Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

MK PTEP6002 KOMUNIKASI PENDIDIKAN


SEMESTER GASAL 2020/2021

Nama : Yolanda Asri Ventiana


NIM : 200121601218
Offering : A2C
Mata kuliah : Komunikasi Pendidikan

1. Keberhasilan Komunikasi
Pengalaman saya terkait keberhasilan komunikasi yaitu saat saya mengikuti lomba
Business Plan di Radar Kediri dengan tim saya. Dari awal pencarian anggota, saya
memutuskan untuk memilih anggota yang memang sudah kenal satu sama lain sehingga
saat berkomunikasi tidak terasa begitu canggung. Kami mengadakan pertemuan rutin
seminggu satu kali dalam jangka waktu dua bulan dan membagi tugas sesuai kemampuan
masing-masing. Selain itu, kami juga terus menerus berkomunikasi dengan guru
pembimbing saya saat itu agar apa yang kami rencanakan sesuai dengan kesepakatan
bersama. Dari pencarian ide, membuat judul, dan pembuatan proposal kami saling
berkonsultasi satu sama lain, baik antar anggota kelompok maupun kepada guru
pembimbing. Saran dari guru selalu kami jadikan acuan pada proses pembuatan rencana
bisnis tersebut dari awal sampai akhir. Waktu hari-H presentasi di depan juri, kami juga
membagi bagian presentasi yang dikuasai oleh masing-masing anggota agar tidak terjadi
kekeliruan saat menjelaskan. Koordinasi dan komunikasi yang baik tersebut yang
membuat kami bisa memenangkan lomba dan menjadi juara pertama.

Analisis dan Komentar


Dari pengalaman saya tersebut, komunikasi yang saya lakukan termasuk ke dalam
komunikasi kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005). Lebih tepatnya digolongkan sebagai kelompok primer, kelompok utama
atau kelompok yang langsung berhubungan dengan individu yang lain. Dalam
perundingan antar anggota kelompok, kami memiliki persepsi yang berbeda-beda
sehingga esensi komunikasi di sini berperan untu menyamakan persepsi antar anggota.
Keberhasilan komunikasi yang kami lakukan juga karena kami memang sudah kenal lama,
hal ini sesuai dengan salah satu faktor keberhasilan komunikasi, yaitu karena adanya
tingkat kedekatan yang cukup dekat antara komunikator dan komunikan.

2. Kegagalan Komunikasi
Pengalaman saya terkait kegagalan berkomunikasi adalah waktu saya masih SMP. Pada
hari itu adalah hari raya idul fitri, saya dan kedua teman saya berniat untuk silaturahmi ke
rumah guru kami. Namun, kami tidak tahu di mana rumahnya. Di tengah jalan, kami
memutuskan untuk bertanya kepada orang. Saat kami bertanya di mana rumah guru kami
tersebut, orang itu menjawab bahwa kami harus lurus saja lalu belok kiri setelah rumah
sakit. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan sesuai dengan arahan orang tersebut.
Kami mencari-cari di mana letak rumah sakit yang dimaksud sampai sekitar satu jam,
karena kebingungan kami pun memutuskan untuk bertanya lagi pada ibu-ibu yang saat itu
ada di depan rumahnya. Saat kami tanya di mana rumah sakit di sekitar daerah itu, Ibu itu
bilang bahwa tidak ada rumah sakit sama sekali. Kami pun bingung, lantas mengapa orang
yang tadi memberi kami arahan harus belok kiri setelah rumah sakit? Pada waktu kami
pulang, kami melihat orang yang memberi kami arahan tadi berteriak-teriak di tengah
jalan. Ternyata, ia adalah orang yang mempunyai gangguan kejiwaan. Lucunya lagi,
rumah guru kami yang kami cari-cari dari tadi berada tepat di depan tempat kami bertanya
pada orang gangguan kejiwaan tadi.

Analisis dan Komentar


Alasan mengapa komunikasi yang saya lakukan kepada sesama manusia (Human
Communication) tersebut gagal adalah karena pada pihak komunikan mengalami
hambatan psikologis dalam berkomunikasi berupa kesehatan jiwa yang terganggu
sehingga apa yang telah saya sampaikan tidak bisa diolah dengan baik oleh pikiran
komunikan. Seharusnya, saat ingin bertanya atau melakukan komunikasi dengan orang
lain saya harus memperhatikan terlebih dahulu bagaimana kondisi pihak komunikan agar
tidak terjadi kegagalan komunikasi lagi.

3. Pengalaman, Kelebihan dan Kekurangan serta Ide Inovatif pada Masa Pandemi
Pada era pandemik COVID-19 ini, semua kegiatan dilaksanakan di rumah tak terkecuali
aktivitas pendidikan juga. Bagi saya yang baru saja menjadi mahasiswa juga terkena
dampaknya. Selama satu semester ini kami harus mengikuti pembelajaran secara daring.
Menurut saya pribadi, saya tidak begitu suka akan pembelajaran daring ini karena sebagai
mahasiswa baru penyesuaian terhadap materi perkuliahan jika dilakukan secara daring
hasilnya kurang optimal. Komunikasi secara daring atau disebut dengan komunikasi
virtual memang akhir-akhir ini paling sering digunakan. Pengalaman saya berkomunikasi
secara virtual adalah saat pembelajaran kuliah, waktu itu adalah mata kuliah Media
Pembelajaran dan dilaksanakan secara sinkron. Tiba-tiba listrik di daerah saya padam
sehingga sinyal pun menjadi sulit. Sehingga pada saat itu saya tidak bisa mengikuti mata
kuliah tersebut secara maksimal. Sinyal merupakan hambatan terbesar saat melakukan
komunikasi virtual ini. Walaupun begitu, komunikasi bisa juga dilakukan secara langsung
namun harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, seperti memakai masker,
menjaga jarak, dan sebagainya.

Kelebihan komunikasi pada masa pandemi ini, terutama pada komunikasi virtual adalah
komunikasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menghemat waktu, dan juga
biaya. Saat menggunakan komunikasi virtual kita tidak perlu bersusah payah
menghabiskan tenaga untuk pergi keluar rumah, cukup menggunakan telepon saja kita
sudah bisa berkomunikasi dengan orang lain.

Kekurangan dari komunikasi virtual yang dilaksanakan di masa pandemi ini ialah
omunikasi bisa terhambat oleh sinyal, jika sinyal hilang maka sudah dapat dipastikan jika
kita tidak bisa berkomunikasi. Selain itu, pembelajaran menggunakan komunikasi virtual
sangatlah tidak efektif. Ditambah lagi saat paket data habis, kita harus selalu siap sedia
membelinya setiap minggu padahal di masa sekarang ini ekonomi sedang memburuk.

Ide kreatif atau inovatif saya dalam menghadapi fenomena pandemi ini adalah karena
kehidupan di masa pandemi ini tidak terlepas dari media sosial, maka saya ingin
memanfaatkan media sosial itu dengan sebaik-baiknya. Saya ingin meng-eksplor berbagai
khasanah pengetahuan dan membagikan sesuatu yang berguna bagi orang lain melalui
media sosial. Selain itu, pemanfaatan media sosial yang baik di era pandemi ini juga bisa
dimanfaatkan untuk membuat konten kreatif seperti: video, podcast blog, dan hal lainnya.
DAFTAR RUJUKAN

Ririn Puspita Tutiasri, “Komunikasi dalam Komunikasi Kelompok”, Channel, Vol. 4, No. 1,
April 2016, hlm. 81-90.

Din Wahyudin, “Pengantar Pendidikan”, Jakarta, Universitas Terbuka, 2007, hlm. 5.

Bimo, “12 Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Komunikasi”,


https://pakarkomunikasi.com/faktor-keberhasilan-dan-kegagalan-komunikasi-wajib-
diketahui , diakses pada tanggal 19 November 2020.

Corrie, “8 Faktor Penghambat Komunikasi yang Bersifat Psikis”,


https://pakarkomunikasi.com/faktor-penghambat-komunikasi-bersifat-psikis, diakses pada
tanggal 19 November 2020.

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010,
hlm. 81

Eka Pramono Adi, “Group Communication”, Universitas Negeri Malang, hlm. 4.

Eka Pramono Adi, “Sesi-2a Esensi Komunikasi”, Universitas Negeri Malang, hlm. 9.

Anda mungkin juga menyukai