang untuk interpretasi masing-masing individu
iii. Dasar teoritisnya yang ambigu: akuntansi berpotensi melayani
banyak kepentingan sebagai alat kekuasaan, karena dasar
pengetahuannya memiliki status teoritis yang ambigu.
b. Kurangnya perhatian pada teknologi akuntansi keuangan: kurangnya
keunikan karena teori yang diimpor dari bidang lain tidak unik untuk
akuntansi, tetapi bersifat umum sehingga dapat digunakan untuk
menjelaskan fenomena sosial lainnya
c. Semiologi Akuntansi: Semiologi adalah ilmu yang mengkaji tanda-tanda
pada suatu objek untuk mengetahui makna yang terkandung. Kajian
semiotik akuntansi yaitu “semua bentuk akuntansi, dari catatan buku paling
kuno hingga sistem kontemporer menunjukkan atribut tertentu: penamaan,
penghitungan, dan pencatatan yang dilakukan dalam beberapa bentuk tanda
Nama : Tsania Rahmawati
NIM : 220421802002
Off / Prodi : A22 / S2 Akuntansi
Mata Kuliah : Teori Akuntansi

bahasa dari kumpulan entitas atau kegiatan.” (Ezzamel dan Hoskin, 2002,
hlm. 359)
3. Metodologi : mengambil pendekatan interdisipliner dalam kerangka
teoritis pengakuan IFRS dan prinsip-prinsip pengukuran yang mendasari laporan
posisi keuangan. Ini memobilisasi teori tanda Saussure dan Barthes - semiologi,
karena memberikan penggambaran yang berarti dari akuntansi keuangan,
membawa operasi konstruksi pengetahuan numerik-linguistik yang berbeda.
4. Hasil Temuan dan Pembahasan:
a. Konsep artikulasi timbal balik memberikan alternatif untuk membatasi
kategori yang luas menjadi lebih sempit, contohnya dalam konteks
pengakuan aset tak berwujud yang ditentukan oleh IASB, bahwa aset tidak
berwujud perlu diidentifikasi sehingga dapat dibedakan dari goodwill. (IAS
38)
b. Aset yang berwujud seperti tanah dan bangunan sering dianggap tidak
terpisahkan untuk tujuan hukum, tetapi untuk tujuan pengakuan mereka
dihitung secara terpisah (IAS 16)
c. Entri akuntansi bukanlah representasi dari sumber daya ekonomi yang
sudah ada sebelumnya, melainkan keduanya saling dibentuk dengan
membatasi sumber daya/aset dari kategori yang lebih luas. Artikulasi
berbasis penilaian semacam itu menghasilkan konstelasi nilai, di mana nilai
aset hanyalah produk relasional dari nilai lain.
5. Kesimpulan :
Logika semiotik akuntansi itu penting karena kita tidak dapat sepenuhnya
memahami kontingensi bahasa tanpa memahami karakteristik khas sebagai sistem
tanda karena keduanya mendukung satu sama lain. Demikian pula tidak dapat
menjelaskan akuntansi sebagai sosial budaya tanpa membongkar karakteristik
semiotikanya.
Makalah ini menambahkan formulasi logika semiotik non-esensialis dalam
semiologika laporan keuangan. Hal ini menyoroti peran logika seperti dugaan
epistemologis untuk akuntansi - timbal balik masyarakat, di mana akuntansi adalah
produk lunak dari, dan digunakan untuk mengerahkan kekuasaan atas, lingkungan
sosialnya.

Anda mungkin juga menyukai