Anda di halaman 1dari 6

NAMA : PARAS NOVIA PRATIWI

NIM : 11713201328

KELAS : BK VI.A

UAS PSIKOLOGI KONSELING

1. Pada kesempatan kali ini dan dengan keterbatasan sosial distancing serta berbagai
protocol keselamatan covid 19 yang harus tetap dipatuhi, saya memilih mewawancarai
narasumber saya menggunakan video call yang nnatinya akan saya lampirkan bukti
wawancaranya di bagian bawah. Kali ini saya akan mewawancarai salah satu teman SMA
saya yang bernama Shania Salsabilla, beliau adalah salah satu mahasiswi di salah satu
perguruan tinggi swasta di Pekanbaru, beliau juga tinggal di Kota Pekanbaru. Selain itu Cen
panggilan akrabnya ini juga memiliki usaha dalam bidang fashion seperti jilbab, outer, celana,
rok, totebag yang seluruhnya dibuat sendiri oleh Cen.
Nah adanya covid 19 ini sedikit banyaknya tentu berpengaruh pada perkuliahannya,
usahanya dan kehidupan sehari-harinya, sama dengan yang lainnya. Cen juga menceritakan
karena adanya Covid 19 ini dia harus kuliah daring seperti teman-teman lainnya, selain itu ini
juga memberikan kendalan pada penyelesaian study nya, banyak hal yang seharusnya dapat
dilakukan Cen pada tahun ini seperti sempro, bimbingan dan lain sebagainya, sehingga dia
dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.
Selain berdampak pada pendidikannya, covid 19 ini juga berdampak pada usahanya,
setidaknya banyak orang yang mengalami pemutusan kerja ataupun dirumahkan, tentunya
menyulitkan orang-orang tersebut untuk berbelanja apalagi berbelanja fashion. Seruan untuk
lebih baik dirumah saja juga berpengaruh pada tingkat keinginan berbelajanja fashion orang-
orang diluar sana, sehingga dua bulan terakhir ini Cen mengaku cukup ngosngosan untuk
membayar outlate dan juga gaji karyawannya. Ditambah lagi penjualan yang cukup menurun
drastis.
Sementara itu dari berbagai dampak yang dirasakan oleh Cen, ada hal lain yang dapat
dirasa positive bagi cen karena pandemic ini. Kegiatan sehari-hari yang harus keluar rumah
selain harus kuliah ataupun mengurus bisnis nya, membuat Cen kurang memiliki waktu untuk
keluarganya, belum lagi di weekend yang biasanya diisi cen dengan mengecek toko total atau
bertemu orang yang ingin bekerjasama dengan usahanya. Karena adanya pandemi ini yang
mengharuskan toko tutup, dan harus dirumah saja membuat Cen memiliki banyak waktu
bersama keluargnya ditambah lagi abang sulungnya yang harus pulang dari luar kota karena
harus kuliah online juga.
Tidak lupa pula kegiatan dirumah yang dihabiskan bersama keluarganya membuat cen
lebih sering memasak, baik itu kue ataupun makanan berat yang sering di bagi-bagikannya
dengan tetangga sekitar, sama halnya dengan tetangganya sendiri mereka pun sering kali
bertukar makanan, yang biasanya sangat jarang mereka lakukan karena kesibukan masing-
masing.
Sebagai orang yang beberapa tahun belakangan ini mengenal Cen, tentunya saya tidak
ambil diam dalam membantu kesulitan dari dampak covid 19 ini, saya juga menyarankan
pada Cen, karena usahanya bergerak dalam bidang fashion tentunya bergelut dengan bahan
baku kain, saya menyarankan cen untuk membuat inovasi baru seperti masker, sehingga
dengan harga yang terjangkau akan mendapatkan minat yang banyak dari para konsumen
selain juga dibutuhkan. Tetap memotivasi Cen agar semangat dalam study nya dan usahanya
karena sudah dirintis dari dasar menjadi salah satu motivasi lain saya bagi Cen yang sedang
terkena dampak covid 19.

Dokumentasi:
2. Perbedaan dari attending behavior, client observation skill dan encourage terletak pada
penempatan verbal maupun non verbal dari konselornya, serta fungsi dari ketiganya ini. Kalau
attending behavior lebih kepada konselor yang menghampiri klient, dengan bertanya,
merespon serta mencatat dan juga memberikan komentar pada klient, perlakuan konselor ini
tentunya diharapkan dapat memberikan kesan diperhatikannya klien oleh si konselor.
Lain hal nya dengan client observation skill, nah disini konselor lebih kepada memperhatikan
klient baik dengan memperhatikan ekspresi wajah, cerita maupun tingkah laku dari klient
guna mencocokkan kebenaran dengan apa yang disampaikan oleh klient. Dengan begitu
barulah dapat mengaplikasikan keterampilan dasar apa yang dapat diberikan pada klient
tersebut.
Sementara itu encourage lebih kepada pemerhatian respon konselor menggunakan verbal
maupun nonverbal, misalnya dengan mengulang kata-kata kunci dan juga memberikan respon
anggukan. Sehingga klien merasa dimengerti dan juga dipahami sehingga klient merasa
nyaman dan lebih dalam lagi untuk bercerita.
3. Perbedaan dari konseling gestalt dan RET yakni kalau konseling gestalt si klient di harapkan
mampu memilih hal apa yang harus dilakukannya guna dapat menyelesaikan masalh-
masalhnya dan diharapkan mampu menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan orang lain jadi
klient dituntut untuk lebih mandiri lagi, lain halnya dengan RET dimana klient diminta
merasionalkan pemikiran dari yang irasional dan mengatur emosionalnya.
4. Pandemic yang menundia ini tidak dapat di hindari lagi, berbagai sector terdampak tidak
terkecuali pendidikan, tentunya berbagai masalah baru muncul yang berbeda dengan biasanya,
dengan aturan pemerintah untuk sosial distancing menyulit kan setiap orang dalam melakukan
konseling sebenarnya, namun tidak pada zaman yang di pengaruhi oleh teknologi seperti
sekarang ini. Berbagai aplikasi yang menyediakan konseling tersedia di berbagai platform
dengan sekali download dan biaya yang tidak begitu mahal. Ini merupakan inovasi dan juga
langkah besar di tengah kebutuhan orang di tengah pandemic yang kita sama-sama tahu ntah
kapan berakhirnya. Dengan menggunakan aplikasi semua orangt tetap dapat konseling dengan
aman dan lebih mudah serta efisien.
5. Bercerita tentang agen of changes, role model saya sendiri adalah Maudy Ayunda ada alasan
tersendiri mengapa beliau menjadi panutan saya dalam berkarya dan berprestasi. Maudy
Ayunda merupakan penyanyi dan aktris asal Indonesia, beberapa film yang pernah beliau
perankan salah satunya Perahu Kertas dan baru-baru ini beliau berperan menjadi Ainun di
film Habibie & Ainun 3. Selain prestasinya di bidang film, dibidang music beliau telah
menghasilkan beberapa karya salah satu lagunya yang terkenal adalah Perahu Kertas yang
merupakan Soundtrack dari filmnya sendiri.
Selain itu masih banyak lagi lagu-lagunya yang hits di tanah air, bukan hanya itu saja yang
membuat saya semakin kagum dengan Maudy Ayunda adalah prestasinya dibidang akademik.
Setelah menempuh pendidikan di Oxford University yang menggemparkan warga Indonesia
adalah Maudy diterima di dua universitas bergengsi dunia yakni Stanford University dan
Hardvard University meskipun pada akhirnya dia menjatuhkan pilihannya pada Stanford
untuk melanjutkan pendidikan nya, di didik sejak kecil oleh orangtuanya untuk rajin membaca
buku menjadikan kebiasaan nya hingga dewasa membaca buku. Sosok Maudy Ayunda
merubah diri saya untuk berkarya dan berprestasi, membuat saya terus belajar dan termotivasi
untuk terus melakukan perubahan ke hal yang lebih baik lagi dalam diri saya sendiri.

TUGAS MANDIRI

KATANYA TEMPAT KEMBALI?

Tema: Keluarga

Hidup dalam 24 jam sehari bagi sebagian orang mungkin kurang untuk sekedar
beraktivitas, bercengkrama, beribadah ataupun bersenang-senang, dan bagi sebagian orang
sisanya waktu ini cukup dalam kehidupan sehari-harinya, bahkan mungkin bagi sebagian kecil
lagi sulit untuk menghabiskan waktu tersebut. Kurang, cukup ataupun lebih adalah pilihan bagi
setiap orang, karena sejatinya hanya setiap individulah yang mampu mengatur waktunya masing-
masing. Lelah, bahagia ataupun sedih setelah berkelana seharian diluar tentunya membutuhkan
tempat untuk kembali pulang, tidak hanya sebagai tempat beristirahat disaat lelah memupuk di
pundak si pekerja keras, atau tempat berbagi tawa disaat si pejuang menang tender pada
perusahaannya, bahkan mungkin tempat untuk berbagi tangis bagi si bos yang kebingungan
mencari pilihan yang tepat.
Rumah… tempat kembalinya pulang setiap orang disaat lelah, tawa dan tangis
menghujam di sepanjang hari si petinggi, menengah ataupun bawahan. Tempat berkumpulnya
keluarga yang seharusnya menjadi tempat untuk pulang kata mereka si pujangga handal, tapi
tampaknya semakin kesini sebutan rumah sebagai tempat untuk pulang bertemu keluarga
semakin terkikis oleh masing-masing ego setiap penghuninya.

Opini orangtua yang membeludak mengenai hebat dan terbaiknya pendidikan di kota-
kota pelajar membuat merelakan anaknya untuk bersekolah setinggi-tinggi nya diluar sana
menjadi hal yang lumrah, mengokohkan keteguhan diri hanya dengan kepercayaan tidaklah
cukup, apalagi dengan mengesampingkan sosok rumah yang pastinya tidak didapatkan diluar
sana. Jauh dari yang mereka sebut rumah dan di berikan seonggok kepercayaan bagi sebagian
orang tidaklah cukup untuk meluapkan lelah tubuhnya mengerjakan laporan hingga pagi buta
tanpa terlelap, tidak cukup untuk meluapkan sedih hatinya ketika harus dikecewakan hamba
lainnya bahkan pula tidak cukup untuk meluapkan kesenangan dalam dirinya ketika di notice
dalam keberhasilan di proses pembelajarannya. Maka dari itu takayal ketika jauh dari keluarga
sebagai tempat untuk meluapkan isi hati, belasan sloki amer bagi sebagian orang menjadi tempat
pelarian pengganti rumah mereka. Kembali lagi hanya karna sejumput ego dari si penghuni
rumah.

Berpikir bekerja di kota besar sebagai peluang guna mensukseskan diri, dengan
meninggikan ego untuk tidak menetap di rumah bersama keluarga, berfikir dinginnya pagi dan
malam bisa saja hilang dengan tebalnya selimut, teriknya matahari ibu kota bisa padam ketika
masuk ke ruangan AC tanpa butuh pelukan menghangatkan dari keluarga dan teduhnya rumah
lagi. Mungkin pemikiran ini akan bertahan 3 sampai 5 bulan awal bagi mereka, dan sisanya?
Takayal setelah belasan sloki yang pasti di teguk, cuddle menjadi salah satu pilihan ketika
keluarga terlalu jauh untuk digunakan bahunya dan bahkan mungkin one night stand bisa
menjadi salah satu langkah akhir dari segalanya. Kembali lagi hanya karna sejumput ego dari si
penghuni rumah.

Berbagai hal yang tampak jelas ataupun samar mengenai pentingnya sosok keluarga di
sepanjang langkah perjalanan kita terkadang masih saja kalah dengan ego yang tinggi akan
kesuksesan ataupun keberhasilan dipandang orang lain. Cerita dari perantauan tentang sulitnya
jauh dari rumah hanya dianggap bualan bagi mereka si pemula, namun ketika semua sudah
terjadi, ketika suasana sudah berganti rasanya keberhasilan serta kesuksesan tidak sebanding
materinya dengan waktu dan jarak yang jauh meninggalkan keluarga. Semua pilihan kembali
pada individunya, menetap di tempat asal bukan berarti tidak mampu berhasil dan beranjak dari
tempat asal juga tidak semuanya berhasil. Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai