Anda di halaman 1dari 4

Fenomena Game Online di Kalangan remaja

Perkembangan teknologi di era industri 4.0 sudah sangat pesat dan tidak bisa
dibendung. Perkembangan teknologi yang pesat telah melahirkan berbagai jenis aplikasi yang
menarik perhatian berbagai kalangan masyarakat. Kalangan muda maupun kalangan orang
dewasa berlomba lomba mengunduh aplikasi menarik yang disajiikan di internet (Play Store
dan App Store). Salah satu aplikasi yang sangat popular dan menyita perhatian publik saat ini
adalah game online. Game online merupakan salah satu game yang berbasis akun atau game
yang bisa dimainkan dengan perangkat yang berbeda. Artinya, dengan bermodalkan akun
game online, seorang bisa bermain game ini dimanapun, kapanpun, dan menggunakan
perangkat apapun (smartphone, tablet dan komputer). Ada banyak game online yang sering
dimainkan oleh masyarakat antara lain Mobile legend, PUBG, Free Fire dan masih banyak
game lainnya. Dengan desain grafisnya yang menarik, berkontenkan perang dan
menyediakan berbagai jenis animasi senjata yang menarik, game - game tersebut sungguh
membuat publik tergiur.

Seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, penghobi game online tanah air
juga bertambah setiap harinya. Hal tersebut, menyebabkan Indonesia diklaim sebagai negara
pasar mobile gaming terbesar di Asia Tenggara. Dengan pengguna game online aktif
sebanyak 60 juta orang yang terdiri dari kaum laki - laki, kaum perempuan, orang dewasa,
orang muda dan anak–anak. Mendengar berita tersebut, sebagai warga negara indonesia,
apakah kita patut bergembira? Mungkin bagi para pencinta game online menjawab "ya!"
ketertarikan bermain game online di kalangan pelajar sudah menjadi satu fenomena yang
memprihatinkan dan perlu ditanggapi secara serius karena ketertarikan orang untuk bermain
game online berdampak krusial bagi beberapa kalangan masyarakat, khusunya kalangan
pelajar atau mahasiswa. 

Fenomena game online juga menjadi satu ketakutan publik di seluruh dunia, secara
umum, dan di Indonesia, secara khusus, karena dampak negatif dari game ini sudah mulai
merajalela dan sudah diberitakan secara universal di berbagai media online maupun media
cetak. Meskipun beberapa kalangan mengatakan bahwa bermain game online juga
mempunyai dampak positif, seperti, mengurangi stress, melatih kemampuan berbahasa
inggris, dan lain sebagainya. Namun pada tulisan ini, penulis akan menyampaikan tiga
dampak negatif yang terjadi di kalangan masyarakat, khusus kalangan pelajar atau mahasiswa
akibat kecanduan bermain game online.
Pertama, menurunnya semangat belajar siswa. Eksistensi game online di tengah
kalangan pelajar atau mahasiswa benar -- benar menyita waktu belajar siswa. Banyak pelajar
atau mahasiswa kesulitan mengatur waktu belajarnya dengan baik karena pelajar yang
kecanduan game online lebih memprioritaskan waktunya untuk bermain game dibandingkan
dengan belajar.  Bahkan, banyak pelajar yang mengaku menghabiskan waktu semalaman atau
bergadang hanya untuk bermain game online dibanding belajar. Padahal, para generasi
penerus bangsa tersebut dikirim orang tuanya dari berbagai daerah untuk belajar. Lebih
sadisnya, tidak sedikit pelajar atau mahasiswa yang notabenenya adalah penerus bangsa
bermain game online ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Bermodalkan
mendapat tempat duduk dideretan kursi paling belakang, para siswa mulai melakukan aksinya
dengan bermain game online. 

Para pelajar atau mahasiswa tersebut sepertinya sudah tidak peduli dengan guru atau
dosen yang sedang mengajar di depan kelas karena sudah kecanduan bermain game online.
Peristiwa yang menyedihkan tersebut sering penulis dapati di kalangan pelajar atau
mahasiswa. Menurunnya semangat belajar siswa akibat bermain game online tersebut akan
berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan bahkan mengecewakan
banyak kalangan di akhir semester. Orang tua, dan para guru sering mengeluh, ketika
mendapati hasil belajar siswa yang buruk. Kedua, hilangnya budaya interaksi sosial. Pelajar
yang kecanduan game online cenderung menyendiri untuk bermain game online dibanding
berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Menurut pandangan penulis, pelajar yang kecanduan
game online sepertinya merasa dirinya serba kecukupan dengan bermain game online. Pelajar
tersebut tidak lagi membutuhkan orang lain untuk mengkomunikasikan hal -- hal penting
yang ada dalam hidupnya.

Ciri - ciri pelajar yang kecanduan game online tersebut digolongkan kedalam penyakit
kelainan mental oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) pada tahun 2018 lalu.

Ketidakefektifan interaksi sosial dalam diri pelajar akibat bermain game online juga
berdampak pada proses belajar siswa yang kurang maksimal. Mengapa penulis katakan
demikian, karena pelajar atau mahasiswa yang kecanduan game online cenderung malas
mengkomukasikan tugas rumah dengan teman -- teman atau gururnya. Hal tersebut
berdampak pada hasil belajar yang buruk.
Ketiga, pelajar yang kecanduan game online dapat memicu tindakan desktruktif yang
dapat merugikan orang lain. Tindakan tersebut seperti mengambil uang orang tua dan lebih
parah lagi mengambil uang orang lain untuk membeli pulsa atau membayar warnet untuk
bermain game online. Tindakan pelajar tersebut merupakan tindakan yang sangat
menyedihkan. Seperti yang dimuat dalam harian online pos-kupang.com, seorang ibu di
Kediri, Jawa Timur, yang mendapat tagihan transaksi game online hingga jutaan rupiah
lantaran ulah anaknya. Dan, dalam harian online, pos-kupang.com, tanggal, 31 Januari 2018,
Seorang anak laki-laki dari Guangzhou, China yang menderita leukimia telah menggunakan
uang perawatannya untuk main game online.

Dalam lingkungan hidup kita sehari -- hari, sering didapati banyak pelajar yang
kecanduan game online, menghabiskan uangnya hanya untuk bermain game online. Padahal,
pelajar tersebut masih mengharapkan uang dari orang tunya. Ada pun uang digunakan untuk
membayar billig warnet game center dan membeli senjata atau alat  dari suatu game
online. Tidak hanya  itu, banyak pelajar  menghabiskan uang hingga ratusan ribu rupiah
hanya untuk membeli pulsa dan bermain game online. Menurut penulis, tindakan tersebut
sudah sangat berlebihan dan perlu diperhatikan secara khusus. Langka yang harus diambil
untuk meminimalisir dampak negatif game online terhadap pelajar.

Para pelajar atau mahasiswa adalah penerus bangsa, maka, saya, anda, dan siapapun,
tidak boleh membiarkan prestasi belajar anak bangsa menurun.Bila kita ingin agar masalah --
masalah dari dampak game online tersebut tidak menyebar ke generasi-generasi yang lain,
persoalan ini harus ditanggapi secara serius. Ada beberapa langkah yang bisa diambil.
Pertama, orangtua adalah toko yang berperan penting dalam proses perkembangan anak. Oleh
karena itu, kontrol sosial yang dilakukan orang terhadap pola hidup anak perlu dilakukan
secara rutin. Orangtua harus mengarahkan anak kepada pola hidup yang teratur agar anak
tidak mudah terpengaruh dengan dunia game online. Orangtua juga harus menjelaskan secara
tegas mengenai dampak negatif dari game online kepada anak, dengan menunjukkan contoh
-- contoh dampak negatif game online yang diberitakan di media. Hal ini dilakukan agar
pemahaman anak terbuka luas mengenai dampak negatif dari game online tersebut.

Kedua, perlu adanya tanggapan serius dari pemerintah. Game online sudah menjadi
satu fenomena yang menakutkan saat ini. Kasus -- kasus akibat dari game online juga sudah
bermunculan dari berbagai kalangan. Terlebih lagi pada tahun 2018 lalu WHO (Organisasi
Kesehatan Dunia) telah menetapkan, bahwa, pelajar  yang kecanduan game online tergolong
dalam penyakit kelainan mental.

Kasus-kasus tersebut tidak boleh diabaikan atau dibiarkan saja ada di tengah masyarakat
khususnya kaum pelajar. Perlu adanya tidakan khusus dari pemerintah untuk meminimalisir
kasus-kasus tersebut, seperti, pemerintah secara tegas mensosialisasikan dampak negatif dari
game online tersebut kepada masyarakat, khususnya pelajar agar pelajar tidak mudah masuk
ke dalam dunia game online. Ketiga, seperti yang kita ketahui, para pendidik (guru dan
dosen) juga berperan penting dalam perkembangan akademik maupun karakter pelajar. Oleh
karena itu, para pendidik juga berperan untuk menyuarakan secara terus menerus dan tegas
mengenai dampak negatif dari game online tersebut kepada pelajar. Para pendidik juga harus
mengajak para pelajar untuk tetap belajar dan meraih impian.Bila problematika game online
di kalangan pelajar ditanggapi dengan serius, alhasil, negara kita akan menghasilkan generasi
- generasi penerus bangsa yang cerdas, beritikat baik dan menjadi penerus bangsa yang
bermutu.

Anda mungkin juga menyukai